Anda di halaman 1dari 1

Buah Manis Kejujuran

Karya Andini Aisyah Putri/9J

Hari ini,saat sang surya dengan begitu teriknya menghiasi bumantara yang berwarna biru
megah itu. Suasana di sebuah Sekolah Menengah Pertama bernama Antariksa sangat tenang
dan damai, karena saat ini para siswa siswi sedang mempersiapkan sebuah projek di kelasnya
masing-masing. Namun, tak terkecuali pada kelas 9J, kelas tersebut tampak ramai sekali.
Mereka semua tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing. Bu Rahma sebagai wali kelas
sedang berkeliling memperhatikan karya-karya muridnya. Saat berada di meja kelompok 1 ia
melihat karya mereka sudah hampir selesai. “Wahh kelompok 1 sudah mau selesai. Apakah
ini semua hasil dari kerja sama?” Tanya Bu Rahma pada ketua kelompok. “Iya bu, tapi ada
satu anak yang tidak ikut bekerja, yaitu Salma bu. Dia sudah tidak ikut bekerja malah
merusak saja bu, karya kita buat ulang karena dirusak Salma bu” Jawab Eli sebagai ketua
kelompok. Salma yang mendengar itu pun terkejut. “Salma, kamu seharusnya membantu
sebagai sesama anggota kelompok, karena kamu tidak bekerja dan telah merusak karya
temanmu ibu tidak kasih nilai untuk tugas kali ini” Ucap Bu Rahma menasehati Salma. Anak
perempuan itu tediam mendengar ucapan Bu Rahma,ia ingin menyangkal namun dirinya di
tahan oleh Eli sampai Bu Rahma pergi keluar kelas.
Kini jam pembelajaran telah usai dan diganti dengan jam istirahat yang sangat di nanti oleh
semua siswa siswi. Salma beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Eli yang akan
keluar kelas. Ia tepuk pelan pundak Eli, sang empunya pun menoleh menatapnya. “Kenapa?
Mau apa kamu?” Tanya Eli dengan raut wajah tidak senang. “Maaf El, aku cuman tanya.
Kenapa kamu bicara ke Bu Rahma kalau aku tidak ikut bekerja? Padahal kan tidak seperti
itu” Ucap Salma membenarkan dirinya. “Terserah aku lah, aku kan ketua kelompok. Lagian
kamu kerja apa emangnya? Cuman diem doang dibilang kerja. Sudahlah aku mau ke kantin,
ganggu saja” Eli pun pergi meninggalkan Salma dengan raut wajah yang kesal. Eli memang
tidak menyukai Salma, ia tahu itu. Tapi mengapa dia harus bersikap seperti itu.
Salma kini berada di ruang guru, ia ingin menemui Bu Rahma untuk meluruskan masalah
yang terjadi tadi. “Ada apa Salma?” Tanya Bu Rahma. “Mohon maaf bu, Salma kesini hanya
ingin berbicara dengan ibu mengenai masalah di kelas tadi” Ujar Salma mengutarakan
tujuannya dan Bu Rahma pun tampak mempersilahkan Salma untuk berbicara. “Jadi seperti
ini bu, tadi yang dikatakan oleh Eli itu tidak benar bu, yang merusak karya kelompok 1 itu
bukan saya bu, melainkan Eli yang merusaknya. Dan saya juga ikut mengerjakan karya
tersebut. Jika Bu Rahma kurang percaya saya akan tunjukkan buktinya” Salma pun
menunjukkan handphonenya yang terlihat foto saat ia dan teman-temannya sedang kerja
kelompok, di foto itu tidak ada Eli. Bu Rahma yang melihat itu pun terkejut, tidak
menyangka akan perilaku anak muridnya. “Baiklah Salma, ibu mohon maaf jika ibu sudah
memarahi kamu tadi, nilai kamu akan tetap ibu isi dan bahkan ibu tambahi karena kamu
sudah berbicara jujur, terimakasih Salma” Ucapan Bu Rahma membuat Salma lega, akhirnya
ia tidak perlu khawatir akan nilainya. Salma sangat berterimakasih kepada Bu Rahma karena
saat ia melakukan kesalahan beliau tidak memarahi namun dia menasehatinya dengan tegas.
Bu Rahma juga masih mau mendengarkan ucapan Salma, bagi Salma Bu Rahma adalah guru
terbaiknya.

Anda mungkin juga menyukai