Anda di halaman 1dari 11

TATO PERSPEKTIF HADIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hadis


Maudu'i Pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas
Ushuluddin Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI)
As’adiyah Sengkang
Oleh
NAMA : ILAL HAMDI AJRUL
NIM : 22210009

SEMESTER III(TIGA)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAKWAH DAN KUMUNIKASI


INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Hukum Tatto Dalam Islam dalam rangka memenuhi tugas
Kelompok Mata Pelajaran Mulok. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.

Sengkang,2
oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tatto.................................................................................... 3
B. Pandangan Tatto Menurut Hukum Islam.............................................. 5
C. Hukum Tatto, Pengguna Tatto, dan Tukang Tatto............................... 5
D. Hukum Wudhu, Mandi Besar dan Shalatnya Orang Bertatto............... 6
E. Resiko Kesehatan Akbiat Tatto............................................................ 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini banyak umat muslim yang mulai tergoda untukbertato.
mereka mengganggap hal ini adalahseni, sungguh disayangkan, remaja
muslim Indonesia baik pria maupun wanita mulai menganggap hal ini
adalah perbuatan seni danhak asasi manusia.
Tato atau tattoo, berasal dari bahasa Tahiti "tatu" yangartinya
tanda. Walaupun bukti-bukti sejarah tato ini tidak begitu banyak, tetapi
para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tato ini sudah ada sejak
12.000 tahun sebelum Masehi.Dahulu, tato menjadi semacam ritual bagi
suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dan lain-
lain.Menurut sejarah, bangsa Mesir-lah yang jadi biang tumbuh suburnya
tato di dunia. Bangsa Mesir dikenal sebagai bangsa yang terkenal kuat,
mereka melakukan ekspansi ke negara-negara lain, sehingga seni tato pun
ikut menyebar luas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dibahas dalam makalah ini terinci sebagai berikut.
1. Pengertian Tattoo
2. Pandangan Tattoo menurut hukum islam
3. Hukum Tattoo, pengguna tattoo, dan tukang tattoo
4. Hukum wudhu, mandi besar dan shalatnya orang bertattoo
5. Resiko kesehatan akibat tattoo

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tattoo
Ibnu Hajar Al-'asqalani dalam bukunya Fathul Bari, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan tato (wasym) menurut ahli bahasa adalah
menusuk-nusuk anggota tubuh dengan jarum hingga berdarah, kemudian
mengisi lubang di kulit tubuh tersebut dengan pewarna (tinta) atau
sejenisnya hingga menjadi kehijauan.
Pada sistem budaya yang berlainan, tato mempunyai makna dan
fungsi yang berbeda-beda. Di Indonesia, pernah ada masa di mana tato
dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Orang-orang yang memakai tato
dianggap identik dengan penjahat, gali, dan orang nakal.Pokoknya
golongan orang-orang yang hidup di jalan dan selalu dianggap mengacau
ketentraman masyarakat.
Anggapan negatif seperti ini secara tidak langsung mendapat
"pengesahan" ketika pada tahun 1980-an terjadi penembakan misterius
terhadap ribuan gali (penjahat kambuhan) di berbagai kota di Indonesia.
Mantan Presiden Soeharto dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran,
Ucapan, dan Tindakan Saya (PT. Citra Lamtorogung Persada, Jakarta,
1989), mengatakan bahwa petrus (penembakan misterius) itu memang
sengaja dilakukan sebagai treatment, tindakan tegas terhadap orang-orang
jahat yang suka mengganggu ketentraman masyarakat.
Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang itu penjahat dan
layak dibunuh? Beberapa Aspek Seni Rupa Indonesia Sejak Tahun 1966
(Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997) menyebutkan bahwa para
penjahat kambuhan itu kebanyakan diidentifikasi melalui tato, untuk
kemudian ditembak secara rahasia, lalu mayatnya ditaruh dalam karung
dan dibuang di sembarang tempat seperti sampah.
Memang tidak semua orang bertato itu penjahat. Tapi mengapa
sampai terjadi generalisasi seperti itu?Apa kira-kira dasar alasannya?

