Anda di halaman 1dari 15

REKSA DANA SAHAM:

METODE ALTERNATIF INVESTASI REKSA DANA SAHAM


PADA 5 MANAJER INVESTASI DENGAN KELOLAAN TERBESAR
DI INDONESIA PERIODE 2006-2015

Dedi Wibowo dan Sandi Nugraha Sutanto


bowo15101971@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti metode investasi manakah yang akan
memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik diantara metode lump sum dan metode
dollar-cost averaging. Penelitian ini juga meneliti apakah metode dollar-cost averaging
dapat dimodifikasi dengan cara menggunakan kinerja IHSG dan/atau nilai tukar USD/IDR
sebagai penentuan waktu investasi untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih baik. Dari
hasil pengujian backtesting, jika mempertimbangkan faktor time value of money, metode
dollar-cost averaging akan memberikan tingkat imbal hasil yang lebih baik daripada metode
lump sum untuk periode investasi 5, 8 dan 10 tahun.

Kata Kunci: backtesting, dollar-cost averaging, lump sum, mutual fund,

1. PENDAHULUAN
investor yang berpengalaman, namun akan
1.1. Latar Belakang Masalah sulit dilakukan oleh investor awam.
Prinsip investasi adalah Produk reksa dana yang merupakan
mengorbankan sesuatu saat ini dengan salah satu produk pasar modal dapat
ekspektasi mendapatkan sesuatu dari digunakan sebagai solusi. Reksa dana
pengorbanan tersebut di masa yang akan merupakan produk yang dikelola secara
datang (Bodie, Kane, dan Marcus, profesional oleh Manajer Investasi yang
2013).proses investasi berdasarkan aktivitas berbadan hukum (Nurjanah, 2015).
investor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Manajer investasi tersebut memiliki tenaga
asset allocation yang merupakan aktivitas kerja profesional yang menganalisis kinerja
alokasi atau pembagian suatu portofolio ke produk pasar modal dan aset finansial
dalam beberapa jenis asetdan security untuk dikombinasikan menjadi suatu
selection yang merupakan aktivitas portofolio. Karakteristik portofolio di
pemilihan aset spesifik di suatu jenis aset implementasikan dalam bentuk
(Bodie, Kane, dan Marcus, 2013). Konsep diversifikasi/membagi risiko ke dalam
Asset allocation dan security selection beberapa jenis aset finansial dengan tujuan
secara mudah dapat dilakukan oleh memperoleh return yang optimal. Dengan

1
kata lain, Manajer investasi akan untuk produk yang berfluktuasi. Kelemahan
melakukan aktivitas asset allocation dan dari metode ini adalah investor harus
security selection untuk investor. disiplin dalam melaksanakannya dan
Secara umum ada 4 metode investasi menyiapkan dana untuk menambah porsi
yang dapat digunakan yaitu lump sum investasi ketika harga rendah. Dollar-cost
investing, buy and hold strategy, value averaging mengharuskan investor untuk
averaging dan dollar-cost averaging menanamkan dana dalam jumlah yang
(Leggio & Lien, 2001). Lump sum investing sama secara regular dalam waktu yang
mengharuskan investor untuk menanamkan ditentukan di awal. Kelebihan dari metode
dana yang dimiliki secara sekaligus pada ini adalah sederhana, tidak memerlukan
satu titik waktu. Keuntungan dari metode partisipasi aktif dari investor dan
ini adalah investor menentukan alokasi aset membutuhkan biaya yang lebih kecil
yang optimal, membeli aset tersebut dan daripada investasi dengan pengelolaan aktif
segara mendapatkan imbal hasil dari untuk rebalancing. Kelemahan dari metode
investasi yang dilakukan. Kelemahan dari ini berdasarkan beberapa penelitian yang
metode ini adalah ada kemungkinan dilakukan adalah tidak optimalnya imbal
investor memilih waktu yang kurang tepat hasil jika dibandingkan dengan metode
dalam menanamkan dananya ketika pasar yang lain.Metode investasi yang digunakan
sedang tinggi. Buy and hold strategy dalam industri reksa dana di Indonesia
menggunakan pembagian alokasi aset ke hanya 2 (Rudiyanto, 2015), yaitu lump sum
dalam aset yang lebih berisiko dan aset dan dollar-cost averaging. Dengan
yang lebih aman. Kelebihan dari metode ini pertimbangan karakteristik yang berbeda
adalah investor dapat menentukan di awal antara lump sum dan dollar-cost averaging
estimasi imbal hasil yang diinginkan. serta didukung oleh penelitian yang
Kelemahan dari metode ini adalah ada dilakukan oleh Dunham dan Friesen
kemungkinan kesalahan alokasi aset seiring (2012), penelitian ini menggunakan asumsi
dengan meningkatnya risiko aset dan bahwa metode dollar-cost averaging dapat
ekspektasi imbal hasil. ditingkatkan kinerjanya. Perbedaan antara
Value averaging memberikan penelitian yang dilakukan oleh Peneliti
kesempatan bagi investor untuk mengambil dengan penelitian Dunham dan Friesen
keuntungan dari fluktuasi harga yang (2012) adalah Peneliti akan menggunakan
terjadi, menambah porsi dana ketika harga faktor makro ekonomi sebagai penentuan
rendah dan mengurangi porsi dana ketika waktu investasi sehingga dapat diperoleh
harga tinggi. Metode ini cocok digunakan imbal hasil yang lebih optimal. Penggunaan

