Anda di halaman 1dari 9

Konstruksi “Kafir” di Media Sosial Muhammadiyah @muhammadiyah

1. Berita dengan judul “Terkait Polemik Penghapusan Istilah Kafir, Berikut


Tanggapan Din Syamsuddin” pada tanggal 2 Maret 2019
http://m.muhammadiyah.or.id/id/news-16100-detail-terkait-polemik-penghapusan-
istilah-kafir-berikut-tanggapan-din-syamsuddin.html

A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Seseorang yang non-muslim. “Menurutnya, di masyarakat
majemuk seperti Indonesia pemakaian istilah kafir untuk menyebut
non-muslim harus dengan bijak dan hati-hati”.
2. Seseorang beragama Islam yang tidak beriman. "Kita ini mukmin
beriman, ada yang tidak beriman sesuai Islam disebut oleh Al
Qur'an dengan kata kafir, musrik, juga fasik,"
3. Seseorang yang berbeda keyakinan (baik muslim atau non-muslim
lain yang berbeda keyakinan). “Menurut Din, istilah tersebut perlu
dipahami secara menyeluruh, karena pemakaian istilah seperti
itu bukan hanya ada di Islam tapi juga agama yang lain.” // “Din
berpesan, untuk tidak mengubah istilah yang ada di dalam kitab
suci. Tapi harus ada kearifan dalam menggunakannya, termasuk
dalam konteks saat ini. Istilah tersebut juga ada di agama selain
Islam dalam menyebut orang yang berbeda dalam keimanan
dengan mereka.”

Kafir
Signified Signifier Asosiatif Oposisi
Konsep kafir Muslim tak beriman keyakinan Mukmin
Kafir, Musyrik, Fasik dalam akidah
Orang berbeda teologi antar- Keyakinan sama
keyakinan agama
Non-muslim kebangsaan Muslim
Tidak diubah Akidah diganti

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam (Al “Kafir” yang diacu oleh Din Syamsudin
Quran) 1. Orang lain yang dianggap buruk.
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab "Dalam konteks berbangsa memang
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- harus dibarengi dengan sikap
kufranan yang artinya tasamuh (toleransi), sehingga
menyembunyikan atau menutupi. pemakaian istilah tersebut tidak
Menyembunyikan sesuatu yang dipakai secara peyoratif
bermanfaat, tidak berterimakasih (memperburuk) kepada orang lain.
(atas nikmat Allah). Tapi juga tidak mungkin kitab suci
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang yang sudah final lalu diamandemen."
yang tidak percaya kepada Allah 2. Ujaran kebencian kepada lawan
SWT. politik. “Terlebih ada event politik,
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu hal semacam ini akan dengan
(menutupi apa yang dibawahnya). sangat mudah menyulut ketegangan
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan sampai akhirnya menimbulkan
Nabi Muhammad sebagai ujaran kebencian kepada yang
utusanNya tetapi ia menolak mereka anggap sebagai lawan
mengakuinya. politiknya.”
5. Perilaku bermusuhan terhadap Islam 3. Ujaran kebencian dengan menyebut
dan muslim. nama binatang pada kelompok
tertentu. "Menuju Pilpers mendatang
Referensi: sudah ada ujaran kebencian
Muhammad Asy’war Saleh (2018) dengan menyematkan nama
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran binatang kepada kelompok satu
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam ke kelompok lainnya. Hemat saya
Al Quran” Skripsi UIN Syarif itu tidak etis, itu sama saja
Hidayatullah, Jakarta mendegradasi harkat martabat
kemanusiaan."

Konteks Penggunaan: Antara Akidah-teologis, Kebangsaan, dan Politik


Langue parole
Kafir Makna peyoratif, Ujaran kebencian, politik
Penggunaan bijak dan hati-hati – “gebyah
uyah” dihilangkan

Memaknai Konstruksi dan Narasi “Kafir”


synchronic analysis (Sintagmatik)
Kafir untuk menyebut non-muslim
Ada yang tidak beriman sesuai Islam disebut oleh Al Qur'an dengan kata kafir
Istilah tersebut juga ada di agama selain Islam dalam menyebut orang yang
berbeda dalam keimanan dengan mereka
Pemakaian istilah tersebut tidak dipakai secara peyoratif (memperburuk) kepada
orang lain
Ujaran kebencian kepada yang mereka anggap sebagai lawan politiknya
Ujaran kebencian dengan menyematkan nama binatang kepada kelompok satu
ke kelompok lainnya. Hemat saya itu tidak etis, itu sama saja mendegradasi
harkat martabat kemanusiaan
Sintagmatik Akidah
(diacronic analysis) Teologi keagamaan
Toleransi
Politik
Konstruksi “Kafir” di Media Sosial Nahdlatul Ulama @nahdlatululama

1. Quote Achmad Munjid, tweet tanggal 4 Maret 2019


A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Selain mu’min dan nonmuslim belum tentu kafir. “Muslim dan
mu’min tidak selalu satu paket. Seorang muslim belum tentu
mu’min. Seorang non muslim tidak dengan sendirinya kafir.”

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam (Al “Kafir” yang diacu oleh Achmad Munjid
Quran) 1. Potensi muslim disebut kafir jika
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab tidak mu’min, namun nonmuslim
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- tidak serta merta kafir. “Muslim dan
kufranan yang artinya mu’min tidak selalu satu paket.
menyembunyikan atau menutupi. Seorang muslim belum tentu
Menyembunyikan sesuatu yang mu’min. Seorang non muslim
bermanfaat, tidak berterimakasih tidak dengan sendirinya kafir.”
(atas nikmat Allah). 2. Strata seseorang yang cenderung
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang membuat seseorang tidak sederajat.
yang tidak percaya kepada Allah “Sebab, dalam konteks kehidupan
SWT. berbangsa dan bernegara, kategori
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu “kafir” memang tidak seharusnya
(menutupi apa yang dibawahnya). digunakan. Sebab, dalam konteks
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan berbangsa, setiap orang adalah
Nabi Muhammad sebagai warga negara dan setiap warga
utusanNya tetapi ia menolak negara berkedudukan sederajat.”
mengakuinya.
5. Perilaku bermusuhan terhadap Islam
dan muslim.

Referensi:
Muhammad Asy’war Saleh (2018)
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam
Al Quran” Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta

C. Paradigmatik-sintagmatik
Kata kerja (v) Kata benda (n)
Sintagm

(sinkron

Kafir untuk menyebut orang Islam yang bukan mu’min (n)


atik
ik) Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, kategori “kafir”
memang tidak seharusnya digunakan. Sebab, dalam konteks
berbangsa, setiap orang adalah warga negara dan setiap warga
negara berkedudukan sederajat. (n)

Paradigmatik
(diakronik)

2. Opini Nadirsyah Hosen “Kenapa Gagal Paham Munas NU”, tweet tanggal 4
Maret 2019

A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Non muslim yang hidup berdampingan dengan umat Islam dalam
suatu negara. “[…] sebenarnya masalahnya cukup sederhana.
Munas NU tahun 2019 yang baru saja berakhir tidak membahas
istilah kafir dalam iman atau akidah. Tidak benar gorengan
sebagian pihak seolah ulama NU hendak menghapus surah Al
Kafirun dalam Al quran. Sekali lagi, konteks pembahasannya
adalah dalam kerangka kita hidup bernegara.” // “Istilah kafir
dalam bahasan akidah tidak disinggung dan tidak dikotak-
katik. Yang dibahas adalah istilah kafir dalam konteks bernegara.
Putusan NU hanya mengisi kekosongan literatur fiqh siyasah
klasik mengenai warga negara dalam konteks negara-bangsa.
Sesederhana itu memahaminya.”

2. Non muslim sebagai warga negara disuatu negara. “Padahal,


konsep khilafah telah berganti menjadi negara-bangsa, kategori
kafir zimi berganti dengan konsep kewarganegaraan, dan
konsep baiat sudah diperluas dalam sistem pemilu yang berbeda-
beda antara satu negara dengan lainnya.” // “Masalah menyebut
orang kafir dengan muwathinun (warga negara) ini jauh-jauh
hari sudah dibahas oleh ulama, termasuk dari kalangan
Ikhwanul Muslimin. Misalnya, Syekh Yusuf al-Qaradhawi, baik
dalm bukunya Al-Halal wal Haram fi Islam halaman 292-297
maupun dalam bukunya Khitabuna al-Islam fi Ashr al Aulamah
halaman 46-47. Beliau mengusulkan mengganti istilah kafir
dengan nonmuslim dan mengganti istilah ahl dhimmah
dengan warga negara (muwathinun).”

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam “Kafir” yang diacu oleh Nardisyah Hosen
(Al Quran) 1. Orang yang tidak beriman (Al
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab Kafirun). “Tidak benar gorengan
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- sebagian pihak seolah ulama NU
kufranan yang artinya hendak menghapus surah Al
menyembunyikan atau menutupi. Kafirun dalam Alquran.”
Menyembunyikan sesuatu yang 2. Non muslim sederajat dengan
bermanfaat, tidak berterimakasih muslim dalam konteks warga
(atas nikmat Allah). negara. “Konsekuensi dalam
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang menerima konsep negara-bangsa,
yang tidak percaya kepada Allah kita juga harus menerima konsep
SWT. warga negara. Semua warga
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu negara dipandang memiliki hak
(menutupi apa yang dibawahnya). dan kewajiban yang sama” // “Kita
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan lihat saja Undang-Undang Dasar
Nabi Muhammad sebagai (UUD) 1945, tidak ada pembagian
utusanNya tetapi ia menolak rakyat ke dalam kategori kafir
mengakuinya. atau muslim. Begitu pula hak dan
5. Perilaku bermusuhan terhadap kewajiban tidak dibedakan. Yang
Islam dan muslim. ada malah jaminan konstitusi untuk
semua umat beragama beribadah
Referensi: sesuai dengan agama masing-
Muhammad Asy’war Saleh (2018) masing.”
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran 3. Seseorang yang berbeda
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam keyakinan/keimanan, non muslim.
Al Quran” Skripsi UIN Syarif “Istilah kafir dalam bahasan
Hidayatullah, Jakarta akidah tidak disinggung dan tidak
dikotak-katik. Yang dibahas adalah
istilah kafir dalam konteks
bernegara.”

C. Paradigmatik-sintagmatik
Kata kerja (v) Kata benda (n)
Tidak benar gorengan sebagian pihak seolah ulama NU hendak
menghapus surah Al Kafirun dalam Al quran (orang-orang kafir,
Paradigmatik

tidak beriman) (n)


Kategori kafir zimi berganti dengan konsep kewarganegaraan (n)
Menyebut orang kafir dengan muwathinun (warga negara) (n)
Dalam UUD 1945, tidak ada pembagian rakyat ke dalam kategori
kafir atau muslim (n) [dikotomi muslim-nonmuslim (kafir)]

Sintagmatik

3. Video Quraish Shihab tentang istilah “Kafir”, tweet tanggal 5 Maret 2019
A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Tidak percaya keesaan Allah, mengingkari Tauhid. “Yang
pertama, ada kafir menutupi kebenaran tentang keesaan Allah,
tentang kebenaran agama. Padahal, dia tahu.”
2. Tidak tahu kebenaran agama. “Ada kafir menutupi kebenaran,
tapi sebenarnya karena ia tidak memiliki informasi yang
cukup.”
3. Tidak menjalankan perintah agama. “Ada lagi, kafir dia percaya
pada Allah, percaya pada ajaran agama, tapi tidak
melakukan.”
4. Seseorang yang melanggar agama. “Imam Ghazali mengingatkan,
kalau ada satu orang melakukan pelanggaran agama sudah
terbukti 99% ia melanggar agama, jangan dulu cap dia
sebagai kafir kalau belum sempurna 100%.”
5. Orang yang menuduh orang lain kafir. “Kafir itu, Nabi bersabda
siapa yang menuduh orang lain kafir dalam arti keluar dari
agama, padahal ia tidak keluar dari agama, maka dia itu yang
dituduh Tuhan kafir.”
6. Non-muslim, keluar dari Islam. “Kafir itu, Nabi bersabda siapa
yang menuduh orang lain kafir dalam arti keluar dari agama,
padahal ia tidak keluar dari agama, maka dia itu yang dituduh
Tuhan kafir.”

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam “Kafir” yang diacu oleh Quraish Shihab
(Al Quran) 1. Kafir dalam konteks agama.
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab a. Tidak percaya keesaan Allah,
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- mengingkari Tauhid. “Yang
kufranan yang artinya pertama, ada kafir menutupi
menyembunyikan atau menutupi. kebenaran tentang keesaan
Menyembunyikan sesuatu yang Allah, tentang kebenaran
bermanfaat, tidak berterimakasih agama. Padahal, dia tahu.”
(atas nikmat Allah). b. Tidak tahu kebenaran agama.
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang “Ada kafir menutupi kebenaran,
yang tidak percaya kepada Allah tapi sebenarnya karena ia tidak
SWT. memiliki informasi yang
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu cukup.”
(menutupi apa yang dibawahnya). a. Tidak menjalankan perintah
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan agama. “Ada lagi, kafir dia
Nabi Muhammad sebagai percaya pada Allah, percaya
utusanNya tetapi ia menolak pada ajaran agama, tapi tidak
mengakuinya. melakukan.”
5. Perilaku bermusuhan terhadap Islam 2. Kafir dalam pemahaman mahzab
dan muslim. Imam Ghazali.
a. Seseorang yang melanggar
Referensi: agama. “Imam Ghazali
Muhammad Asy’war Saleh (2018) mengingatkan, kalau ada satu
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran orang melakukan pelanggaran
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam agama sudah terbukti 99% ia
Al Quran” Skripsi UIN Syarif melanggar agama, jangan dulu
Hidayatullah, Jakarta cap dia sebagai kafir kalau
belum sempurna 100%.”
3. Kafir dalam konteks hadist nabi.
b. Orang yang menuduh orang lain
kafir. “Kafir itu, Nabi bersabda
siapa yang menuduh orang
lain kafir dalam arti keluar dari
agama, padahal ia tidak keluar
dari agama, maka dia itu yang
dituduh Tuhan kafir.”
c. Non-muslim, keluar dari Islam.
“Kafir itu, Nabi bersabda siapa
yang menuduh orang lain kafir
dalam arti keluar dari agama,
padahal ia tidak keluar dari
agama, maka dia itu yang
dituduh Tuhan kafir.”

C. Paradigmatik-sintagmatik
Kata kerja (v) Kata benda (n)
Kafir (ialah) menutupi kebenaran tentang keesaan Allah, tentang
kebenaran agama. Padahal, dia tahu. (v)
Kafir menutupi kebenaran, tapi sebenarnya karena ia tidak
Paradigmatik

memiliki informasi yang cukup (v)


Kalau ada satu orang melakukan pelanggaran agama sudah terbukti
99% ia melanggar agama, jangan dulu cap dia sebagai kafir kalau
belum sempurna 100% (v)
Kafir itu, Nabi bersabda siapa yang menuduh orang lain kafir dalam
arti keluar dari agama, padahal ia tidak keluar dari agama, maka dia
itu yang dituduh Tuhan kafir (v)

Sintagmatik

4. Retweet @Netizen_NU menanggapi video Haikal Hassan tanggal 9 Maret


A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Kafir = Kufran, “Setahu aku, tidak ada bedanya makna kafir
dengan makna kufar. Kafir adalah bentuk mufrad, sedangkan
kufar adalah bentuk jamak.”
2. Ia tidak mengatakan kafir mengacu pada seseorang dengan
karakteristik tertentu, tetapi ia lebih mengkritik pemaknaan
bahasa kafir dan kufran yang berbeda, padahal artinya sama,
hanya berbeda jumlah subjek dalam makna kata yang
bersangkutan.

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam (Al “Kafir” yang diacu oleh @Netizen_NU
Quran) 1. Kafir = Kufran, “Setahu aku, tidak
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab ada bedanya makna kafir dengan
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- makna kufar. Kafir adalah bentuk
kufranan yang artinya mufrad, sedangkan kufar adalah
menyembunyikan atau menutupi. bentuk jamak.”
Menyembunyikan sesuatu yang 2. Tidak paham makna kafir =
bermanfaat, tidak berterimakasih memalukan. “Dan, kalau abang
(atas nikmat Allah). tidak dapat membedakan kedua
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang kalimat ini, monggo silakan abang
yang tidak percaya kepada Allah belajar kepada santri-santri NU,
SWT. kepada adik-adik IPNU. Jangan
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu buat malulah, bang! Abang itu
(menutupi apa yang dibawahnya). ditonton jutaan orang loh bang di
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan televisi.”
Nabi Muhammad sebagai 3. Ada kecenderungan perbedaan
utusanNya tetapi ia menolak acuan dan penggunaan antara NU
mengakuinya. dengan Haikal Hassan, sehingga
5. Perilaku bermusuhan terhadap Islam terjadi perdebatan ini.
dan muslim.

Referensi:
Muhammad Asy’war Saleh (2018)
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam
Al Quran” Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta

C. Paradigmatik-sintagmatik
Kata kerja (v) Kata benda (n)

Tidak ada bedanya makna kafir dengan makna kuffar. Kafir adalah
Paradigmatik

bentuk mufrad, sedangkan kufar adalah bentuk jamak.

Santri NU mengkritisi subjek pada penggunaan kata kafir dan kuffar.


Keduanya memiliki makna yang sama tetapi berbeda dalam konteks
subjek, kafir untuk subjek tunggal dan kuffar untuk subjek jamak.

Sintagmatik
5. Retweet @Netizen_NU menanggapi video ceramah Ustaz Tengku Zulkarnain
tanggal 9 Maret
A. Signified-signifier
Signified Signifier
“Kafir” 1. Kafir = kafara-yakfuru-kufran bukan kafara-yukafiru-kufran. “Dalam
video tersebut, pak Zul menyebutkan asal kata kafir itu kafara-
yukafiru-kufran. Ya jelas salahlah. Karena lafadz kafir merupakan
isim fiil tsulatsin mujarrad, dari mathrib kafara. Jika ditasrif
menjadi kafara-yafuru-kufran.”
2. Di sini, ia juga tidak mengacu pada karakteristik seseorang yang
dapat dikatakan sebagai kafir, melainkan fokus kepada asal kata,
penggunaan serta makna kata.

B. Langue-parole
Langue Parole
“Kafir” dalam ketentuan agama Islam (Al “Kafir” yang diacu oleh @Netizen_NU
Quran) 1. Kafir = kafara-yafuru-kufran bukan
1. Kata “Kafir berasal dari bahasa Arab kafara-yukafiru-kufran. “Dalam video
kafara-yakfuru-kufran-kufuran- tersebut, pak Zul menyebutkan asal
kufranan yang artinya kata kafir itu kafara-yukafiru-kufran.
menyembunyikan atau menutupi. Ya jelas salahlah. Karena lafadz kafir
Menyembunyikan sesuatu yang merupakan isim fiil tsulatsin
bermanfaat, tidak berterimakasih mujarrad, dari mathrib kafara. Jika
(atas nikmat Allah). ditasrif menjadi kafara-yafuru-
2. “Kafir” dalam KBBI adalah orang kufran.”
yang tidak percaya kepada Allah 2. Tidak bisa tafsir, tidak boleh
SWT. mengomentari bathsul masail NU.
3. Kata “Kufr” diartikan sebagai debu “Lucunya tuh disini, tafsir saja tidak
(menutupi apa yang dibawahnya). bisa, tapi mengomentari
4. Mengetahui keesaan Tuhan dan keputusan bahtsul masaid ulama
Nabi Muhammad sebagai NU.”
utusanNya tetapi ia menolak 3. Tidak bisa ilmu asal, tidak bisa fiqih.
mengakuinya. “Pak Zul ilmu asalnya saja belum
5. Perilaku bermusuhan terhadap Islam bisa, malah mengomentari kajian
dan muslim. fiqih.”
4. Santri NU lebih paham fiqih dan
Referensi: tafsir dibanding ustad Tengku
Muhammad Asy’war Saleh (2018) Zulkarnain. “Pak Zul ilmu asalnya
“Antara Teks dan Konteks: Penafsiran saja belum bisa, malah
Ulama Nusantara Atas Kata Kufr dalam mengomentari kajian fiqih.
Al Quran” Skripsi UIN Syarif Mendingan, ngaji bersama saya di
Hidayatullah, Jakarta madrasah-madrasah NU.”

C. Paradigmatik-sintagmatik
Kata kerja (v) Kata benda (n)
Paradigmatik

Lafadz kafir merupakan isim fiil tsulatsin mujarrad, dari mathrib kafara.
Jika ditasrif menjadi kafara-yakfuru-kufran. (v)

Sintagmatik

Anda mungkin juga menyukai