Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PESTISIDA

Disusun Oleh :

Nama : Mikael.T

NPM : 2054211042

Kelas : 4.B PERKEBUNAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

2022
1) Tanaman atau bagian tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati :
1. Bawang putih
Bawang putih yang memiliki nama ilmiah allium
sativum biasanya digunakan sebagai bumbu masakan
atau obat untuk penyakit tertentu. Ternyata, bawang
putih juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati.

Bagian dari bawang putih yang dapat dijadikan


sebagai pestisida nabati adalah bagian umbi. Bawang
ini dapat mengusir kutu, ulat, atau serangga pada
tumbuhan karena mengandung minyak atsiri, flavonoid, dan saponin. Cara pembuatannya
juga tidak terlalu sulit, yaitu dengan membuat ektraksi dari bawang putih, sirih, brotowali,
lempuyang, dan ekstrak biji mimba.

2. Serai
Seluruh bagian dari serai dapat digunakan untuk
mengendalikan hama pada padi. Cara membuatnya
sangat mudah, yaitu menumbuk tanaman serai
sebanyak 250 gram sampai halus dan menambahkan
air secukupnya atau sekitar 4 gelas.

Cairan ini dicampurkan kembali dengan 13 liter air


dan dapat disemprotkan pada tanaman padi yang diserang oleh ulat. Untuk tanaman padi yang
terserang ulat penggerek batang, cairan serai dapat disemprot satu minggu setelah telur
muncul.

3. Bandotan
Tanaman berikutnya yang dapat digunakan sebagai
pestisida nabati adalah daun bandotan atau
babandotan. Daun ini mengandung flavanoid,
saponin, HCN, dan minyak atsiri yang berguna untuk
mengusir hama dan menghambat perkembangan
serangga.
4. Biji Srikaya
Biji srikaya adalah salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai pestisida nabati. Biji ini
mengandung senyawa kimia squamosin dan
asimisin. Kedua senyawa kimia ini bersifat racun
terhadap serangga. Berdasarkan hasil penelitian,
ekstrak biji srikaya dapat mengendalikan hama
kumbang pada kedelai dan juga membunuh secara
signifikan.
5. Daun Belimbing Wuluh

Daun dari belimbing wuluh atau dikenal dengan


nama ilmiah Averrhoa bilimbi dapat digunakan
sebagai pestisida nabati. Daun ini mengandung
beberapa senyawa kimia seperti tannin, saponin, dan
flavonoid. Kandungan dari daun ini diyakini dapat
mengusir hama tepung dan menghambat
perkembangan serangga. Pembuatan pestisida nabati
dari daun ini adalah dengan cara dibakar.
6. Batang Brotowali
Jenis tanaman lain yang dapat digunakan sebagai
pestisida nabati adalah brotowali atau dikenal dengan
nama ilmiah Tinospora tuberculla. Bagian batang
dari tanaman ini yang sering digunakan sebagai
pestisida nabati.
Batang tanaman ini mengandung flavonoid, steroid,
dan alkaloid yang dapat mengusir hama. Cara
membuatnya adalah dengan mengekstraknya dan menyemprotkan pada tanaman yang
terserang hama atau tikus seperti tanaman padi atau cabai.
7. Daun Tembakau
Tembakau mengandung nikotin yang menjadi racun
terhadap serangga. Daun tembakau yang telah kering
mengandung 2-8 persen nikotin dan bereaksi sebagai
racun secara cepat pada beberapa serangga seperti
ulat perusak daun, pengendali jamur, triphs, dan
aphids.
8. Kencur
Kencur atau dikenal dengan cekur dan memiliki
nama ilmiah Kaempferia galangal linn adalah salah
satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida
nabati. Bagian yang sering digunakan adalah
rimpang atau kencur itu sendiri. Ekstraksi kencur
dari heksana dan etanol dapat menurunkan jumlah
serangga secara signifikan dan mengusir hama pada
tanaman.
9. Daun Cengkeh
Daun cengkeh juga dapat digunakan sebagai
pestisida nabati. Daun ini mengandung eugenol,
flavonoid, saponin, dan minyak atsiri yang dapat
berguna untuk membasmi hama. Daun cengkeh dapat
dibakar dan mengusir berbagai hama eugenol dan
ulat uret.

10. Biji Mimba


Tanaman lain yang dapat digunakan sebagai pestisida
nabati adalah biji mimba. Biji dari daun mimba
mengandung beberapa senyawa kimia yang dapat
mengendalikan ulat, kutu, dan jamur pada tanaman
secara efektif.
Selain biji, daun mimba yang ditumbuk dan
dihaluskan dapat digunakan untuk mengendalikan
hama pada tanaman bawang merah secara efektif.
2) Pestisida biologi (berasal darri mikrobia) dan contoh penggunaanya pada tanaman :
1. Cendawan entomopatogen beauveria bassiana
Salah satu contoh penggunaan metode
pengendalian Hama PBKo dengan cendawan
B. bassiana (Bb) telah dilakukan oleh petani
kopi. Dengan bimbingan oleh petugas lapang
setempat, teknik pengendalian yang dilakukan
oleh petani yaitu dengan cara memetik buah
masak pertama yang terserang, dikumpulkan,
dicampur dengan Bb, dan dibiarkan selama
satu malam. Hama PBKo tersebut akan keluar
dan dilepas sehingga dapat menularkan infeksi
Bb kepada kumbang lain di kebun. Cara kerja
B.bassiana yaitu spora masuk ke tubuh
serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya.
2. Bacillus thuringiensis
Bacillus thuringiensis, atau Bt. Bakteri ini
dapat digunakan untuk mengendalikan hama
pada tanman kubis, kentang, dan tanaman
lainnya. Bt menghasilkan protein yang
berbahaya bagi serangga hama tertentu. Cara
penggunaan Bacillus thuringiensis (Bt) yaitu
bisa disemprotkan atau disiramkan pada
tanaman yang terserang hama sasaran, dengan
dosis yang direkomendasikan pada kemasan
produk. Akan lebih efektif jika diaplikasikan
pada saat hama memasuki fase larva/ulat.
3. Pseudomonas
Cara penggunaan Pseudomonas kelompok.
fluorescens (P24) dengan cara
matriconditioning dan penyemprotan pada
fase bibit menurunkan secara nyata insidensi.
Matriconditioning merupakan salah satu
metode invigorasi dan biokimia benih yang
dilakukan dengan cara mengikatkan fisiologi
benih selama penundaan perkecambahan oleh media dengan kekuatan potensial matrix dan
potensial osmotik yang diabaikan.

4. Gliocladium sp
100 gr formulasi Gliocladium sp. dan atau
Trichoderma harsianum dicampur rata dengan
20 kg pupuk kandang/kompos matang,
didiamkan selama 1 minggu atau lebih di
tempat teduh.Penggunaan:
 Sebagai campuran media persemaian.
 Sebagai pupuk dasar.

Penggunaan Gliocladium sp. dan atau


Trichoderma harsianum. Akan lebih efektif
mengendalikan patogen tanaman jika diberikan pada awal tanam.

5. Bacillus Subtilis
Adapun cara mengaplikasikan
biopestisida ini yaitu perlakuan benih
campurkan 8 gram Tribas per
kilogram benih dan untuk
penyemprotan dengan melarutkan
formula 3 g/l air (tambahkan bahan
perekat) kocok hingga homogen
sebelum aplikasi. Sebaiknya
diaplikasikan pada sore hari, dan
diulangi seminggu kemudian. Pada
cendawan yang bukan tular tanah
sebaiknya tetap diberikan perlakuan
benih sebelum tanam karena formula ini mampu merangsang pertumbuhan tanaman lebih
baik. (Uje/RTPH).

Anda mungkin juga menyukai