2
faktor makro ekonomi ini didukung oleh 2. Apakah metode dollar-cost averaging
penelitian yang dilakukan oleh Jank (2012) dapat ditingkatkan imbal hasilnya
dimana ditemukan adanya reaksi investor dengan cara menambahkan faktor
reksa dana terhadap info makro ekonomi. variabel makro ekonomi berupa Indeks
Dari beberapa faktor makro ekonomi dan Harga Saham Gabungan dan/atau Nilai
pasar modal yang ada, Peneliti akan Tukar USD/IDR dalam pengambilan
menggunakan Indeks Harga Saham keputusan kapan investasi dilakukan?
Gabungan dan Nilai Tukar USD/IDR untuk
menentukan waktu investasi. Pemilihan 2 2. LANDASAN TEORI
faktor ini didukung oleh penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Prasthiwi Berdasarkan tipe investor dan
(2008), Suwito (2012) dan Amalia (2015) peluang untuk jual kembali, terdapat dua
yang menemukan bahwa Indeks Harga jenis reksa dana (Nurjanah, 2015):
Saham Gabungan dan Nilai Tukar 1. Close-Ended Funds atau reksa dana
USD/IDR berpengaruh pada return reksa tertutup dimana reksa dana ini hanya
dana saham. Penelitian yang dilakukan oleh bisa ditransaksikan pada jangka waktu
Octavianus (2014) menginformasikan yang telah ditentukan sebelumnya. Jika
adanya penggunaan data makro ekonomi tidak ada waktu khusus untuk penjualan
oleh investor dalam melakukan timing kembali, maka investor harus
investasi. memegang sampai dengan jatuh tempo.
Pada reksa dana tertutup tidak
1.2. Identifikasi Masalah dimungkinkan untuk terjadi
penambahan jumlah investor dan ada
Dari penjabaran latar belakang di tanggal jatuh temponya.
atas, maka dua permasalahan yang akan 2. Open-Ended Funds atau reksa dana
dibahas adalah sebagai berikut: terbuka dimana investor dapat
1. Apakah metode dollar-cost averaging mentransaksikan reksa dana pada setiap
memberikan kinerja imbal hasil yang hari kerja bursa. Investor bebas untuk
lebih kecil atau lebih besar jika beli dan jual sesuai keputusan masing-
dibandingkan metode lump sum pada masing. Dari segi jumlah investor, tidak
beberapa pilihan jangka waktu investasi ada batasan dalam artian jumlah bisa
(1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 8 tahun dan bertambah dan berkurang seiring dengan
10 tahun) dengan menggunakan usia reksa dana tersebut.
backtesting?

3
Dilihat dari portfolio investasinya, obligasi. Umumnya instrumen efek yang
Reksa Dana dapat dibedakan menjadi digunakan oleh Manajer Investasi
(ww.idx.co.id): adalah instrumen yang diterbitkan oleh
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Pemerintah dalam bentuk obligasi dan
Funds) juga obligasi korporasi dengan rating
Reksa Dana jenis ini hanya melakukan yang layak investasi. Reksa dana
investasi pada Efek bersifat Utang pendapatan tetap memiliki risiko yang
dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga Uang. Tujuannya adalah untuk
likuiditas dan pemeliharaan modal. menghasilkan tingkat pengembalian
Instrumen investasi ditempatkan, antara yang stabil.
lain pada deposito berjangka (Time 3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Deposit), sertifikat deposito (certificate Reksa dana yang melakukan investasi
of deposit), Sertifikat Bank Indonesia sekurang-kurangnya 80% dari asetnya
(SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang dalam bentuk efek bersifat
(SBPU). Efek bersifat utang dengan ekuitas/saham. Investor yang
jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun berinvestasi pada reksa dana saham
akan memiliki tingkat risiko yang mungkin akan mendapatkan imbal hasil
rendah sehingga tingkat pengembalian berupa dividen dan capital gain yang
yang dihasilkan juga akan rendah. Reksa terrefleksi pada NAB reksa dana.
dana pasar uang mungkin cocok Karena investasinya dilakukan pada
ditawarkan untuk investor dengan saham, maka risikonya lebih tinggi dari
horizon investasi pendek hingga dua jenis reksa dana sebelumnya namun
menengah. menghasilkan tingkat pengembalian
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed yang tinggi.
Income Funds) 4. Reksa Dana Campuran (Discretionary
Reksa dana jenis ini melakukan Funds)
investasi sekurang-kurangnya 80% dari Reksa Dana Campuran merupakan reksa
asetnya dalam bentuk efek bersifat surat dana yang menggunakan strategi
utang seperti obligasi yang diterbitkan investasi pada instrumen utang dan
oleh pemerintah maupun korporasi baik saham tetapi dengan alokasi yang tidak
swasta maupun BUMN. Jenis reksa melekat pada batas reksa dana
dana ini mengandalkan penghasilannya pendapatan tetap dan reksa dana saham.
dari kupon yang didapatkan dari Reksa dana campuran mungkin cocok

4
bagi investor yang ingin mendapatkan lembaga tertentu seperti Lembaga Penilai
imbal hasil lebih tinggi daripada reksa Harga Efek (LPHE) (Nurjanah, 2015).
dana pendapatan tetapi tetapi dengan Berdasarkan peraturan mengenai reksa
tingkat risiko yang terbatas. dana, telah ditentukan NAB awal
5. Reksa Dana Terproteksi (Protected diterbitkan Reksa Dana KIK untuk setiap
Funds) Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib
Merupakan jenis reksa dana yang ditetapkan sebesar Rp1.000,- (seribu
memberikan perlindungan/proteksi atas rupiah). Sedangkan Reksa Dana yang
nilai pokok investasi investor. Ciri khas menggunakan denominasi mata uang asing,
yang dimiliki oleh reksa dana terproteksi maka NAB awal diterbitkan untuk setiap
adalah adanya tanggal jatuh tempo. Unit Penyertaan dari Reksa Dana wajib
Portofolio reksa dana terproteksi ditetapkan sebesar US$1 (satu dolar
umumnya terdiri dari efek yang bersifat Amerika Serikat) atau EUR1 (satu Euro).
utang yang dibeli pada harga diskon. Perhitungan NAB reksa dana dilakukan
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net oleh Bank Kustodian, namun pemilihan
Asset Value (NAV) per Saham/Unit metode pasar wajar dari efek-efek dalam
Penyertaan adalah Harga Pasar Wajar dari portofolio efek reksa dana ditentukan oleh
portofolio suatu reksa dana setelah Manajer Investasi (Nurjanah, 2015). Nilai
dikurangi biaya operasional kemudian Pasar Wajar Portofolio Efek Reksa Dana
dibagi jumlah Saham/Unit Penyertaan yang disampaikan Manajer Investasi kepada
telah beredar (dimiliki investor) pada saat Bank Kustodian pada akhir hari bursa yang
tersebut (Nurjanah, 2015). Penghitungan bersangkutan. Untuk selanjutnya, NAB
NAB atau disebut juga valuasi ini untuk akan senantiasa dihitung sesuai dengan
mengetahui berapa nilai aset investasi dari peraturan yang berlaku seperti pada reksa
reksa dana tersebut sehingga dapat dana konvensional yaitu setiap hari bursa,
diketahui berapa perkembangan aset sehingga penetapan Nilai Pasar Wajar
investasi sampai pada periode tertentu. setiap Efek yang ada dalam Portofolio Efek
Nilai pasar wajar (fair market value) juga ditentukan setiap hari bursa. Masing-
dari efek-efek dalam portofolio tersebut masing efek memiliki metode untuk
adalah nilai yang diperoleh, misalnya nilai Penentuan Nilai Pasar Wajar, seperti untuk
transaksi efek yang dilakukan secara wajar efek saham, Nilai Pasar Wajar dari saham-
(bebas dan tanpa paksaan/likuidasi) atau saham di bursa efek adalah harga saham
nilai sebagaimana ditentukan dalam tersebut pada setiap akhir hari bursa. NAB
peraturan atau ditentukan oleh suatu diumumkan oleh Bank Kustodian di media

5
massa, seperti pada koran-koran tertentu. pada hari kerja sebelumnya variabel
Banyak Manajer Investasi juga yang telah mengalami koreksi/return bernilai negatif,
mencantumkan NAB pada website mereka maka pada hari kerja berikutnya investor
masing-masing atau media daring (online) akan masuk ke reksa dana saham.
lainnya sehingga investor dapat dengan Mekanisme ini dilakukan untuk return
mudah memantau NAB suatu reksa dana. negatif pertama di setiap bulannya dan
dilakukan selama periode pengamatan.
3. METODE PENELITIAN Dari ketiga metode (lump sum,
dollar-cost averaging dan usulan metode
Tujuan dari penelitian ini adalah baru) yang ada, masing-masing metode
untuk membandingkan metode investasi di akan dilakukan backtesting selama 1 tahun,
reksa dana saham yang ada saat ini (metode 3 tahun, 5 tahun, 8 tahun dan 10 tahun
lump sum dan metode dollar-cost sehingga dapat dipetakan untuk masing-
averaging) dan melihat apakah ada masing metode apakah ada perbedaan dari
alternatif metode berinvestasi di reksa dana return yang dihasilkan. Jika ditemukan
saham selain kedua metode tersebut. perbedaan atau suatu pola tertentu, maka
Peneliti mengusulkan penggunaan faktor Peneliti akan dapat memetakan untuk
makro ekonomi sebagai penentuan waktu masing-masing periode investasi (1, 3, 5, 8
investasi sehingga dapat diperoleh imbal dan 10 tahun) metode investasi mana yang
hasil yang lebih optimal. Peneliti akan dapat memberikan return lebih tinggi
menggunakan return dari Indeks Harga dibandingkan metode lainnya. Pada tahap
Saham Gabungan (IHSG) saja, kurs awal penelitian, Peneliti memiliki
USDIDR saja dan kombinasi dari IHSG ekspektasi bahwa metode Dollar-Cost
dan kurs USDIDR untuk menentukan Averaging akan memberikan return yang
waktu investasi. lebih rendah daripada metode Lump Sum
Usulan metode ini menggunakan untuk kondisi pasar yang cenderung positif
konsep dasar yang sama dengan Dollar- dalam jangka panjang.
Cost Averaging dimana investor Obyek penelitian yang digunakan
menanamkan dana secara rutin (bulanan) dalam penelitian ini adalah seluruh reksa
tetapi perbedaannya pada mekanisme dana saham yang diterbitkan oleh 5
penentuan kapan investor masuk ke reksa Manajer Investasi (MI) terbesar
dana saham. Peneliti akan menggunakan berdasarkan dana kelolaan pada akhir tahun
return variabel IHSG saja, kurs USDIDR 2015. Kelima MI tersebut mewakili 51%
saja dan kombinasi keduanya dimana jika dari total dana kelolaan reksa dana yang

6
dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan melihat apakah reksa dana saham yang
(OJK) Bapepam.Kelima MI tersebut yaitu diteliti pada masing-masing periode
Schroder Investment Management pengamatan mampu menghasilkan kinerja
Indonesia, Mandiri Manajemen Investasi, yang lebih baik daripada tolok ukur.
BNP Paribas Investment Partners, Bahana Peneliti menggunakan Indeks Harga Saham
TCW Investment Management, dan Batavia Gabungan (IHSG) sebagai tolok ukur
Prosperindo Aset Manajemen. Karena sebagaimana tercantum pada dokumen
periode pengamatan backtesting terbesar Fund Fact Sheet masing-masing reksa dana
selama 10 tahun, maka reksa dana saham saham.
yang dapat digunakan adalah reksa dana
saham yang diterbitkan sebelum bulan 4.1. Analisis Data
Januari 2006. Berdasarkan batasan 4.1.1. Backtesting metode Lump Sum
backtesting tersebut, maka reksa dana Peneliti melakukan backtesting untuk
saham yang akan diteliti lebih lanjut beberapa periode (1, 3, 5, 8 dan 10 tahun)
adalah: untuk melihat bagaimana kinerja metode
Tabel 1. Daftar Reksa Dana Saham Lump Sum terhadap jangka waktu investasi
yang akan dilakukan backtesting yang dimiliki oleh investor. Pada
backtesting metode Lump Sum, investor
dikondisikan memiliki titik awal investasi
yang sama, yaitu pada hari kerja pertama di
bulan Januari 2006. Pada titik awal ini,
seluruh reksa dana saham akan dihitung
unitnya menggunakan nominal 1 juta
Rupiah dibagi harga per masing-masing
reksa dana saham. Penentuan nominal yang
4. HASIL PENELITIAN digunakan untuk backtesting tidak
berpengaruh pada tujuan penelitian karena
Pada penelitian ini, selain melakukan yang akan dihitung adalah tingkat imbal
backtesting menggunakan metode Lump hasil investasi dan bukan nilai uangnya.
Sum dan Dollar-Cost Averaging terhadap Pada akhir periode backtesting (1, 3, 5, 8
harga harian dari 9 reksa dana saham, dan 10 tahun), jumlah unit akan dikalikan
Peneliti juga melakukan backtesting dengan harga yang tersedia pada hari kerja
terhadap tolok ukur (benchmark) kinerja terakhir di tahun tersebut. Kinerja investasi
reksa dana saham. Hal ini dilakukan untuk akan diukur dengan membandingkan

7
jumlah dana yang diperoleh terhadap reksa dana saham tidak memiliki perbedaan
jumlah dana yang diinvestasikan di awal. return antar tanggal investasi.
Tabel 2. Hasil Backtesting
Metode Lump Sum 4.1.3. Perbandingan antara Metode
Lump Sum dengan Metode Dollar-
Cost Averaging
Dari hasil pengujian pada 2 bagian
sebelumnya (metode Lump Sum dan
metode Dollar-Cost Averaging), jika dibuat
rekapitulasi per reksa dana saham,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Perbandingan antara
Metode Lump Sum dengan
Metode Dollar-Cost Averaging

4.1.2. Backtesting Metode Dollar-Cost


Averaging

Peneliti melakukan backtesting


metode Dollar-Cost Averaging (DCA)
dengan cara menggunakan patokan tanggal
yang sama untuk menentukan kapan
investor menanamkan dananya di reksa
dana saham. Jika ada tanggal yang bukan
merupakan hari kerja, maka tanggal di Untuk memastikan metode investasi
bulan tersebut akan dilewatkan dan tidak mana yang lebih unggul, Peneliti juga
dimasukkan ke dalam perhitungan memperhitungkan faktor time value of
kinerja.Hasil backtesting DCA pada seluruh money sehingga data pada tabel di bawah
reksa dana sahamyang digunakan pada akan disesuaikan menggunakan Compound
penelitian ini memperlihatkan tidak ada Annual Growth Rate (CAGR).Untuk
pola tertentu sehingga dapat dikatakan menghitung CAGR dari dari metode LS,
bahwa penggunaan DCA pada seluruh Peneliti membandingkan jumlah dana yang

8
diperoleh pada akhir periode investasi Peneliti memiliki asumsi dengan
dibagi terhadap jumlah dana yang penambahan faktor IHSG dan/atau nilai
dikeluarkan pada awal periode investasi tukar USD/IDR, maka investor akan dapat
dan dihitung menggunakan rumus di atas. memiliki posisi terhadap pasar yang lebih
Untuk menghitung CAGR dari metode baik dengan cara menggunakan tren pasar
DCA, Peneliti menghitung nilai present turun yang terjadi. Peneliti merujuk pada
value menggunakan nilai inflasi bulanan penelitian yang dilakukan oleh Dunham
dari akumulasi masing-masing investasi dan Friesen (2012) dimana investor akan
bulanan terlebih dahulu dan dibandingkan menambah porsi dana investasi ketika pasar
nilai dana yang dihasilkan pada akhir modal sedang mengalami koreksi dan
periode investasi menggunakan rumus di mengurangi porsi dana investasi ketika
atas. Setelah memperhitungkan faktor time pasar modal mengalami ekspansi.
value of money, perbandingan tingkat imbal Menggunakan konsep value averaging
hasil per tahun antara metode LS dan DCA yang sama, Peneliti akan melakukan
menjadi terbalik. Untuk periode investasi 1 investasi bulanan jika faktor IHSG dan/atau
dan 3 tahun, metode LS masih memberikan nilai tukar USD/IDR koreksi untuk pertama
tingkat imbal hasil per tahun yang lebih kalinya di masing-masing bulan selama
baik daripada metode DCA. Tetapi pada periode investasi.
periode investasi 5, 8 dan 10 tahun, metode Tanggal investasi bulanan ditentukan
DCA memberikan tingkat imbal hasil per ketika faktor IHSG dan/atau nilai tukar
tahun yang lebih baik daripada metode LS. USD/IDR turun pada hari kerja pertama di
Tabel 4. Perbandingan antara Metode suatu bulan, maka pada hari kerja
Lump Sum dengan Metode Dollar-Cost berikutnya, dana investor akan
Averaging menggunakan CAGR
diinvestasikan. Metode ini berbeda dengan
backtesting sebelumnya dimana DCA
dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulannya untuk seluruh periode
pengamatan. Berikut tanggal-tanggal
investasi menggunakan usulan metode
investasi baru tersebut:
a) Berdasarkan IHSG saja
Tanggal-tanggal di bawah ini
merupakan tanggal hari kerja pertama di
setiap bulannya selama periode investasi

9
dimana IHSG mengalami koreksi atau Tanggal-tanggal di bawah ini
pertumbuhan return negatif yang merupakan tanggal hari kerja
pertama. pertama di setiap bulannya selama
Tabel 5.Tanggal-tanggal dimana IHSG periode investasi dimana IHSG dan
mengalami koreksi pertama kali nilai tukar USD/IDR mengalami
per masing-masing bulan
koreksi atau pertumbuhan return
negatif yang pertama secara
bersamaan.
Tabel 7. Tanggal-tanggal dimana IHSG
dan nilai tukar USD/IDR mengalami
koreksi pertama kali secara bersamaan
per masing-masing bulan

b) Berdasarkan nilai tukar USD/IDR


saja
Tanggal-tanggal di bawah ini
merupakan tanggal hari kerja
pertama di setiap bulannya selama
periode investasi dimana nilai tukar
USD/IDR mengalami pelemahan
atau pertumbuhan return negatif
Berdasarkan tanggal-tanggal
yang pertama.
penelitian tersebut, Peneliti melakukan
Tabel 6. Tanggal-tanggal dimana nilai
backtesting dan perbandingan terhadap
tukar USD/IDR mengalami koreksi
pertama kali per masing-masing bulan metode DCA biasa dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 8. Perbandingan imbal hasil
antara metode DCA dengan
usulan metode baru

c) Berdasarkan IHSG dan nilai tukar


USD/IDR

10
Pengolahan backtesting of money).Pada pengujian perbandingan
menunjukkan hasil yang sama untuk setiap yang dilakukan oleh Peneliti, jika
periode investasi (1, 3, 5, 8 dan 10 tahun) menggunakan absolute return, metode LS
dimana tingkat imbal hasil usulan metode akan terlihat lebih superior daripada metode
baru lebih tinggi daripada metode DCA LS karena metode LS hanya akan
biasa. Tingkat imbal hasil yang tinggi menggunakan harga di awal dan akhir
tersebut juga meliputi periode dimana periode investasi dimana kecenderungan di
terjadi tren pasar turun sehingga lapangan adalah tren pasar positif dalam
menghasilkan tingkat imbal hasil negatif jangka panjang. Disisi lain metode DCA
yang lebih kecil (periode investasi 3 tahun). yang menggunakan skema investasi
Hasil backtesting di atas mendukung bulanan akan secara konsisten
asumsi Peneliti bahwa metode DCA bisa mengakumulasi unit di harga yang
dimodifikasi atau ditingkatkan hasilnya bervariasi (lebih tinggi atau lebih rendah)
dengan cara mengubah tanggal penempatan tetapi dengan tren pasar yang positif dalam
investasi berdasarkan parameter IHSG dan jangka panjang, harga tengah investasi
nilai tukar USD/IDR. Urutan penggunaan metode DCA akan menjadi lebih tinggi.
faktor tambahan berdasarkan keoptimalan Sehingga jika investasi metode DCA
return yang dihasilkan adalah IHSG, nilai dicairkan pada akhir periode investasi
tukar USD/IDR serta terakhir kombinasi nilainya akan lebih kecil jika dibandingkan
IHSG dan nilai tukar USD/IDR. metode DCA. Tetapi perlu diingat bahwa
nilai uang sekarang dengan nilai uang satu
4.2. Pembahasan bulan kemudian atau bahkan 10 tahun
kemudian akan berbeda karena adanya
Tidak optimalnya metode Dollar- inflasi. Karena pada praktek di
Cost Averaging (DCA) dibandingkan lapangannya, jika investor memilih metode
metode Lump Sum (LS) seperti yang DCA sambil menunggu kewajiban setor
dinyatakan pada penelitian (Leggio & Lien, dana pada bulan berikutnya, investor dapat
2001) dan (Hayley, 2012) tidak berlaku memutar dananya terlebih dahulu di
sepenuhnya untuk sampel data di Indonesia instrumen lain mulai dari deposito,
karena hasil backtesting reksa dana saham transaksi jual beli valas, reksa dana pasar
di Indonesia memperlihatkan untuk periode uang, dan lain-lain. Bahkan ketika dana
investasi 5, 8 dan 10 tahun akan lebih baik investor diam di rekening, dana tersebut
menggunakan metode DCA dibandingkan masih akan mendapatkan bunga tabungan.
LS (setelah memasukkan faktor time value Adanya return dari dana yang akan

