TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Kampus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12.5 Simpang Baru Pekanbaru
28293 Telepon: (0761) 63277, 35675 Fax. (0761) 63277
PROPOSAL
Disusun Oleh :
MUHAMAD IQBAL
(2001113983)
JURUSAN SOSIOLOGI
PEKANBARU
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1 Persepsi 5
2.2 Pelayanan 7
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 11
2.4 Penelitian Terdahulu 17
2.5 Konsep Operasional 20
2.6 Kerangka Berfikir 21
BAB III METODE PENELITIAN 22
3.1 Jenis Penelitian 22
3.2 Lokasi Penelitian 22
3.3 Populasi dan Sampel 22
3.4 Jenis dan Sumber Data 22
3.5 Teknik Pengumpulan Data 23
3.6 Teknik Analisis Data 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
sebagai salah satu ukuran yang dapat menentukan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri dalam sebuah negara, karena melalui pelayanan kesehatan
dapat dilihat seberapa maju atau tidaknya suatu negara. Selain itu, kesehatan
yang sejahtera.
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
individu. Dengan kata lain seseorang diharapkan berada dalam kondisi sehat,
baik fisik maupun psikis agar kondisi sejahtera dapat tercapai. Oleh karena itu,
1
Banyak dari masyarakat di Indonesia yang masih kurang mendapatkan
Ketika sakit mereka hanya mengandalkan obat-obat alami yang ada di sekitar
lingkungannya dan itu tidak perlu mengeluarkan biaya, tetapi tidak semua
apalagi jika penyakitnya sudah cukup berat. Perlu tindakan lebih lanjut dan
warung terdekat, dan itu hanya sebagai penolong sesaat agar penyakit mereka
tidak menjadi parah, beruntung jika obat-obatan dari warung tersebut bisa
ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat agar ada penanganan serius, dan
yang menjadi masalah di sini adalah biaya yang harus dikeluarkan masyarakat
yang kurang mampu jika harus di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan
pemerintah tersebut, hal ini perlu ada evaluasi, pengembangan pelayanan lebih
baik tentunya, dan sosialisasi yang mampu mengedukasi segala aspek tenaga
medis untuk tidak membeda-bedakan pasien dari segala kalangan dan dari
2
Dalam mengembangkan kesehatan yang baik, maka perlu dibangunkan
pelayanan kesehatan yang baik pula di setiap instansi kesehatan. Secara umum
pendapat Moenir bahwa pelayanan yang efektif itu merupakan pelayanan yang
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Jadi pelayanan yang berkualitas itu tidak
hanya ditentukan oleh pihak yang melayani, tetapi juga pihak yang ingin
dipuaskan.
menjadi titik pusat peneliti untuk melakukan penelitian yaitu RSUD Kota
3
mencakup upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina
Rumah Sakit Kabupaten/Kota se Provinsi Riau, tidak hanya itu RSUD Arifin
pada web resmi RSUD Arifin Ahmad Percepatan dan perbaikan kinerja
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 4 Tahun 2016 tentang
Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor : 4), dalam hal kelembagaan RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau mengacu kepada Peraturan Gubernur Riau No.
50 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja RSUD Arifin
adalah perangkat daerah yang diserahi wewenang, tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna,
yang berlaku, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
4
Terdapat data yang menunjukkan hasil jumlah pengunjung pasien
Tabel 1.1
Data Kunjungan Pasien RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
5
Adapun Data pengunjung yang melakukan rawat inap di RSUD Arifin
Tabel 1.2
Data Kunjungan Poliklinik Rawat Inap
Pasien BPJS 26
Pasien Jamkesda 2
Pasien Umum 1
Dari hasil wawancara sebelumnya oleh peneliti dengan salah satu anak
yang dinilai kurang baik, penanganan lambat dan tidak adanya bentuk
kepedulian bagi pasien BPJS seperti halnya pasien yang seharusnya di rawat
karena kondisi yang tidak baik, tetapi pihak rumah sakit menetapkan bahwa
6
pemerintah sebagai program kesehatan yaitu Badan Penyelenggaraan Jaminan
sosial (BPJS).
Pekanbaru ?
Pekanbaru
Manfaat Teoritis
7
1. Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi mengenai ilmu
Manfaat Praktis
ilmu pengetahuan.
BAB II
LANDASAN TEORI
8
Penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik yang
sebelumnya dikembangkan oleh George Herbert Mead sekitar tahun 1939. Pada
saat itu, George Herbert Mead adalah menjabat sebagai seorang dosen dalam
George Herbert Mead meninggal, buku utama yang menjadi referensi utama teori
interaksi simbolik, yaitu "Mind, Self, and Society", diterbitkan dalam waktu
interpretasi dan pengembangan terhadap teori ini. Salah satu muridnya, Herbert
itu sendiri adalah aktivitas yang unik bagi manusia, yakni komunikasi atau
dengan pemikiran dari John Dewey, William I. Thomas, dan Charles H. Cooley.
Teori interaksi simbolik terus berkembang hingga saat ini. Pada tahun 1960-an,
9
pandang alternatif tentang sosialisasi serta hubungan antara individu dan
perilaku yang kompleks dan sering kali tak terduga. Dengan kata lain,
organisme pasif yang dipengaruhi oleh kekuatan atau struktur yang ada di luar
dirinya. Sebaliknya, individu dianggap sebagai entitas yang dinamis dan terus
sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan dipengaruhi oleh interaksi manusia.
kategori pertama ini pada dasarnya adalah pengalaman pribadi dan unik setiap
individu saat mereka berinteraksi langsung dengan orang lain (Nugroho, 2021).
10
ingin sampaikan kepada orang lain. Selain itu, teori ini juga mengeksplorasi
mereka, yang meliputi objek fisik (benda) serta objek sosial (perilaku manusia)
makna diproduksi melalui interaksi sosial, yang berarti makna tidak melihat pada
objek itu sendiri, tetapi dibentuk melalui proses negosiasi yang menggunakan
untuk memberi makna kepada segala hal, termasuk objek fisik, tindakan,
peristiwa, dan bahkan konsep yang bersifat abstrak. Ketiga, makna yang
perubahan situasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Perubahan interpretasi ini
simbol yang dipahami melalui proses belajar. Asumsi Teori Interaksi Simbolik
11
2.2 Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Walgito persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat Indera
atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak begitu saja, melainkan
Persepsi
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
pada
pada
stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari
12
lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan
lain-
lain.
yang berarti “kawan”. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab ‘masyarakat’
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap.
memiliki perasaan yang sama atau menyatu satu sama lain karena mereka saling
institusi.
Pergaulan hidup karena manusia itu hidup secara bersama. Setiap manusia dalam
13
Masyarakat tersebut masing–masing mempunyai persepsi yang berbeda-beda
sejumlah individu yang mempunyai persepsi yang sama terhadap suatu obyek,
Terhadap suatu obyek yang kurang lebih mempunyai persepsi yang sama.
bahasa–bahasa verbal dan non Verbal yang sama. Persepsi masyarakat terhadap
suatu obyek merupakan landasan pokok bagi timbulnya perilaku dari masing–
masing individu dalam setiap kegiatan. Makna positif dan negatif sebagai hasil
persepsi masyarakat terhadap suatu obyek sangat tergantung dari bentuk dan
14
tanggapan atau reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan membeda-
lain.
yaitu faktor dari dalam (intern individu) dan faktor luar (ekstern individu).
yaitu:
1. Faktor individu, yang meliputi : (1) Perhatian, baik perhatian spontan maupun
perhatian tidak spontan; dinamis atau statis; (2) Sifat struktural individu; simpati
atau antipati; (3) Sifat temporer individu; emosional atau stabil; (4) Aktivitas yang
2. Faktor stimulus (rangsangan). Stimulus akan dapat disadari oleh individu, bila
stimulus itu cukup kuat. Bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, tetapi
bila stimulus tidak cukup kuat, maka stimulus itu tidak akan dipersepsi tidak akan
dipersepsi oleh individu yang bersangkutan, dan ini bergantung pada : (1)
intensitas (kekuatan) stimulus; (2) ukuran stimulus; (3) perubahan stimulus; (4)
15
Muhyadi juga menerangkan persepsi dipengaruhi oleh tiga faktor,
pertama orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern
(kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan
(benda, orang, proses dan lain-lain) dan ketiga, stimulus dimana pembentukan
persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain).
dua faktor, yaitu faktor-faktor fungsional bersifat personal berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu, proses belajar dan motif dan faktor-faktor struktural
berasal dari luar individu antara lain lingkungan keluarga, hukum yang berlaku
dan nilai-nilai dalam masyarakat.13 Oleh karena itu, setiap individu dalam
obyek.
maka persepsi dapat berubah–ubah sesuai dengan suasana hati, cara belajar, dan
keadaan jiwa. Jadi persepsi itu tergantung pada proses berpikir atau kognitif
seseorang, sehingga persepsi akan selalu berubah setiap saat. Perubahan itu
16
Stimulus melalui alat indra atau reseptor. Stimulus kemudian diteruskan ke otak
dan proses selanjutnya adalah proses persepsi. Lebih rinci lagi mengenai proses
atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh
syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis.
menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba.
Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran yang disebut
sebagai proses psikologis. Proses terakhir dari proses persepsi ialah individu
menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, diraba, didengar, yaitu stimulus
stimuli. Setelah mendapat stimuli pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang
maka akan berlangsung proses penyeleksi pesan tentang mana pesan yang
dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi
tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna,
17
sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi
bahwa seseorang diawali oleh adanya rangsangan atau stimulus yang diterima
oleh
alat indera atau reseptor, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindera
diinterpretasikan.
kali diskriminasi terjadi pada kehidupan masyarakat miskin atau kurang mampu
18
diskriminasi, terutama kepada golongan masyarakat miskin, dan menimbulkan
Maka dengan adanya persepsi masyarakat tentunya sebagai wadah bagi pihak
persepsi masyarakat dalam teori di atas, maka penelitian ini peneliti ingin melihat
2.3 Pelayanan
melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi. Dalam
19
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang,
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Standar dalam
Dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan. Adapun
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak
yang menginginkan.
(sekelompok orang) dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan
metode dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lainya sesuai dengan
karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang diperlukan maupun
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
20
meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat, proses pemenuhan
Dalam proses pelayanan ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
layanan.
c. Jenis dan bentuk layanan. Jenis layanan yang dapat diberikan oleh
barang saja.
21
guna mewujudkan ketakwaan sekaligus membuktikan konsistensi keimanan
1. Bentuk-bentuk Pelayanan
dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya
pelayanan yaitu:
22
a. Berpakaian dan berpenampilan bersih dan rapi.
sudah kenal.
pembicaraan
d. Tersedia sarana dan prasarana yang baik. Penerima layanan ingin dilayani
prima, oleh karena itu untuk melayani penerima layanan salah satu yang
Layanan yang diberikan sesuai jadwal dan pekerjaan tentunya dan jangan
23
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
(BPJS) Kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada
seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
bulan di Indonesia.
Kesehatan adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun
Kesehatan adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
pemerintah.
24
Peserta BPJS Kesehatan adalah semua penduduk Indonesia dan orang
asing yang bekerja minimal 6 bulan di Indonesia dan telah membayar iuran
kelompok, yaitu :
miskin dan orang tidak mampu yang didaftarkan oleh Pemerintah. Yang
kandung, Anak Tiri dan/atau Anak angkat yang sah dan belum
25
2) Pekerja bukan penerima upah dan keluarganya. Pekerja bukan
penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas
membayar iuran.
BPJS Kesehatan hanya dapat menanggung paling banyak 5 anggota keluarga dan
apabila peserta yang memiliki anggota keluarga lebih dari 5 orang termasuk
peserta, dapat mengikut sertakan anggota keluarga lain dengan membayar iuran
tambahan.
Kesehatan.
a. Hak Peserta
26
4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
b. Kewajiban Peserta
benar
2) Membayar iuran
1) Administrasi pelayanan
27
1) Rawat jalan, meliputi:
a) Administrasi pelayanan
Selain itu, ada pula pelayanan yang tidak dijamin oleh Badan
hubungan kerja.
28
f. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
alkohol
teknologi kesehatan
luar biasa/wabah.
29
Kesehatan penilaian baik
pada Masa bagi masyarakat,
Pandemi mulai dari
COVID-19 di dimensi
Kota Binjai [4] keandalan, daya
tanggap,
jaminan
kepastian,
empati, dan
penampilan
fisik.
2 Suriati Lubis, Explanatory Dari hasil Terdapat Memiliki
Pengaruh penelitian persamaan perbedaan
Persepsi terdapat judul pada metode
Masyarakat pengaruh penelitian penelitian
Tentang Mutu kenyamanan yang terfokus yang di
Pelayanan pelayanan kepada pakai.
Terhadap terhadap persepsi Penelitian
Pemanfaatan pemanfaatan masyarajat sebelumnya
Pelayanan pelayanan terhadap menggunaka
Kesehatan kesehatan dasar, pelayanan n metode
Dasar Di ada pengaruh kesehatan penelitian
Puskesmas informasi explanatory,
Simalingkar pelayanan sedangkan
Tahun 2018 [5] terhadap penelitian ini
pemanfaatan menggunaka
pelayanan n metode
kesehatan dasar penelitian
kuantitatif
3 Mohamad Kualitatif Persepsi Memiliki Terdapat
Yusuf Tawil, deskriptif Masyarakat persamaan perbedaan
Joorie M. Tentang pada judul pada metode
Ruru, Very Y. Kualitas penelitian penelitian
Londa, Pelayanan atau topik yang di
Persepsi Kesehatan di penelitian pakai,
masyarakat Rumah Sakit yaitu persepsi penelitian
tentang Umum Daerah masyarakat sebelumnya
kualitas Kota terhadap menggunaka
pelayanan Kotamobagu kualitas n metode
kesehatan di Sulawesi Utara pelayanan penelitian
rumah sakit belum cukup masyarakat kualitatif
umum daerah baik, di lihat deskriptif,
Kotamubagu dari indikator- sedangkan
Provinsi indikator penelitian ini
Sulawesi tanggap, menggunaka
Utara [6] kompetensi, n metode
etika, dan penelitian
kelengkapan. kuantitatif
30
Dalam deskriptif
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat ada
beberapa yang
perlu diperbaiki.
4 Rina Penelitian Hasil penelitian Memiliki Memiliki
Listyowati, analitik juga persamaan perbedaan
Putu Ayu menggunaka menunjukkan pada topik pada metode
Indrayathi, Ni n rancangan bahwa terdapat atau judul penelitiannya
Made Sri cross sebagian kecil penelitian , penelitian
Nopiyani, sectional pengguna yang di sebelumnya
Persepsi pelayanan pakai, yaitu menggunaka
Pengguna Puskesmas tentang n metode
Layanan memiliki persepsi. penelitian
Kesehatan persepsi yang analitik,
Primer “kurang baik” sedangkan
Mengenai mengenai penelitian ini
Kualitas ketepatan menggunaka
Pelayanan pelaksanaan n metode
Pada terhadap jadwal penelitian
Puskesmas waktu pelayanan kuantitatif
Badan Layanan yang juga deskriptif
Di Kabupaten akhirnya
Gianyar [7] mempengaruhi
kepuasan pasien.
5 Anita Deskripsi Persepsi Memiliki Memiliki
Sulistyorini, analitik responden persamaan perbedaam
Purwanta, terhadap pada fokus pada metode
Pemanfaatan kualitas topik yang di penelitian
Fasilitas pelayanan ambil, yaitu yang di
Pelayanan kesehatan milik terkait pakai,
Kesehatan pemerintah persepsi penelitian
Pemerintah dan adalah persepsi pengguna sebelumnya
Swasta di pada fasilitas terhadap menggunaka
Kabupaten kesehatan yang kualitas n metode
Sleman [8] masuk pada pelayanan penelitian
kategori kesehatan deskripsi
memadai, analitik,
persepsi sedangkan
terhadap petugas penelitian ini
kesehatan mengunakan
masuk kategori metode
memuaskan, penelitian
persepsi kuantitatif
terhadap biaya deskriptif
kesehatan
31
masuk kategori
murah, dan
persepsi
terhadap waktu
pelayanan
kesehatan
masuk kategori
tidak
memuaskan
menggunakan pendapat para ahli sosiologi dan pendapat ahli sosial lainnya.
sebuah kebutuhan.
Persepsi (X)
32
nyaman untuk Setuju
berobat Ragu-ragu 4
2). Pasien tidak Tidak Setuju 3
merasa dibeda- 2
Sangat Tidak
bedakan dalam hal
Setuju 1
status sosial
3). Pasien
diberikan
pelayanan yang
optimal dari
petugas pelayanan
b. Persepsi negatif.
33
oleh pasien
3). Tidak
membeda-bedakan
status pasien
dalam berobat
Efektifitas 1). Rumah sakit Sangat Setuju 5
memiliki peralatan Setuju 4
yang mutakhir dan Ragu-ragu 3
modern Tidak Setuju 2
2). Petugas Sangat Tidak 1
pelayanan Setuju
memberikatahukan
kepada pasien
kapan tepatnya
pelayanan
diberikan
3). Petugas
pelayanan
memberikan
pasien pelayanan
dengan cepat dan
tepat
Hubungan Antar 1). menerima dan Sangat Setuju 5
Manusia mendengarkan Setuju 4
keluhan pasien Ragu-ragu 3
2). sikap Tidak Setuju 2
keramahan yang Sangat Tidak 1
diberikan oleh Setuju
petugas pelayanan
34
Pelayanan yang tertata baik Setuju 4
2). tidak Ragu-ragu 3
melakukan Tidak Setuju 2
diagnosa yang Sangat Tidak 1
dilakukan secara Setuju
ulang
3). petugas
pelayanan
memberikan
pelayanan sesuai
dengan waktu
yang telah
dijanjikan
35
1. Persepsi
Positif
2. Persepsi Kepuasan
Negatif Masyarakat
Persepsi Terhadap
Kualitas
Pelayanan Pelayanan
Kesehatan BPJS
BAB III
METODE PENELITIAN
data dari sampel atau populasi dan spesifikasinya adalah sistematis, terencana
menghasilkan hipotesis.
Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena fenomena yang ada sesuai dengan
36
judul penelitian. Selain itu, lokasi penelitian mudah diakses, sehingga
Achmad Kota Pekanbaru, dan sampel dari penelitian ini adalah Pasien RSUD
Data primer merupakan data dan sumber data yang langsung diperoleh
dari sumber data pertama (informan inti) atau informasi yang diperoleh
Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pihak rumah sakit, dokter, perawat, satpam dan petugas kebersihan dan
peneliti.
3.5.1 Wawancara
37
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan
3.5.2 Kuesioner
3.5.3 Observasi
38
Peneliti melakukan observasi lapangan sebagai tahap awal untuk
di lokasi penelitian.
bentuk rumusan atau perhitungan agar data yang diperoleh dapat dibuktikan
kebenarannya.
korelasi negatif atau positif. Pada hasil nilai antar variabel maka akan
berkaitan dengan variabel lainnya. Pada satu variabel apabila satu variabel
39
berganti maka variabel lainnya juga akan berubah. Nilai koefisien positif
Variabel x dan y yang didapatkan oleh peneliti dari data sampel yang telah
rumus:
r =n ( ∑ XY ) −( ∑ X ) ∙ ¿ ¿
40
Analisis setiap data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
Keterangan :
r : koefisien validitas
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari (-1 < r < +1), apabila r=-1 artinya
korelasi negatif sempurna, r=0 artinya tidak ada korelasi, dan r=1 berarti
41
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
DAFTAR PUSTAKA
42
[4] D. R. Harahap and T. N. Utami, “Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas
Pelayanan Kesehatan pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Binjai,” Jurnal
Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes
Voice"), vol. 12, no. 2, pp. 162–165, 2021.
43