Anda di halaman 1dari 27

MODUL AJAR IPAS

Perilaku Eknomi dan Kesejahteraan Sosial

KELAS X SMK
FASE E
SEMESTER GENAP
PROJEK IPAS

DWI JULIANI, SKM


SMKS TARUNA TERPADU 2
(ELFABO2)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas
karunia-Nya, kami dalam kondisi sehat jasmani dan rohani, sehingga kami dapat
menyelesaikan modul ajar Project IPAS ini. Modul Project IPAS ini adalah modul ajar yang
diperuntukkan bagi guru sebagai acuan atau contoh dalam mengembangkan modul ajar Project
IPAS di sekolah masing-masing, dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan sekolah
masing-masing. Hal yang perlu ditekankan dalam penyusunan modul ajar ini adalah di
dalamnya harus terdapat aspek kimia, biologi, ipa dan sosial serta mengandung unsur tiga
elemen IPAS yang disyaratkan yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah, mendesain dan
mengevaluasi secara ilmiah dan menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah.
Memang tidak mudah untuk membuat modul Project IPAS yang harus menyangkut
bermacam macam aspek. Namun, hal yang dapat menjadi pegangan dalam membuat modul
ajar Project IPAS ini muaranya nanti adalah soft skill yang dimiliki peserta didik setelah
mempelajari Project IPAS ini. Dengan soft skill yang dimiliki, peserta didik dapat
mengembangkan diri untuk menjadikan soft skill ini menjadi peluang usaha dan sumber
penghasilan.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk
membuat modul ajar Project IPAS ini yang mungkin masih banyak kekurangan di sana-sini.
Semoga modul ajar ini bermanfaat untuk semua yang membacanya. Akhir kata, terimakasih
atas bantuan dari segala pihak sehingga modul ajar Project IPAS ini dapat selesai. Sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Dwi Juliani, SKM


TUGAS SETIAP SISWA (WAJIB DIKERJAKAN)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :
Kelas :
No. Urut :

Pertanyaan-pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang menyebabkan kelangkaan barang dan jasa?
2. Jelaskan hubungan antara tindakan, motif, dan prinsip ekonomi?
3. Bagaimana hubungan antara pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi?
4. Bagaimana peran lembaga keuangan bank dalam memenuhi kebutuhan masyarakat?
5. Jelaskan hubungan antara kelangkaan, permintaan, penawaran dan harga dengan kesejahteraan sosial?

Jawaban :

1. ………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………
3.…………………………………………………………………………………………………
4.…………………………………………………………………………………………………
5.………………………………………………………………………………………………
Form Penulisan Laporan

Membuat Bisnis Makanan atau Minuman


Tujuan : Melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
Alat dan Bahan :
Produk yang dijual
Alat membuat projek usaha
Stiker logo projek
Kemasan produk
HP (untuk PO produk)
Waktu : 1 bulan
Prosedur Kerja :
1. Pertanyaan Mendasar
 Apa bentuk usaha yang akan digunakan pada projek tersebut ?
 Bagaimana cara membuat usaha atau projek tersebut berjalan ?
 Apa saja produk yang akan dijual ?
 Berapa modal usaha yang dibutuhkan pada projek tersebut ?
 Apa strategi promosi yang diterapkan pada projek tersebut ?
2. Mendesain perencanaan projek
 Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
 Perencanaan lokasi projek atau usaha (Buka Open Pre Order) Open PO, pergunakan Canva
(sudah dicontohkan)
 Tentukan target pasar usaha kelompok kalian
 Susun strategi pemasaran yang tepat
 Perencanaan pembagian tugas
No Nama Anggota Tugas

 Menghitung kebutuhan modal usaha


 Melakukan promosi produk usaha
 Menjalankan usaha ( hitunglah untung dan ruginya)
 Buat Video pembuatan produknya dan laporan IPASnya
Hasil Observasi : Nama Produk yang dijual, Jumlah produk yang dipaasarkan,harga perproduk, perincian jumlah bahan makanan dan harga bahan-
bahannya, laba/untung, rugi, kendala.
Pembahasan : Projek berjalan atau tidak, kendalanya apa
Kesimpulan :
(Catatan: Sertakan Gambar Produk yang dijual di Laporan)

Contoh Projek Pembuatan Makanan Banana Balls dengan Promosi menggunakan metode Canva
MATERI AJAR
A. Kebutuhan dan Kelangkaan
Kelangkaan Barang dan Jasa
Kelangkaan adalah kondisi ketika jumlah kebutuhan manusia tidak sebanding dengan
alat pemenuhan kebutuhannya. Kelangkaan itu merupakan suatu masalah dalam
ekonomi. Kelangkaan timbul karena barang yang kita inginkan jumlahnya terbatas,
sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Berbanding terbalik kan?
Sama kayak bensin yang sering langka. Itu karena produksinya yang terkendala, tapi kita
yang butuh pasti banyak. Maka timbul kelangkaan dengan tandanya antrian yang
panjang banget.

Antrian kelangkaan bensin (sumber: nasional.kompas.com)

Oh iya, kelangkaan bisa terjadi karena beberapa faktor, lho! Di antaranya perbedaan
letak geografis, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi, dan bencana alam.
Contoh kelangkaan yang terjadi karena faktor letak geografis, misalnya wilayah yang
berada di pegunungan dan perkotaan.
Di pegunungan, pasti memiliki banyak cadangan air bersih. Sementara itu, di perkotaan,
bisa dibilang langka. Hal ini disebabkan karena di pegunungan, masih banyak pohon-
pohon yang bisa menyerap air, sedangkan di perkotaan sedikit. Paham, ya?
Kebutuhan Manusia
Adanya ilmu ekonomi itu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan untuk
memenuhi kebutuan manusia. Eh, ngomong-ngomong tentang kebutuhan manusia,
kamu tahu nggak sih apa yang dimaksud dengan kebutuhan manusia itu?
Konsep kebutuhan manusia adalah keinginan dari manusia yang harus
dipenuhi. Kalau kebutuhan ini nggak dipenuhi, bisa mengganggu kehidupan manusia.
Tapi masalahnya, nggak semua kebutuhan manusia bisa dipenuhi. Karena manusia
punya keterbatasan.
Sekarang kita pelajari yuk macam-macam kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia itu
bisa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Menurut intensitas atau tingkatannya,
2. Menurut sifatnya,
3. Menurut waktu penggunaannya,
4. Menurut subjeknya.
1. 1. Kebutuhan menurut Intensitas atau Tingkatan
Menurut intensitas atau tingkatannya, kebutuhan manusia terbagi menjadi 3, yakni
kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.
1. a. Kebutuhan primer
Pasti kamu sering mendengar kata-kata sandang, pangan, dan papan, kan? Kalau
zaman now ditambah dengan charger-an he he he. Nah, kebutuhan primer itu
merupakan kebutuhan yang paling penting untuk dipenuhi. Kalau tidak terpenuhi,
maka akan mengancam hidup manusia. Contoh kebutuhan primer, yakni makan, minum,
pakaian, dan tempat tinggal.

2. b. Kebutuhan sekunder
Kalau primer sudah terpenuhi, maka kebutuhan manusia akan meningkat, nih.
Yups, kebutuhan sekunder itu merupakan kebutuhan yang kepentingannya berada
di tengah-tengah. Kalau kebutuhan ini nggak terpenuhi, nggak bikin hidup manusia
terancam kok. Contoh kebutuhan sekunder, yakni meja, kursi, handphone, dan koneksi
internet.
3. c. Kebutuhan tersier
Kamu pernah lihat nggak mobil sport yang mewah banget? Harganya yang bisa
milyaran rupiah itu, lho! Nah, itu termasuk kebutuhan tersier. Kebutuhan ini sama sekali
tidak mengancam kehidupan manusia, hanya mengancam gengsi saja. Yups! Kebutuhan
ini lebih mengedepankan gengsi. Contoh kebutuhan tersier, yakni mobil mewah, kapal
pesiar, motor sport yang mahal.
2. 2. Kebutuhan menurut Sifat
Kebutuhan menurut sifatnya ini terbagi menjadi dua, yakni kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.
 Kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani ini merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh fisik
tubuh manusia seperti makan, minum, olahraga, dan obat jika kamu sakit.
 Kebutuhan rohani
Kalau kebutuhan rohani ini diperlukan batin atau jiwa manusia, seperti
ketenangan, keamanan, dan kesehatan mental.
3. 3. Kebutuhan menurut Waktu Penggunaannya
Jika berdasarkan waktu penggunaannya maka terbagi menjadi dua,
yakni sekarang dan yang akan datang.
 Kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang ini
dan tidak dapat ditunda. Misalnya nih kamu lagi lapar, maka saat itu kamu harus
makan.
 Kebutuhan yang akan datang
Kebutuhan yang akan datang merupakan kebutuhan yang dapat ditunda atau
ditangguhkan karena dibutuhkannya di masa yang akan datang, seperti
menabung atau ikut jaminan kesehatan kalau kamu tiba-tiba sakit.
4. 4. Kebutuhan menurut Subjeknya
Kalau kebutuhan menurut subjeknya itu terbagi menjadi kebutuhan
individual dan kebutuhan kelompok.
 Kebutuhan individual
Kebutuhan individual itu contohnya kalau kamu udah pakai pasta gigi buat
gosok gigi nih, nah pasta gigi tadi nggak bisa dikembalikan dalam isi
yang full lagi kan? Sama kayak kamu beli air mineral dalam botol. Sudah kamu
minum satu kali tegukan, nggak bisa full lagi kan isinya? Seperti itulah
kebutuhan individual yang mana jika sudah digunakan, maka tidak dapat
digunakan kembali lagi.
 Kebutuhan kelompok
Nah, kalau kebutuhan kelompok itu kebutuhan yang ada kaitannya dengan orang
banyak. Artinya, kebutuhan itu bisa digunakan bersama-sama. Contohnya ya
seperti jembatan dan jalan raya.
B. Tindakan, Motif dan Prinsisp Ekonomi
Berbelanja di supermarket atau pasar modern pastinya berbeda ya, dengan berbelanja di
pasar tradisional. Salah satu perbedaannya adalah adanya tindakan tawar menawar di
pasar tradisional. Kalau kamu pernah diajak orang tuamu berbelanja di pasar tradisional,
kamu pasti pernah melihat orang yang sedang melakukan tawar
menawar, kan? Nah, tawar menawar merupakan suatu tindakan ekonomi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu barang.

Kenapa sih tawar menawar merupakan tindakan ekonomi? Ya, karena baik penjual
maupun pembeli, sama-sama melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan
tawar menawar, kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dan bisa mencapai
kesejahteraan.
Tindakan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa motif (dorongan), yaitu motif ekonomi
dan motif non-ekonomi.
1. Motif Ekonomi

Contohnya begini, saat kamu memutuskan untuk makan dan sedang nggak ada makanan
di rumah, pasti kamu akan dihadapkan oleh dua pilihan. Pertama, kamu memilih untuk
masak makanan sendiri di rumah, atau kedua, kamu membeli makanan siap saji.
Kalau tindakan yang kamu lakukan didasari dengan motif ekonomi, kamu pasti akan
mempertimbangkan mana yang lebih hemat. Ternyata, membeli bahan baku mentah dan
memasaknya di rumah akan lebih hemat karena bahan-bahannya dapat digunakan untuk
beberapa hari kedepan, dibandingkan dengan membeli makanan siap saji.
Nah, motif ekonomi bisa berasal dari diri sendiri (motif intrinsik) maupun dari luar
(motif ekstrinsik). Contoh motif intrinsik adalah ketika kamu lapar/haus, maka kamu
akan membeli makanan/minuman. Sementara itu, contoh motif ekstrinsik adalah ketika
kamu membeli minuman bersoda karena kemakan iklan di televisi atau YouTube.
Selain itu, motif seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi juga ada tiga macam, di
antaranya sebagai berikut:
2. Motif Non-Ekonomi
Suatu tindakan ekonomi apabila dilakukan berdasarkan motif ekonomi pasti akan
mendapat hasil yang lebih banyak daripada pengeluaran yang dilakukan. Beda halnya
dengan tindakan yang didasari dengan motif non-ekonomi.

Orang yang melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif non-ekonomi


biasanya nggak disertai dengan pertimbangan, cenderung tergesa-gesa, dan hanya
mengikuti hawa nafsunya saja. Tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
melainkan hanya ingin dipuji atau dianggap kaya.
Contohnya, seseorang yang membeli mobil baru, padahal mobil lamanya masih bisa
digunakan. Nah, ia membeli mobil tersebut bukan karena kebutuhan, melainkan karena
ingin dianggap kaya oleh tetangga-tetangganya.
Sampai di sini paham ya bedanya tindakan ekonomi yang dipengaruhi oleh motif
ekonomi dan motif non-ekonomi?
3. Prinsip Ekonomi
Lalu, gimana sih caranya supaya kita bisa mengontrol diri kita saat melakukan tindakan
ekonomi?
Nah, setiap orang harus memiliki pedoman atau arahan dalam melakukan tindakan
ekonomi yang disebut dengan prinsip ekonomi.

Jadi, dengan adanya prinsip ekonomi ini, kita bisa memperhitungkan keuntungan dan
kerugian saat melakukan tindakan ekonomi. Contohnya seperti kasus tawar menawar
yang sudah dijelaskan di atas tadi.

Nah, kalau kita ingat bahasan tentang motif non-ekonomi tadi, berarti tindakan yang
dipengaruhi oleh motif non-ekonomi pasti berlawanan dengan ciri-ciri prinsip ekonomi,
ya.
Oke, paham sampai di sini? Kesimpulannya, setiap orang pasti melakukan tindakan
ekonomi. Tindakan ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai motif (dorongan), bisa motif
ekonomi, bisa juga motif non-ekonomi. Nah, prinsip ekonomi bertujuan untuk
memberikan arahan agar tindakan ekonomi yang kita lakukan bisa mendapat hasil yang
maksimal.

C. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Ekonomi dan Pelakunya
A. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi sebagai kegiatan ekonomi utama.
a. Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah
kegiatanditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah
atau menciptakankegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa.
Tujuan Produksi
Tujuan kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
a) Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga maupun rumah tangga
produksi.
b) Untuk mengganti barang yang rusak (aus) atau barang yang habis
c) Untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologiserta penduduk yang semakin meningkat.
d) Untuk memenuhi pasar Internasional.
e) Untuk mendapatkan keuntungan.
f) Untuk meningkatkan kemakmuran.
b. Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan baik secara langsung maupun berangsur-angsur
Tujuan Konsumsi
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.
c. Distribusi
Distribusi merupakan setiap tindakan atau usaha yang dilakukan baik oleh orang
ataulembaga yang ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen kekonsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang bagaimana yang
akan dipilih untukmenyalurkan barang dan jasanya dengan tepat dan biaya murah.
• Tujuan Distribusi
Tujuan distribusi adalah untuk menyampaikan barang dan jasa dari tempat produsen
ketempat pengguna atau pemakai.
• Fungsi Distribusi
Peranan atau fungsi distribusi adalah sebagai berikut:
1. Memperlancar arus penyaluran barang dan jasa kepada penguna-penguna dapat
berupa produsen yang menggunakan bahan dasar maupun pengguna akhir
2. Menyampaiakan barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan pengguna.
• Saluran Distribusi
1. Distribusi langsung dari produsen ke konsumen
Perpindahan atau pergerakan material dilakukan secara langsung dari produsen ke
konsumen.
Contohnya adalah peternak mengirimkan susu ternaknya langsung ke rumah
konsumen ataumelalui toko pengecer miliknya sendiri dan melalui pos.
2. Saluran tidak langsung
• Produsen – pengecer – konsumen
Contoh barang yang didistribusikan dengan cara semacam ini adalah alat-alat rumah
tangga,furniture, dan alat-alat sekolah. Terkadang produsen membuat gudang-gudang
cabang untuk memenuhi permintaan produk di daerah lain.
• Produsen – grosir – pengecer
Barang yang disitribusikan dengan cara ini adalah yang tahan lama dan mudah
didapatkan seperti barang yang terbuat dari logam, obat-obatan, dan bahan makanan.

D. Pelaku Ekonomi
Pelaku – pelaku ekonomi
a. Rumah Tangga Keluarga/ KonsumenRumah tangga keluarga/ konsumen
adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak,dan anggota keluarga
lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk kelompok pelaku ekonomiyang
cakupan wilayahnya paling kecil. Rumah tangga keluarga adalah pemilik
berbagaifaktor produksi. Faktor-faktor produksi yang terdapat pada rumah
tangga keluarga antara laintenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang modal,
kekayaan alam, dan harta tetap (sepertitanah dan bangunan). Faktor-faktor
produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluargaakan ditawarkan kepada
sektor perusahaan.
b. Rumah Tangga Produsen/ PerusahaanPerusahaan adalah organisasi yang
dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orangdengan tujuan untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkanmasyarakat.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi
kegiatankonsumsi, produksi, dan distribusi.
c. PemerintahPemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk
mengatur kegiatan ekonomi.Seperti halnya rumah tangga keluarga dan
perusahaan, pemerintah juga sebagai pelakuekonomi yang melakukan kegiatan
konsumsi, produksi, dan distribusi.
d. Masyarakat luar negeriMasyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah
masyarakat luar negeri. Masyarakatluar negeri juga termasuk pelaku ekonomi
yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi luar
negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun
juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukartenaga kerja,
serta pemberian pinjaman.