5
Apakah dulu kebetulan pernah ada seorang penjahat besar yang punya tato
dan lalu itu dipakai sebagai ciri untuk menggeneralisasi bahwa semua
orang yang bertatto pasti penjahat juga? Sayangnya belum ada studi
mendalam yang bisa menguak pergeseran makna tato dari ukiran dekoratif
sebagai penghias tubuh dan simbol-simbol tertentu menjadi tanda cap bagi
para penjahat.
Tapi yang jelas telah terjadi "politisasi tubuh".Tubuh dipolitisasi,
dijadikan alat kendali untuk kepentingan negara.Dalam kasus petrus di
Indonesia, tubuh yang bertato dipakai sebagai alat kendali, suatu alasan
untuk menjaga stabilitas negara.Untuk tingkat dunia, bisa disebut beberapa
contoh kasus politik tubuh besar sepanjang sejarah peradaban
manusia.Orang-orang kulit putih menerapkan sistem politik apartheid di
Afrika Selatan hanya karena orang-orang Afrika "berkulit hitam". Dari
Jerman, Hitler dengan Nazinya membantai orang-orang Yahudi hanya
karena di dalam tubuh orang Yahudi tidak mengalir darah Arya, darah
tubuh manusia yang paling sempurna yang pernah diciptakan Tuhan di
bumi ini menurut Hitler.
Sebelum tato dianggap sebagai sesuatu yang modis, trendi, dan
fashionable seperti sekarang ini, tato memang dekat dengan budaya
pemberontakan.Anggapan negatif masyarakat tentang tato dan larangan
memakai rajah atau tato bagi penganut agama tertentu semakin
menyempurnakan citra tato sebagai sesuatu yang dilarang, haram, dan
tidak boleh digunakan. Maka memakai tato sama dengan memberontak
terhadap tatanan nilai sosial yang ada, sama dengan membebaskan diri
terhadap segala tabu dan norma-norma masyarakat yang membelenggu.
Orang-orang yang dipinggirkan oleh masyarakat memakai tato sebagai
simbol pemberontakan dan eksistensi diri.Anak-anak yang disingkirkan
oleh keluarga memakai tato sebagai simbol pembebasan.
Setiap zaman melahirkan konstruksi tubuhnya sendiri-sendiri.Dulu
tato dianggap jelek, sekarang tato dianggap sebagai sesuatu yang modis

6
dan trendi. Jika era ini berakhir, entah tato akan dianggap sebagai apa.
Mungkin status kelas sosial, mungkin sekadar perhiasan, atau yang lain.

B. Pandangan Tattoo Menurut Hukum Islam


Hukum tato menurut islam yaitu haram, tato adalah suatu
perbuatan yang dilarang oleh agama islam karena bertato berarti kita sudah
merubah pemberian dari Allah SWT atau dengan kata lain kita tidak
mensyukuri apa yang telah diberikan oleh-Nya. Seperti diriwayatkan
dalam hadits di bawah ini
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknati
wanita yang menyambung rambutnya, dan yang meminta untuk
disambungkan, wanita yang mentato dan meminta ditatokan.” (Shahih,
HR. Al-Bukhari no. 5933 dan dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma no. 5937)"

C. Hukum Tattoo, Pengguna Tattoo, dan Tukang Tattoo


Hukum tattooadalah haram menurut kesepakatan ulama.
Berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (mutta8faq alaih):
“Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya, melakukan
tato di wajahnya, menghilangkan rambut dari wajahnya, menyambung
giginya, demi kecantikan, mereka telah merubah ciptaan Allah.”
Bertato adalah perbuatan yang hukumnya haram dalam agama
Islam, berdasarkan beberapa hadits shahih, yangdiantaranya hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abdullah ibnu
Mas’ud:
“Allah melaknat wanita-wanita yang menato dan meminta untuk
ditato”