11
digunakan investor menunjukkan bahwa Peneliti menggunakan konsep yang
nilai uang yang dibutuhkan setiap bulannya sama dimana strategi DCA dapat
akan lebih kecil seiring dengan berjalannya ditingkatkan dengan mengubah cara
periode investasi. Hal ini yang sudah kerjanya. Peneliti mengusulkan untuk
dibuktikan Peneliti dengan cara mengubah tanggal investasi untuk
menghitung Compound Annual Growth mengakomodasi perubahan yang terjadi di
Rate (CAGR) masing-masing metode pasar modal terutama adanya informasi
dimana untuk periode investasi 5, 8 dan 10 baru seperti berita makroekonomi dan
tahun CAGR metode DCA akan lebih mikroekonomi. Dengan nominal atau
tinggi daripada metode LS. jumlah dana investasi yang tetap setiap
Modifikasi metode investasi Dollar- bulannya, Peneliti menggunakan informasi
Cost Averaging seperti yang dilakukan dimana terjadi kinerja negatif pertama kali
pada penelitian (Dunham & Friesen, 2012) untuk IHSG dan/atau nilai tukar USD/IDR.
dapat direkonstruksi atau dibuat ulang Peneliti mengasumsikan setelah terjadinya
menggunakan parameter IHSG dan/atau kinerja negatif IHSG dan/atau nilai tukar
nilai tukar USD/IDR ketika menggunakan USD/IDR, maka saham-saham yang
data reksa dana saham di Indonesia. menjadi aset yang mendasari reksa dana
Penelitian yang dilakukan oleh (Dunham & saham bisa dibeli dengan harga yang lebih
Friesen, 2012) adalah mengubah nominal murah sehingga harga reksa dana saham
investasi seteleh memperhatikan juga akan menjadi lebih rendah. Di sisi
kinerja/return bulan sebelumnya. Jika bulan investor, harga yang lebih rendah tersebut
sebelumnya memiliki kinerja yang negatif, akan menyebabkan jumlah unit yang
maka investor akan menambah jumlah dana didapatkan investor lebih banyak. Tentunya
investasinya. Sebaliknya, jika bulan tanggal terjadinya kinerja negatif dari IHSG
sebelumnya memiliki kinerja yang positif, dan/atau nilai tukar USD/IDR tidak akan
maka investor akan mengurangi jumlah sama setiap bulannya sehingga
dana investasinya. Penelitian (Dunham & kemungkinan tanggal investasi akan
Friesen, 2012) yang dinamakan Enhanced berubah setiap bulannya.
DCA Strategy (EDCA) membuktikan Peneliti menggunakan tiga usulan
bahwa hampir selalu strategi EDCA metode investasi baru dimana keputusan
memberikan hasil yang lebih baik daripada investasi dilakukan pada hari kerja
DCA biasa dengan tingkat keberhasilan berikutnya setelah kinerja negatif IHSG,
mencapai 95%. keputusan investasi dilakukan pada hari
kerja berikutnya setelah kinerja negatif nilai

12
tukar USD/IDR dan keputusan investasi 2. Metode Dollar-Cost Averaging dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya ditingkatkan kinerjanya dengan cara
setelah kinerja negatif dari IHSG dan nilai menambahkan penggunaan return
tukar USD/IDR. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dan/atau nilai tukar USD/IDR untuk
5. KESIMPULAN DAN SARAN menentukan kapan investor berinvestasi.
5.1. Kesimpulan Modifikasi metode Dollar-Cost
Averaging tersebut menyebabkan
Kesimpulan yang Peneliti dapatkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi
dari penelitian ini adalah: sekitar 2% - 14% dari tingkat imbal
1. Berdasarkan perbandingan absolute hasil metode Dollar-Cost Averaging
return, hasil backtesting terhadap 9 biasa.
reksa dan saham periode 2006-2015 di
Indonesia menunjukkan metode Lump 5.2. Saran
Sum akan memberikan tingkat imbal
hasil yang lebih baik daripada metode Saran yang dapat diberikan untuk
Dollar-Cost Averaging. Jika penelitian berikutnya adalah:
memperhitungkan faktor time value of 1. Periode investasi yang diuji oleh Peneliti
money karena adanya jeda periode untuk maksimum 10 tahun. Untuk
investasi pada metode Dollar-Cost penelitian selanjutnya bisa menambah
Averaging, hasil backtesting terhadap 9 periode pengamatan dari awal reksa
reksa dan saham periode 2006-2015 di dana diterbitkan sehingga diperoleh
Indonesia menunjukkan metode Lump jumlah data pengujian yang lebih
Sum akan memberikan tingkat imbal banyak dan lebih mendekati statistik
hasil yang lebih baik daripada metode populasi.
Dollar-Cost Averaging untuk periode 2. Pada penelitian ini yang diuji adalah
investasi 1 dan 3 tahun. Berdasarkan reksa dana saham. Pada penelitian
hasil backtesting yang sama, metode selanjutnya bisa menambah jenis reksa
Dollar-Cost Averaging akan dana yang diuji mulai dari pasar uang,
memberikan tingkat imbal hasil yang pendapatan tetap, campuran dan saham
lebih baik daripada metode Lump Sum untuk mengetahui apakah usulan metode
untuk periode investasi 5, 8 dan 10 baru yang Peneliti sampaikan berlaku
tahun. pada seluruh jenis reksa dana.

