Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eti Elisa

NIM : 190210102058
Kelas : B
Analisis Pembelajaran di Kelas

Pembelajaran dikelas biasanya menerapkan teori Behavioristik yang dipadupadankan


dengan teori kognitif, hal ini disebabkan karena teori Behavioristik lebih membantu belajar
dalam segi pengetahuan dan kebiasaan atau berbudaya sedangkan teori Kognitif lebih membantu
membentuk karakter serta lebih memfokuskan pada perkembangan yang terjadi pada peserta
didik baik dalam bentik fisik maupun mental. Dengan memadukan kedua toeri tersebut biasanya
pendidik memiliki tujuan membiasakan serta merangsang pengetahuan peserta didik agar bisa
berkembang baik dalam bentuk pengetahuan maupun sikap, pendidik akan memberikan
rangsangan dan mengharapkan respon yang baik dari peserta didik.

Model yang dimiliki oleh kelas terutama di Indonesia masih menggunakan medel
Kooperatif, dimana peserta didik masih bergantung pada pendidik. Peserta didik biasanya akan
menunggu penjelasan dari pendidik dan akan mengembangkannya dengan cara diberi respon
tugas. Model pembelajaran ini sebenarnya harus berganti sesuai dengan kurikulum yang dimiliki
sekarang yaitu kurikilum 13 dimana model pembelajaran yang digunakan adalah model
Collaborative Crearivity Learning, pada model ini akan dibuka dengan Tanya jawab oleh peserta
didik. Awalanya peserta didik akan mencari dan mengambangkan pengetahuan mereka dan akan
didiskusikan ketika bersama pendidik, sehingga pendidik hanya menjadi fasilitator dari
pertanyaan yang timbul dari peserta didik atau menggunakan kerjasama diskusi antar peseta
didik untuk memecahkan suatu masalah setelah mereka mempelajari suatu hal dengan
sendirinya.

Metode pembelajaran yang ada dikelas biasanya menggunakan metode ceramah untuk
kurikulum KTSP dimana peserta didik akan memberikan semua penjelasan materi dan peserta
didik hanya menulis dan menyimak, akan tetapi metode ini kurang berhasil karena menyebabkan
peserta didik bergantung pada pendidik, dimana peserta didik tidak akan mengembangkan
pengetahuan mereka tanpa ada peserta didik. Sedangkan pada kurikulum 13 menggunakan
metode diskusi dan metode percobaan dimana peserta didik akan berdiskusi dengan peserta didik
lainnya atau mengadakan tanya jawab dengan pendidik untuk memecahkan suatu masalah,
terkadang pendidik memberikan rangsangan dalam pengetahuan dengan bentuk eksperimen atau
percobaan dimana, peserta didik akan mencoba secara langsung dan mengamati secara langsung,
sehingga diharapka dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dengan sendirinya.

Sedangkan permasalahan yang sering terjadi dikelas adalah dimana peserta didik mudah
melupakan suatu materi ketika mereka mencapai suatu materi baru, hal ini disebabkan karena
peserta didik tidak terbiasa mengembangkan ilmu yang mereka dapat. Adapula permasalahan
kurang meratanya pengetahuan peseta didik, karena terkadang rancangan atau model serta
metode yang diterapkam pendidik tidak mencapai target. Biasanya model serta metode yang
akan diterapkan seorang peserta didik akan tertuang dalam RPP atau RPS dimana dengan adanya
hal tersebut dapat menentukan target serta menyesuaikan dengan suasana yang akan muncul
dalam kelas tersebut, sehingga diharapkan seluruh peserta didik dapat berkembang sesuai dengan
semestinya baik dalam bentuk pengetahuan maupun sikap.

Anda mungkin juga menyukai