D. Hukum Wudhu, Mandi Besar dan Shalatnya Orang Bertattoo

7
Bila tatoo dilakukan setelah baligh dengan keinginannya sendiri,
maka diwajibkan untuk menghilangkannya atau setidaknya berusaha untuk
menghilangkannya, asalkan mengilangkan tatoo tersebut tidak sampai
merusak anggota tubuh (kulit) yang tertato atau menimbulkan rasa sakit
yang di atas kewajaran.Kalau kita cermati sebenarnya yang terjadi pada
tato, tidak ada lapisan yang menghalangi sampainya air ke kulit.Sebab tato
tidak berada di luar kulit, melainkan di dalam kulit.Berdasarkan hal ini,
maka wudhu maupun mandi janabah seseorang yang bertato adalah sah.
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa tato adalah endapan darah di
bawah kulit yang bercampur dengan tinta atau zat semisal yang dibentuk
sesuai gambar atau tulisan tertentu.Darah yang bercampur dengan tinta
dan mengendap di bawah kulit semacam ini hukumnya adalah
najis.Sedangkan salah satu syarat sahnya shalat adalah sucinya badan,
pakaian dan tempat dari segala najis.Orang yang bertato dengan sendirinya
membawa najis yang melekat di tubuhnya secara permanen.Dengan
sendirinya, shalatnya tidak sah meskipun ia dalam keadaan berwudhu.
Ibnu Hajar Al-'asqalanimenjelaskan bahwa tempat yang ditato
menjadi najis karena darahnya tertahan di kulit tersebut. Oleh karena itu
tato tersebut wajib dihilangkan meskipun harus melukai kulit, kecuali jika
dikhawatirkan akan mengakibatkan rusak, cacat atau hilangnya fungsi
anggota tubuh yang ditato tersebut. Dalam kondisi demikian, maka tatonya
boleh tidak dihilangkan, dan cukuplah taubat untuk menghapus dosanya.

E. Resiko Kesehatan Akibat Tattoo


 Pertama, keloid, yaitu bekas luka yang bentuknya sedikit menonjol
atau berubah warna menjadi ungu atau merah. Nah, keloid bisa
terbentuk di bagian tubuh manapun dan dapat menyebabkan trauma
kulit, seperti jerawat hingga luka parah. Tato juga bisa meninggalkan
keloid di tubuh anda.
 Kedua, alergi. Mereka yang memiliki kulit sensitif dapat mengalami
reaksi alergi yang disebabkan perwana kulit yang digunakan dalam

8
proses penatoan. Hal ini bisa menyebabkan ruam gatal bahkan bisa
muncul bertahun-tahun setelah anda mendapatkan tato.
 Ketiga, jerawat. Jika anda memutuskan membuat tato di areal yang
sering terkena jerawat, maka itu bisa menyebabkan iritasi.
 Keempat, penyakit darah. Jika jarum tato yang digunakan dalam alat
tato tidak steril, ada kemungkinan anda terinfeksi penyakit darah,
seperti HIV atau AIDS, tuberklosis, hepatitis B dan hepatitis C.
 Kelima, infeksi. Mendapatkan tato dengan fasilitas kotor dimana jarum
dan peralatan lainnya tidak bersih dan tidak steril dapat menyebabkan
infeksi dan masalah kulit lainnya. Bukan tak mungkin anda terkena
penyakit menular.
 Keenam, bekas parut (goresan). Seberapa banyak anda menato dan
merawat tato anda? Tinta tato bisa menyebabkan jaringan parut pada
kulit anda menggembung dan terlihat seperti keropeng (Kotoran yang
mengering pada luka).
 Terakhir, ketidakpuasan. Meskipun berisiko kesehatan, ada
kemungkinan anda mungkin tidak menyukai hasil akhir tato permanen
anda. Skenario terburuk dari kesalahan ini adalah bisa jadi si penato
mengalami kesalahan huruf atau kesalahan garis. Ini menyebabkan
anda hanya bisa pasrah atau menghapus

 kembali tato anda dengan rasa yang lebih sakit dari proses
pembuatannya.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang
secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan
anak didik.Keluarga adalah wadah yang pertama dan utama dalam
pelaksanaan pendidikan agama Islam.
2. Sekolah adalah lanjutan dari pendidikan keluarga yang mendidik lebih
fokus,teratur dan terarah.
3. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan anak yang ketiga
setelah sekolah. Peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah
bagaimana masyarakat bisa memberikan dan menciptakan suasana
yang kondusif bagi anak, remaja dan pemuda untuk tumbuh secara
baik.

B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari
pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan
pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga
makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik
lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://davidsoekamti24.blogspot.co.id/2016/04/contoh-makalah-
hukum-tatto-dalam-islam.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai