Anda di halaman 1dari 8

BENIH-BENIH PERKEBUNAN

1. Benih Kelapa Sawit


Kelapa sawit adalah salah satu hasil perkebuanan di Indonesia yang cukup menjanjikan. Perkebunan
kelapa sawit menghasilkan minyak sawit yang menjadi bahan dasar pembuatan minyak goreng dan
sebagainya. Perkebunan dengan komoditas ini juga menjadi pemasok devisa negara yang cukup besar
sehingga banyak diminati untuk dijadikan usaha dengan prospek yang menjanjikan.

Ciri-ciri benih unggul kelapa sawit diantaranya adalah:


a) Berasal dari kecambah dengan ukuran biji yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, karena
biasanya biji yang besar bukanlah benih unggul;
b) b) berbentuk bulat/lonjong dan tidak terdapat cekungan-cekungan,
c). Memiliki Plumula atau calon batang dengan ukuran 1/3 dan radikula atau calon akar 2/3 dan calon
batang berukuran pendek. Semakin pendek calon batang, maka semakin kuat saat sudah ditanam dan
bibit tidak dapat tumbuh optimal dengan ukuran radikula yang panjang;
d) Tempurungnya licin dan tidak memiliki serat karena cangkang dapat berpengaruh dengan kadar air
yang terkandung di dalammya,
e). Terdapat tulisan berasal dari Lembaga yang tersertifikasi atau membeli langsung di PPKS ;

f). Ukuran kecambah seragam, karena dengan ukuran yang seragam, menjadikan pertumbuhan benih
juga bisa seragam secara kualitas; .

g). Bebas dari hama dan penyakit dan tidak cacad secara fisik.
2. Karet
Benih karet yang baik dan benar diperlukan kebenaran benih batang bawah, benih batang atas dan
tanggung jawab dari penangkar benih dalam mengelola pembibitannya. Untuk memenuhi kebutuhan
benih karet unggul harus memenuhi enam tepat yaitu mutu, jenis, varietas, waktu, lokasi dan jumlah
yang diperlukan
waktu sebelum tanam.
Selain itu juga benih unggul karet yang akan disebar harus memenuhi persyaratan mutu yaitu mutu
genetik, fisiologik dan fisik.

3. Kakao
Biji kakao atau biji coklat adalah biji buah pohon kakao (Theobroma cacao) yang telah melalui proses
fermentasi dan pengeringan dan siap diolah.[1] Biji kakao merupakan bahan dasar dari pembuatan coklat
dan masakan tradisional Mesoamerika seperti tejate.
A. DORMASI
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai
tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi
merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat
mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.
Dormansi juga dapat didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan dan metabolisme yang terpendam, dapat
disebabkan oleh lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Seringkali
jaringan yang dorman gagal tumbuh meskipun berada dalam kondisi yang ideal.
Banyak biji tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak
menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan
untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi
pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui berperilaku dorman adalah kuncup .
Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih menjadi dorman sewaktu
dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara
mengatasi dormansi tersebut. Dormansi sendiri mempunyai pengertian adalah suatu keadaan dimana
pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.
Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh :
 Rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air
 Proses respirasit tertekan/terhambat
 Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan
 Rendahnya proses metabolisme cadangan makanana
Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada
tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada
benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan
kombinasi dari kedua keadaan tersebut.
B. TEKNIK PEMECAHAN DORMASI
1. Dengan perlakuan mekanis
Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel
terhadap air atau gas antara lain dengan cara skarifikasi yaitu mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas
amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk
benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
2. Dengan perlakuan kimia
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses
imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji
menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Sebagai contoh perendaman benih ubi
jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.
3. Dengan perlakuan perendaman dengan air.
Pematahan dormansi benih dapat dilakukan pula dengan cara perendaman di dalam air panas dengan tujuan
memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu: dengan memasukkan benih ke dalam air panas
pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel,
direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk
dikecambahkan.
4. Dengan perlakuan suhu dan perlakuan cahaya
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi).
Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan
penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.

C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMECAHAN DORMASI

Anda mungkin juga menyukai