Anda di halaman 1dari 5

Dety Dwi Pratiwi., Pematahan Dormansi Biji.........

Pematahan Dormansi Biji


(Breaking Seed Dormancy)

Dety Dwi Pratiwi, Kelas C


Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: detytiwy@gmail.com

Abstrak
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang membutuhkan energy. Perkecambahan
dimulai dengan proses penyerapan air kedalam sel-sel dan proses ini merupakan proses fisika. Proses perkecambahan biji
merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Biji dikatakan
berkecambah jika telah terbentuk plumula dan radikula. Proses awal perkecambahan adalah ambibisi, yaitu masuknya air
kedalam biji sehingga kadar air dalam biji mencapai presentase tertentu. Keberhasilan biji dalam berkecambah ditentukan
oleh factor internal dan factor eksternal. . Biji yang mengalami dormansi terjadi penurunan viabilitas dan vigor. Kulit biji
yang keras dapat menyebabkan air tidak dapat menembus ke dalam biji, sehingga biji akan tetap berada dalam keadaan
dormansi. Dormansi yang terjadi menyebabkan benih tidak dapat mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu benih yang
dormansi harus dipatahkan dormansinya agar dapat kembali berkecambah. Salah satu teknik yang dapat dilakukan untuk
memecahkan dormansi yaitu dengan perlakuan kimia menggunakan bahan-bahan kimia. Asam kuat sangat efektif untuk
mematahkan dormansi pada biji yang memiliki struktur kulit keras. Asam sulfat sebagai asam kuat dapat melunakkan kulit
biji yang keras sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah dan proses perkecambahan menjadi lebih cepat.

Kata Kunci: Dormansi, Perkecambahan, Biji Asam, Asam Sulfat, Ampelas.

Abstract
Seed germination is a process related to living cells that need energy. Germination begins with the process of absorbing
water into cells and this process is a physical process. The process of seed germination is a complex set of morphological,
physiological and biochemical changes. Seeds are said to germinate when plumules and radicles have formed. The initial
process of germination is ambition, which is the entry of water into the seeds so that the water content in the seeds reaches a
certain percentage. The success of seeds in germination is determined by internal factors and external factors. . Seeds that
experience dormancy occur in viability and vigor. Hard seed coat can cause water to not penetrate into the seeds, so the
seeds will remain in a state of dormancy. Dormancy that occurs causes the seeds can not experience growth. Therefore
dormant seeds must be broken off in order to germinate again. One technique that can be done to break dormancy is by
chemical treatment using chemicals. Strong acids are very effective for breaking dormancy in seeds that have a hard skin
structure. Sulfuric acid as a strong acid can soften the hard seed coat so that it can be passed by water easily and the
germination process becomes faster.

Keywords: Dormancy, Germination, Acid Seeds, Sulfuric Acid, Emery.

Pendahuluan Kebutuhan energy sel hidup biasanya ditopang oleh proses


oksidasi, dengan ada atau tidaknya oksigen pada proses
Pada umumnya, biji tanaman Angiospermae dan respirasi [2].
Gymnospermae tidak segera berkecambah setelah biji Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan
tersebut matang, meskipun kondisi lingkungan dengan sel hidup yang membutuhkan energy. Hubungan
memungkinkan untuk terjadinya perkecambahan, kondisi antara pengaruh cahaya dan perkecamabhan biji control
seperti ini dinamakan dengan dormansi. Tedapat beberapa oeleh suatu pigmen yang dikenal sebagai phytochrome yang
penyebab dari biji tanaman mengalami dormansi, tersusun dari chromophere dan protein. Proses
diantaranya adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air perkecambahan biji merupakan suatu rangkaian kompleks
dan gas, embrio belum matang, ketahanan kulit biji terhadap dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan
gaya mekanik, kandungan zat penghambat dan jaringan biokimia. Perkecambahan benih terbagi dalam lima tahap,
dalam biji, kebutuhan khusus terhadap penyinaran, diantaranya yaitu; tahap pertama suatu perkecambahan benih
kebutuhan suhu dingin [1]. dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji, melunaknya
Perkecambahan adalah proses yang berhubungan dengan kulit biji dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai
sel-sel hidup dan membutuhkan pengeluaran energy. dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya
Dety Dwi Pratiwi., Pematahan Dormansi Biji......... 2

tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap penting embrio yang menunjukkan kemampuan untuk
dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, tumbuh normal pada lingkungan yang sesuai [8].
lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan Kulit biji yang keras dapat menyebabkan air tidak dapat
ditranslokasi ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah menembus ke dalam biji, sehingga biji akan tetap berada
asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di dalam keadaan dormansi. Dormansi yang terjadi
daerah meristematik untuk menghasilkan energy bagi menyebabkan benih tidak dapat mengalami pertumbuhan.
kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel Oleh karena itu benih yang dormansi harus dipatahkan
baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah dormansinya agar dapat kembali berkecambah. Salah satu
melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel- teknik yang dapat dilakukan untuk memecahkan dormansi
sel pada titik tumbuh [3]. yaitu dengan perlakuan kimia menggunakan bahan-bahan
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air kimia, contohnya larutan asam kuat seperti asam sulfat.
kedalam sel-sel dan proses ini merupakan proses fisika. Tujuannya adalah menjadikan kulit biji menjadi lebih lunak
Proses penyerapan air pada biji atau ambibisi terjadi melalui agar mudah dimauski air saat proses ambibisi. Perendaman
mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon menyebabkan biji yang keras pada asam sulfat dapat mempengaruhi
volumenya bertambah, sehingga kotiledon membengkak. perkecambahan melalui peningkatan temperature, lamanya
Pembengkakan tersebut akhirnya menyebabkan pecahnya waktu perendaman yang diberikan juga akan mempengaruhi
testa. Masuknya air juga akan mengencerkan protoplasma banyaknya larutan asam sulfat yang terserap untuk
sehingga dapat meningkatkan sejumlah proses fisiologis melunaknya kulit benih [9].
dalam embrio, seperti pencernaan, pernapasan, asimilasi, Dormansi mekanis ialah dormansi yang disebabkan oleh
dan pertumbuhan . persentase perkecambahan yang tinggi kulit biji yang keras sehingga tidak dapat ditembus oleh
karena terjadi metabolisme sel-sel embrio setelah menyerap akar, sedangkan dormansi fisik ialah dormansi yang
air, yang didalamnya berlangsung reaksi perombakan yang disebabkan oleh kulit biji yang tidak bisa ditembus oleh air
biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen dan gas. Kulit bij yang keras tersebut menghalangi proses
sel untuk pertumbuhan atau yang dikenal dengan masuknya air dan udara yang dibutuhkan oleh benih untuk
anabolisme. Proses metabolisme ini berlangsung terus dan proses berkecambah. Asam sulfat merupakan zat kimia yang
merupakan pendukung dari pertumbuhan kecambah hingga dapat meningkatkan presentase perkecambahan pada benih
tanaman dewasa [4]. yang memiliki dormansi akibat kulit biji yang keras.
Faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi Dikarenakan asam sulfat mampu membuang lapisan lignin
proses perkecambahan yaitu kematangan sebagian benih pada kulit benih. Asam sulfat dapat melunakkan kulit beni
yang belum matang fisiologis., ukuran benih yang tidak karena bekerja pada bagian kutikula yang melarutkan
seragam, bobot benih dan dormansi benih. Untuk factor makroskelereid sehingga kulit benih menjadi lunak dan air
eksternal yang dapat mempengaruhi perkecambahan yaitu dapat teresap oleh benih. Melunaknya kulit benih dapat
suhu, air, oksigen, cahaya dan media [5]. meningkatkan permeabilitas terhadap air dan gas, sehingga
Dormansi dan perkecambahan biji adalah sifat kompleks metabolisme dapat berjalan dengan baik. Air merupakan
biji yang dipengaruhi oleh faktor gen dan faktor lingkungan. faktor yang penting dalam tahap awal pada proses
Dormansi merupakan salah satu faktor utama yang perkecambahan sebab digunakan untuk mengaktifkan enzim-
menentukan nilai adaptif perkecambaha [6]. enzim hidrolisis yang digunakan untuk proses
Pada tanaman, dormansi benih didefinisikan sebagai perkecambahan benih. Untuk mematahkan dormansi dapat
kendala dalam perkecambahan. Kurangnya dormansi dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Cara mekanik
memungkinkan benih mulai berkecambah yang yaitu dengan menggosok atau mengamplas biji sehingga
menguntungkan untuk perkecambahan [7]. kulit biji menjadi lebih tipis, secara cara kimiawi dilakukan
Biji dikatakan berkecambah jika telah terbentuk plumula dengan merendam biji kedalam larutan kimia. Asam sulfat
dan radikula. Proses awal perkecambahan adalah ambibisi, memiliki sifat asam panas dan korosif sehingga dapat
yaitu masuknya air kedalam biji sehingga kadar air dalam merusak benda apa saja yang mengenainya, baik logam
biji mencapai presentase tertentu. Keberhasilan biji dalam maupun non logam. Penggunaan asam sulfat untuk
berkecambah ditentukan oleh factor internal dan factor merendam biji keras menjadi lunak sehingga dapat dilalui
eksternal. Biji sebagian besar tumbuhan biasanya oleh air dengan mudah [10].
berkecambah dengan segera apabila diberi air, didukung Perkecambahan melibatkan pemecahan dormansi
dengan suhu yang memadai, cahaya matahari, dan keadaan fisiologis serta pertumbuhan, atau diferensiasi dan
lingkungan yang sesuai. Beberapa tumbuhan, untuk bijinya pertumbuhan, dari embrio. Biji yang mengalami dormansi
tidak segera berkecambah meskipun telah diletakkan pada terjadi penurunan viabilitas [11].
kondisi lingkungan yang mendukung, biji tersebut Asam kuat sangat efektif untuk mematahkan dormansi
mengalami dormansi. Biji yang mengalami dormansi terjadi pada biji yang memiliki struktur kulit keras. Asam sulfat
penurunan viabilitas dan vigor. Kedua nilai ini sebagai asam kuat dapat melunakkan kulit biji yang keras
memungkinkan biji tersebut untuk tumbuh menjadi normal sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah dan proses
meskipun keadaan pada lapangan produksi suboptimum. perkecambahan menjadi lebih cepat. Perlakuan pematahan
Viabilitas mencakup potensial berkecambah dan dormansi secara kimia yang terbaik untuk meningkatkan
keserempakan perkecambahan. Viabilitas biji diartikan kecambah dan indeks vigor serta mempercepat laju
sebagai pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian perkecambahan dengan asam sulfat. Larutan asam kuat
seperti asam sulfat dapat digunakan dengan konsentrasi yang
Dety Dwi Pratiwi., Pematahan Dormansi Biji......... 3

bervariasi sampai konsentrasi pekat tergantung jenis biji Kimia 10 100% -


yang diperlakukan sehingga kulit biji menjadi menjadi Kontrol 3 30% -
lunak. Larutan asam sulfat dapat menguraikan komponen 2. Mekanik 10 100% -
dinding sel pada biji, sehingga dinding sel lebih permeable Kimia 10 100% -
dan proses imbibisi pada biji berlangsung dengan baik. Kontrol 7 70% Tumbuh
Dinding sel tersusun atas mikrofibil selulosa yang terdiri dari
3. jamur
polisakarida. Biji yang diberi perlakuan dengan asam sulfat
Mekanik 10 100% -
dapat memutuskan ikatan mikrofibil selulosa yang
menyebabkan dinding sel menjadi permeable, sehingga air Kimia 8 80% -
dan oksigen dapat lebih cepat masuk ke dalam sel biji yang Kontrol 1 10% -
dibutuhkan untuk respirasi embrio [12]. 4. Mekanik 10 100% Tumbuh
Lamanya perlakuan larutan asam harus memperhatikan jamur
dua hal yaitu kulit biji dapat diretakkan untuk Kimia 10 100% Tumbuh
memungkinkan imbibisi dan larutan asam tidak mengenai jamur
embrio. Perendaman selama 1-10 menit terlalu cepat untuk Kontrol 3 30% -
dapat mematahkan dormansi, sedangkan perendaman selama 5. Mekanik 10 100% Tumbuh
60 menit atau lebih dapat menyebabkan kerusakan. Larutan jamur
asam kuat seperti asam sulfat sering digunakan dengan Kimia 10 100% -
konsentrasi yang bervariasi tergantung jenis benih yang
Kontrol 1 10% -
diperlakukan, sehingga kulit biji menjadi lunak. Disamping
6. Mekanik 10 100% -
itu larutan asam sulfat dapat pula membunuh cendawan atau
bakteri yang dapat membuat benih menjadi dorman [13]. Kimia 10 100% -
Dalam praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras Dari data hasil pengamatan diatas dapat diketahui pada
dengan fisik dan kimiawi. perlakuan mekanik memiliki prosentase 100% biji
berkecambah, sedangkan pada perlakuan fisik prosentasinya
Metode Penelitian lebih bervariasi yaitu 100%, 80%, dan 70% dan pada
perlakuan kontrol prosentase lebih kecil yaitu 0%, 1%, dan
Pada pecobaan Pematahan Dormansi Biji menggunakan 3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan kimia
beberapa alat dan bahan, komponen alat yang digunakan dengan merendam biji pada asam sulfat memiliki
yaitu beaker glass, petridish atau cawan petri, dan kertas perkecambahan lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan
ampelas. Dan bahan yang digunakan yaitu biji asa, asam fisik yaitu dengan mengamplas biji.
sulfat, kapas dan air.
Uraian langkah kerja yang dilakukan antara lain memilih Pembahasan
30 biji asam dan bagi menjadi 3 kelompok, untuk perlakuan
kimia merendam 10 biji dengan hari-hati dalam asam sulfat Karakteristik benih yang impermeabel terhadap air dan
selama 15 menit kemudian cuci dengan air, lalu susun biji- gas merupakan faktor yang diduga menyebabkan benih sulit
biji diatas cawanpetri yang telah dilapisi kapas.untuk untuk berkecambah, sehingga muncul sifat dormansi.
perlakuan fisik amplas 10 biji dengan hati-hati, kemudian Dormansi merupakan suatu kondisi dimana benih hidup
cuci biji yang telah di amplas dan susun diatas cawan petri tidak berkecambah sampai batas waktu akhir pengamatan
yang telah dilapisi tisu. Untuk menjaga kelembapan siram perkecambahan walaupun faktor lingkungan optimum untuk
dengan air secukupnya setiap hari, sebagai control lakukan perkecambahannya. Sifat dormansi benih dapat dipatahkan
perkecambahan terhadap 10 biji tanpa diberi perlakuan. melalui perlakuan pematahan dormansi. Pematahan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan perlakuan dormansi adalah istilah yang digunkan untuk
Acak Lengkap (RAL) dengan ulangan sesuai jumlah proses atau kondisi yang diberikan guna mempercepat
kelompok, dan amati proses terbentuknya radikula yang perkecambahan benih. Perlakuan pematahan dormansi dapat
menandai biji telah berkecambah dan hitung prosentase dilakukan melalui skarifikasi secara mekanik dan kimia
perkecambahannya. Hentikan pengamatan setelah 2 minggu. maupun stratifikasi [14].
Metode dalam pematahan dormansi dapat dilakukan
Hasil Penelitian dengan cara mekanik dan kimiawi. Cara mekanik yaitu
dengan menggosok atau mengamplas biji sehingga kulit biji
Hasil dari percobaan Penyesuaian Hewan Poikilotermik menjadi lebih tipis, secara cara kimiawi dilakukan dengan
Terhadap Oksigen Terlarut adalah sebagai berikut: merendam biji kedalam larutan kimia. Asam sulfat memiliki
sifat asam panas dan korosif sehingga dapat merusak benda
Kel. Perlakuan Jml Biji Prosentase Ket. apa saja yang mengenainya, baik logam maupun non logam.
Tumbuh Penggunaan asam sulfat untuk merendam biji keras menjadi
Kontrol 0 0% - lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.. . Asam
1. Mekanik 10 100% Tumbuh sulfat dapat melunakkan kulit beni karena bekerja pada
bagian kutikula yang melarutkan makroskelereid sehingga
jamur
kulit benih menjadi lunak dan air dapat teresap oleh benih.
Dety Dwi Pratiwi., Pematahan Dormansi Biji......... 4

Melunaknya kulit benih dapat meningkatkan permeabilitas perkecambahannya yaitu kontrol 3%, kimia 100%, mekanik
terhadap air dan gas, sehingga metabolisme dapat berjalan 100%. Pada kelompok 3 prosentase perkecambahannya
dengan baik. Air merupakan faktor yang penting dalam yaitu control 70% terdapat biji yang tumbuh jamur, kimia
tahap awal pada proses perkecambahan sebab digunakan 100%, mekanik 80%. Pada kelopok 4 prosentase
untuk mengaktifkan enzim-enzim hidrolisis yang digunakan perkecambahannya yaitu control 10%, kimia 100% terdapat
untuk proses perkecambahan benih [15]. biji yang tumbuh jamur, mekanik 100% terdapat biji yang
Terdapat tiga perlakuan dalam percobaan pematahan tumbuh jamur. Pada kelompok 5 prosentase
dormansi yaitu secara fisik, kimia dan control. Cara mekanik perkecambahannya yaitu control 3%, kimia 10% terdapat
yaitu dengan menggosok atau mengamplas biji sehingga biji yang tumbuh jamur, mekanik 100%. Pada kelompok 6
kulit biji menjadi lebih tipis sehingga dapat dilalui oleh air prosentase perkecambahannya yaitu control 10%, kimia
dengan mudah, secara cara kimiawi dilakukan dengan 100%, fisik 100%. Hal ini telah sesuai dengan literature,
merendam biji kedalam larutan kimia contohnya dimana biji yang direndam dalam asam sulfat lebih cepat
menggunakan asam sulfat dan perlakuan control sebagai mengalami perkecambahan. Salah satu teknik yang dapat
pembanding dari perlakuan fisik dan kimia. Penggunaan dilakukan untuk memecahkan dormansi yaitu dengan
asam sulfat untuk merendam biji keras menjadi lunak perlakuan kimia menggunakan bahan-bahan kimia,
sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah, Asam sulfat contohnya larutan asam kuat seperti asam sulfat. Tujuannya
dapat melunakkan kulit beni karena bekerja pada bagian adalah menjadikan kulit biji menjadi lebih lunak agar mudah
kutikula yang melarutkan makroskelereid sehingga kulit dimauski air saat proses ambibisi. Perendaman biji yang
benih menjadi lunak dan air dapat teresap oleh benih. keras pada asam sulfat dapat mempengaruhi perkecambahan
Melunaknya kulit benih dapat meningkatkan permeabilitas melalui peningkatan temperature, lamanya waktu
terhadap air dan gas [16]. perendaman yang diberikan juga akan mempengaruhi
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan banyaknya larutan asam sulfat yang terserap untuk
dengan sel hidup yang membutuhkan energy. melunaknya kulit benih [19]. Perlakuan pematahan dormansi
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air secara kimia yang terbaik untuk meningkatkan kecambah
kedalam sel-sel dan proses ini merupakan proses fisika. dan indeks vigor serta mempercepat laju perkecambahan
Proses penyerapan air pada biji atau ambibisi terjadi melalui dengan asam sulfat [20]. Pada perkecambahan biji asam juga
mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon menyebabkan terdapat jamur yang menempel pada biji hal itu dapat terjadi
volumenya bertambah, sehingga kotiledon membengkak. karena kondisi lingkungan lembab yang disebabkan oleh
Pembengkakan tersebut akhirnya menyebabkan pecahnya suhu ruang yang menggunakan AC dan kurang mendapat
testa. Masuknya air juga akan mengencerkan protoplasma kan sinar cahaya matahari. Sehingga jamur dapat tumbuh
sehingga dapat meningkatkan sejumlah proses fisiologis pada kulit biji asam.
dalam embrio, seperti pencernaan, pernapasan, asimilasi, Faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
dan pertumbuhan . persentase perkecambahan yang tinggi proses perkecambahan yaitu kematangan sebagian benih
karena terjadi metabolisme sel-sel embrio setelah menyerap yang belum matang fisiologis., ukuran benih yang tidak
air, yang didalamnya berlangsung reaksi perombakan yang seragam, bobot benih dan dormansi benih. Untuk factor
biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen eksternal yang dapat mempengaruhi perkecambahan yaitu
sel untuk pertumbuhan atau yang dikenal dengan suhu, air, oksigen, cahaya dan media [21]. Pada hasil
anabolisme. Proses metabolisme ini berlangsung terus dan percobaan terdapat jamur yang menempel pada biji asam hal
merupakan pendukung dari pertumbuhan kecambah hingga ini dapat terjadi kemungkinan dipengaruhi oleh faktor
tanaman dewasa [17]. eksternal yang sesuai dengan literature yaitu faktor eksternal
Perkecambahan benih terbagi dalam lima tahap, meliputi suhu, air, oksigen, dan cahaya. Dimana pada
diantaranya yaitu; tahap pertama suatu perkecambahan benih percobaan dormansi ini suhu ruangan lembab dikarenakan
dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji, melunaknya menggunakan AC dan intensitas cahaya pada ruangan itu
kulit biji dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai kurang sehingga jamur dapat tumbuh dikarenakan keadaa
dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya biji lembap karena kondisi ruangan.
tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum yaitu
dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, media untuk perkecambahan tidak cocok sehingga dapat
lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan tumbuh jamur yang menempel pada biji, kondisi ruangan
ditranslokasi ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah yang tidak memenuhi syarat perkecambahan.
asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di
daerah meristematik untuk menghasilkan energy bagi Kesimpulan dan Saran
kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel
baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah Pematahan dormansi pada praktikum dengan perlakuan
melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel- fisik dan kimiawi. Pada perlakuan fisik menggosok atau
sel pada titik tumbuh] [18]. mengamplas biji sehingga kulit biji menjadi lebih tipis
Dari haril percobaan pematahan dormansi biji sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah, sedangkan
menggunakan tiga perlakuan yaitu control, kimia, dan pada perlakuan kimia dilakukan dengan merendam biji
mekanik. Pada kelompok 1 prosentase perkecambahannya kedalam larutan kimia contohnya menggunakan asam sulfa.
yaitu control 0%, kimia 100% terdapat biji yang tumbuh Penggunaan asam sulfat untuk merendam biji keras menjadi
jamur, mekanik 100%. Pada kelompok 2 prosentase lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah, Asam
Dety Dwi Pratiwi., Pematahan Dormansi Biji......... 5

sulfat dapat melunakkan kulit beni karena bekerja pada


bagian kutikula yang melarutkan makroskelereid sehingga
kulit benih menjadi lunak dan air dapat teresap oleh benih.
Melunaknya kulit benih dapat meningkatkan permeabilitas
terhadap air dan gas.

Daftar Pustaka

[1] Utama, M.Z.H. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan


Marjinal Kiat Meningkatkan Produksi Padi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
[2] Mayer, A.M, and Mayber, A.P. 2003. The
Germination Of Seeds. England: Pergamon
International Library
[3][4][17][18] Nugroho, T. A., dan Z. Salamah. 2015.
Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam
Sulfat Terhadap Perkecambaan Biji Sengon Laut
(Paraserianthes falcataria) Sebagai Materi
Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Untuk Mencapai
K.D 3.1 Kurikulum 2013. Jupemasi-PBIO. 2(1):230-
236
[5][13][21] Tanjung, S.A., R. R. Lahay, dan Mariati. 2017.
Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman asam
sulfat terhadap perkecambahan biji aren (Arenga
pinnata Merr.). Jurnal Agroeteknologi FP USU. 5(2):
396-408
[6] Carta, A., R. Probert., G. Puglia., L. Peruzzi , and G.
Bedini. Local Climate Explains Degree Of Seed
Dormancy in Hypericum elodes L. (Hypericaceae).
Plant Biology. 18(1):76-82
[7] Chen, T., X. Zhang., F. Hou., M. Christensen, and C.
Baskin. 2017. Does Dormancy Protect Seeds Against
Attack By The Pathogenic Fungus Fusarium
Tricinctum In A Semiarid Grassland Of Northwest
China. Plant Soil.
[8][12][20] Latue, P.C., H.L. Rampe, dan M. Rumondor.
2019. Uji Pematahan Dormansi Menggunakan Asam
Sulfat BErdasarkan Viabilitas dan VIgor Benih Pala
(Myristica fragrans Houtt.). Jurnal Ilmiah Sains.
19(1):13-21
[9][15][16][19] Fajrina, A. M, dan L. Soetopo. 2018.
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Dan Waktu
Perendaman Larutan Asam Sulfat Terhadap Pematahan
Dormansi dan Viabilitas Benih Jati (Tectona grandis
L.f). Jurnal Produksi Tanaman. 6(8):1634-1640
[11] Kondo, T., M. Narita., S.S. Phartyal., S.N. Hidayati.,
J.L. Walck., J.M. Baskin., and C.C. Baskin. 2015.
Morphophysiological Dormancy In Seeds Of
Convallaria Keiskei and a Proposal To Recognize.
Seed Science Research
[10][14] Melasari, N., T.K. Suharsi, dan A. Qadir. 2018.
Penentuan Metode Pematahan Dormansi Benih Kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus L.) Aksesi Cilacap. Bul
Agrohorti. 6(1):59-67

Anda mungkin juga menyukai