Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL RENCANA USAHA

“REPACK MAKANAN RINGAN CHIP I CHIP”

Diajukan untuk Menyelesaikan Salah Satu Tugas


Mata Pelajaran Proyek IPAS

Gambar Produk

Disusun oleh
Nama Lengkap, NIS :
Nama Lengkap, NIS :
Nama Lengkap, NIS :
Nama Lengkap, NIS :
Nama Lengkap, NIS :

SMK MUHAMMADIYAH 3 PURBALINGGA


2024

JALAN RAYA BOJONG, KELURAHAN BOJONG, KECAMATAN


PURBALINGGA, KABUPATEN PURBALINGGA, JAWA TENGAH,
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal rencana usaha ini telah disahkan oleh Guru Mata Pelajaran Proyek IPAS SMK
Muhammadiyah 3 Purbalingga pada
Hari, tanggal :
Tempat :
Mengetahui :
Guru Mata Pelajaran Proyek IPAS

Wilujeng Wachyu Utami, S.Si., M.Pd.,Gr


NBM. 1278136

ii
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan proposal rencana usaha dengan judul “REPACK
MAKANAN RINGAN CHIP I CHIP”. Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
menyampaikan terima kasih pada seluruh pihak yang terkait dan telah memberikan
dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami mungkin tidak dapat
memberikan imbalan atas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan semua pihak yang
telah memberi dukungan baik moril maupun material. Kami hanya berharap semoga
kebaikan dan bantuan tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT, Amin.
Proposal ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan. Kami berharap semoga proposal ini
dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Purbalingga, 21 Maret 2024

Penulis

iii
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

RINGKASAN

1. Konsep Usaha
Chip I Chip adalah usaha yang bergerak di bidang repack makanan ringan pedas,
yaitu mengemas ulang makanan ringan pedas dengan kemasan yang lebih menarik,
higienis, dan praktis. serta menyediakan berbagai macam makanan ringan pedas, seperti
keripik, basreng, seblak, dan lain-lain, yang memanfaatkan teknologi digital dalam
mempromosikan dan memasarkan usahanya, seperti menggunakan media sosial, website,
dengan harga yang terjangkau.

2. Visi dan Misi


Visi :
Menjadi usaha repack makanan yang terdepan dan terpercaya di Indonesia, yang
dapat menghasilkan produk berkualitas dengan harga terjangkau dan memberikan
kepuasan dan kesejahteraan bagi konsumen, mitra kerja, serta lingkungan.
Misi :
1) Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan selalu bersikap ramah,
sopan dan santun.
2) Menyediakan produk makanan ringan pedas yang berkualitas, aman, dan
bervariasi, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
3) Selalu memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan stok produk selalu
aman dan proses distribusi yang cepat.

iv
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pelaksanaan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Usaha ........................................................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Gagasan Kegiatan Usaha ........................................................................ 4
2.1.1 Marketing MIX ............................................................................. 4
2.1.2 Product Life Cycle (PLC) .............................................................. 5
2.2 Peluang Pasar ......................................................................................... 6
2.2.1 Analisis SWOT ........................................................................... 6
2.2.2 Analisis IPA (Importance Performance Analysis) ...................... 8
2.3 Strategi Pemasaran ................................................................................. 10
2.3.1 Desain Produk ............................................................................. 10
2.3.2 Analisa Desain Kemasan ............................................................ 11
2.3.3 Promosi Penjualan ...................................................................... 12

BAB III METODE PELAKSANAAN


3.1 Pra Produksi ........................................................................................... 13
3.2 Proses Produksi....................................................................................... 15
3.3 Promosi dan Penjualan ........................................................................... 15
3.4 Pasca Produksi ........................................................................................ 17

v
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB IV ANGGARAN BIAYA


4.1 Biaya Tetap ............................................................................................ 19
4.2 Biaya Variabel ....................................................................................... 19
4.3 Analisa BEP ........................................................................................... 20

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
5.2 Saran ....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23

vi
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Industri makanan ringan adalah industri yang terus berkembang di Indonesia.
Makanan ringan adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama.
Makanan ringan dikonsumsi dengan tujuan mengisi perut sesaat dan memasok sedikit
energi untuk tubuh. Di Indonesia sendiri makanan ringan dapat dijumpai dalam berbagai
jenis mulai dari keripik-keripik hingga snack ekstrudat. Berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh Snapcart, setengah dari populasi Indonesia mengkonsumsi snack dua
kali sehari atau bahkan lebih (Snapcart 2017).
Makanan ringan merupakan salah satu produk yang banyak diminati oleh masyarakat
Indonesia, terutama oleh kalangan anak muda dan remaja. Makanan ringan memiliki
berbagai macam jenis, rasa, dan bentuk yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen. Salah satu jenis makanan ringan yang populer di Indonesia adalah makanan
ringan yang pedas, seperti keripik, basreng, seblak, dan lain-lain. Makanan ringan pedas
memiliki daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya, karena dapat memberikan sensasi
rasa yang menggugah selera dan menantang.
Namun, di balik popularitas makanan ringan pedas, terdapat beberapa masalah yang
perlu diatasi oleh para pelaku usaha di bidang ini. Pertama, kualitas dan keamanan produk
yang belum terjamin, karena banyaknya penggunaan bahan tambahan yang berbahaya,
seperti pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Kedua, persaingan yang ketat antara para
produsen dan penjual makanan ringan pedas, baik yang berskala besar maupun kecil.
Ketiga, rendahnya inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan produk makanan ringan
pedas, sehingga banyak produk yang monoton dan tidak memiliki keunikan.
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan adanya usaha yang dapat menawarkan
solusi bagi para konsumen dan pelaku usaha makanan ringan pedas.
Usaha tersebut adalah Chip I Chip, sebuah usaha yang bergerak di bidang repack
makanan ringan pedas. Chip I Chip merupakan usaha yang menyediakan berbagai macam
makanan ringan pedas yang dikemas ulang dengan kemasan yang menarik, higienis, dan
praktis. Chip I Chip juga menjamin kualitas dan keamanan produknya dengan
menggunakan bahan baku yang berkualitas, bebas dari bahan tambahan yang berbahaya,
1
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

dan telah mendapatkan izin edar dari BPOM. Selain itu, kedepannya Chip I Chip akan
terus berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan produknya tidak hanya fokus pada
makanan ringan pedas saja.
Dengan demikian, Chip I Chip memiliki potensi untuk menjadi usaha yang sukses
dan berkembang di pasar makanan ringan pedas di Indonesia. Chip I Chip dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen yang mencari makanan ringan pedas yang berkualitas,
aman, dan bervariasi. Chip I Chip juga dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku
usaha makanan ringan pedas, baik sebagai mitra kerja maupun sebagai pesaing sehat yang
dapat mendorong peningkatan kualitas produk dan layanan di bidang ini. Oleh karena itu,
proposal usaha ini bertujuan untuk menjelaskan secara lebih rinci tentang konsep, rencana,
dan analisis usaha Chip I Chip.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Proposal Rencana Usaha ini adalah :
1. Bagaimana Rencana Usaha Chip I Chip dapat Berjalan dengan Baik?
2. Berapa Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I Chip?
3. Bagaimana Rencana Inovasi Kedepannya untuk Pengembangan Produk Makanan
Ringan Pedas oleh Chip I Chip?

1.3 Tujuan Pelaksanaan


Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Menganalisis strategi operasional dan pemasaran yang dapat memastikan kelancaran
dan keberhasilan usaha Chip I Chip dalam menyediakan makanan ringan pedas yang
berkualitas, aman, dan bervariasi.
2. Menghitung Break Even Point (BEP) sebagai indikator keberlanjutan usaha Chip I
Chip, dengan tujuan menentukan titik di mana pendapatan usaha cukup untuk
menutup semua biaya operasional, sehingga mencapai titik impas atau keuntungan.
3. Merancang rencana inovasi untuk pengembangan produk makanan ringan oleh Chip
I Chip, dengan fokus pada peningkatan keunikan, kreativitas, dan diversifikasi
produk guna menjawab tuntutan pasar yang terus berkembang.

2
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

1.4 Manfaat Usaha


Manfaat usaha penyusun berharap kesuksesan Chip I Chip dapat menciptakan
peluang usaha baru dalam industri makanan ringan. Hal ini dapat berdampak positif pada
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Dan dapat
memberikan kontribusi pada perekonomian lokal, baik melalui pembayaran pajak
maupun dukungan terhadap pemasok lokal. Ini menciptakan dampak positif pada
ekosistem ekonomi setempat.

3
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gagasan Kegiatan Usaha


2.1.1 Marketing MIX
1. Product (Produk)
Usaha repack makanan ringan adalah bisnis yang mengemas ulang makanan ringan
dalam kemasan yang lebih menarik dan memasarkannya kembali. Konsep dari bisnis ini
adalah membeli cemilan dalam jumlah banyak, sehingga tidak perlu melakukan produksi.
Setelah itu, cemilan tersebut dikemas ulang dan dipasarkan kembali. Nama Brandnya
adalah "Chip I Chip" usaha adalah memasarkan repack makanan ringan berfokus pada rasa
pedas dengan menggunakan kemasan yang menarik, higienis, dan praktis. Produk ini
menawarkan variasi yang luas seperti keripik, basreng, seblak, dan lainnya. Keberagaman
produk memungkinkan "Chip I Chip" memenuhi selera pelanggan yang berbeda-beda,
sementara kualitas dan kebersihan dijamin melalui proses pengemasan yang cermat.
2. Price (Harga)
"Chip I Chip" menetapkan harga yang sangat terjangkau untuk pelanggan eceran,
yakni Rp 10.000 per kemasan. Harga ini mencakup berbagai variasi makanan ringan pedas
dengan berat isi yang bervariasi sesuai dengan jenis produk. Keputusan ini diambil dengan
tujuan untuk memastikan bahwa produk dapat diakses oleh kalangan menengah ke bawah
maupun menengah ke atas, sehingga dapat menjangkau sebanyak mungkin segmen pasar.
Untuk distributor, "Chip I Chip" menawarkan harga yang lebih kompetitif. Harga
untuk distributor berkisar antara Rp 9.500 hingga Rp 9.000 per kemasan, tergantung pada
isi kemasan yang telah disepakati. Penetapan harga ini bertujuan untuk memberikan
insentif kepada distributor, menjaga kerjasama yang baik, dan memastikan bahwa produk
dapat didistribusikan secara efisien ke berbagai titik penjualan.
Dengan penetapan harga yang fleksibel ini, "Chip I Chip" dapat memenuhi
kebutuhan pasar secara luas, dari konsumen eceran hingga distributor, sambil
mempertahankan daya saingnya di pasar makanan ringan pedas.
3. Place (Tempat)
Produk "Chip I Chip" tersedia di toko offline yang strategis, terutama di pasar.
Keputusan ini didasarkan pada keinginan untuk memberikan akses langsung kepada
4
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

konsumen yang mengunjungi pasar secara fisik. Selain itu, produk dapat didistribusikan
ke berbagai toko konvensional lainnya dan dijual melalui platform e-commerce. Prinsip
distribusi ini dirancang untuk memastikan ketersediaan produk di berbagai tempat dan
untuk memperluas pemasaran.
4. Promotion (Promosi)
Strategi promosi "Chip I Chip" sangat berfokus pada media sosial. Melalui platform
seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok, perusahaan dapat membangun citra merek,
berinteraksi dengan pelanggan, dan memperluas jaringan pelanggan. Konten-konten
menarik, ulasan positif, dan penawaran spesial menjadi daya tarik utama dalam kampanye
promosi. Bisa juga dengan Pemanfaatan teknologi digital juga mencakup situs web yang
menyediakan informasi rinci tentang produk, testimoni pelanggan, dan berbagai promosi
yang sedang berlangsung. Dengan pendekatan ini, "Chip I Chip" dapat memaksimalkan
visibilitas dan daya tariknya di pasar.

2.1.2 Product Life Cycle (PLC)


Strategi pemasaran untuk siklus hidup produk bisnis dapat mencangkup beberapa
tahap perencanaan, pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan, berikut
adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan pada tiap tahap tersebut :
1. Tahap perencanaan untuk "Chip I Chip" mencakup formulasi visi, misi, dan
identifikasi target pasar. Analisis SWOT membantu mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Fokus pada pengembangan
rencana bisnis yang komprehensif termasuk keuangan, operasional, dan pemasaran.
Riset pasar mendalam membantu memahami tren industri, perilaku konsumen, dan
pesaing. Perencanaan yang matang memberikan arah dan menjadi dasar keputusan
strategis selanjutnya.
2. Pengenalan, Pada tahap ini, fokus utama adalah membangun kesadaran merek dan
memperkenalkan produk. Kampanye iklan kreatif, pameran produk, dan promosi
penjualan yang menarik dapat membantu menarik perhatian konsumen.
Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi dan mendapatkan umpan
balik konsumen juga menjadi kunci. Kejelasan mengenai manfaat unik dan
keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing juga perlu ditekankan.
3. Pertumbuhan, Seiring dengan meningkatnya permintaan, strategi pertumbuhan
5
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

melibatkan ekspansi distribusi dan peningkatan jangkauan pasar. Memperkuat


hubungan dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup
dan mempertahankan kualitas produk menjadi kunci. Upaya dalam meningkatkan
efisiensi operasional juga dapat membantu memenuhi permintaan yang meningkat.
4. Kematangan, Di tahap ini, fokus beralih ke pemeliharaan pangsa pasar dan
peningkatan kualitas produk. Inovasi produk dan diversifikasi dapat membantu
memperpanjang siklus hidup produk. Strategi pemasaran yang lebih segmentasi dan
peningkatan layanan pelanggan dapat membantu mempertahankan loyalitas
pelanggan di tengah persaingan yang semakin ketat. Evaluasi portofolio produk
secara reguler dan penyesuaian strategi distribusi menjadi penting.
5. Penurunan, Pada tahap ini, keputusan strategis harus diambil, apakah untuk menarik
produk dari pasar atau memodifikasi dan menyegarkan produk. Penyesuaian harga
dan promosi penjualan dapat membantu memperlambat penurunan penjualan, sambil
mempertimbangkan inovasi atau pembaruan produk. Memahami pasar dengan baik,
mungkin dengan melakukan survei dan analisis pasar, dapat membantu dalam
mengambil keputusan strategis yang tepat.

2.2 Peluang Pasar


2.2.1 Analisis SWOT
Adapun analisis SWOT dari usaha repack makanan ringan ini adalah sebagai
berikut:
1. Strengths (Kekuatan)
 Makanan ringan merupakan produk yang biasa dicari dan sering dibeli secara
berulang. Hal ini dapat mudah mendapatkan pelanggan yang setia dan menciptakan
pendapatan.
 Repackaging makanan ringan tidak memerlukan biaya yang banyak dan mudah
untuk mengontrol biaya produksi serta mudah menentukan harga jual.
 Makanan ringan adalah produk yang sangat dicari oleh berbagai segmen pasar,
termasuk anak-anak, remaja, orang dewasa, dan bahkan orang tua.
 Repack makanan ringan sangat mudah untuk menyesuaikan dengan selera
konsumen, seperti camilan sehat, gurih, pedas, manis dan sebagainya.
 Makanan ringan mempunyai jaringan distribusi yang luas dan mudah diakses oleh
6
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

konsumen.
2. Weaknesses (Kelemahan)
 Industri makanan ringan memiliki pesaing yang kuat, termasuk merek-merek besar.
 Regulasi Makanan perlu mematuhi peraturan ketat terkait keamanan makanan dan
label.
 Membutuhkan investasi awal untuk peralatan, bahan kemasan, dan membeli
persediaan makanan ringan.
 Selera konsumen bisa berubah, dan perlu beradaptasi dengan cepat.
 Perlu promosi dan membangun merek yang kuat.
 Jika tidak ada permintaan yang cukup untuk produk Repack Makanan Ringan, ini
dapat menghasilkan persediaan stok yang tidak terjual dan mengalami kerugian
ditambah lagi setiap makanan ringan memiliki tanggal kadaluarsa yang tidak
menentu.
 Usaha Makanan ringan sulit dalam mempertahankan kualitas rasa dan konsistensi
produk.
3. Opportunities (Peluang)
 Bisa memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk mencapai pasar
yang lebih luas.
 Bisa menjalin kemitraan dengan produsen makanan untuk mendapatkan produk
dengan harga yang lebih baik.
 Bisa mengembangkan dan menghadirkan produk camilan yang baru dan menarik,
sesuai dengan tren dan selera konsumen yang berkembang, dapat membantu tetap
relevan di pasar.
 Bisa melakukan Kerjasama dengan pihak pihak seperti pemasok, disribusi, retail.
4. Threats (Ancaman)
 Persaingan di industri makanan ringan sangat kuat, terutama dari merek-merek
besar.
 Peraturan pemerintah terkait makanan bisa berubah, dan melanggar regulasi dapat
mengakibatkan masalah hukum.
 Jika selera konsumen berubah, produk mungkin tidak lagi diminati.
 Gangguan pasokan: gangguan dalam pasokan bahan kemasan atau bahan baku

7
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

dapat mempengaruhi produksi.


 Makanan ringan mudah terkontaminasi itu merusak reputasi bisnis dan bisa
masalah hukum yang serius.
 Adanya masalah keluhan, komplain atau tuntunan dari konsumen atau pihak lain
yang dapat merusak citra merek.
5. Kesimpulan Analisis SWOT
Adapun kesimpulan dari analisis SWOT adalah perlu menggali potensi dari analisis
SWOT "Chip I Chip" yang mengungkapkan peluang. Dengan kekuatan dalam beragam
produk, jaringan distribusi yang luas, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
selera konsumen, perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang luas. Melihat potensi di
media sosial dan e-commerce, peluang untuk mencapai pasar yang lebih luas terbuka lebar.
Kerjasama dengan produsen dan pengembangan produk baru bisa menjadi jalan untuk
memaksimalkan keunggulan kompetitif.
Namun, untuk meraih kesuksesan, perlu menyadari tantangan. Persaingan yang ketat
dan perubahan regulasi memerlukan strategi pemasaran yang kuat dan kepatuhan yang
ketat. Melalui inovasi berkelanjutan dan kerjasama yang efektif, "Chip I Chip" dapat
mengarahkan peluang ini ke pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar makanan ringan
yang dinamis.

2.2.2 Analisis IPA (Importance Performance Analysis)


Analisis IPA (Importance Performance Analysis) adalah metode yang digunakan
untuk mengevaluasi kualitas produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan
atau organisasi. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara realita yang
didapat pelanggan/konsumen dengan harapan pelanggan terhadap peningkatan kualitas
produk atau jasa.
Importance, merujuk pada sejauh mana suatu atribut atau faktor dianggap penting
oleh pelanggan atau konsumen. Ini biasanya diukur melalui survei atau wawancara dengan
pelanggan, di mana mereka diminta untuk menilai seberapa penting setiap atribut atau
faktor dalam pengambilan keputusan pembelian mereka.
Performance, merujuk pada sejauh mana perusahaan atau produk memenuhi harapan
pelanggan dalam hal atribut atau faktor tersebut. Ini juga biasanya diukur melalui survei
atau wawancara, di mana pelanggan diminta untuk menilai seberapa baik perusahaan atau
8
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

produk melakukan dalam hal atribut atau faktor yang relevan.

Sangat Penting
Kuadran 1 : Kuadran 2 :

Importance/ Kepentingan
 Harga Produk  Kualitas Produk
 Pemasaran  Layanan Pelanggan

Kurang Penting
Kuadran 3 : Kuadran 4 :
-  Distribusi

Rendah Tinggi
Performance/ Kinerja

 Kualitas Produk (Importance: Tinggi, Performance: Tinggi)


Konsumen biasa mencari produk yang memiliki kualitas baik dan higienis. Oleh
karena itu, penting untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan memiliki
kualitas yang baik dan memenuhi standar keamanan pangan.
 Harga (Importance: Tinggi, Performance: Rendah)
Harga merupakan faktor perlu dipertimbangkan. konsumen biasanya mencari
produk yang terjangkau dan memiliki kualitas baik.
 Pemasaran (Importance: Tinggi, Performance: Rendah)
Strategi pemasaran yang efektif diperlukan untuk menjangkau pelanggan yang
lebih luas.
 Distribusi (Importance: Rendah, Performance: Tinggi)
Distribusi merupakan faktor penting sebab jika memiliki jaringan distribusi yang
luas dapat membantu untuk menjangkau pelanggan di berbagai area.
 Layanan Pelanggan (Importance: Tinggi, Performance: Tinggi)
Ini menunjukkan bahwa layanan pelanggan sangat penting bagi pelanggan dan
telah memenuhi ekspektasi mereka. Layanan pelanggan dapat membantu
membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan meningkatkan loyalitas
mereka.