13
Kepustakaan

Amalia, Anesti Firda. (2015). Pengaruh Journal of Banking & Finance,Vol 36,
Makroekonomi Terhadap Arus Dana pp. 3060–3070.
Reksa Dana Syariah Dan Konvensional Kustodian Sentral Efek Indonesia. Beranda.
Kelolaan Manajer Investasi XYZ www.ksei.co.id. diakses pada 9 Juli
Januari 2011- Agustus 2014. Tesis. 2016 pukul 22:00
Universitas Indonesia Leggio, K.B., Lien, D., 2001. Does Loss
Bank Indonesia Official Web Site. Aversion Explain Dollar-Cost
http://www.bi.go.id/id/Default.aspx. Averaging? Financial Services Review
diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 10 (2001), 117–127.
BNP Paribas Investment Partners. Beranda. Mandiri Investasi. http://mandiri-
https://www.bnpparibas-ip.co.id/id. investasi.co.id/. diakses pada 18 Juni
diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 2016 pukul 19:00
Bursa Efek Indonesia. Beranda. Nurjanah, Herawati. (2015). Mengenal
http://www.idx.co.id/index.html. diakses Manajer Investasi dan Reksa Dana:
pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Penjelasan dari Perspektif Hukum dan
Chalmers, J., Kaul, A. Phillips, B. (2013). Manajemen Pengelolaan. Zavara.
The wisdom of crowds: Mutual fund Octavianus, Adri. (2014). Analisis Kinerja
investors’ aggregate asset Portofolio Indeks Saham Dengan
allocationDecisions. Journal of Banking Menggunakan Strategi Market Timing
& Finance,Vol 37, pp. 3318–3333. dan Metode Pengukuran Market
Dunham, L.M., Friesen, G.C., 2012. Extreme. Tesis Universitas Indonesia
Building a Better Mousetrap: Enhanced Otoritas Jasa Keuangan.
Dollar-Cost Averaging. The Journal of http://www.ojk.go.id/id/Default.aspx.
Wealth Management, p41. diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00
Gujarati, D. N. (2003). Basic Econometrics. PT Indonesia News Center. Pasar Modal.
New York : McGraw Hill Companies. http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/
Gideon, A. (2016). 3 Hal yang Bikin Pasar 2253902/bei-bidik-mahasiswa-
Modal Indonesia Berfluktuasi. Diambil dongkrak-jumlah-investor-muda.
dari diakses pada 18 Juni 2016 pukul 19:00
http://bisnis.liputan6.com/read/2419241/ Prasthiwi, Rini. (2014). Pengaruh faktor
3-hal-yang-bikin-pasar-modal- makroekonomi (kurs dollar, inflansi,
indonesia-berfluktuasi SBI jumlah uang beredar) dan LQ45
Hayley, S., 2012. Dollar-Cost Averaging – terhadap imbal hasil reksa dana saham
The Role of Cognitive Error.Available periode 2003-2006. Tesis. Universitas
at SSRN: Indonesia
http://ssrn.com/abstract=1473046. Rachman, Paloma Paramita. (2014).
diakses pada 9 Juli 2016 pukul 22:00 Analisis Pengaruh Variabel Makro
Henriksson, R. D., Merton, R. C. (1981). Terhadap Return Indeks Sembilan
On Market Timing and Investment Sektor Pada Bursa Efek Indonesia.
Performance. II. Statistical Procedures Tesis. Universitas IndonesiaRepublik
for Evaluating Forecast Skills. Journal Indonesia. (1995). Undang-undang No.
of Business, Vol 54. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Investopedia. Rudiyanto. (2015). Mana Yang Lebih Baik
http://www.investopedia.com. diakses : Lump Sum atau Cost Averaging ?
pada 18 Juni 2016 pukul 19:00 Diambil dari
Jank, S.(2012). Mutual fund flows, http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2015/
expected returns and the real economy. 03/23/mana-yang-lebih-baik-lump-sum-

14
atau-cost-averaging/. diakses pada 9 Juli
2016 pukul 22:00
Saputri, Dessy Ayu. (2014). Analisis
Pengaruh Variabel Makro Ekonomi
terhadap Return Indeks Saham Sektor
perbankan periode 2002-2011, Serta
Pengaruh Karakteristik Bank terhadap
Profitabillitas Perusahaan Sektor
Perbankanyang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011. Tesis.
Universitas Indonesia
Schroders Indonesia.
http://www.schroders.com/id/id/investas
i-reksadana/. diakses pada 18 Juni 2016
pukul 19:00
Suwito, Ferry. (2012). Analisis pengaruh
BI rate, inflasi, dan IHSG terhadap
return saham sektor perbankan yang
terdaftar dalam BEI. Tesis. Universitas
Indonesia
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation. Wealth Management.
http://www.hsbc.co.id/1/2/personal_in_I
D/wealth_management/managing_and_
growing_wealth. diakses pada 9 Juli
2016 pukul 22:00
Trainor, W.J., 2005. Within-Horizon
Exposure to Loss for Dollar Cost
Averaging and Lump Sum Investing.
Financial Services Review 14 (2005),
319–330.
Treynor, J. L., Mazuy,K. (1966). Can
Mutual Fund Outguess the Market,
Harvard Business Review,Vol 43

15

Anda mungkin juga menyukai