Anda di halaman 1dari 4

BAHAN BACAAN UNTUK PRESENTASI TUGAS KELOMPOK

MATKUL : FILSAFAT ILMU


ANDI ISWANDI, NURISNANENI, dan WAHID MUHSIN

Slide 3
Setelah paragraph 1
Perbedaan utama antara manusia dan binatang terletak pada kemampuan manusia untuk
mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang
dipenuhi oleh kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek yang
diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian sering
kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia inginkan,
sedangkan manusia yang paling primitif pun telah tahu mempergunakan bandringan, laso
atau melempar dengan batu. Manusia sering disebut sebagai homo faber: makhluk yang
membuat alat; dan kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan.
Berkembangnya pengetahuan tersebut memerlukan alat-alat. Untuk melakukan kegiatan
ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut
memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat

Slide 6
• Setelah paragraph 1
Suatu obyek dapat dilambangkan dengan bunyi tertentu. Misalnya, suatu alat
berbentuk runcing yang diisi tinta dan digunakan untuk menulis dilambangkan dengan
bunyi ”pena”. Untuk melambangkan warna yang sama dengan darah digunakan bunyi
”merah”. Dari kedua kata tersebut (pena dan merah) dapat dibuat sebuah kalimat
bermakna menjadi ”Andi membeli sebuah pena merah”.
• Setelah paragraph 2
Binatang tidak diberkahi dengan bahasa yang sempurna sebagaimana kita miliki, oleh
sebab itu maka binatang tidak dapat berfikir dengan baik dan mengakumulasikan
pengetahuannya lewat proses komunikasi seperti kita mengembangkan ilmu.
"Mungkin saja terdapat genius di antara para gorila, tetapi karena mereka tidak
mempunyai bahasa maka buah fikiran dan penemuan genius itu tidak tercatat dan
hilang begitu saja
 Setelah paragraph 3
Bahasa sastra sarat dengan keindahan atau estetika. Sementara itu, bahasa
agama, dari perspektif theo-oriented, merupakan bahasa kitab suci yang
preskriptif dan deskriptif, sedangkan dari perspektif anthropooriented, bisa
mengarah pada narasi filsafat atau ilmiah.

Slide 7
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau
intersubjektif, dan antiseptik.
1. Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi pengetahuan.
Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit jelas untuk menghindari
kesalahpahaman.
2. reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang
sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
3. antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif,
kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur
informatif

Slide 8
1. Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif,
deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-
pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan
afektifnya mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
2. Artinya sebuah kata sukar diberi definisi yang tepat. Katakanlah sebagai contoh
sebuah kata yang mungkin termasuk paling populer dalam perbendaharaan bahasa
Indonesia yakni kata “cinta”. Kata cinta ini sering dipakai dalam lingkup yang sangat
luas umpamanya dalam hubungan antara ibu dan anak, ayah dan anak, kakek dan
nenek, dua orang kekasih, dua orang saudara, perasaan pada tanah air, dan ikatan pada
rasa kemanusiaan yang besar. Dalam hal ini sukar bagi kita untuk memberi batasan
yang tepat dan bersifat menyeluruh
3. Kelamahan ketiga Sebuah kata kadang-kadang mempunyai lebih dari satu arti yang
berbeda umapamanya kata ilusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mempunyai
arti sebagai berikut: Ilusi: angan-angan; khayal; 1 sesuatu yang memperdaya fikiran
dengan memberikan keasan yang palsu (seperti halnya dengan para pelancong di
padang pasir yang melihat sebuah danau, yang sebenarnya tidak ada); 2 suatu gagasan
yang keliru; suatu kepercayaan yang tidak berdasar; keadaan fikiran yang
memperdaya seseorang. Di pihak lain bahasa mempunyai beberapa kata yang
memberikan arti yang sama. Umpamanya pengertian tentang “usaha kerjasama yang
terkoordinasikan dalam mencapai suatu tujuan tertentu” disebutkan sebagai
administrasi, manajemen, pengelolaan, dan tatalaksana
4. Kelemahan keempat bahasa sering bersifat berputar-putar (sirkular) dalam
mempergunakan kata-kata terutama dalam memberikan definisi. Umpamanya kata
“pengelolaan” didefinisikan sebagai “kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
organisasi”. Sedangkan “organisasi” didefinisikan sebagai “suatu bentuk kerja sama
yang merupakan wadah dari kegaitan pengelolaan.” Tak dapat dihindarkan bahwa
dalam memberikan definisi maka sebuah akta bergantung kepada kata-kata yang lian.
Hal ini sebenarnya tak ada salahnya selama kata-kata yang dipergunakan itu sudah
emmpunyai pengertian yang jelas dan bukan bersifat berputar-putar seperti tampak
pada contoh

Slide 10
Menurut Susanto ada tiga aspek penting dalam memahami logika agar mempunyai
pengertian tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran yaitu
pengertian, proposisi, dan penalaran
a. Pengertian merupakan tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia
mengenai realitas
b. Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang
dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang
terdapat di antara dua buah term
c. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan.

Keberadaan ketiga aspek tersebut sangat penting dalam memahami logika. Dimulai
dari membentuk gambaran tentang obyek yang dipahami, kemudian merangkainya
menjadi sebuah hubungan antar obyek, dan terakhir melakukan proses berpikir yang
benar untuk menghasilkan pengetahuan. Tiga aspek dalam logika tersebut harus
dipahami secara bersama-sama bagi siapapun yang hendak memahami dan melakukan
kegiatan ilmiah. Tanpa melalui ketiga proses aspek logika tersebut, manusia akan sulit
memperoleh dan menghasilkan kegiatan ilmiah yang benar.

Slide 11
Menurut Aristoteles ada dua bentuk logika yang sekarang kita kenal dengan istilah
deduksi dan induksi.
1. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik kesimpulan
dari pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh terkenal dari silogisme
adalah: Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor); si A
manusia (pernyataan antara, premis minor); dan si A akan mati (kesimpulan,
konklusi)
2. Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju pernyataan umum. Contoh:
si A adalah manusia, dan ia mati (pernyataan khusus); Muhammad, Asep, dll
adalah manusia, dan semuanya mati (pernyataan antara); dan Semua manusia
akan mati (kesimpulan)

Slide 12

Setelah paragraph 2
Misalnya, seseorang yang mengatakan: ”Saya punya satu orang adik perempuan”,
orang lain dapat menerima bahwa orang itu mempunyai satu adik, tidak mungkin 11
orang lain akan mempunyai penafsiran bahwa orang itu mempunyai dua atau tiga
orang adik.

Setelah paragraph 3
Misal, jumlah sudut sebuah lingkaran adalah 360 o. Dari pengetahuan ini dapat
dikembangkan, seperti besar sudut keliling lingkaran sama dengan setengah besar
sudut pusat jika menghadap busur yang sama
Slide 14
Setelah paragraph 2
Untuk mengetahui keadaan suatu obyek, seseorang tidak harus melakukan
pengukuran satu persatu terhadap semua obyek yang sama, tetapi cukup dengan
melakukan pengukuran terhadap sebagian obyek yang dijadikan sampel. Walaupun
pengukuran terhadap sampel tidak akan seteliti jika pengukuran dilakukan terhadap
populasinya, namun hasil dari pengukuran sampel dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai