Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN
DOSEN PENGAMPU: Tatik Hartati, M.IP

Kelompok 1:
Widatul Khairiyah (12101003)
Nur Dwi Harnita (12101014)
Rohit Julianto (12101031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Kami sangat bersyukur
karena telah menyelesaikan makalah pada mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan.
Disamping itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesainya makalah ini, terutama dosen pengampu mata kuliah ini Ibu
Tatik Hartati, M.IP
Akhir kata, kami menyadari jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu- waktu
mendatang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pontianak, 21 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II SEJARAH PERPUSTAKAAN......................................................................................3

A. Sejarah Perpustakaan di Dunia...........................................................................................3


B. Sejarah Perpustakaan di Indonesia.....................................................................................5

BAB III PENUTUP....................................................................................................................17

A. Kesimpulan......................................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis untuk mengembangkan potensi anak-anak. Ini merupakan usaha
yang melibatkan seluruh masyarakat dan bangsa dalam persiapan generasi
muda yang lebih baik. Dalam konteks bahasa Arab, ada beberapa kata yang
"ta'dib," "tadris," "irsyad," dan "indzar." Namun, istilah yang paling sering
digunakan adalah "tarbiyah." Istilah ini sudah dikenal sejak zaman Rasulullah
Saw., dan mencerminkan pentingnya proses pendidikan dalam pembentukan
individu dan masyarakat secara keseluruhan. (Syukur, 2016)
Berbagai masalah sering terjadi dan menyebabkan krisis moral (krisis
karakter) yang hampir merambah pada semua kalangan termasuk masyarakat
tidak terkecuali sedikitpun. Krisis yang paling sering terlihat ialah krisis moral
yang tak lain ialah krisis karakter. Pentingnya pendidikan karakter ialah untuk
menjadikan karakter yang baik, sebagaimana diterangkan dalam QS. Al-
Qalam ayat 4, Allah SWT. Berfirman:

‫َو ِإَّنَك َلَعلى ُخ ُلٍق َعِظ يٍم‬

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menginginkan


agar setiap manusia mempunyai budi pekerti yang baik atau karakter dalam
berbagai ruang lingkup kehidupan, hal ini terbukti dengan diutusnya Nabi
Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah sebuah usaha yang
disengaja dan terorganisir untuk menciptakan lingkungan belajar yang
memungkinkan peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi
mereka. Tujuannya adalah agar mereka dapat memperoleh kekuatan dalam
aspek spiritual, kendali diri, kepribadian, kecerdasan, moral yang baik, serta
keterampilan yang berguna bagi diri mereka sendiri, masyarakat, bangsa, dan
negara. Dari definisi ini, dapat dilihat bahwa pendidikan sangat menekankan
pembentukan karakter peserta didik. Penting untuk dijadikan pedoman dalam
berbagai konteks pendidikan, termasuk di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Dengan demikian penulis sangat tertarik dengan judul tersebut karena
konsep pendidikan karakter memiliki peran sentral dalam membentuk
individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-
nilai moral yang kuat, kepribadian yang baik, dan kemampuan untuk
berkontribusi positif pada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan karakter?
2. Apa tujuan pendidikan karakter?
3. Apa saja saluran-saluran pendidikan karakter?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan karakter
3. Untuk mengetahui saluran-saluran pendidikan karakter
BAB II

KONSEP DASAR PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan hingga
mewujudkan peradaban bangsa yang bermartabat. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan sistem pendidikan yang tepat. Pendidikan ini juga
merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa. Pada
dasarnya pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar
mampu hidup dengan baik dalam masyarakat, serta mampu mengembangkan
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan bangsanya (Sahlan, 2015).
Adapun pengertian karakter menurut Simon Philips merupakan
kumpulan tata nilai yang menuju pada sistem yang melandasi pemikiran sikap
dan prilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema (2010), memahami
bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri
atau karakteristik, dan gaya atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan”. Jadi, karakter dapat
diartikan sebagai suatu sifat yang dimiliki oleh seseorang yang mengendung
nilai, kemampuan, kapasitas moral dalam bertindak yang terbentuk dari
kebiasaan yang dia lakukan saat berinteraksi dengan orang lain di
lingkungannya.
Dalam islam karakter mempunyai peranan yang sangat penting dan
dianggap mempunyai fungsi vital dalam memadu kehidupan masyarakat.
Sebagaimana Allah berfirman didalam surah An-nahl ayat 90 sebagai berikut:

‫ِإَّن الَّلَه َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اإلْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي اْلُقْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬

‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن‬


Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan.Dia memberi pengajaran kepada kamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Ayat diatas menjelaskan tentang perintah Allah yang menyuruh
manusia agar berbuat adil, yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik
dan terbaik, berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturrahmi
pada mereka serta menjauhkan diri dari berbagai bentuk perbuatan buruk yang
menyakiti sesama dan merugikan orang lain. Islam merupakan agama yang
sempurna, sehingga tiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar
pemikiran, begitu pula dengan pendidikan karakter.
Menurut Yahya (2010), Pendidikan karakter merupakan proses
kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan pengembangan budi
pekerti yang selalu mengajarkan, membimbing, dan membina setiap manusia
untuk memiliki kompetensi intelektual, karakter dan keterampilan menarik.
Selanjutnya menurut Nopan (2015), pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karekter yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesama, lingkungan
maupun kebangsaan.
Sedangkan menurut Samani dan Hariyanto (2013) dalam bukunya
menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan
kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi hati, pikiran, raga serta rasa dan karsa. Selanjutnya pendidikan
karakter menurut Wibowo (2013), pendidikan karakter adalah suatu
pendidikan yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter
peserta didik sehingga mereka memilki karakter yang luhur setelah memilki
maka dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, sekolah
maupun masyarakat.
Dari penjelasan beberapa ahli sebelumnya mengenai pengertian
pendidikan karakter, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter merupakan suatu sistem pendidikan moral atau budi pekerti yang
digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter yang
baik bagi seseorang, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan tindakan
yang baik dengan begitu mereka dapat menerapkannya dikehidupan sehari-
hari baik di rumah, sekolah dan masyarakat.
Dari beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pendidikan
karakter, dapat diketahui juga bahwa karakter tidak hanya fokus pada
pengajaran perilaku yang benar dan salah, akan tetapi juga fokus pada
penanaman kebiasaan, dan tujuan-tujuan etika.
B. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk individu yang
memiliki moralitas, etika, dan perilaku yang baik. Ini mencakup nilai-nilai
seperti kejujuran, integritas, empati, dan tanggung jawab. Pendidikan karakter
bertujuan untuk menciptakan warga negara yang berkontribusi positif dalam
masyarakat, memiliki kepemimpinan yang etis, dan mampu menghadapi
tantangan hidup dengan sikap yang baik. Selain itu, pendidikan karakter juga
menekankan pentingnya pengembangan dimensi spiritual individu dan
membentuk budaya sekolah yang berlandaskan nilai-nilai moral. Tujuannya
adalah menciptakan individu yang lebih baik dan masyarakat yang lebih
harmonis.
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu:
1. Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa
Pendidikan bertujuan untuk membentuk nilai-nilai spiritual dalam
individu, termasuk keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan.
2. Berbudi Pekerti Luhur
Pendidikan harus membantu individu untuk mengembangkan karakter
yang baik dan etika yang tinggi.
3. Berkepribadian Mandiri
Pendidikan bertujuan untuk memungkinkan individu untuk menjadi
pribadi yang mandiri, mampu membuat keputusan dan bertanggung jawab
atas tindakan mereka.
4. Maju
Maksud dari tujuan ini mengacu pada perkembangan pribadi dan
kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
5. Tangguh
Pendidikan diharapkan dapat melatih individu untuk menjadi tangguh
dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
6. Cerdas
Pendidikan harus meningkatkan kapasitas intelektual individu.
7. Kreatif
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas individu dalam
berpikir dan bertindak.
8. Terampil
Individu harus memiliki keterampilan praktis yang relevan untuk
kehidupan sehari-hari atau pekerjaan.
9. Berdisiplin
Pendidikan juga mencakup pembentukan disiplin pribadi dan profesional
dalam tindakan individu.
10. Beretos Kerja Profesional
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan etos kerja yang profesional dan
berkualitas tinggi.
11. Sehat Jasmani Rohani
Pendidikan harus mempromosikan kesehatan secara fisik dan juga
memperhatikan aspek-aspek kesehatan mental dan emosional.
Tujuan-tujuan ini mencerminkan pandangan umum tentang karakteristik
manusia yang diinginkan dalam masyarakat Indonesia melalui pendidikan.
Pendidikan nasional memiliki peran penting dalam mengembangkan
kemampuan individu dan membentuk karakter bangsa. Karakter adalah inti
dari identitas individu dan identitas bangsa, dan pendidikan harus memberikan
pemahaman yang mendalam tentang pentingnya karakter dalam kehidupan.
Dari kematangan karakter individu, kita dapat mengukur kualitas pribadi
mereka, dan bagaimana mereka menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan harus memainkan peran aktif dalam
membentuk karakter individu dan karakter bangsa Indonesia secara
keseluruhan. Berikut beberapa tujuan pendidikan karakter:
1. Mendorong Kebiasaan Perilaku yang Terpuji
Maksud dari tujuan ini yaitu mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku
yang baik sesuai dengan nilai-nilai universal, budaya tradisional,
kesepakatan sosial, dan agama.
2. Menanamkan Jiwa Kepemimpinan Bertanggung Jawab
Tujuan kedua ini berarti menanamkan jiwa kepemimpinan yang
bertanggung jawab dalam siswa, yang akan menjadi penerus bangsa yang
kompeten.
3. Memupuk Ketegaran dan Kepekaan Mental
Tujuan ketiga ini berarti memupuk ketegaran dan kepekaan mental siswa
terhadap lingkungannya, sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam
perilaku yang menyimpang.
4. Meningkatkan Kemampuan Menghindari Sifat Tercela
Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghindari
sifat-sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
5. Memahami dan Menghayati Nilai-Nilai Relevan
Tujuan terakhir adalah agar siswa memahami dan menghayati nilai-nilai
yang relevan dengan pertumbuhan pribadi mereka dan penghargaan
terhadap martabat manusia.
Tujuan-tujuan ini mencerminkan upaya untuk membentuk individu yang
berkualitas dengan nilai-nilai moral yang kuat. (Tsauri, 2015)
Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang penting dalam
membentuk kultur sekolah melalui proses pembudayaan. Kultur sekolah ini
mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar dari perilaku siswa, tradisi yang
dijunjung tinggi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang
dipraktekkan di lingkungan sekolah. Kultur sekolah bukan hanya menciptakan
identitas unik bagi sekolah tersebut, tetapi juga mencerminkan karakter dan
nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini,
pendidikan karakter di sekolah bukan hanya tentang membentuk individu
yang baik, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan pendidikan yang
memberi citra positif dan mendukung pertumbuhan moral siswa, yang dilihat
dan dihargai oleh masyarakat secara luas. (Mahbubi, 2012)
Dalam konteks pendidikan karakter, terdapat beberapa komponen
penting yang mempengaruhi tujuan pendidikan karakter itu sendiri
diantaranya meliputi:
1. Menguatkan dan Mengembangkan Nilai-Nilai Kehidupan
Pendidikan karakter berupaya untuk memperkuat serta mengembangkan
nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting, sehingga dapat membentuk
kepribadian peserta didik yang memiliki ciri khas sesuai dengan nilai-nilai
yang ditanamkan.
2. Koreksi Perilaku yang Tidak Sesuai.
Komponen ini berperan dalam mengoreksi perilaku peserta didik yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan dikembangkan oleh
sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai karakter yang dijunjung tinggi.
3. Membangun Koneksi dengan Keluarga dan Masyarakat.
Pendekatan pendidikan karakter juga berusaha membangun hubungan
yang harmonis antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Hal ini
diperlukan agar tanggung jawab dalam mendidik karakter dapat dijalankan
bersama-sama secara efektif.
Komponen-komponen ini mencerminkan upaya untuk menciptakan
lingkungan pendidikan yang mempromosikan karakter yang baik dan moral
yang tinggi pada peserta didik, serta bekerja sama dengan keluarga dan
masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. (Kesuma, 2011)
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai dengan tujuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan siswa SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mempelajari dan membiasakan serta
mempraktikkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat institusi mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan sehari-hari, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
adalah ciri khas, karakter, atau citra sekolah tersebut di mata masyarakat
secara umum. (Rosita, 2018)
Sejalan dengan penjelasan di atas pendidikan memiliki tujuan yang
sangat mulia bagi kehidupan manusia. Berkaitan dengan pentingnya
pelaksanaan pendidikan karakter di semua lembaga formal, Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, telah mengidentifikasi paling tidak
lima dasar tujuan yang mendasari perlunya pendidikan karakter.
1. Isu moral adalah masalah serius yang menghadapi Indonesia.
Setiap saat, masyarakat dihadapkan pada kenyataan yang menunjukkan
penurunan moral, yang terutama mempengaruhi remaja, pelajar,
masyarakat pada umumnya, bahkan pejabat pemerintah. Tanda paling
nyata dari penurunan moral ini adalah peningkatan tindakan kekerasan,
kerusuhan massal, pembunuhan, pemerkosaan, dan perilaku yang terkait
dengan pornografi, dan lain sebagainya. Dalam dunia pemerintahan,
fenomena penurunan moral juga sangat mencolok, seperti perilaku tidak
jujur, korupsi, dan berbagai tindakan manipulasi lainnya.
2. Membentuk Manusia Indonesia yang Cerdas dan Rasional
Tujuan pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada pembentukan
manusia Indonesia yang memiliki moral, etika, dan akhlak yang baik.
Lebih dari itu, pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk individu
yang cerdas dan rasional, mampu membuat keputusan yang bijaksana,
serta memiliki kemampuan optimal dalam menggali potensi diri.
Kecerdasan dalam pemanfaatan potensi diri dan sikap rasional adalah ciri
khas individu yang memiliki kepribadian dan karakter yang kuat. Hal ini
menjadi kebutuhan penting bagi Indonesia saat ini, yaitu menciptakan
masyarakat yang cerdas dan rasional dalam menghadapi berbagai
tantangan zaman.
3. Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras
Pendidikan karakter adalah proses pendidikan nilai yang dilaksanakan
dengan tujuan menanamkan semangat bekerja keras, disiplin, kreativitas,
dan inovasi dalam diri peserta didik. Hal ini diharapkan akan membentuk
karakter dan kepribadian mereka. Dengan demikian, pendidikan karakter
bertujuan untuk melahirkan generasi yang mampu berinovasi dan tekun
dalam berusaha.
4. Membentuk Manusia Indonesia yang Optimis dan Percaya Diri
Mengajarkan sikap optimis dan percaya diri kepada peserta didik sejak
usia dini adalah suatu keharusan. Kekurangan dalam sikap optimis dan
percaya diri menjadi faktor yang menyebabkan Indonesia kehilangan
semangat untuk bersaing dan mencapai kemajuan dalam berbagai aspek.
Di masa depan, kita akan semakin memerlukan individu yang selalu
memiliki sikap optimis dan percaya diri ketika menghadapi berbagai
situasi. Namun, hal ini hanya dapat terwujud jika ada upaya konkret dalam
menanamkan kedua sikap ini kepada generasi penerus sejak dini.
5. Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot
Salah satu prinsip yang mendasari konsep pendidikan karakter adalah
pembentukan sikap cinta tanah air. Inti dari sikap ini adalah kemauan
untuk berjuang, berkorban, dan siap memberikan bantuan kepada mereka
yang membutuhkan. Kita harus mengakui bahwa semangat tolong-
menolong dan semangat untuk saling membantu sudah semakin hilang
dalam kehidupan masyarakat. Sikap kepedulian yang dulunya menjadi
sesuatu yang membanggakan tampaknya telah digantikan oleh sikap-sikap
individualistik dan egois. Kehilangan sensitivitas sosial juga menjadi
masalah yang memprihatinkan. Karena itu, tidak mengherankan jika kita
sering melihat masalah-masalah sosial di sekitar kita, yang salah satu
penyebabnya adalah berkurangnya rasa peduli satu sama lain.
C. Saluran-Saluran Pendidikan Karakter
Pendidian karakter berpijak kepada karakter dasar manusia dari nilai
moral yang sumbernya dari agama. Menurut ahli psikologi karakter dasar ini
merupakan rasa cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya, tanggung jawab, jujur,
hormat dan santun, peduli kerjasama, percaya diri kreatif, kerja keras dan lain
sebagainya. Selanjutnya kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter
dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber yaitu
agama, pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri.
(Murjainah, et al., 2022) Dari keempat sumber yang dijelaskan tadi, ada 18
nilai-nilai karakter umum yakni: Religius, jujur toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Implementasi pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran
pendidikan karakter, artinya peneapan harus memiliki metodelogi-metodelogi
yang tepat yang berbeda anatara satu sama lainnya yang disesuaikan dengan
dimana tempat penerapan pendidikan karakter itu.
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan agar berguna sebagai
tolak ukur dalam ketercapaian dari pelaksanaan nilai-nilai pendidikan
karakter. Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut:

Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya,, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
perbuatan, dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas serta
dapat menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
mengahsilkan cara atau hasil yang baru
dari sesuatu yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokrasi Cara berfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
unuk mengetahui lebih dalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dann didengar
10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, bertindak dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong diri
untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan mengakui
serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain
14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang bisa
memberikan kebaikan bagi dirinya
sendiri
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan
alam yang ada di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan
masyarakat yang sedang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya
yang seharusnya dia lakukan
Penerapan pendidikan karakter memiliki berbagai tempat penyaluran
yaitu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan lingkungan yang
ada di sekitar. Berikut penjelasannya:

1. Penyaluran Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga


Dalam pendidikan, keluarga merupakan sumber utama dan pertaa
bagi anak dalam memperoleh dan membentuk serta mengembangkan
karakter. Orangtua memegang peran yang sangat penting dan berpengaruh
dalam mendidik dan membimbing anak untuk mempersiapkan generasi
selanjutnya.
Proses pendidikan karakter anak di dalam keluarga dapat
dilakukan oleh orangtua secara alami tanpa harus mempunyai gelar
khusus, sekolah ataupun training. Ada beberpa cara bagi orangtua untuk
melaksanakan pendidikan karakter pada anak yakni seperti memberikan
keteladanan yang baik, pembiasaan, nasehat dan hokum serta motivasi
bagi anak.
2. Penyaluran Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk pendidikan
karakter. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah
sehingga apa yang didapatkan di sekolah akan mempengaruhi
pembentukan karakter mereka. Ada beberapa faktor penentu dari
keberhasilan pembentukan karakter di sekolah seperti suasana kelas yang
kondusif, keterlibatan kepalaa sekolah dan para guru, sarana dan prasarana
sekolah, dan lain sebagainya.
Adapun penerapan pendidikan karakter di sekolah ini dapat
dilakukan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan ko-kurikuler atau
ekstrakurikuler, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar
3. Penyaluran Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Pendidikan karakter bagi mahasiswa sangat penting untuk
mengatasi krisis moral karena dengan penguatan pendidikan karakter
mahasiswa pastinya mereka memiliki landasan karakter yang baik untuk
mengatasi hal tersebut. Adapun di perguruan tinggi, pendidikan karakter
dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi, budaya organisasi,
kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan sehari-hari.
4. Penyaluran Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekitar
Dalam hidup bermasyarakat, pendidikan karakter juga penting.
Pendidikan karakter ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
sosial yang ada di lingkungan masyarakat seperti pengajian, pelatihan,
kursus-kursus, dan lain-lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan yang berkarakter adalah pendekatan pendidikan yang
berfokus tidak hanya pada pengembangan aspek kognitif atau pengetahuan
intelektual, tetapi juga pada pembentukan nilai-nilai moral dan karakter
individu. Konsep ini menekankan pentingnya mengembangkan sikap, nilai,
etika, dan perilaku positif dalam proses pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan yang berkarakter bertujuan untuk menciptakan individu yang tidak
hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, tanggung
jawab, empati, kepedulian sosial, dan kemampuan berinteraksi yang positif
dalam masyarakat. Ini merupakan pendekatan yang penting dalam
menciptakan generasi yang memiliki dasar moral yang kuat untuk
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Tujuan pendidikan yang berkarakter adalah membentuk individu yang
tidak hanya memiliki pengetahuan intelektual yang baik, tetapi juga karakter
yang kuat. Dalam pendidikan ini, tujuan utama adalah mengembangkan nilai-
nilai moral seperti integritas, tanggung jawab, empati, kerjasama, dan
kepedulian sosial pada peserta didik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
generasi yang dapat berkontribusi positif dalam masyarakat, memiliki perilaku
yang baik, dan mampu mengatasi berbagai tantangan moral dan etika yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, tujuan pendidikan
yang berkarakter adalah menciptakan individu yang cerdas secara intelektual
dan berbudi pekerti baik.
Pendidian karakter berpijak kepada karakter dasar manusia dari nilai
moral yang sumbernya dari agama. Penerapan pendidikan karakter ini dapat
disalurkan ke berbagai tempat penyaluran yaitu di lingkungan keluarga,
sekolah, perguruan tinggi dan lingkungan yang ada di sekitar.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, kami harapkan pembaca bisa
memahami dan mengerti dengan materi konsep dasar pendidikan yang
berkarakter. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan yang tanpa disengaja, oleh karena itu kami selalu
terbuka untuk menerima kritik serta saran yang dapat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kesuma, D. (2011). Pendidikan Karakter:Kajian Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Khan, Y. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta : Pelangi


Publishing.

Koesoema, D. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi mendidik anak di zaman


Global. J Grasindo

Mahbubi, M. (2012). Pendidikan Karakter. Yogjakarta: Pustaka Ilmu.

Murjainah, Saryanto, Selegi, S. F., Tuhuteru, L., Darmanto, Indra, et al. (2022).
Kurikulum Pendidikan Karakter. Sumatra Barat: CV. Azka Pustaka.

Omeri, N. (2015). Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan.


Manajer Pendidikan, 9(3), 465-468.

Rosita, L. (2018). Peran Pendidikan Berbasis Karakter Dalam Pencapaian Tujuan


Pembelajaran Di Sekolah. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, 8-11.

Sahlan, A. (2015). Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah Upaya Mengembangkan


PAI dari Teori ke Aksi. Malang: Uin Press.

Samani, & Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Syukur, T. A. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Hadis. Jakarta: Raja Grafindo.

Tsauri, S. (2015). Pendidikan Karakter:Peluang dalam Membangun Karakter


Bangsa. Jember: IAIN Jember Press.

Wibowo, A. (2013). Pendidikan Karakter . Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai