Anda di halaman 1dari 3

Provinsi Jakarta Tidak Lagi Menjadi Ibukota, DPR RI Resmi Sahkan RUU DKJ

Artikel ini dibuat oleh: Bayu Deta Pratama 21410031

Foto: Nawacita.co/Redy Agustino

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) secara resmi telah mengesahkan
Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang
dalam Rapat Paripurna DPR ke-14 masa sidang 2023-2024 di Kompleks Parlemen Senayan,
Jakarta Pusat pada Kamis, 28 Maret 2024.

Ketua DPR RI Puan Maharani yang memimpin jalannya keputusan tersebut mengajukan
pertanyaan persetujuan terhadap seluruh anggota dewan yang berjumlahkan 69 orang dari total
575 anggota DPR saat ini.

“Apakah Rancangan Undang-undang tentang tentang Daerah Khusus Jakarta dapat disetujui
untuk disahkan menjadi Undang-undang? Setuju,” ucap Puan Maharani dibarengi sorak
pernyataan setuju para anggota dewan lainnya, dilansir Bisnis.com.

Terdapat 9 Fraksi yang hadir dan hanya satu fraksi yang menolak pengesahan RUU DKJ
tersebut, yakni dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Anshory Siregar dari fraksi PKS menyatakan bahwa RUU DKJ masih lemah secara prosedural
karena masa pembahasannya dinilai sangat singkat untuk mengesahkan hal tersebut. Ia juga
menyampaikan bahwa masyarakat kurang dilibatkan dalam RUU DKJ ini.
“Rendahnya partisipasi dari masyarakat sudah membuat lemah RUU DKJ. Proses
pembahasannya sama seperti Ciptaker dan RUU IKN, semua prosesnya terburu-buru,” katanya
di Gedung DPR Jakarta, pada Senin (18/3/2024).

Ia menambahkan bahwa wilayah Jakarta tidak lagi memiliki kekhususan, sehingga hal ini RUU
DKJ tidak mempunyai aturan khusus untuk menghilangkan pajak seperti yang sudah terjadi di
Kota Batam.

Pemerintah melalui DPD dan DPR sebelumnya telah mengumumkan pembahasan RUU DKJ
di Badan Legislasi atau Baleg pada 13 Maret 2024. Saat itu sudah dimulai dibentuknya panitia
kerja untuk membicarakan RUU tersebut dengan tanggal pembahasan yang telah ditetapkan
pada 14, 15, dan 18 Maret 2024.

Usulan inisiatif DPR dalam pembicaraan tingkat I daftar inventaris masalah yang diajukan
pemerintah serta DPD mengawali dibentuknya RUU DKJ. Pembahasan ini dilanjutkan dari
tingkat I menuju tingkat II Sidang Paripurna

Pada rapat pleno pengambilan keputusan, kesepakatan tingkat satu tercapai setelah
pembahasan RUU DKJ oleh panitia kerja di Baleg DPR dengan partisipasi Menteri Dalam
Negeri Tito Karnavian mewakili Pemerintah dan Wakil Ketua Komite I DPD RI Sylviana
Murni yang mewakili DPD.

Pada bagian umum draf tentang RUU DKJ yang terdiri dari 12 bab dan 73 pasal disebutkan
bahwa Provinsi Jakarta tidak lagi menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) setelah munculnya
UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

Jakarta sebagai daerah khusus memiliki kewenangan dalam melakukan urusan pemerintah di
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal ini selaras dengan Pasal 1 draf RUU DKJ
yang terbaru.

Kewenangan Khusus itu merupakan keistimewaan yang dimiliki Provinisi Daerah Khusus
Jakarta terhadap penyelenggaraan fungsi sebagai pusat perekonomian nasional.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan pernyataan terkait UU DKJ bahwa Provinsi
Jakarta tetap memiliki kekhususan walaupun tidak lagi menjadi ibu kota negara. Oleh karena
itu, bisa menambah tingkat percepatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pembahasan RUU tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta merupakan wujud komitmen
bersama antara pemerintah, DPR RI, dan DPD RI untuk mengupayakan Jakarta menjadi kota
berkelas dunia dengan tetap mempertahankan perputaran ekonomi yang besar,” ucap Tito
dalam Rapat Paripurna.

Terdapat poin penting dalam perarturan RUU DKJ yang sudah ditetapkan menjadi UU, yaitu
gubernur dan wakil gubernur tetap dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
Sebelumnya, ada usulan supaya gubernur dan wakil gubernur dipilih langsung oleh Presiden.
Kemudian, disusul ketentuan ketua dan anggota Dewan Kawasan Aglomerasi ditunjuk secara
langsung juga oleh Presiden.

Status Ibu Kota DKI Jakarta akan secara resmi dialihfungsikan ke Ibu Kota Negara (IKN)
Nusantara saat Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang
perpindahan IKN ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyatakan rencana Presiden Joko Widodo akan
mengeluarkan Keppres tentang perpindahan itu pada awal tahun 2024, bersamaan dengan
persiapan pelayanan publik yang akan diselenggarakan secara berangsur-angsur. Walaupun
demikian, hingga sekarang Keppres terkait perpindahan tersebut belum dikeluarkan.

“Manakala di tahun 2024 Presiden akan mengeluarkan Keppres yang menyatakan bahwa ‘Ya,
Ibu Kota akan pindah ke IKN Nusantara pada 2024. Tentunya, walaupun waktunya itu 2024,
tetapi persiapannya kami lakukan dari sekarang,” kata Bambang dalam RDP bersama Komisi
XI DPR RI, dikutip Kamis (9/2/2023).

Anda mungkin juga menyukai