Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gustriadi Suwijaya

NIM : L1A118020
Kelas : R002
Mata Kuliah : Teknologi Benih

Benih tanaman kehutanan indonesia yang mengalami dormansi dan upaya


mematahkan dormansi tersebut

1. Bulian (Eusideroxylon zwageri).


Salah satu jenis kayu yang terancam punah adalah pohon belian (Eusideroxylon
zwageri). Pohon ini merupakan jenis kayu yang sangat berat dan awet, dan harganya
cukup mahal sehingga pohon ini tereksploitasi secara berlebihan. Biji bulian memiliki
sifat yang masa dormansinya lama dan memiliki masa perkecambahan yang lama
karena tempurung bijinya yang keras.
Permasalahan yang terjadi pada biji belian adalah terhambatnya laju
perkecambahan biji yang disebabkan karena kulit biji yang keras. Oleh karena itu
perlu dilakukan berbagai perlakuan untuk mematahkan dormansi biji uelian. Namun
sampai sekarang belum diketahui perlakuan apa yang tepat diberikan untuk
mempercepat proses perkecambahan biji tersebut. cara yang sudah dilakukan adalah
dengan pemecahan ¼ bagian pada kulit biji, prlubangan pada ujung biji, peretakan
dengan proses pemanasan, dan perendaman H2SO4 50% selama 20 menit dengan
hasil laju perkecambahan yang memberikan rerata tercepat yaitu dengan perlakuan
perlubangan pada bagian ujung biji

2. Asam kuranji (Dialium indum L.)


Asam kuranji (Dialium indum L.) atau disebut Keranji, Luk Yee, Tamarind
Plum, Velvet Tamarind, termasuk famili Fabaceae atau Leguminosae. Tumbuhan ini
secara alami tumbuh di pegunungan hutan tropis dengan ketinggian tempat 1.200 dpl.
Biasanya juga terdapat di lereng bukit dan pegunungan. Di hutan sekunder hadir
sebagai pohon sisa-sisa pra-gangguan. Pohon tumbuh baik pada pengairan yang baik,
tanah yang subur dan kaya bahan organik serta di lingkungan lembab berpasir atau
menyukai tempat yang teduh. Pohon asam kuranji termasuk spesies Leguminosae,
tumbuhan ini termasuk penghasil biji bertipe dormansi atau disebut “benih keras” biji
ini sulit untuk menyerap air karena kulit bijinya yang keras dengan struktur terdiri
dari lapisan sel-sel palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar dan
bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dari bahan kutikula.
Perlakuan pemecahan dormansi asam kuranji dapat dilakukan dengan
skarifikasi, ini merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal pada
benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya
perkecambahan benih yang seragam. Skarifikasi (pelukaan kulit benih) adalah cara
untuk memberikan kondisi benih yang impermiabel menjadi permeabel melalui
pemasukan pembakaran, pemecahan, pengikiran dan penggoresan dengan bantuan
pisau, jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya.

3.Balsa (Ochroma bicolar)


Balsa (Ochroma bicolar) merupakan jenis penghasil kayu dengan kegunaan
yang beragam. Balsa merupakan pohon yang cepat tumbuh, dapat mencapai tinggi 21
meter dan diameter 0.5 meter dalam jangka waktu 7 tahun serta 5 tahun setelah
penanaman telah dapat dapat memperbaiki kondisi tempat tumbuh sekitarnya. Setelah
8 tahun kayu balsa akan berwarna pink pada bagian luar sapwood.
Tipe dormansi benih balsa adalah gabungan antara dormansi eksternal
(kekerasan kulit) dan dormansi internal (embrio). Perlakuan pendahuluan pematahan
dormansi benih terbaik diperoleh pada perlakuan perendaman benih dalam asam
giberelin (75 ppm) selama 24 jam. Perlakuan pendahuluan lainnya yang
direkomendasikan adalah perendaman benih dalam air (suhu kamar) selama 24 jam.

4. Mindi atau geringging (Melia azedarach L.)


Pohon mindi atau geringging (Melia azedarach L.) merupakan jenis pohon
cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah tropis.Tanaman mindi ini menggugurkan
daun selama musim dingin, suka cahaya, tahan kekeringan, toleran terhadap salinitas
tanah dan subur dibawah titik beku.
Kulit biji mindi sangat keras, jika tidak dilakukan pematahan dormansi maka akan
membutuhkan waktu lama untuk tumbuh. Pengembangbiakan bibit mindi secara
generatif (menggunakan biji) sangat efektif untuk memperbanyak bibit. tanaman
mindi juga dapat diperbanyak secara vegetatif dengan stek batang atau cangkok
namun keberhasilannya masih rendah.
Pematahan dormansi biji mindi bisa menggunakan metode skarifikasi dan
metode stratifikasi yaitu dengan perendaman air panas. Skarifikasi merupakan salah
satu proses yang dipercaya dapat mematahkan dormansi pada biji keras karena dapat
meningkatkan imbibisi benih. Skarifikasi dilakukan dengan cara melukai benih
sehingga terdapat celah tempat keluar masuknya air dan O2.

5.Sengon laut( Paraserianthes falcataria L.)


Sengon laut atau yang dikenal dengan nama ilmiah Paraserianthes falcataria
(L.) Nielsen, termasuk ke dalam famili Leguminose merupakan salah satu alternatif
sebagai tanaman pionir serbaguna yang sangat penting di Indonesia dalam industri
kehutanan, hal tersebut karena tanaman sengon laut merupakan jenis tanaman fast
growing species atau tanaman dengan periode tumbuh yang cepat yaitu sekitar lima
tahun tanaman dapat dipanen. Kualitas kayunya dapat digunakan untuk industri panel
dan kayu pertukangan, selain itu tanaman sengon laut dimanfaatkan sebagai tanaman
pelindung di perkebunan.
Kulit biji yang keras menyebabkan biji sengon laut mengalami masa dormansi
sehingga diperlukan suatu upaya untuk mematahkan masa dormansi tanaman sengon
laut tersebut.
Upaya mematahkan dormansi dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi.
Cara mekanik yaitu dengan menggosok atau mengamplas biji sehingga kulit biji
menjadi lebih tipis, sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan merendam biji ke
dalam larutan kimia. Salah satu larutan kimia yang dapat digunakan yaitu larutan
asam sulfat (H2SO4). Seperti diketahui bahwa asam sulfat memiliki sifat asam panas
dan korosif sehingga dapat merusak benda apa saja yang mengenainya, baik logam
maupun non logam. Penggunaan asam sulfat dapat membuat kulit biji sengon yang
keras menjadi lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.

6. Kemenyan (Styra spp)


Kemenyan adalah sejenis getah yang dihasilkan oleh pohon kemenyan (Styra
spp) melalui proses penyadapan. Sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu getah
kemenyan dapat diolah dan dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan. Pohon kemenyan
yang diproduksi dari Tapanuli Utara masih berasal dari kemenyan yang tumbuh
secara liar di hutan alam. Budidaya kemenyan dalam
jumlah banyak sulit untuk dilakukan karena kendala dalam penyediaan bibit. Hal
inimenyebabkan usaha budidaya kemenyan menjadi sulit dilakukan. Permasalahan
lain dalam penyediaan benih kemenyan adalah dormansi benih.
Benih kemenyan memiliki sifat dorman 2-3 bulan sebelum berkecambah,
karakter dorman tersebut sangat dipengaruhi oleh tebal dan kerasnya kulit benih.
Secara alami benih kemenyan durame memerlukan waktu berkecambah antara 3
sampai 6 bulan. benih kemenyan memiliki kulit yang tebal dan keras, sehingga
diperlukan adanya kegiatan pematahan dormansi untuk mempercepat proses
perkecambahannya. Terdapat 2 (dua) macam metode pematahan dormansi benih
yaitu stratifikasi dan skarifikasi benih. Teknik stratifikasi ditujukan untuk
memecahkan dormansi embrio melalui perendaman dan pemanasan bertahap. Teknik
skarifikasi menggunakan pendekatan fisik dan kimia untuk memecahkan dormansi
kulit biji. teknik skarifikasi dan stratifikasi benih kemenyan toba dengan penggosokan
maupun pengikiran kulit benih danperendaman dengan air panas selama 1 jam dan air
dingin 24 jam sebelumdisemai mampu menghasilkan persen kecambah 50 - 75%.
perendaman air panas selama 1 bulan, diikuti perendaman dengan air dingin selama 2
bulan, untuk memperoleh persentase kecambah 80%.
7. Kemiri (Aleuritas mollucana)
Kemiri tergolong ke dalam kingdom plantae, famili euphorbiaceae, kelas
dicotyledonae, dan sub divisi angiospermae. Tanaman kemiri memiliki manfaat yang
sangat beragam, salah satunya adalah sebagai tanaman reboisasi karena memiliki
sistem perakaran yang dalam dan luas, serta tajuknya yang rimbun dapat menekan
pertumbuhan alang-alang. Benih kemiri memiliki kulit luar yang tebal dan keras
sehingga pada umumnya proses perkecambahannya lama. Benih yang demikian
digolongkan sebagai benih yang memiliki sifat dorman.
Beberapa perlakuan yang dapat mempercepat dan meningkatkan daya
kecambah kemiri antara lain benih kemiri yang akan dikecambahkan terlebih dahulu
ditipiskan dengan gerinda atau amplas, adapun cara lain dengan melakukan
perendaman dalam air selama 18 jam dan penjemuran dalam air dingin selama 6 jam,
diulang 7 kali berturut-turut dan perlakuan perendaman dalam air dingin selama
10x24 jam. Selain itu perlakuan perendaman untuk benih kemiri dapat juga melalui
perendaman dalam air kelapa selama 24 jam.

8.Akasia (Acacia crassicarpa)

Memiliki benih dengan tipe polong serta berukuran kecil, akan tetapi pada kulit
bijinya terdapat lapisan lentur yang menyebabkan terhambatnya proses
perkecambahan karena menghalang air yang akan digunakan pada proses imbisisi.
lapisan ini pula yang menyebabkan terjadinya dormansi pada benih akasia. cara
pematahan dormansi yaitu dengan bantuan zat kimia berupa H2S04, dengan cara
direndam selama 15 menit hingga lapisan luar pada kulit biji mengelupas.

9. Weru (Albizia procera)

Pohon yang berukuran sedang, tingginya hingga 30 m dan gemang batangnya


35(–60) cm. Batang bebas cabang hingga 9 m, lurus atau
membengkok. Pepagan halus, di luarnya abu-abu hijau pucat, coklat kekuningan,
hingga kecoklatan, dengan gigir-gigir melintang, kadang-kadang mengelupas dalam
kepingan tipis; bagian dalamnya jingga, lalu hijau, dan kuning jerami atau merah
jambu di bagian terdalam. Ranting-ranting bulat dan gundul. Tajuknya renggang.

Benih Weru memiliki sifat dormansi sehingga memerlukan perlakuan


pematahan masa dormansi untuk meningkatkan daya kecambah, yaitu dengan cara
benih direndam dengan H2SO4 selama 10 menit. Perlakuan lainnya adalah dengan
mencelupkan benih ke air mendidih selama 2 menit kemudia angkat dan rendam
dalam air dingin selama satu malam dengan hasil perkecambahan dalam 5-10 hari.

10. Jati Putih (Gmelina Arborea)

Jati Putih termasuk tanaman penghasil kayu yang produktif. Tanaman jati putih
berasal dari Asia Tenggara, di negara lain dikenal dengan nama Gamari atan Gumadi
(India), Gamar (Bangladesh) atau Yemane (Myanmar). Para petani tertarik dengan
nilai kayu jenis ini. Semua bagian pohon dapat dimanfaatkan untuk dijual, mulai dari
batang gelondongan, cabang bahkan ranting. Nilai ekonomis katu ini yang tinggi
membuat tanaman ini ditanam dari tepi jalan, di kebun, di halaman dan sebagainya.

Untuk mempercepat perkecambahan benih Gmelina dapat dilakukan perlakuan


pendahuluan dengan metode Priming. Perlakuan ini dapat dilakukan dengancara
matrionditioning, yaitu pengondisian benih dalam media yang basah atau dengan
perlakuan osmoconditioning yaitu pengondisian benih dalam larutan osmotikum.

Anda mungkin juga menyukai