9
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

2.3 Strategi Pemasaran


2.3.1 Desain Produk
1) Desain Label Produk

2) Desain Mockups Kemasan

10
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

2.3.2 Analisa Desain Kemasan


No Jenis Target Desain Produk & Harga Tempat Promosi
Produk Pasar Kemasan
1 Makanan Remaja Desain produk Rp.10.000 Online Offline
Ringan sampai menggunakan warna Offline Online
Pedas Dewasa yang cerah seperti
(15 – 45 merah menyala dan
tahun) oranye dengan aksen
hitam, menciptakan
tampilan modern.
Grafis mencakup
elemen pedas
seperti cabai merah dan
api kecil, menciptakan
identitas yang
energik dan
mencolok. Logo
yang mudah
diingat. Informasi
produk jelas dengan
penekanan pada
rasa dan tingkat
kepedasan, dan
menggunakan tipe
kemasan foil atau
kantong resealable
menawarkan
kenyamanan untuk
konsumen

11
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

2.3.3 Promosi Penjualan

Produk Chip I Chip dipasarkan secara offline (toko) dan online melalui platform
seperti Shopee dan Tokopedia. Serta aktif mempromosikan produk melalui media sosial
seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram. melalui konten-konten yang menarik, aktif
berinteraksi dengan pelanggan, memberikan informasi terbaru, dan menciptakan konten
yang menarik perhatian. Dengan begitu, dapat membangun citra positif produk Chip i
Chip di benak konsumen. Dengan tujuan dapat membuat produk lebih dikenal.
Adapun salah satu upaya promosi dengan membuat poster diatas yang menawarkan
promo menarik. Pembeli yang berbelanja produk baru senilai 100 ribu akan
mendapatkan satu pack makanan ringan secara gratis. Tujuan dari promo ini tidak hanya
untuk meningkatkan penjualan tetapi juga untuk pembeli lebih mengenal produk.

12
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pra Produksi


1. Lokasi
Untuk memulai usaha repack makanan ringan, penting untuk memilih lokasi yang
strategis dan memiliki potensi pasar yang tinggi. Pilihlah tempat yang ramai dan mudah
diakses oleh konsumen potensial, seperti area padat penduduk, pusat perbelanjaan,
perkantoran, atau pusat bisnis.
Tempat penjualan yang baik dapat berupa toko kecil, booth di pusat perbelanjaan,
atau kios di area yang sering dilalui oleh orang-orang. Pastikan bahwa tempat penjualan
mudah terlihat dan menarik perhatian konsumen. Desain interior dan tata letak yang
menarik juga dapat membantu menciptakan pengalaman berbelanja yang mudah dan
menyenangkan.
Rencana lokasi yang akan dibangun adalah di dekat pasar sumber, dimana akses
mendapatakan distribusi barang yang mudah yaitu berlokasi di pasar Plered, berada di area
perkantoran, dekat dengan area padat penduduk, pusat perbelanjaan, dan lokasi berada di
yang strategis terletak ditengah antara kota Cirebon, kuningan, dan majalengka.
2. Peralatan dan alat
Untuk menjalankan usaha repack makanan ringan, memerlukan sejumlah alat dan
peralatan yang penting. Masker dan sarung tangan merupakan perlengkapan wajib untuk
menjaga kebersihan dan keamanan produk. Kantong kresek diperlukan sebagai wadah
kemasan, sementara timbangan digital digunakan untuk mengukur jumlah dan berat
makanan yang akan dikemas. Sealer plastik menjadi alat esensial untuk menutup kemasan
makanan secara rapat, sehingga produk tetap segar dan terlindungi dari kontaminasi. Sabun
cuci tangan adalah kebutuhan dasar untuk menjaga kebersihan tangan, yang sangat penting
dalam industri makanan. Plastik, cap, dan gunting juga merupakan peralatan dasar untuk
proses repacking makanan ringan.
Kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan kemasan yang sesuai dengan
jenis makanan ringan adalah keterampilan yang perlu dikuasai. Pemilihan plastik yang
aman untuk makanan dan penutup yang pas adalah bagian integral dari proses repacking.
Selain itu, pastikan memiliki ruang kerja yang bersih dan terorganisir untuk memudahkan
13
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

proses repackaging. Peralatan tambahan seperti meja kerja, rak penyimpanan, dan label
untuk identifikasi produk juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan presentasi
produk.
3. Regulasi Tentang Repackaging Makanan Ringan
1. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) wajib dimiliki
oleh pelaku usaha repackaging makanan ringan, meskipun produk asli sudah
memiliki SPP-IRT. Hal ini disebabkan oleh pengemasan ulang yang bukan
bawaan produsen pertama. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
22 tahun 2018 mengatur bahwa izin repackaging setara dengan izin produksi
pangan SPP-IRT. Untuk memperoleh SPP-IRT, pelaku usaha harus mengikuti
penyuluhan keamanan pangan dan mengajukan pemeriksaan sarana produksi
pangan, dengan persyaratan seperti formulir, surat izin usaha, rancangan label
pangan, fotokopi KTP, dan pas foto pemilik usaha..
2. Surat Keterangan Ketersediaan Kerjasama Repacking dari Produsen
Produk repackaging dapat beredar jika produsen asli setuju dikemas ulang,
sesuai dengan peraturan BPOM. Diperlukan Sertifikat Produksi Pangan dan
MoU/Perjanjian Kerjasama yang mencakup persetujuan produsen snack
terhadap repackaging oleh pelaku usaha yang bersangkutan atau pihak lain.
3. Standar Kemasan Pangan
Standar kemasan pangan, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun
2019, mengharuskan bahan kemasan melindungi mutu pangan dari pengaruh
luar, tahan terhadap perlakuan selama pengolahan, pengangkutan, dan
peredaran. Peraturan ini juga menetapkan beberapa ketentuan, antara lain:
1. Kemasan pangan digunakan untuk membungkus pangan baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak.
2. Keamanan pangan dilaksanakan melalui penetapan standar kemasan.
3. Produksi pangan dalam kemasan harus menggunakan bahan kemasan yang
tidak membahayakan kesehatan.
4. Bahan kemasan yang bersentuhan langsung dengan pangan harus aman
dan memenuhi persyaratan batas migrasi.
5. Kemasan pangan dilarang mengandung zat kontak pangan yang dilarang.
14
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

6. Kemasan akhir pangan tidak boleh dikemas kembali dan diperdagangkan,


kecuali untuk pangan yang lazim dikemas ulang dalam jumlah kecil.
7. Tata cara pengemasan pangan harus memenuhi persyaratan seperti
melindungi mutu pangan, tahan terhadap perlakuan selama proses
pengolahan dan distribusi, melindungi dari cemaran, mencegah kerusakan,
dan memungkinkan pelabelan yang baik.
Regulasi lebih lanjut diatur oleh Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Bahan yang
diizinkan untuk kemasan pangan termasuk plastik, karet, kertas, logam, dan
lainnya. Penggunaan zat kontak pangan dan bahan kontak pangan tertentu
memerlukan persetujuan dari Kepala BPOM, yang diajukan melalui
permohonan tertulis dengan formulir yang ditentukan.

3.2 Proses Produksi


Langkah pertama dalam repack makanan ringan adalah mencari produsen atau
pemasok makanan ringan yang berkualitas dari pasar Plered. Pastikan bahwa produk yang
akan diambil telah memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan, seperti memiliki izin
dari BPOM PIRT atau sertifikat Halal. Jika memungkinkan, dapatkan Surat Keterangan
Ketersediaan Kerjasama Repacking dari produsen untuk memperkuat kerjasama.
Proses repackaging dimulai dengan pengemasan ulang produk. Gunakan peralatan
dan kemasan yang sesuai dengan standar kemasan pangan, seperti Plastik Klip Aluminium
Foil. Saat melakukan pengemasan, pastikan pekerja mengenakan sarung tangan dan
masker atau face shield untuk memastikan kebersihan dan keamanan produk.
Setelah produk selesai dikemas dengan aman melalui proses sealer, langkah
berikutnya adalah memberikan label atau stiker pada kemasan. Proses ini penting untuk
memberikan identifikasi yang jelas terhadap produk, termasuk informasi seperti nama
produk, tanggal kadaluarsa, dan informasi penting lainnya. Dengan memberikan label,
pelanggan dapat dengan mudah mengenali dan memahami produk yang mereka beli.

3.3 Promosi dan Penjualan


Promosi dan penjualan yang dilakukan adalah secara offline dan online adalah
sebagai berikut :
15
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

1. Penjualan Produk Chip I Chip Secara Offline


Pemasaran produk Chip I Chip secara offline yaitu penempatan toko di lokasi yang
strategis, seperti di daerah dengan tingkat kunjungan pelanggan yang tinggi seperti pasar,
atau tempat destinasi wisata. Pastikan produk ditata secara rapih dan menarik di rak untuk
menarik perhatian calon pelanggan. Atau bisa dipasarkan kepada toko kelontong,
minimarket, atau bermitra dengan toko toko yang sudah memiliki banyak pelanggan.
Adapun Bermitra dengan pemilik toko atau pengelola tempat penjualan juga bisa menjadi
langkah strategis. Diskusikan manfaat bersama dan tawarkan insentif khusus untuk
memotivasi mereka memajang produk "Chip I Chip" dengan menarik di area yang strategis
di dalam toko.
Kemudian melakukan promosi di tempat penjualan dengan memberikan contoh
gratis produk atau memberikan diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah tertentu.
Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap "Chip I Chip,"
tetapi juga memberi mereka peluang untuk mencicipi rasa unik produk secara langsung.
Kemudian Penting juga untuk membangun hubungan yang baik atau kokoh dengan
pelanggan melalui kegiatan sampling di tempat umum atau kehadiran pada acara lokal,
seperti pasar malam atau festival makanan. Dengan cara ini, dapat membentuk citra
merek yang positif dan mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen.

2. Penjualan Produk Chip I Chip Secara Online


Strategi pemasaran untuk produk makanan ringan Chip-i Chip secara online dimulai
dengan memanfaatkan media sosial sebagai platform utama untuk membangun keberadaan
merek dan menarik perhatian calon pelanggan. Dalam hal ini, perlu dikembangkan konten
yang kreatif untuk memikat selera konsumen dengan menonjolkan keunikan rasa pedas
dari produk Chip-i Chip. Video singkat yang menampilkan cara menikmati camilan ini
atau pengalaman menyajikannya dapat meningkatkan daya tarik secara visual.
Selanjutnya, memberikan penawaran istimewa atau potongan harga kepada
pelanggan baru atau yang berbagi pengalaman mereka dengan produk ini menjadi strategi
yang efektif. Kemudian kerja sama dengan pengaruh kuliner atau penulis blog makanan
yang memiliki basis penggemar yang sesuai dapat diterapkan untuk memperluas jangkauan
dan membangun kepercayaan pelanggan.
Dalam hal distribusi, memastikan ketersediaan produk di berbagai platform e-
16
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

commerce dan marketplace terkemuka seperti Tiktok Tokopedia, shoope adalah langkah
kunci untuk memastikan kemudahan akses bagi konsumen. Layanan pelanggan yang
responsif dan bersahabat di media sosial atau platform penjualan online juga akan
memberikan pengalaman positif kepada pelanggan. Memajukan testimoni pelanggan dan
ulasan positif dapat dipromosikan untuk memperkuat kepercayaan dan membangun citra
Chip-i Chip sebagai camilan pedas pilihan.
Penting juga untuk memperkuat strategi penjualan dengan mengadakan challenge
online atau tantangan yang mengajak pelanggan untuk berbagi ide kreatif dan penggunaan
unik Chip-i Chip atau membuat tantangan tahan makanan pedas. Hal ini tidak hanya dapat
meningkatkan keterlibatan pelanggan, tetapi juga memperluas jangkauan merek secara
alami. Dengan menggabungkan inovasi dalam pemasaran dan fokus pada pengalaman
pelanggan, diharapkan strategi ini dapat meningkatkan penjualan produk makanan ringan
pedas Chip-i Chip secara online.

3.4 Pasca Produksi


Setelah proses produksi repack makanan ringan selesai, sangat penting untuk
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh rangkaian kegiatan. Evaluasi pasca
produksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar
kualitas dan keamanan yang ditetapkan. Pertama, tim produksi perlu melakukan
pemeriksaan visual terhadap setiap produk yang telah dikemas ulang. Hal ini melibatkan
pengecekan apakah kemasan masih utuh, label sudah ditempatkan dengan benar, dan tidak
ada kerusakan atau kontaminasi pada produk.
Selanjutnya, lakukan pengukuran berat masing-masing kemasan untuk memastikan
bahwa jumlah produk yang dikemas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Proses ini
membantu menjamin konsistensi dalam pelayanan kepada pelanggan. Setelah itu, seluruh
tim dapat melakukan uji rasa dan kualitas produk untuk memastikan bahwa tidak ada
perubahan yang tidak diinginkan selama proses repackaging.
Evaluasi pasca produksi juga melibatkan peninjauan terhadap efisiensi operasional.
Tinjau kembali proses repackaging untuk mengidentifikasi area-area yang dapat
ditingkatkan atau dioptimalkan. Hal ini dapat melibatkan perbaikan dalam penggunaan
peralatan, proses pengemasan, atau manajemen inventaris.
Selain itu, pastikan bahwa seluruh dokumen dan izin terkait seperti label produk,
17
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

sertifikat Halal atau BPOM PIRT, dan Surat Keterangan Ketersediaan Kerjasama
Repacking tetap tercatat dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini akan membantu
memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang berlaku.

18
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB IV
ANGGARAN BIAYA

4.1 Biaya Tetap


1. Harga Makanan Ringan
Nama Harga Berat (g) Berat/kemasan Harga/kemasan
Keripik Ubi Ungu Rp. 28.000,00 1000 179 Rp. 5.012,00
Kerupuk Seblak Rp. 62.000,00 2000 164 Rp. 5.084,00
Basreng Rp. 68.000,00 2000 148 Rp. 5.032,00
Makaroni Pedas Rp. 30.000,00 1000 167 Rp. 5.010,00
Kripca Rp. 46.000,00 1000 110 Rp. 5.060,00

2. Kemasan & Cap


Keterangan Harga QTY Harga/Pcs Yg dipakai Biaya/minggu
Kemasan Rp. 750,00 1 Rp. 750,00 175 Rp. 131.250,00
Cap Stiker A3+ Rp. 7.500,00 24 Rp. 313,00 175 Rp. 54.688,00
Makanan Ringan Rp. 5.000,00 1 Rp. 5.000,00 175 Rp. 875.000,00

4.2 Biaya Variabel


1. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Karyawan Upah/Hari Upah/minggu
1 Orang Rp. 10.000,00 Rp. 70.000,00

2. Biaya Overhead
1) Masker, Sarung Tangan, dan Kantong kresek
Keterangan Harga QTY Harga/Pcs QTY yg dipakai Biaya/Minggu
Masker Rp. 7.000,00 50 Rp. 140,00 21 Rp. 2.940,00
Sarung Tangan Rp. 2.000,00 100 Rp. 20,00 35 Rp. 700,00
Kantong Rp. 20.000,00 50 Rp. 400,00 7 Rp. 2.800,00
Kresek

19
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

2) Alat-Alat dan Sabun


Keterangan Biaya Penyusutan Biaya/Minggu
Timbangan Rp. 250.000,00 3 Tahun Rp. 1.736,00
Sealer Rp. 100.000,00 2 Tahun Rp. 1.042,00
Sabun Rp. 2.500,00 1 Minggu Rp. 2.500,00
Seal Rp. 100.000,00 1 Tahun Rp. 2.083,00

3) Biaya Perawatan Tempat, Listrik, dan Transportasi


Keterangan Biaya/tahun Biaya/minggu
Perawatan Tempat Rp. 5.000,00 Rp. 104.167,00
Listrik Rp. 10.000,00
Transportasi Rp. 30.000,00

4.3 Analisa BEP


1. Total Biaya HPP
Jenis Biaya Total
Biaya Bahan Baku Rp. 1.060.938,00
Biaya Tenaga Kerja Rp. 70.000,00
Biaya Overhead Rp. 157.968,00
Total Rp. 1.288.905,00

2. Harga Pokok Produksi


𝐻𝑃𝑃𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 + (10% 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖)
𝐻𝑃𝑃𝑖 = 𝑅𝑝. 1.288.905 + (10% 𝑥𝑅𝑝. 1.288.905 )
HPPi = 𝑅𝑝. 1.417.796

3. Harga Pokok Produk


1) HPP per Unit

20
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

4. Proyeksi Laba Rugi


𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐻𝑃𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝑅𝑝. 10.000 − 𝑅𝑝. 8.102
𝐿𝑎𝑏𝑎 = Rp. 1.898 per unit

5. Menghitung BEP

Berdasarkan perhitungan Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I Chip adalah
sekitar 49,4 unit. Artinya, untuk mencapai titik impas, bisnis perlu menjual sekitar 50 unit
chip. Jika penjualan mencapai atau melebihi angka ini, maka bisnis akan mulai
menghasilkan keuntungan setelah menutup semua biaya tetap dan variabel.

21
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Untuk memastikan keberhasilan "Chip I Chip", fokus pada riset pasar, kualitas
produk, dan pemasaran yang kreatif. Gunakan makanan ringan yang berkualitas,
dan gunakan media sosial untuk promosi. Jaga rantai pasokan dan distribusi agar
terorganisir, serta memantau keuangan dengan cermat. Tetap inovatif,
beradaptasi dengan perubahan pasar, dan yang terpenting adalah responsif
terhadap umpan balik pelanggan.
2. Berdasarkan perhitungan, Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I Chip
adalah sekitar 49,4 unit. Artinya, untuk mencapai titik impas, bisnis perlu
menjual sekitar 50 unit chip, dengan harga jual Rp.10.000 dan laba Rp.1898.
3. Rencana inovasi kedepannya dari usaha chip I chip adalah dengan berinovasi
dan memperluas segmenasi pasar tidak hanya remaja sampai dewasa tetapi anak
anak hingga remaja dimana tidak hanya berfokus pada varian pedas saja tetapi
makanan ringan asin dan manis.

5.2 Saran
1. Untuk menjaga kelangsungan usaha "Chip I Chip", perlu fokus pada riset pasar
terus-menerus untuk memahami perubahan tren dan selera konsumen. Selalu
terapkan inovasi dalam produk dan proses produksi agar tetap menarik dan
berkualitas. Aktif di media sosial dengan pelanggan untuk mendapatkan umpan
balik dan memahami kebutuhan mereka. Dan yang terpenting adalah menjaga
kualitas dan kebersihan produk, serta perhatikan efisiensi operasional dan
keuangan untuk menjaga keberlanjutan usaha.

22
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga
Proposal Rencana Usaha – Proyek IPAS

DAFTAR PUSTAKA

Bernadetha Aurelia Oktavira, S. (2020, Februari 24). Langkah Jika Melakukan


Repackaging Kemasan Produk Makanan. Retrieved from Hukum Online:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/langkah-jika-melakukan- irepackaging-i-
kemasan-produk-makanan-lt5e4a4c620d424

Jukri. (2021, Maret 16). Syarat dan alur pengajuan izin repacking Snack. Retrieved from
Bisnis UKM: https://bisnisukm.com/syarat-dan-alur- pengajuan-izin-repacking-
snack-kamu-wajib-tahu.html

Simon, M. (2019). Laporan Kerja Praktek 2019 Departemen Product Development &
Quality ControlPT. Indofood Fritolay Makmur, Cikupa. Retrieved from Respository
WIMA: http://repository.wima.ac.id/24637/44/BAB%201.pdf

23
SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga

Anda mungkin juga menyukai