Anda di halaman 1dari 3

Teknik Menulis "Best Practice" bagi

Pendidik dan Tenaga Kependidikan


5 April 2018 13:27 Diperbarui: 6 April 2018 03:45 72084 7 3

Salah satu jenis karya tulis yang disarankan untuk dibuat oleh pendidik dan tenaga kependidikan
adalah praktik terbaik (best practice). Best Practice adalah sebuah karya tulis yang menceritakan
pengalaman terbaik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pendidik dan
tenaga kependidikan sehingga mampu memperbaiki mutu layanan pendidikan dan pembelajaran.

Best Practice tidak selalu identik dengan langkah yang besar dan "revolusioner" yang dilakukan
oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyelesaikan masalah, tetapi bisa juga melalui
sebuah langkah kecil, penerapan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana, tetapi
efektif dan dampaknya terasa oleh sekolah.

Karakter utama best practice adalah tindakan-tindakan taktis dan praktis untuk mengatasi
masalah yang dihadapi dalam mengatasi masalah. Misalnya, meningkatkan kedisiplinan warga
sekolah melalui penerapan budaya malu, peningkatan kesadaran warga sekolah dalam
memelihara kebersihan lingkungan sekolah melalui Gerakan Pungut Sampah, peningkatan
kemampuan guru dalam menyusun administrasi pembelajaran dan mengelola pembelajaran
melalui diskusi grup terfokus KKG sekolah, dan sebagainya.

Sistematika Best Practice

Sepanjang yang saya ketahui, sistematika Best Practice beragam, tergantung latar belakang atau
pengalaman penulisnya, institusi yang menerbitkan, atau panitia lomba yang menyusun, karena
Best Practice juga suka dilombakan.

Walau berbeda dari sisi sistematika, tetapi substansinya sama, yaitu menceritakan tentang
pengalaman terbaik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran atau
pengelolaan layanan pendidikan di sebuah satuan pendidikan.

Secara umum, sistematika best practice sebagai berikut: A. Latar Belakang Masalah, B.
Identifikasi Masalah, C. Tujuan, D. Hasil yang Diharapkan, E. Pelaksanaan dan Hasil
Penyelesaian Masalah, dan F. Simpulan dan Saran.

A. Latar Belakang

Bagian latar belakang berisi deskripsi tentang kondisi ideal yang diharapkan muncul dari sebuah
pembelajaran atau layanan pendidikan yang berkualitas. Biasanya dengan mengutip definisi dari
peraturan perundang-undangan, teori, pendapat ahli yang diambil dari referensi yang sesuai dan
sebagainya.

Lalu munculkan munculkan berbagai masalah yang terjadi sebagai bentuk kesenjangan antara
harapan dan kenyataan, penyebab masalah tersebut terjadi, dampaknya jika tidak segera
diselesaikan, serta alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah.

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi oleh pendidik atau tenaga kependidikan tentunya cukup banyak dan
beragam. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi satu per satu, lalu diambil mana salah satu masalah
yang akan fokus untuk diselesaikan.

C. Tujuan

Pada bagian ini disebutkan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan best practice. Secara
umum untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, dan secara
khusus misalnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan kemampuan siswa,
meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara individual maupun secara kelompok,
meningkatkan kedisiplinan siswa, meningkatkan kesadaran hidup bersih, kesadaran cinta
lingkungan, dan sebagainya.

D. Hasil yang Diharapkan

Pada bagian ini disebutkan hasil yang diharapkan dari kegiatan best practice yang dilakukan
mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya, jika tujuannya adalah "meningkatkan
kesadaran cinta lingkungan di lingkungan siswa", maka hasil yang diharapkannya adalah
"meningkatnya kesadaran cinta lingkungan di lingkungan siswa."

E. Pelaksanaan dan Hasil Penyelesaian Masalah

Pada bagian ini dijelaskan secara rinci langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Cantumkan sasaran, tempat dan waktu kegiatan, alat/bahan, strategi, dan
metode yang digunakan untuk menyelesaian masalah.

Pada bagian awal dideskripsikan masalah yang dihadapi disertai kondisi dan data-data awal,
selanjutnya dijelaskan tahapan-tahapan, strategi pelaksanaan, serta progres penyelesaian masalah
hingga masalah dapat diatasi dengan baik. Kondisi atau data awal lalu dibandingkan dengan data
atau kondisi akhir.
Pada bagian ini boleh disajikan foto kegiatan, grafik, atau tabel data yang kemudian
dideskripsikan dan dianalisis. Intinya pada bagian ini digambarkan perubahan antara kondisi
awal dan kondisi akhir hingga perubahan tampak secara nyata.

F. Simpulan dan Saran

Simpulan berisi hal substansial dan pelajaran penting yang didapatkan dari pelaksanaan best
practice sehingga berdampak terhadap peningkatan mutu pembelajaran atau layanan pendidikan,
dan saran-saran yang diberikan kepada pihak-pihak terkait, misalnya kepada siswa, guru, kepala
sekolah, dinas pendidikan, dan sebagainya.

Best practice selain ditulis jadi sebuah laporan, biasanya dipresentasikan, diseminarkan,
disosialisasikan, bahkan diterbitkan menjadi buku. Tujuannya agar lebih banyak memberikan
manfaat. Semakin banyak yang membaca, diharapkan semakin banyak yang termotivasi, dan
terinspirasi untuk melakukan hal yang sama sehingga kinerja dan mutunya pun ikut meningkat.

Penyelesaian masalah melalui best practice menuntut kreativitas dan inovasi pendidik dan tenaga
kependidikan. Ide-ide unik, menarik, dan nyeleneh secara spontan bisa muncul untuk
menyelesaikan masalah.

Misalnya penggunaan barang-barang bekas untuk media pembelajaran/alat peraga,


meningkatkan kedisiplinan warga sekolah melalui penerapan budaya malu, pengumpulan beras
atau pakaian bekas untuk melatih kepedulian sosial siswa, sebagainya.

Manfaat best practice disamping dapat menjadi salah satu jenis karya tulis pengembangan profesi
pendidik dan tenaga kependidikan, juga dapat menjadi salah satu sumber belajar bagi pendidik
dan tenaga kependidikan lainnya. Semakin sering seorang pendidik atau tenaga kependidikan
membuat best practice, maka kreativitas dan inovasinya semakin meningkat. Kemampuan
menulisnya pun semakin terasah.

Model pendidik dan tenaga kependidikan seperti inilah yang diperlukan sebagai ujung tombak
dalam peningkatan mutu pendidikan dalam mempersiapkan generasi bangsa masa depan yang
berkualitas dan kompetitif. Wallaahu a'lam.

Oleh: IDRIS APANDI (Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/LPMP Jawa Barat)

Anda mungkin juga menyukai