E. Permintaan, Penawaran, Harga dan Pasar


Modul ini akan membahas teori permintaan dan kurva permintaan, teori penawaran
dan kurva penawaran, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran,
penentuan harga keseimbangan dan jumlah barang yang diminta dan ditawarkan pada
harga keseimbangan tersebut.
1. Konsep Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkan
masyarakat/ konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu jangka waktu
tertentu. Permintaan masyarakat atas suatu barang dapat digolongkan menjadi
tiga (Mulyati, Mahfudz, Permana, 2009), yaitu:
a. Permintaan absolut, yaitu permintaan atas barang atau jasa yang tidak
diiringi dengan kemampuan untuk membeli, sehingga lebih merupakan
angan-angan. Permintaan absolut ini dimiliki oleh semua orang. Misalnya,
seorang Pegawai Negeri Sipil baru dengan pangkat IIIa memiliki keinginan
untuk membeli sebuah mobil baru namun belum memiliki uang yang cukup
untuk membeli.
b. Permintaan potensial, yaitu permintaan atas suatu barang atau jasa yang
didukung dengan adanya kepemilikan sejumlah uang atau kemampuan
daya beli, namun pembelian atas barang/jasa tersebut masih berupa
rencana membeli karena adanya beberapa alternatif barang/jasa. Orangorang yang
mempunyai kemampuan untuk membeli ini biasanya menjadi
sasaran iklan untuk mempengaruhi agar mereka melakukan pembelian
atas produk tertentu. Misalnya, seorang yang memiliki uang Rp 300.000
berencana membeli sepasang sepatu dengan kisaran harga Rp 250.000,
namun masih belum memutuskan sepatu merk apa yang akan dibeli
c. Permintaan efektif, yaitu permintaan atas suatu produk barang atau jasa
yang dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki. Misalnya seseorang
pada contoh diatas (permintaan potensial) akhirnya membeli sepatu merk
Adidas, seharga Rp 280.000.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tinggi atas barang dan
jasa, namun manusia mempunyai keterbatasan sumberdaya dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki mendorong
seseorang untuk berupaya dengan giat bekerja mencari rejeki dan berpikir kreatif
ketika pendapatan tidak dapat mencukupi kebutuhan yang terus meningkat.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah
barang yang diminta/dibeli oleh masyarakat dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya (Sukirno, 2000). Menurut Sukirno (2000), permintaan
seseorang atau sebuah masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Secara umum, para ekonom telah menentukan beberapa faktor terpenting yang
biasanya mempengaruhi permintaan suatu masyarakat atas suatu barang atau
jasa. Faktor-faktor tersebut adalah (Samuelson, 2001): Harga barang/jasa itu
sendiri, Harga barang lain yang terkait, Pendapatan masyarakat, Cita rasa
masyarakat, Jumlah Penduduk, Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan
datang.
Namun adalah sangat sulit untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor diatas
secara sekaligus dalam menentukan permintaan terhadap barang/jasa .Oleh
karena itu dalam teori permintaan, para ekonom biasanya membuat analisis yang
lebih sederhana, yaitu jumlah permintaan atas barang/jasa dipengaruhi oleh harga
dari barang/jasa tersebut, dan mengasumsikan faktor-faktor lain tidak berubah
(ceteris paribus) (Lipsey, Courant, purvis, Steiner, 1995).
Hukum permintaan merupakan konsep yang menjelaskan bagaimana hubungan
antara permintaan terhadap sesuatu barang dengan harganya. Hukum
Permintaan dapat dinyatakan “bila harga naik maka jumlah barang yang diminta
semakin berkurang, sebaliknya bila harga turun jumlah barang yang diminta akan
bertambah”.
3. Konsep Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang bersedia ditawarkan/dijual
oleh penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu
dan syarat tertentu. Penawaran dapat juga dikatakan sebagai ketersediaan produk
dan siap untuk ditawarkan kepada konsumen. Ketersediaan produk di pasar
sangat bergantung pada berbagai hal, misalnya kondisi pasar, baik harga produk
(ouput) maupun harga input yang digunakan untuk menghasilkan produk. Kondisi
harga jual produk dan harga input sangat mempengaruhi motivasi pengusaha,
penjual dalam menyediakan produknya di pasar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran
Teori penawaran adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan/diproduksi oleh produsen terhadap berbagi faktor yang
mempengaruhinya. Sebagaimana permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh
berbagai hal, namun para ahli ekonomi telah menetapkan beberapa faktor yang
dianggap paling memberi pengaruh terhadap jumlah penawaran suatu
barang/jasa. Faktor-faktor tersebut adalah (Samuelson, 2001): Harga barang itu
sendiri, Harga barang lain, Biaya produksi, Pajak, Subsidi, Harga bahan baku,
Upah tenaga kerja, Tarif Listrik, Harga BBM, Tingkat teknologi, Tujuan-tujuan
perusahaan.

5. Pasar
Pasar adalah “tempat orang berjual beli”. Di tempat itu terjadi “kekuatan
penawaran dan permintaan... penjual yang ingin menukar barang atau jasa
dengan uang dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa”
https://kbbi.web.id/pasar. Pada sistem ekonomi pasar kehidupan ekonomi dapat
berjalan bebas sesuai dengan mekanisme proses pasar.
Pasar adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual mungkin tidak saling
melihat satu sama lainnya.
Menurut Sudarman (2011) pasar memiliki lima fungsi yaitu:
(1) menetapkan nilai (sets value). Gerak kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar akan menentukan tingkat harga barang. Juga
menentukan apa dan berapa jumlah macam barang diproduksi dalam suatu
perekonomian;
(2) pasar mengorganisasikan produksi yaitu memecahkan
masalah bagaimana cara menghasilkan barang;
(3) pasar mendistribusikan
barang. Gerakan harga barang dan faktor produksi akan menentukan distribusi
barang yang diproduksi pada masyarakat;
(4) pasar berfungsi menyelenggarakan
penjatahan. Tingginya tingkat harga barang akan membatasi tingkat konsumsi;
(5) pasar mempertahankan dan menyediakan barang dan jasa untuk yang
akan datang.

Dalam Perekonomian sektor rumah tangga membeli barang dan jasa dari sektor
perusahaan di pasar barang dan sebagai imbalannya sektor perusahaan
menerima uang. Dalam aliran ini sektor rumah tangga berperan sebagai pembeli
barang dan jasa sedang sektor perusahaan sebagai penjual. Pendapatan konsumen
yang dibelanjakan untuk barang dan jasa ini diperoleh dari penjualan
faktor produksi yang dimilikinya. Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi
yang dimilikinya (tanah, tenaga kerja, kapital dan keterampilan) pada sector
perusahaan dengan imbalannya sektor rumah tangga menerima uang (pendapatan
konsumen).
F. Inflasi
Sebenarnya inflasi itu apa, sih? Inflasi merupakan besaran tingkat kenaikan harga
yang digunakan dalam asumsi makro APBN dalam satuan persen. Atau secara
sederhana, inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi,
kecuali jika kenaikan itu kemudian meluas atau mengakibatkan kenaikan pada
barang-barang lainnya. Ada tiga hal penting yang harus terpenuhi agar dapat
dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:
 Terdapat kecenderungan harga untuk meningkat.
 Kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus.
 Kenaikan harga bersifat umum, yaitu kenaikan harga terjadi tidak hanya pada
satu atau beberapa komoditi saja, namun pada harga barang secara umum.
Lalu, apa yang menyebabkan inflasi bisa terjadi?
Alasannya karena permintaan barang yang lebih tinggi dari penawarannya.
Akibatnya, terjadi kelangkaan barang dan jasa yang menyebabkan harga jadi naik.
Selain itu, inflasi juga bisa terjadi jika jumlah uang yang diedarkan bertambah. Jadi,
ketika jumlah barang tetap, tapi uang yang beredar bertambah sekian lipat, maka
kenaikan harga juga akan sebanding dengan penambahan jumlah uang tersebut.

Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya


Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi ringan,
inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat.
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-
harganya hanya mengalami kenaikan secara umum. Kenaikan harga pada inflasi
ringan adalah di bawah 10% per tahun.
2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini dapat
menurunkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Kenaikan
harga pada inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun.
3. Inflasi Berat
Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak ingin
menabung lagi di bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi.
Kenaikan harga pada inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun.
Nah, inflasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 itu termasuk inflasi berat. Bahkan
inflasi saat itu mencapai sekitar 77,63% yang disebabkan oleh krisis moneter.
4. Inflasi Sangat Berat
Inflasi sangat berat adalah inflasi yang sudah sangat sulit dikendalikan karena
kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100% per tahun.
Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu inflasi merayap, inflasi
menengah, dan inflasi tinggi.
Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Inflasi merayap ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana kenaikan
harga berjalan secara lambat dengan persentase yang relatif kecil serta dalam jangka
waktu yang lama.
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Inflasi menengah ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan
memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam jangka waktu cukup singkat. Artinya
harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada
minggu atau bulan lalu. Kemudian pada minggu atau bulan depan akan kembali
meningkat, dan begitu seterusnya. Efek yang dirasakan yaitu keadaan perekonomian
terasa semakin berat dan susah.
3. Inflasi Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi tinggi ditandai dengan adanya laju inflasi yang sangat tinggi dan parah. Inflasi
ini membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya. Perputaran uang
terjadi secara cepat dan harga-harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini
timbul karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, misalnya saat keadaan
perang, yang ditutup dengan mencetak uang.
Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
1. Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic inflation. Domestic
inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit anggaran belanja yang terjadi
secara terus menerus, gagal panen, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini,
pemerintah biasanya akan menginstruksi kepada Bank Indonesia untuk mencetak
uang baru dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan.
Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah
meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya permintaan
masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran tidak bisa
mengimbanginya.
2. Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation. Imported
inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya
harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya dialami oleh negara-negara
yang sedang berkembang dan biasanya sebagian besar usaha produksinya
menggunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena adanya perdagangan
internasional.
Cara Mengatasi Inflasi
Meskipun inflasi memberi dampak negatif bagi stabilitas ekonomi suatu negara, tapi
inflasi bisa dikendalikan. Beberapa cara yang bisa mengatasi inflasi di antaranya
sebagai berikut:
1. Kebijakan Moneter
Pada kebijakan moneter ini, Bank Indonesia membuat kebijakan untuk menarik uang
yang beredar di masyarakat. Bisa dengan menjual surat berharga, menaikkan
persediaan kas bank umum, atau meningkatkan nilai suku bunga.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.
Pemerintah bisa menaikkan tarif pajak, serta menghemat pengeluaran pemerintah.
3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan moneter dan fiskal, inflasi juga bisa diatasi dengan meningkatkan
produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan
masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan
pengawasan dan distribusi barang.
G. Lembaga Keuangan, Uang
 Pengertian Lembaga Jasa Keuangan
Berdasarkan pengertiannya, lembaga jasa keuangan adalah suatu badan atau organisasi
penyedia jasa yang berkaitan dengan keuangan. Lembaga ini menyediakan jasa kepada
nasabah lewat cara menghimpun dana, kemudian menyalurkannya sebagai pendanaan
bagi yang membutuhkan.
Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia telah diatur secara resmi oleh
pemerintah melalui regulasi keuangan. Aset utama dari lembaga jasa keuangan
berbentuk aset keuangan ataupun tagihan-tagihan dalam bentuk saham, obligasi dan
pinjaman. Lembaga ini tidak mengatur aset berbentuk aktiva riil seperti bangunan,
perlengkapan, dan bahan baku.
 Fungsi Lembaga Jasa Keuangan
Jika dilihat dari fungsinya, lembaga jasa keuangan memiliki tugas sebagai berikut:
 Melancarkan Pertukaran Produk
Produk yang dimaksud baik berupa barang maupun jasa, melalui uang dan instrumen
kredit. Jadi, dalam melakukan fungsi ini, lembaga jasa keuangan akan menghimpun
uang dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian menyalurkan uang tersebut ke
masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.

 Memberikan Pengetahuan dan Informasi Keuangan


Sebagai pihak ahli, lembaga jasa keuangan bertugas melakukan analisa ekonomi dan
kredit untuk kepentingan nasabah. Maka dari itu, lembaga jasa keuangan wajib
menyebarkan informasi serta kegiatan yang bermanfaat dan memberikan keuntungan
bagi para nasabahnya.
 Memberikan Jaminan Bagi Para Nasabah
Dalam hal ini, lembaga jasa keuangan dapat memberikan jaminan atau kepastian hukum
serta moral yang berkaitan dengan keamanan dana masyarakat yang menjadi
nasabahnya.
 Menciptakan dan Memberikan Likuiditas
Kamu sudah tahu kan apa itu likuiditas? Jadi, likuiditas adalah kemampuan perusahaan,
dalam hal ini lembaga jasa keuangan untuk mengkonversi aset menjadi uang tunai.
Artinya, lembaga jasa keuangan harus mampu memberikan keyakinan kepada
nasabahnya, bahwa dana yang dipercayakan untuk dikelola tersebut akan dikembalikan
sesuai dengan waktu jatuh tempo yang disepakati.
 Jenis Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia
Lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu lembaga jasa keuangan bank dan bukan bank. Kita bahas satu per satu, ya,
Pahamifren.
 Lembaga Jasa Keuangan Perbankan
Berdasarkan etimologinya, kata “bank” berasal dari kata “banca” dalam bahasa Italia,
yang memiliki arti meja. Meja dalam bahasa Italia tersebut adalah meja di pasar yang
digunakan untuk menukar uang. Jadi, pada dasarnya bank adalah tempat untuk
melakukan transaksi keuangan, meliputi penyimpanan uang, pemberi pinjaman uang
atau penyalur kredit, transaksi pembayaran, serta sebagai perantara dalam transaksi
keuangan tersebut.
Nah, kalau dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kalau berdasarkan pengertian dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa bank memiliki tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun
dana dilakukan oleh bank dalam bentuk tabungan, simpanan giro, dan deposito.
Kegiatan menghimpun dana ini biasanya dilakukan oleh lembaga jasa keuangan
perbankan dengan balas jasa berupa bunga dan hadiah yang dimaksudkan untuk menarik
minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank tersebut. Kegiatan menyalurkan dana
atau penyedia kredit dilakukan bank untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat
yang membutuhkan.
Sementara kegiatan memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan bank yang
meliputi jasa penyewaan Safe Deposit Box (SDB), kartu kredit, anjak piutang, dan lain
sebagainya. Dari tiga kegiatan tersebut, kegiatan pokok bank adalah menghimpun dan
menyalurkan dana, sementara kegiatan memberikan jasa bank lainnya adalah kegiatan
pendukung, yang dilakukan bank demi mendukung dua kegiatan pokoknya.
 Jenis-Jenis Bank
Dalam melaksanakan kegiatannya, perbankan di Indonesia dibagi menjadi beberapa
jenis berdasarkan fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. Kita bahas
satu per satu, ya, Pahamifren.
 Bank berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, lembaga
jasa keuangan perbankan di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Bank sentral
Bank sentral adalah bank yang memiliki tanggung jawab atas kebijakan moneter atau
stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial sebuah negara
secara keseluruhan. Di Indonesia, bank yang menjadi bank sentral adalah Bank
Indonesia, yang otoritasnya diatur dalam UU No. 3 Tahun 2004.
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa bank sentral merupakan lembaga negara yang
memiliki wewenang dalam mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, dan mengawasi perbankan serta
menjalankan fungsi sebagai pemberi pinjaman pilihan terakhir (lender of the last
resort).
Jadi, berdasarkan UU tersebut, tujuan pokok dari Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara stabilitas nilai rupiah, yang mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai
rupiah terhadap barang dan jasa, serta kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara
lain.

Bank Indonesia memiliki tiga pilar pokok yang mendukung tugasnya sebagai bank
sentral Indonesia, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur
serta menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur serta mengawasi perbankan
yang ada di Indonesia.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia bersifat independen dalam melaksanakan tugas
serta wewenangnya, sehingga semua keputusan dan kebijakan yang diambil oleh Bank
Indonesia harus bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali dalam
hal-hal yang sudah dengan tegas diatur dalam undang-undang.
 Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan perbankannya secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank umum adalah
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum juga memberikan
penawaran berbagai produk dan jasa sesuai dengan fungsinya, sebagai penghimpun dana
dari masyarakat, pemberi pinjaman kepada masyarakat, menjual dan membeli valuta
asing, menjual jasa giro, menjual jasa penagihan surat berharga, menjual jasa asuransi,
menjual jasa cek, dan memberikan jasa penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
Bank umum seringkali disebut sebagai bank komersial karena bertujuan mendapatkan
laba yang diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya operasional perusahaan.
Pendapatan bank umum didapatkan dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat,
sementara biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan bank dalam bentuk
pembayaran bunga, pembayaran biaya tenaga kerja, dan lain sebagainya.
 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disingkat BPR merupakan bank yang
melakukan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam menjalankan usahanya, BPR menghimpun dana dari masyarakat, memberikan
kredit konsumtif kepada masyarakat, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. BPR menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan ke
bank lain.
 Bank berdasarkan Kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya, bank dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
 Bank Pemerintah
Sesuai namanya, bank milik pemerintah adalah bank yang akta pendirian ataupun
modalnya sepenuhnya milik pemerintah, sehingga keuntungan dari usaha bank ini juga
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah.
Contoh dari bank milik pemerintah adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri. Sementara contoh
bank milik pemerintah daerah adalah Bank Jabar, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank DKI,
Bank DIY, Bank Sulawesi Selatan, Bank Riau, dan Bank Nusa Tenggara Barat.
 Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional, sehingga seluruh keuntungan dari usahanya menjadi milik swasta
nasional tersebut. Contoh dari bank milik swasta nasional adalah Bank Danamon, Bank
Internasional Indonesia, Bank Mega, Bank Central Asia (BCA), Bank Lippo, Bank
Niaga, Bank Bumi Putra, dan Bank Universal.
 Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah bank yang seluruh sahamnya dan seluruh keuntungan
usahanya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh dari bank
milik koperasi yang ada di Indonesia adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
 Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan cabang bank dari bank yang ada di luar negeri. Pemilik
seluruh saham dari bank milik asing ini adalah pihak asing atau luar negeri. Contoh bank
milik asing yang ada di Indonesia adalah ABN AMRO Bank, Bank of America, City
Bank, American Express Bank, Bangkok Bank, Bank of Tokyo, dan Deutsche Bank.
 Bank Milik Campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak swasta
nasional dan pihak asing. Sekalipun demikian, saham bank milik campuran ini secara
mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh dari bank milik campuran
adalah Bank Merincorp, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Pacific Bank, Mitsubishi
Buana Bank, dan Bank Finconesia.
 Bank berdasarkan Status
Berdasarkan statusnya, bank dibagi menjadi dua, yaitu:
 Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi ke luar negeri atau
transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Bentuk
transaksi yang dilakukan bank devisa ini adalah melakukan transfer ke luar negeri,
pembayaran L/C, inkaso ke luar negeri, dan travellers cheque. Untuk menjadi sebuah
bank devisa, sebuah bank harus memenuhi sejumlah persyaratan yang sudah ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
 Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melakukan transaksi yang berhubungan
dengan luar negeri.
 Bank Berdasarkan Cara Menentukan Harga
Berdasarkan cara menentukan harga, bank dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
 Bank Konvensional
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang mendapatkan
keuntungan dengan jalan menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan seperti
giro, tabungan, maupun deposito. Dalam menentukan harga untuk pinjaman atau kredit,
bank ini menetapkannya berdasarkan tingkat suku bunga.
Bank ini menetapkan keuntungan untuk jasa bank lainnya dengan cara menetapkan
biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Hampir seluruh bank yang ada di
Indonesia merupakan bank yang berdasarkan prinsip kerja konvensional (Barat).
 Bank Syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang menetapkan landasan
falsafahnya kepada hukum Islam. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dan
dalam penentuan harga atau pencarian keuntungannya dilakukan berdasarkan prinsip
bagi hasil.
 Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank
Lembaga jasa keuangan bukan bank memiliki fungsi yang sama dengan bank, yaitu
mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Tujuan dari
didirikannya lembaga ini adalah untuk menunjang pengembangan pasar uang dan pasar
modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan.
Lembaga jasa keuangan bukan bank didirikan atas Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. KEP-792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang lembaga keuangan,
yang telah diubah dan ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
562/KMK.011/1982 tanggal 1 September 1982 tentang Perubahan dan Tambahan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972 tanggal 18 Januari 1972.
 Tujuan Didirikannya Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank
 Memberikan pembiayaan dalam bentuk pinjaman jangka panjang dan menengah
 Penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan.
 Merangsang penyertaan modal swasta dan memperluas sumber-sumber pembiayaan
bagi kegiatan dunia usaha.
 Sebagai penggerak, perantara atau penanggung setiap pengeluaran dan penukaran
saham-saham, surat utang, obligasi, dan surat berharga lainnya.
 Sebagai salah satu lembaga penunjang pasar uang dan pasar modal.
 Jenis-Jenis Lembaga Jasa Keuangan Bukan Bank

Berdasarkan jenisnya, lembaga jasa keuangan bukan bank dapat dibedakan sebagai
berikut:
 Lembaga Pembiayaan Pembangunan (Development Finance Corporation – DFC)
Lembaga pembiayaan pembangunan adalah lembaga yang bergerak di bidang usaha
pemberian kredit jangka menengah dan panjang. Contoh dari lembaga ini adalah PT
Bahana (PT Pembinaan Usaha Indonesia).
 Lembaga Perantara Penerbitan dan Perdagangan Surat-Surat berharga
(Investment Finance Corporation – IFC)
Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga adalah lembaga
yang melakukan usaha sebagai perantara dalam penerbitan surat berharga dan menjamin
serta menanggung terjualnya surat berharga (underwriter).
Contoh dari lembaga ini adalah PT Indovest (Indonesia Investment International), PT
MIFC (Mutual International Finance Corporation), PT ASEAN (Asian and Euro –
American Capital), PT IFI (Indonesia Financing and Investment Corporation), PT
Multicor (Multinational Finance Corporation), dan PT Inter Pacific (Inter
Pacific Finance Corporation).
 Lembaga Penjamin Kredit
Lembaga penjamin kredit merupakan lembaga yang membantu kegiatan perkreditan,
terutama dalam membantu kelancaran dan pengamanan perkreditan, baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya di luar perbankan, terutama untuk bidang usaha kecil
dan menengah. Contoh dari lembaga penjamin kredit adalah PT Askrindo (Asuransi
Kredit Indonesia).

UANG
Uang digunakan manusia untuk melakukan berbagai transaksi. Berbeda dengan sistem
barter, penggunaan uang membuat manusia lebih mudah menilai harga dari suatu barang
tanpa kesulitan. Oleh karena itu, uang memiliki fungsi sebagai pengukur nilai.
Fungsi Uang
Pengertian dan fungsi uang dalam perekonomian dibagi menjadi dua yaitu
1. Fungsi utama uang tentu saja sebagai alat tukar (medium of exchange) dan sebagai
satuan hitung (measure of value).
2. Fungsi turunan uang adalah sebagai alat pembayaran selain barang dan jasa
contohnya membayar pajak. Selain itu, fungsi turunannya adalah sebagai alat
pembayaran utang, penimbun kekayaan, dan pemindah kekayaan.
Jenis Uang
jenis uang logam dan kertas
Jenis Uang
1. Jenis Uang Berdasarkan Nilainya
Full bodied money (bernilai penuh) adalah ketika nilai intrinsik dan nilai nominalnya
sama, contohnya emas dan perak.
Representative money dan fiat money adalah ketika nilai intrinsik lebih kecil dibanding
nilai nominalnya, contohnya uang kertas.
2. Jenis Uang Berdasarkan Lembaga yang Menerbitkan
Jenis uang berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya yang terbagi atas uang kartal
dan uang giral. Penjelasan dari masing-masing jenis uang tersebut dijelaskan di bawah
ini :
Uang kartal adalah uang yang diterbitkan langsung oleh Bank Indonesia dan dijamin
oleh Undang-Undang.
Uang giral adalah uang yang dibuat oleh Bank Umum contohnya cek, giro, kartu ATM,
dan mobile banking.
3. Jenis Uang Berdasarkan Bahannya
Uang logam dan kertas adalah pembagian uang berdasarkan bahannya. Definisi dari
uang logam dan uang kertas itu sendiri ada pada poin dibawah ini :
Uang kertas adalah jenis uang yang terbuat dari kertas.
Uang logam adalah jenis uang yang terbuat dari emas maupun perak.
4. Jenis Uang Berdasarkan Wilayah Penggunaannya
Uang lokal adalah jenis uang yang cakupannya hanya satu negara saja, misalnya Rupiah
yang hanya berlaku di Indonesia.
Uang regional merupakan uang yang hanya berlaku di wilayah tertentu saja. Salah satu
contoh uang regional adalah Euro yang berlaku di wilayah Uni Eropa, di mana negara-
negara di Eropa bisa memilih menggunakan antara Euro ataupun mata uang negaranya
sendiri.
Uang Internasional adalah jenis uang yang berlaku secara internasional, contohnya
Dollar Amerika.
Syarat Uang
Acceptability, kriteria atau persyaratan utama dari sesuatu menjadi uang adalah
acceptability dan cognizability. Lalu apa sih acceptability dan cognizability itu? Uang
disenangi dan dapat diterima masyarakat umum disebut syarat acceptability, sedangkan
cognizability berarti uang dapat diketahui secara umum oleh orang banyak.
Durability, artinya uang haruslah tahan lama dan tidak mudah rusak.
Stability of value, artinya nilai uang harus stabil dalam waktu yang lama.
Portability & storable, portability adalah uang harus mudah dibawa agar dapat
berpindah dari satu tangan ke tangan lain dan storable berarti uang harus memiliki
bentuk fisik yang tidak terlalu besar agar mudah disimpan.
Divisibility, artinya uang harus bisa dibagi menjadi bagian kecil tetapi tidak mengurangi
nilai.
Uniformity, artinya uang yang beredar haruslah sama atau seragam.
Scarcity, artinya hanya ada satu lembaga khusus yang menerbitkannya.
Standar Uang
Standar uang dibagi menjadi dua macam yaitu standar logam dan standar kertas.
1. Standar Logam
Standar monometalisme berarti hanya menggunakan satu standar, contohnya hanya
menggunakan standar emas atau menggunakan standar perak saja.
Standar bimetalisme berarti menggunakan dua standar, yakni bisa menggunakan emas
dan perak sekaligus.
2. Standar Kertas
Standar uang selanjutnya, ada yang namanya standar kertas. Di Indonesia sendiri, kita
menggunakan standar kertas dan tidak menggunakan standar logam.
H ∙ Hak dan Kewajiban Jasa Keuangan
Tidak banyak perbedaan dalam hak-hak konsumen keuangan yang diterbitkan oleh OJK
(Otoritas Jasa Keuangan) dengan hak-hak konsumen perbankan. Kenyataannya, kedua
regulasi ini saling mendukung satu sama lain. Berikut adalah penjelasan lengkap
mengenai hak-hak konsumen perbankan:
1. Nasabah berhak untuk mengetahui secara terperinci tentang produk-produk
perbankan yang ditawarkan dan juga atas transparansi informasi produk bank.
Hak ini merupakan hak utama dari nasabah, sehingga nasabah harus
mendapatkan penjelasan yang jelas, terperinci, dengan bahasa mudah dimengerti,
dan juga kesetaraan ataupun keseimbangan dalam perjanjian perbankan.
2. Nasabah berhak untuk mendapatkan bunga atas produk tabungan dan deposito
yang telah dijanjikan terlebih dahulu.
3. Nasabah berhak mendapatkan layanan jasa yang diberikan oleh bank seperti
fasilitas ATM, mendapatkan laporan atas transaksi, mendapatkan agunan
kembali bila kredit yang dipinjam telah lunas, dan berhak mendapat jasa uang
pelelangan dalam hal agunan dijual untuk melunasi kredit yang tidak dibayar.
4. Nasabah berhak mendapatkan uang Rupiah dalam kondisi asli, masih berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah, layak edar, dan jenis pecahan ataupun
nominal yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
5. Nasabah berhak memberikan pengaduan dan wajib ditindaklanjuti.
6. Nasabah berhak mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/ atau jasa
yang diberikan. Kompensasi atau ganti rugi juga wajib diberikan jika barang atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian sebagai bentuk kewajiban dari
bank.

Nah, sekarang sudah semakin paham kan hak-hak kamu sebagai konsumen
keuangan perbankan? Tentunya tidak adil kalau kamu hanya paham hak-hak sebagai
konsumen tetapi tidak tahu apa saja kewajiban kamu terhadap pihak bank itu sendiri
kan, Sobat Sikapi? Yuk, simak apa saja sih kewajiban kamu sebagai seorang nasabah!
Kewajiban seorang nasabah bank dimulai dari mengisi dan menandatangani
formulir yang disediakan oleh bank, sesuai dengan produk atau layanan jasa yang
diinginkan oleh calon nasabah. Jangan lupa untuk mengisinya secara jelas, lengkap, dan
jujur ya, Sobat Sikapi! Kemudian, nasabah wajib melengkapi persyaratan yang
ditentukan oleh bank, yaitu menyetorkan dana awal persyaratan yang ditentukan oleh
bank. Dana awal tersebut cukup bervariasi jumlahnya, tergantung dari jenis produk atau
layanan jasa yang diinginkan, Sobat Sikapi.
Setelah memenuhi persyaratan tersebut, maka secara resmi Sobat Sikapi telah
menjadi seorang nasabah perbankan. Selanjutnya, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, terdapat 4
kewajiban nasabah sebagai konsumen, yaitu:
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan atau jasa.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai yang disepakati.
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patuh.
Nah, melengkapi Undang-Undang diatas, pada Pasal 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) No. 1 Tahun 2013, juga dikatakan bahwa memiliki itikad yang baik kepada
Lembaga Jasa Keuangan atau maksudnya adalah tidak mempunyai keinginan atau niat
untuk menyalahgunakan produk atau jasa dan memberikan informasi dan/ atau dokumen
yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan, merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh konsumen keuangan

G ∙ Kesejahteraan Sosial
Ekonomi mempersoalkan usaha manusia untuk meningkatkan kemakmurannya,
baik secara perseorangan maupun secara berkelompok (keluarga, bangsa dan
masyarakat). Sebagai suatu ilmu, ekonomi tentunya memiliki objek material (apa
yang dipelajari) dan objek formal (bagaimana mempelajarinya). Objek material
ekonomi meliputi produksi, distribusi, pembagian kerja, pembangunan, sistem
moneter dan keuangan, perdagangan dan dunia usaha. Sedangkan objek formal
ekonomi meliputi kemakmuran manusia di masa sekarang dan masa depan. Oleh
karena itu kesejahteraan juga merupakan objek formal kajian dari ilmu ekonomi
ini.
Kesejahteraan adalah “hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan,
ketenteraman;- jiwa kesehatan jiwa; - sosial keadaan sejahtera masyarakat”
https://kbbi.web.id/sejahtera. Sedangkan menurut wikipedia sejahtera menunjuk
ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dalam istilah ekonomi, sejahtera
dihubungkan dengan keuntungan benda. Sementara dalam istilah kesejahteraan
sosial merujuk pada keterjangkauan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan.
Pemenuhan kebutuhan hidup merupakan motif yang tidak bisa ditawar lagi. Pasti
semua orang melakukan kegiatan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan untuk memperoleh sebuah kesejahteraan dalam kelangsungan
hidupnya. Pada umumnya kebutuhan manusia ada beberapa macam, baik
kebutuhan pokok, sekunder maupun tersier semuanya dipenuhi dengan
perencanaan atau sistem yang dimiliki masing-masing individu.
Dalam ekonomi kita tidak pernah bisa lepas dari konsep kesejahteraan (welfare).
Bahkan menurut asumsi kaum developmentaris menganggap bahwa tujuan akhir
dari pembangunan ekonomi adalah menciptakan kesejahteraan. Salah satu
kelebihan dari konsep kesejahteraan adalah karena memiliki prinsip serta
mengalami evolusi konsep untuk terus memperbaiki pemahaman karena pada
hakikatnya akan selalu ada konsep-konsep yang lebih baik.
Aktivitas ekonomi dilakukan karena manusia ingin mencukupi semua
kebutuhannya sehingga menjadi sejahtera atau makmur. Ukuran kesejahteraan
secara ekonomi bisa disamakan dengan terpenuhinya kebutuhan materiil (fisik).
Perilaku ekonomi yang dilakukan secara terus menerus (setiap hari) oleh
masyarakat ini akhirnya menjadi suatu aktivitas yang disebut kegiatan ekonomi.
Bagan di bawah ini merupakan bagan dari aktivitas ekonomi untuk mencapai
kesejahteraan.
Kualitas hidup kita selama ini sangat kental dengan nuansa ekonomi akan tetapi
sekarang ini telah mengalami pergeseran dimana konsep kesejahteraan lebih
komprehensif dengan memasukan konsep-konsep lain seperti pembangunan
yang memperhatikan aspek sosial dan aspek pelestarian lingkungan. Apalah arti
sejahtera dalam bidang ekonomi akan tetapi tidak dibarengi dengan kualitas
hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Konsep kesejahtera dalam arti
pertumbuhan ekonomi yang tinggi mesti dibarengi dengan pelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, konsep kesejahteraan yang dikembangkan dewasa ini mesti
dapat menciptakan masyarakat yang terjamin secara financial mapan secara
sosial dan tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk menjamin kelangsungan
kebutuhan hidup generasi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Harti, Dwi. dkk. 2022. Proyek IPAS. SMK/ MAK Kelas X . Semarang : Erlangga
Internet:
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-kelangkaan-dan-kebutuhan-manusia
https://www.ruangguru.com/blog/prinsip-motif-dan-tindakan-ekonomi
https://www.academia.edu/34068167/Ringkasan_Materi_Ekonomi_SMK_Kelas_X
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-inflasi
https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ips/materi-ekonomi-kelas-10-lembaga-jasa-
keuangan/
https://www.zenius.net/blog/sejarah-fungsi-jenis-uang
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/IPS/Modul%20Pembelajaran/Modul%20Bahan
%20Belajar%20PGSD-IPS%202021%20-%20Pembelajaran%203.pdf
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10438

Anda mungkin juga menyukai