Anda di halaman 1dari 2

Model pembelajaran integratif di jenjang SD memiliki beberapa kritik yang perlu

dipertimbangkan. Yaitu :

1. kurangnya penekanan pada pengembangan keterampilan sosial dan


keterampilan hidup yang penting bagi perkembangan holistik siswa. Model ini
cenderung lebih fokus pada penguasaan materi pelajaran secara individual, tanpa
memberikan penekanan yang cukup pada pengembangan kemampuan berkolaborasi,
berkomunikasi, dan berpikir kritis. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa model ini
mungkin tidak mampu mengakomodasi gaya belajar yang beragam dari siswa,
sehingga beberapa siswa mungkin kesulitan dalam memahami materi pelajaran secara
mendalam.
2. implementasi model menimbulkan tantangan dalam hal penilaian dan evaluasi.
Sistem penilaian yang lebih tradisional mungkin tidak selalu mampu mengakomodasi
pendekatan pembelajaran yang integratif, yang menempatkan nilai pada pemahaman
konsep secara menyeluruh daripada sekadar mengingat informasi. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakcocokan antara metode penilaian dan tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
3. penggunaan teknologi, model integratif juga mungkin menghadapi kendala dalam
mengintegrasikan teknologi secara efektif ke dalam proses pembelajaran. Diperlukan
upaya yang lebih besar untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara
menyeluruh dan terintegrasi dengan baik dalam mendukung pembelajaran yang
holistik.
4. Kurangnya Penekanan pada Pemahaman Mendalam
Model ingratif cenderung menekankan pada pencapaian target dan tujuan yang telah
ditetapkan, namun kurang memberikan penekanan pada pemahaman mendalam. Hal
ini dapat mengakibatkan siswa lebih fokus pada pencapaian nilai atau hasil akhir
daripada pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran.
5. Potensial Meningkatkan Stres pada Siswa
Dalam model ingratif, tekanan untuk mencapai target tertentu dapat meningkatkan
tingkat stres pada siswa, terutama jika mereka merasa terbebani oleh ekspektasi yang
tinggi. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional
siswa, serta memengaruhi motivasi belajar mereka.
6. Kurangnya Pengakuan terhadap Keanekaragaman Siswa
Model ingratif cenderung menempatkan semua siswa dalam kerangka evaluasi yang
seragam, tanpa mempertimbangkan keanekaragaman individual dalam gaya belajar,
minat, dan kekuatan siswa. Hal ini dapat mengabaikan potensi siswa yang mungkin
tidak terungkap dalam konteks evaluasi yang terstandarisasi.
7. Potensial Mengurangi Kreativitas dan Inisiatif Siswa

Dalam model ingratif, siswa mungkin cenderung fokus pada pencapaian target yang
telah ditetapkan, sehingga hal ini dapat mengurangi ruang bagi kreativitas dan inisiatif
siswa dalam mengeksplorasi materi pelajaran secara lebih bebas. Hal ini dapat
membatasi pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.

Selain hal diatas, model integratif di jenjang SD juga memiliki beberapa kekurangan yang
perlu menjadi perbaikan dalam pengembangan model Integratif kedepannya, antara lain:

1. Kesulitan Guru:
 Guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai disiplin ilmu
untuk dapat menerapkan model ini dengan efektif.
 Guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang kreatif dan inovatif untuk dapat
membuat pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi siswa.
 Guru perlu memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran dengan model ini.

2. Beban Belajar Siswa:

 Model integratif dapat membuat beban belajar siswa menjadi lebih berat karena
mereka harus mempelajari berbagai hal dalam satu tema.
 Model ini dapat membuat siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep secara
mendalam karena mereka harus mempelajari banyak hal dalam waktu yang singkat.

3. Kurangnya Sumber Belajar:

 Sumber belajar yang mendukung model integratif di jenjang SD masih tergolong


terbatas.
 Guru perlu mencari sumber belajar dari berbagai sumber untuk dapat menerapkan
model ini dengan efektif.

4. Kurangnya Dukungan dari Orang Tua:

 Orang tua perlu memahami model integratif agar dapat membantu siswa belajar di
rumah.
 Orang tua perlu menyediakan waktu dan sumber belajar yang mendukung
pembelajaran siswa dengan model ini.

Meskipun model ingratif memiliki kelebihan dalam menetapkan target yang jelas, kritikan-
kritikan di atas perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa pendekatan pembelajaran
yang digunakan di jenjang SD memberikan ruang bagi pemahaman mendalam, pengakuan
terhadap keanekaragaman siswa, serta pengembangan kreativitas dan inisiatif siswa.

Anda mungkin juga menyukai