Anda di halaman 1dari 4

PARADIGMA KRITIS

A. PENGERTIAN PARADIGMA KRITIS

Paradigma kritis pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan

yang meletakkan epistemologi kritik Marxisme dalam seluruh metodologi

penelitian nya. Fakta menyatakan bahwa paradigma kritis yang terinspirasi dari

teori kritis tidak bisa melepaskan diri dari warisan Marxisme dalam seluruh

filosofi pengetahuan nya. Teori kritis pada satu pihak merupakan salah satu

aliran ilmu sosial yang berbasis pada ide-ide Karl Marx dan Engels

B. ASAL MUASAL PARADIGMA KRITIS

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang

kurang sensitive pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi

secara histori maupun institusional. Analisis teori kritis tidak dipusatkan pada

kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti

pada konstruktivisme. Analisis kritis menekankan pada konstelasi kekuatan

yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak

dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai

dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan

sosial yang ada dalam masyarakat. Termasuk kekuatan bahasa dalam

menciptakan realitas sosial.

Teori kritis dapat dianggap sama dengan paradigm kontruktivisme

dengan alasan sebagai berikut: (1) teori kritis meyakini bahwa ilmu

pengetahuan itu di konstruksi atas dasar kepentingan manusiawi; (2) dalam

NINING ARDILLA
A062231020
praktik penelitian (dari pemilihan masalah untuk penelitian, instrumen dan

metode analisis yang digunakan, interpretasi, kesimpulan dan rekomendasi)

dibuat sangat bergantung pada nilai-nilai peneliti; (3) standar penilaian ilmiah

bukan ditentukan oleh prinsip verifikasi atau falsifikasi melainkan didasarkan

konteks sosial historis serta kerangka pemikiran yang digunakan ilmuwan.

C. PARADIGMA KRITIS MENURUT AHLI

Paradigma kritis, menurut Hall, bukan hanya mengubah pandangan

mengenai realitas yang dipandang alamiah tersebut, tetapi juga berargumentasi

bahwa madia adalah kunci utama dari pertarungan kekuasaan tersebut, melalui

mana nilai-nilai kelompok dominan dimapankan, dibuat berpengaruh, dan

menentukan apa yang diinginkan oleh khalayak. Dalam proses pembentukan

realitas tersebut, ada dua titik perhatian Stuart Hall.

Pertama, Bahasa, sebagaimana dipahami oleh khalayak strukturalis,

merupakan system penandaan. Realitas dapat ditandai secara berbeda pada

peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat dilekatkan pada peristiwa

yang sama. Kedua, politik penandaan, yakni bagaimana praktik sosial dalam

membentuk makna, mengontrol, dan menentukan makna. Titik perhatian Hall

disini adalah peran media dalam menandakan peristiwa atau realitas dalam

pandangan tertentu, dan menunjukkan bagaimana kekuasaan ideologi disini

berperan: ideology menjadi bidang dimana pertarungan dari kelompok yang

ada dalam masyarakat. Akan tetapi, posisi demikian juga menunjukkan bahwa

ideologi melekat dalam produksi sosial, produksi media, dan sistem budaya.

NINING ARDILLA
A062231020
D. MEMAHAMI APA ITU PARADIGMA KRITIS

• Paradigma kritis, memahami realitas bukan dibentuk oleh alam (nature),

bukan alami, tetapi dibentuk oleh manusia. Ini tidak berarti setiap orang

membentuk realitasnya sendiri-sendiri, tetapi orang yang berada dalam

kelompok dominanlah yang menciptakan realitas, dengan memanipulasi,

mengkondisikan orang lain agar mempunyai penafsiran dan pemaknaan

seperti yang mereka inginkan. Menurut Egon G. Guba yang dikutip oleh

Ibnu Hamad dalam bukunya, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media

Massa, pandangan paradigma kritis percaya bahwa “realitas sosial itu

dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial, politik, budaya, ekonomi, etnik, nilai

gender, dan sebagainya, serta telah terkristalisasi dalam waktu yang

panjang”. (Hamad, Konstruksi Realitas Politik 2004 :170) “Teori kritis

menekankan pada penyelidikan ideologi dominan yang tersembunyi di

balik suatu fenomena menjadikan studi budaya menjadi studi

pembongkaran ideologi dominan pada budaya masyarakat”.

• Paradigma Kritis melihat bahwa realitas bukanlah saluran yang bebas dan

netral, tetapi dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, politik, dan sosial. Media

dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi

kelompok yang tidak dominan, karakteristik penelitian dengan paradigma

kritis, sebagai berikut

NINING ARDILLA
A062231020
1. Tujuan Penelitiannya yaitu kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan

penguatan sosial.

2. Historical realism, yaitu realitas yang teramati merupakan realitas semu

yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial,

budaya, dan ekonomi politik.

3. Peneliti menempatkan diri sebagai aktivis, advokat, dan transformative

intellectual. Nilai, etika, pilihan moral, bahkan keberpihakan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari analisis.

4. Cara penelitiannya yaitu subjektif dan partisipatif. Subjektif yaitu titik

perhatian analisis pada penafsiran subjektif peneliti atas teks.

5. Kriteria kualitas penelitiannya historical situadness, yaitu sejauh mana

penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi,

dan politik dari teks berita.

NINING ARDILLA
A062231020

Anda mungkin juga menyukai