Alquran adalah kitab suci umat Islam yang lengkap dan sempurna, dan
sekaligus sebagai sumber hukum yang pertama bagi umat Islam. Alquran merupakan
sebuah kitab yang menjadi petunjuk kepada siapa saja yang membutuhkannya,
menjadi contoh dan pengajaran kepada siapa saja yang mau men-tadabbur-nya.1
oleh makhluk-makhluk-Nya.
Dengan jaminan ini, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan
didengarnya sebagai Alquran tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah
dibaca oleh Rasulullah SAW, dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat.2 \
dalam mengatur tatanan dalam masyarakat. Alquran menjadi kitab umat Islam yang
mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari hal yang kecil seperti
1
Rosihan Anwar, Pengantar Ulumul Qur’a>n, (Cet. 1; Bandung: Pustaka Setia, 2009), 13.
2
2M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’a>n: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Cet. III; Bandung: Mizan, 2009), 27.
2
suci Alquran, karena dengan menjadikan Alquran sebagai kitab petunjuk maka akan
Islam sangat mengecam orang-orang yang ekstrim dalam keberagamaannya baik itu
moderasi dalam hal apapun, atau yang biasa dikenal dengan istilah wasat}iyyah atau
Dalam Islam, rujukan beragama memang satu, yaitu Alquran dan alHadits, namun
fenomena menunjukkan bahwa wajah Islam adalah banyak. Ada berbagai golongan
Islam yang terkadang mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam praktek dan amaliah
kehidupan merupakan keniscayaan yang dikehendaki Alah. Termasuk dalam hal ini
kalangan yang fokus dalam gerakan pembaharuan dakwah Islam. Pada awalnya,
istilah ini sering digunakan para ulama untuk memberikan pencerahan kepada umat
Islam tentang ajaran Islam yang progresif, aktual dan tidak ketinggalan zaman. Walau
3
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,
2007), 52.
3
besar Islam saat ini. Citra Islam yang tadinya dicemari oleh ulah oknum tertentu,
terklarifikasi dengan dakwah muslim moderat yang santun, ramah dan bersahabat.
bukan kata-kata selainnya agaknya dikarenakan Allah secara tegas menggunakan kata
wasath dalam menggambarkan ciri umat islam sebagaimana terbaca dalam QS. Al-
Baqarah (2): 143. Karena itu sebelum mengetengahkan kata/istilah selain
Berangkat dari hal ini, penulis melihat perlu adanya posisi tengah untuk
menengahi kedua kubu antara yang over-tekstualis dan over rasionalis, dan ini tidak
lain kecuali ada pada moderasi beragama dalam Islam. Olehnya penulis merasa
terpanggil untuk membahas tentang moderasi beragama dalam Alquran. Penulis akan
kebenaran sekalipun harus bersebrangan dengan apa yang diyakini pada umumnya,
Signifikansi akademik pembahasan ini akan sangat terasa, khususnya pada saat ini
apabila kita melihat ke arah positif (baca: dampak positif) yang ditimbulkan oleh
sikap moderat, untuk melahirkan masyarakat yang toleran, rukun dan cinta damai.