Anda di halaman 1dari 2

1.

Data penelitian usia dan jenis kelamin di pembahasan


Gao Z, Chen Z, Sun A, Deng X. Gender differences in cardiovascular disease.
Medicine in Novel Technologies and Devices. 2019;4(1):1-6
 Penyakit arteri koroner masih menjadi penyebab mortalitas tidak hanya pada laki-
laki namun juga pada perempuan. Laki-laki memiliki insiden dan mortalitas
penyakit arteri koroner dua kali lebih tinggi dibandingkan perempuan, meski
morbiditas tersebut akan berkurang seiring dengan meningkatnya usia oleh karena
perempuan dengan usia yang lebih tua juga memiliki insiden penyakit jantung
yang lebih besar. Perempuan yang berusia di atas 55 tahun cenderung memiliki
insiden penyakit arteri koroner fatal yang lebih tinggi.
 Eli RE, Satyana RP, Zomer E, Magliano D, Liew D, Ademi Z. Health and
productivity burden of coronary heart disease in the working Indonesian
population using life-table modelling. BMJ Open 2020;10:e039221. doi:10.1136/
bmjopen-2020-039221
 Penyakit arteri koroner masih menjadi salah satu penyebab utama kematian.
Beban Kesehatan akibat penyakit ini juga ikut meningkat di negara-negara
berpendapatan rendah hingga mengengah termasuk Indonesia. Di tahun 2018,
Indonesia menjadi negara kedua tertinggi disability-adjusted life year (DALY)
atau jumlah kehilangan kehidupan akibat kematian dini atau kecacatan akibat
penyakit arteri koroner. Prevalensi penyakit arteri koroner pada populasi
Indonesia menurut studi Uli dkk mencapai 1,45% pada kelompok usia pekerja
(1,3% pada laki-laki dan 1,6% pada perempuan) dan setara dengan 2 juta orang
(865.000 laki-laki dan 1,08 juta perempuan) yang berusia 15 hingga 55 tahun.
2. Korelasi ApoB dan tingkat keparahan arteri coroner
Yaseen RI, El-Leboudy MH, El-Deeb HM. The relation between ApoB/ApoA-1 ratio
and the severity of coronary artery disease in patients with acute coronary syndrome.
Egypt Heart J. 2021 Dec; 73: 24.
Walldius G, Jungner I, Holme I, et al. High apolipoprotein B, low apolipoprotein A–I,
and improvement in the prediction of fatal myocardial infarction (AMORIS study): a
prospective study. Lancet. 2001;358(9298):2026–2033. doi: 10.1016/S0140-
6736(01)07098-2.
 Apo B merupakan protein utama yang menyusun low-density lipoprotein (LDL).
LDL tersusun atas berbagai jenis kolesterol, tetapi tiap lipoprotein hanya memiliki
satu protein apoB, sehingga apoB merupakan preditor paling baik dari jumlah
partikel LDL dibandingkan LDL-c itu sendiri.
 Studi AMORIS menunjukkan bahwa ApoB merupakan predictor risiko kejadian
infark miokard yang lebih relevan dibandingkan kolesterol LDL.
 Yaseen dkk dalam studinya melaporkan pasien dengan skor Gensini yang tinggi
(>47) secara bermakna juga menunjukkan kadar ApoB dan rasio ApoB/A1 yang
lebih tinggi dibandingkan pasien dengan skor Gensini rendah (<24)(p < 0.001).
Pasien dengan skor Gensinin intermediat (24-47) juga menunjukkan kadar ApoB
dan rasio ApoB/ApoA1 yang lebih bermakna dibandingkan pasien dengan
kelompok skor Gensini rendah (<24)(nilai p <0.001).
 Setiap partikel lipoprotein aterogenik seperti LDL, VLDL, IDL dan lipoprotein
(1) masing-masing mengandung satu molekul ApoB100 tunggal. Konsentrasi
ApoB100 plasma dapat dengan jelas mencerminkan potensi risiko proaterogenik
pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai