Anda di halaman 1dari 25

Review

Disusun Oleh:
Fermatasari 2206203010009
Putri Dista Ananda 2206203010006

Penggunaan Selaput Amnion Manusia (Human Amniotic Membrane)


dalam Bidang Oftalmologi

Pendahuluan
Human amniotic membrane (HAM) atau selaput amnion manusia adalah lapisan
terdalam plasenta yang mengelilingi embrio yang sedang berkembang dan membentuk
rongga amnion. HAM memiliki struktur dan karakteristik biologis yang khas sehingga
menjadi bahan yang sangat biokompatibel untuk berbagai aplikasi dalam rekayasa jaringan
dan pengobatan regeneratif (Hu et al., 2023; Ramuta & Kreft, 2018). HAM dan sel
turunannya memiliki banyak karakteristik yang dapat digunakan dalam pengobatan
regeneratif, seperti imunogenisitas rendah, meningkatkan epitelisasi, memiliki efek
antiinflamasi, angiogenik dan antiangiogenik, antifibrotik, antibakteri, dan antikanker
(Abbasi-Kangevari et al., 2019; Gholipourmalekabadi et al., 2016; Leal-Marin et al., 2021;
Mamede et al., 2012).
HAM memiliki berbagai kegunaan dalam rekayasa jaringan dan pengobatan
regeneratif, di antaranya sebagai scaffold untuk regenerasi kulit, tulang, tulang rawan, dan
saraf. Selain itu, HAM juga digunakan sebagai sumber sel punca dan faktor pertumbuhan
untuk regenerasi retina, serta sebagai cangkok pada kelainan permukaan mata (Elkhenany
et al., 2022; Hu et al., 2023; Orman et al., 2020; Ramuta & Kreft, 2018; Xiao et al., 2021).
HAM telah digunakan dalam bidang oftalmologi untuk regenerasi mata selama bertahun-
tahun. HAM digunakan dalam berbagai teknik untuk rekonstruksi permukaan mata,
termasuk pencangkokan, pembalutan, transplantasi inlay, rekonstruksi konjungtiva, dan
bedah symblepharon (Elkhenany et al., 2022; Fénelon et al., 2021; Malhotra & Jain, 2014;
Munoz-Torres et al., 2023; Murri et al., 2018)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, HAM diketahui dapat meningkatkan
epitelisasi kornea (Baradaran-Rafii et al., 2018; L. Liang et al., 2009), mengurangi
inflamasi (J. S. Kim et al., 2000; J. Li et al., 2018; Meller et al., 2000; Shay et al., 2011; J.
L. Tan et al., 2015), dan mencegah terbentuknya jaringan parut (Goktas et al., 2017;
Review

Palamar et al., 2014). HAM juga digunakan sebagai scaffold dalam transplantasi sel punca
limbal, pembawa faktor pertumbuhan, dan sel punca untuk regenerasi retina (Elkhenany et
al., 2022; Fénelon et al., 2021; Munoz-Torres et al., 2023; Murri et al., 2018). HAM
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bahan lain, beberapa di antaranya yaitu
biokompatibilitas yang baik, memiliki efek antiinflamasi, memiliki faktor pertumbuhan
regeneratif yang tinggi, serta memiliki sifat non-imunogenik dan non-tumorigenik (Insausti
et al., 2010; Malhotra & Jain, 2014; Miki, 2016; Munoz-Torres et al., 2023; Hassan
Niknejad et al., 2008; F. D. Tehrani et al., 2021). Akan tetapi, terdapat beberapa
keterbatasan dalam penggunaan HAM, yaitu ketersediaan yang terbatas dan variabilitas
dalam kualitas, masa simpan yang pendek, risiko kontaminasi, data jangka panjang yang
terbatas mengenai keamanan dan keberhasilan, serta biaya yang mahal.
Meskipun potensi HAM dalam regenerasi mata cukup menjanjikan, penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan aplikasinya dalam penerapan klinis dan untuk
memastikan keamanan dan keberhasilan jangka panjang. Artikel review ini bertujuan
untuk merangkum karakteristik biologis HAM, teknik yang digunakan untuk transplantasi
HAM di bidang oftalmologi, dan pengaplikasian HAM dalam regenerasi mata. Dengan
memberikan gambaran yang komprehensif penelitian terkini mengenai HAM dalam
regenerasi mata, artikel review ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam
pengembangan terapi berbasis HAM yang efektif dan aman untuk kelainan permukaan
mata dan penyakit pada retina.

Karakteristik Biologis HAM


HAM memiliki sifat antimikroba yang dapat meningkatkan efektivitasnya dalam
regenerasi mata dan berbagai aplikasi medis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(F. A. Tehrani et al., 2017), diketahui bahwa ketika HAM terpapar dengan IL-1β, maka
akan terjadi peningkatan sekresi peptida antibakteri, termasuk elafin, HBD-2, HBD-3, dan
cathelicidin LL-37. Elafin, salah satu peptida antimikroba yang ditemukan di amnion,
berfungsi sebagai antiprotease (A. E. King et al., 2007; Sallenave, 2002) dan inhibitor
enzim elastase (Anne E King et al., 2003; Stock et al., 2007). Selain itu, HAM juga
mengandung komponen alami seperti asam hialuronat (Higa et al., 2005), laktoferin,
cathelicidin, dan antagonis reseptor interleukin-1, yang semuanya berkontribusi dalam
mengurangi inflamasi dan infeksi bakteri (Ardizzoni et al., 2011; Kanyshkova et al., 2001).
Review

HAM memiliki efek anti-inflamasi karena adanya hAEC (human amniotic epithelial
cell) dan hAMSC (human amniotic mesenchymal stromal cell), yang mengekspresikan
berbagai protein antiangiogenik dan anti-inflamasi (Hao et al., 2000). HAM dapat
menginduksi efek imunomodulator dengan menghambat sitokin pro-inflamasi, mengurangi
stres oksidatif, menghambat kemotaksis, dan meningkatkan fungsi fagositosis (J. Li et al.,
2018). Studi praklinis menunjukkan bahwa sel epitel amnion manusia (hAEC) yang berasal
dari amnion manusia berpotensi untuk mengobati sklerosis ganda sehubungan dengan
efeknya dalam mengurangi inflamasi (Xu et al., 2019). Perlu diketahui bahwa hAECs
dapat mensekresikan faktor neurotropik (NTF) dalam jumlah besar (Uchida et al., 2000),
yang dapat menstimulasi remyelinisasi dan melindungi oligodendrosit dari apoptosis untuk
memulihkan dan mempertahankan fungsi neurologis pada sklerosis ganda (Calzà et al.,
1997; Linker et al., 2010; Stankoff & Zalc, 2002). hAEC terbukti dapat menghasilkan
faktor anti-inflamasi dan faktor imunosupresif, dimana keduanya merupakan
imunomodulator yang kuat (Broughton et al., 2012; Evans et al., 2018; Hodge et al., 2014;
H. Li et al., 2005; H. Liang et al., 2014).
Studi penelitian terbaru menunjukkan bahwa fungsi angiogenik HAM dipengaruhi
oleh permukaannya, yang berarti dapat mendorong atau menghambat angiogenesis
(Munoz-Torres et al., 2023; H. Niknejad et al., 2013). Permukaan epitel amnion memiliki
efek inhibisi pada pembentukan pembuluh darah (Nogami et al., 2012) dan hAESC dapat
masuk ke dalam dinding arteri tanpa imunosupresi, namun tidak dapat meningkatkan
fungsi pembuluh darah (Vácz et al., 2016). Sedangkan pada sisi mesenkim amnion,
panjang pembuluh darah dapat meningkat (Ankrum et al., 2014). Prekursor embrio dari
selaput amnion mensekresikan berbagai faktor angiogenik dalam jumlah yang signifikan
(Jiang et al., 2015; Zhang et al., 2017) dan memiliki potensi angiogenik yang kuat (Jiang et
al., 2015; S. W. Kim, Zhang, Kim, et al., 2012; König et al., 2012; Wu et al., 2017).
Berdasarkan hasil penelitian pra-klinis, diketahui bahwa penggunaan hAMSC sebagai
terapi berbasis sel dapat memberikan efek terapeutik pada tungkai belakang iskemik (S. W.
Kim, Zhang, Kim, et al., 2012), memberikan efek terapeutik dalam terapi sklerosis ganda
(Abbasi-Kangevari et al., 2019), memiliki potensi terapeutik dalam penyembuhan luka
kronis (S. W. Kim, Zhang, Guo, et al., 2012), potensi terapeutik dalam regenerasi tulang
dan pembuluh darah akibat glukolipotoksisitas (Zhang et al., 2018), serta membantu proses
perbaikan setelah infark miokard akut (Danieli et al., 2015).
Review

Transplantasi HAM di Bidang Oftalmologi


Berdasarkan kondisi mata, terdapat tiga teknik yang dapat digunakan dalam proses
transplantasi HAM. Teknik transplantasi yang akan dilakukan tergantung pada lokasi,
ukuran, dan kedalaman luka (Dua et al., 2004; Walkden, 2020).
a. Graft atau Inlay
Teknik ini dilakukan dengan mencangkokkan amnion ke dalam permukaan mata
yang rusak setelah jaringan yang rusak diangkat (Walkden, 2020). Amnion
berfungsi sebagai pengganti jaringan yang rusak. Berdasarkan kedalaman luka,
cangkok tunggal atau multilayer dapat digunakan dan difiksasi menggunakan
benang jahit oftalmik nilon 10-0 di perifer ulkus kornea (Röck et al., 2018).
Kemampuan amnion berintegrasi ke dalam stroma kornea disebabkan karena
adanya pembentukan hemidesmosom dan desmosom (Jirsova & Jones, 2017).
Amnion ditempatkan pada sisi epitel (Sharma et al., 2023), sehingga membran
dapat berperan sebagai substrat untuk regenerasi epitel yang bersifat permanen
(Mohammadpour & Sabet, 2016; Sangwan et al., 2007; Ting et al., 2021).
Umumnya, pinggiran epitel akan dibuang dari bagian stroma yang rusak untuk
memastikan tidak ada epitel yang tumpang tindih, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya proliferasi di bawah cangkok. Hal ini membantu epitel
tumbuh di atas cangkok yang berfungsi sebagai membran dasar (Meller et al.,
2011).

b. Patch atau Onlay/Overlay


Pada teknik ini, HAM berukuran besar dicangkokkan sementara pada seluruh area
kornea dan limbus atau permukaan mata (Mead et al., 2020; Seitz, 2007; Sippel et
al., 2001) sebagai perban "alami" yang membantu epitel kornea inang beregenerasi
di bawah HAM (Ting et al., 2021). Singkatnya, teknik patch atau onlay adalah
pencangkokkan jaringan epitel di atas luka pada mata (Dua et al., 2004; Jirsova &
Jones, 2017; Malhotra & Jain, 2014). Pada teknik ini, HAM dijahit ke permukaan
mata dengan menggunakan tambalan yang lebih besar dari luka (Röck et al., 2018).
Fungsi utamanya yaitu sebagai perban biologis untuk melindungi luka dari
kerusakan eksternal atau tekanan dari kelopak mata (Röck et al., 2018; Walkden,
2020), serta mengurangi inflamasi, mengurangi jaringan parut, mengurangi
vaskularisasi, dan mempercepat penyembuhan (Koizumi et al., 2000; Röck et al.,
Review

2018; Thomasen et al., 2009; Tseng et al., 2004). Pada teknik ini, HAM biasanya
akan terlepas dari permukaan kornea setelah satu hingga dua minggu, atau akan
tetap berada di permukaan mata hingga nantinya diangkat (Meller et al., 2011;
Walkden, 2020).

c. Kombinasi Inlay dan Onlay/Overlay


Teknik kombinasi atau biasa disebut teknik sandwich, merupakan kombinasi dari
dua teknik yang dijelaskan di atas. Teknik ini dilakukan dengan cara meletakkan
cangkok inlay di dasar luka dan cangkok onlay diletakkan tepat di atasnya (Dua et
al., 2004; Meller et al., 2011; Schuerch et al., 2020). Tujuan utama dari cangkok
onlay adalah untuk melindungi cangkok inlay dan meningkatkan epitelisasi
(Hoffmann et al., 2013; Seitz, 2007; Seitz et al., 2005, 2009). Kedua cangkok ini
dapat menghasilkan faktor anti-inflamasi dan pro-epitelisasi (Jirsova & Jones,
2017). Pada teknik ini, epitel diharapkan tumbuh di antara cangkok inlay dan onlay
(Baradaran-Rafii et al., 2018; Dua et al., 2004; Jirsova & Jones, 2017; Röck et al.,
2018). Teknik kombinasi atau sandwich banyak diminati karena tingkat
keberhasilannya yang tinggi (65% hingga 80%) dan tingkat rekurensi yang rendah
(sekitar 20% hingga 35%) (Fuchsluger et al., 2006; Seitz, 2007).

Pengaplikasian HAM dalam Regenerasi Mata


HAM telah teruji efektif dalam pengobatan patologi permukaan mata dan telah
banyak digunakan dalam operasi mata sebagai "perban" biologis untuk menyembuhkan
atau mengganti jaringan mata yang rusak (Gheorghe et al., 2016; Hu et al., 2023; Thatte,
2011). Transplantasi membran amnion (AMT) diketahui dapat menjadi alternatif yang baik
untuk rekonstruksi kornea dan konjungtiva dalam berbagai kondisi klinis (Meller et al.,
2011), termasuk luka bakar akut (J. Shimazaki et al., 1997), cacat epitel kornea yang
menahun (Seitz, 2007), serta penyakit yang menyebabkan jaringan parut pada konjungtiva
(Lee et al., 2000). AMT juga terbukti efektif dalam meningkatkan penyembuhan kornea
pada pasien dengan kerusakan epitel (Azuara-Blanco et al., 1999). Berikut ini merupakan
beberapa pengaplikasian HAM dalam bidang oftalmologi berdasarkan penelitian yang
dilakukan selama 10 tahun terakhir.
Review

Tabel 1. Penggunaan HAM sebagai Pengobatan Regeneratif Mata

Referensi Jenis Selaput


Penyakit Hasil
(Tahun) Amnion
Cryopreserved
(McDonald Penggunaan cAM selama 2 hari mampu secara signifikan mengurangi
Mata Kering Amniotic
et al., 2023) gejala mata kering yang dapat diamati hingga 3 bulan
Membrane (CAM)
(Yeu et al., Amniotic Cytokine Penggunaan ACE hasil kriopreservasi efektif dalam mengurangi tanda-
Mata Kering
2019) Extract (ACE) tanda serta gejala klinis mata kering
Cryopreserved
(McDonald Penggunaan CAM berpotensi untuk meningkatkan pemulihan permukaan
Mata Kering Amniotic
et al., 2018) mata dan mengurangi gejala mata kering tingkat sedang hingga berat
Membrane (CAM)
Cryopreserved cAM berpotensi untuk regenerasi saraf kornea dan mempercepat
(John et al.,
Mata Kering Amniotic pemulihan kesehatan permukaan okular pada pasien dengan sindrom mata
2017)
Membrane (CAM) kering
Cryopreserved
(Cheng et cAM yang dikriopreservasi dengan PROKERA® Slim dapat digunakan
Mata Kering Amniotic
al., 2016) untuk mengobati mata kering tingkat sedang
Membrane (CAM)

Amniotic
(Rosen, Membrane Penggunaan AMT dan paparan singkat MMC dapat mengurangi resiko
Pterigium
2018) Transplantation kambuhnya pterigium pasca operasi
(AMT)

Amniotic
AMT efektif untuk mengatasi ulkus kornea dengan tingkat keparahan
(Casalita et Membrane
Ulkus Kornea sedang hingga berat, terutama pada pengobatan sebelumnya yang tidak
al., 2020) Transplantation
berhasil atau terdapat perforasi
(AMT)
Cryopreserved
(Yin et al., Penggunaan cAM tanpa jahitan dapat meningkatkan penyembuhan dan
Ulkus Kornea Amniotic
2020) pemulihan penglihatan pada ulkus kornea yang parah
Membrane (CAM)
Review

Referensi Jenis Selaput


Penyakit Hasil
(Tahun) Amnion

(Fan et al., Amniotic Penggunaan AM dan metode multilayer sangat efektif dengan tingkat
Perforasi Kornea
2016) Membrane (AM) keberhasilan 100% pada pasien perforasi kornea
Penggunaan AM dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk
(Yin et al., Okular Graft-Versus- Amniotic
mempercepat pemulihan penglihatan dan kesehatan permukaan kornea
2020) Host Akut (oGVHD) Membrane (AM)
pada pasien oGVHD akut
Sindrom Stevens-
Johnson
(Shanbhag Amniotic Penggunaan AM pada tahap awal SJS/TEN efisien dalam mengurangi
Syndrome/Toxic
et al., 2020) Membrane (AM) risiko kehilangan penglihatan yang parah setelah mengalami SJS/TEN
Epidermal Necrolysis
(SJS/TEN).
Amniotic
(Sacchetti et Neurotrophic Membrane AMT efektif dalam menginduksi penyembuhan kornea pada pasien NK
al., 2022) Keratitis (NK) Transplantation stadium 2 dan 3
(AMT)
Amniotic
(Parmar et Luka bakar Membrane Penggunaan AMT pada luka bakar permukaan mata tingkat sedang dapat
al., 2021) permukaan mata Transplantation mempercepat pemulihan
(AMT)
Amniotic
(Ranaei et Komplikasi pasca Membrane AMEED dapat meningkatkan laju pemulihan lesi epitel kornea pasca
al., 2023) operasi Trans-PRK Extracted Eye Drop operasi Trans-PRK dan mengurangi komplikasi pasca operasi Trans-PRK
(AMEED)
Review

Mata kering adalah gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan
ketidakstabilan selaput air mata dan inflamasi yang mengganggu epitel dan saraf
kornea, yang mengakibatkan kerusakan permukaan mata dan siklus inflamasi yang
berlangsung terus-menerus (Stevenson et al., 2012). Siklus inflamasi kronis yang
terjadi pada pasien dengan penyakit mata kering dapat berkaitan dengan kondisi
mata lainnya atau berkaitan dengan kerusakan yang terjadi pada permukaan mata
melalui hiperosmolaritas lapisan air mata. Pelepasan mediator proinflamasi,
termasuk sitokin dan peningkatan ekspresi enzim matriks metaloproteinase dapat
meningkatkan pembentukan sel imun pada permukaan mata, yang selanjutnya
dapat mengganggu selaput air mata (Nebbioso et al., 2017).
Efek terapeutik CAM dalam pengobatan penyakit mata kering dapat
dikaitkan dengan beberapa mekanisme. Pertama, CAM bertindak sebagai perban
terapeutik yang menjaga kelembapan mata dengan menahan air mata dan
melindungi permukaan mata dari lingkungan sekitar. Mekanisme kedua adalah
dengan mengontrol inflamasi permukaan mata (Cheng et al., 2016) karena telah
diketahui bahwa inflamasi yang dipicu oleh respon imun bawaan dan adaptif sangat
penting dalam patogenesis dan kronisitas penyakit mata kering (Wei & Asbell,
2014; Yagci & Gurdal, 2014). Sebagai contoh fungsi anti inflamasi, CAM terbukti
dapat memicu apoptosis neutrofil (Park & Tseng, 2000; Wang et al., 2001),
monosit, makrofag (Shimmura et al., 2001), mengurangi infiltrasi neutrofil (Park &
Tseng, 2000; Wang et al., 2001), makrofag (Bauer et al., 2007; Heiligenhaus et al.,
2001), dan limfosit (Bauer et al., 2009), serta meningkatkan polarisasi makrofag
M2 (Bauer et al., 2012). Mekanisme ketiga adalah kemampuan CAM dalam
meregenerasi saraf kornea (John et al., 2017; Morkin & Hamrah, 2018).
Pterigium adalah pertumbuhan berlebih superfisial berbentuk sayap pada
permukaan mata yang ditandai dengan inflamasi, proliferasi konjungtiva
fibrovaskular, dan invasi pada permukaan kornea (Dushku, 2001; Dushku & Reid,
1994, 1997). Pterigium dapat disebabkan oleh kerusakan yang terjadi akibat
paparan sinar ultraviolet pada sel punca limbal (Dushku & Reid, 1997; D. T.H. Tan
et al., 1997) dan kemudian dianggap sebagai defisiensi sel punca limbal (Kwok &
Coroneo, 1994). Inflamasi permukaan mata sangat berperan dalam pertumbuhan
dan kekambuhan pterigium. Matriks stroma AM diketahui efektif dalam
Review

menghambat ekspresi sinyal TGF-β dan transformasi miofibroblas pada fibroblas


permukaan okular normal (Tseng et al., 1999) dan fibroblas pterigium (Lee et al.,
2000). Hasil penelitian ini memperkuat gagasan bahwa CAM dapat digunakan
sebagai pengganti cangkok konjungtiva dalam operasi pterigium (Ma et al., 2000;
Prabhasawat et al., 1997; Jun Shimazaki et al., 1998, 2003; Solomon et al., 2001).
Tingkat kekambuhan berkorelasi dengan morfologi pterigium sebelum operasi,
teknik pembedahan, dan usia seseorang (Tan et al., 1997). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh (Huang et al., 2013) diketahui bahwa kontrol inflamasi yang
dipicu oleh demodikosis okular sebelum dan sesudah operasi juga penting untuk
mengurangi kambuhnya penyakit ini.
Ulkus kornea yang disebabkan oleh infeksi patogen, termasuk bakteri, virus,
dan jamur, merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di
berbagai negara (Nielsen et al., 2015; Prakash et al., 2015; Vazirani et al., 2015).
Gejala klinis ulkus kornea yang paling sering ditemukan adalah mata kemerahan,
nyeri, fotofobia, mata berair, terbentuknya nanah, dan penglihatan kabur.
Penggunaan lensa kontak merupakan faktor risiko utama dan etiologi yang paling
umum dalam patogenesis ulkus kornea (Efron & Morgan, 2006; Jeng et al., 2010;
Lim et al., 2016). Ulkus kornea juga dapat terjadi karena mata kering yang
diakibatkan oleh selaput air mata yang tidak stabil, permukaan mata yang
terganggu akibat kelainan epitel kornea, serta cedera permukaan mata yang
berhubungan dengan penurunan sensitivitas kornea (Nielsen et al., 2015; Prakash et
al., 2015; Vazirani et al., 2015). AM diketahui memiliki sifat anti inflamasi,
mencegah timbulnya jaringan parut, dan sifat pro regeneratif (Patel et al., 2011;
Sheha et al., 2017). Meskipun AM diketahui mengandung beberapa komponen
matriks ekstraseluler dan faktor pertumbuhan yang dapat berkontribusi pada sifat-
sifat ini, penelitian yang didukung oleh National Institutes of Health selama satu
dekade terakhir menghasilkan penemuan heavy chain 1 [yang berasal dari inter- α-
trypsin inhibitor]-HA/pentaxin 3 (HC-HA/PTX3) sebagai komponen jaringan aktif
utama yang berperan dalam aksi terapeutik AM (Tseng, 2016). Singkatnya, respon
anti inflamasi HC-HA/PTX3 bekerja dengan memodulasi neutrofil, makrofag, dan
limfosit yang diaktivasi.
Review

Perforasi kornea adalah kondisi mata yang terjadi ketika terdapat lubang atau
ruptur pada kornea, yaitu bagian bening pada mata yang menutupi iris dan pupil.
Penyebab perforasi kornea dapat diklasifikasikan sebagai trauma atau nontrauma,
dengan penyebab perforasi nontrauma dibagi menjadi infeksi atau noninfeksi.
Perforasi infeksi dapat terjadi akibat infeksi bakteri, jamur, virus, atau parasit,
sedangkan noninfeksi meliputi gangguan pada permukaan mata atau penyakit
autoimun (Deshmukh et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian (Fan et al., 2016),
pada kondisi ketika transplantasi kornea tidak dapat dilakukan karena kurangnya
donor kornea segar, AMR yang dikombinasikan dengan metode multilayer
amniotic membrane cover merupakan alternatif yang efektif untuk transplantasi
konjungtiva atau operasi penutup flap konjungtiva dengan tingkat keberhasilan
100%.
Ocular graft versus host disease (oGVHD) adalah komplikasi yang
disebabkan oleh kekebalan tubuh dari transplantasi sel punca hematopoietik
alogenik (HSCT) yang muncul sebagai sindrom Stevens Johnson atau sindrom
Sjogren (Ogawa et al., 2013). CAM tanpa jahitan maupun CAM cangkok
mengandung kompleks HC-HA/PTX3 (rantai berat-hialuronat-pentraxin3) yang
dapat berfungsi sebagai anti inflamasi dan mencegah timbulnya jaringan parut (Liu
et al., 2010; Ogawa et al., 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Ogawa et al., 2017), diketahui bahwa khusus untuk GVHD, injeksi subkonjungtiva
HC-HA/PTX3 yang dipurifikasi dari HAM terbukti dapat mencegah perkembangan
oGVHD ketika diberikan saat transplantasi sel induk hematopoietik alogenik pada
tikus dengan mempertahankan sekresi air mata, mempertahankan kepadatan sel
goblet konjungtiva, dan menghambat jaringan parut serta infiltrasi sel efektor CD4 +
Th 17 dan sel CD45+ dan MHC kelas II+ pada kelenjar air mata.
Sindrom Stevens-Johnson (SJS) dan nekrolisis epidermal toksik (TEN)
termasuk dalam spektrum penyakit yang ditandai dengan pengelupasan kulit dan
selaput lendir akut. SJS/TEN akut muncul di permukaan mata dengan peradangan
tepi kelopak mata, pembentukan pseudomembran konjungtiva, dan kerusakan epitel
pada kornea dan konjungtiva (Kohanim et al., 2016). AM yang diaplikasikan di
mata yang mengalami inflamasi fase akut pada pasien SJS/TEN akan memberikan
efek anti inflamasi dan mengurangi timbulnya jaringan parut (Tseng et al., 2004).
Review

Akan tetapi, timing pengaplikasian AM sangat penting. Berdasarkan penelitian


yang dilakukan oleh (Ciralsky & Sippel, 2013), diketahui bahwa adanya
peningkatan komplikasi dan penyakit permukaan mata pada mata yang tidak
diobati dibandingkan dengan mata yang diobati dengan AMT. Setelah mengetahui
bahwa minimnya komplikasi yang terjadi dalam pengaplikasian AM, maka dapat
dikatakan bahwa pengaplikasian AM berpotensi dalam mengurangi gejala penyakit
jika prosedurnya dilakukan secepat mungkin setelah terdiagnosis.
Keratopati neurotropik (NK) adalah penyakit degeneratif langka yang
disebabkan oleh kerusakan persarafan trigeminal yang mengakibatkan penurunan
sensitivitas kornea dan hilangnya suplai trofik saraf ke sel kornea (Bonini et al.,
2003; Mastropasqua et al., 2017; Sacchetti & Lambiase, 2014). Pasien dengan NK
mengalami kerusakan epitel kornea yang tidak dapat sembuh, penurunan produksi
dan stabilitas selaput air mata, serta penurunan kecepatan berkedip (Mastropasqua
et al., 2017). Berdasarkan hasil penelitian praklinis dan klinis, diketahui bahwa
AMT dapat dilakukan untuk mengembalikan homeostasis permukaan mata. Hal ini
juga mendukung pengaplikasian AM pada pasien keratopati neurotropik dan mata
kering yang menyebabkan kerusakan epitel dan ulkus kornea (Mead et al., 2020).
Luka bakar pada permukaan mata adalah kondisi mata yang serius yang dapat
disebabkan oleh paparan panas atau bahan kimia. Luka bakar kimiawi dapat
disebabkan oleh paparan zat korosif, seperti asam atau basa, dan dapat
mengakibatkan komplikasi serius termasuk kebutaan permanen (Eslani et al., 2014;
Singh et al., 2013). Keterlambatan dalam penanganan luka bakar permukaan mata
dapat menyebabkan hilangnya struktur dan fungsi mata. Umumnya, orang dewasa
rentan mengalami luka bakar akibat bahan kimia atau panas, sedangkan anak-anak
rentan mengalami kebutaan saat bermain dengan kapur atau petasan (Vajpayee et
al., 2014). Berdasarkan hasil penelitian, AM dapat diaplikasikan sebagai graft,
patch, atau keduanya pada luka bakar permukaan mata. Hal ini dapat dilakukan
karena AM berfungsi dalam meningkatkan epitelisasi, mengurangi vaskularisasi
inflamasi dan jaringan parut, serta sebagai substrat yang sangat baik untuk
pertumbuhan sel punca epitel secara ex vivo (Liu et al., 2010; Sangwan et al.,
2007).
Review

Trans-epithelial photorefractive keratectomy (Trans-PRK) adalah jenis bedah


mata laser yang digunakan untuk memperbaiki kelainan refraksi, seperti miopia,
hipermetropia, dan astigmatisme. Trans-PRK merupakan teknik ablasi permukaan
yang melibatkan pengangkatan epitel kornea dan ablasi stroma menggunakan laser
excimer dalam satu langkah (Abdel-Radi et al., 2023; Abdelwahab et al., 2021;
Sabhapandit et al., 2023). Salah satu tindakan yang paling penting untuk mencegah
komplikasi pasca operasi setelah bedah refraktif adalah penanganan kerusakan
epitel yang cepat (Ranaei et al., 2023). Dalam literatur, telah dijelaskan metode
standar yang menghasilkan ekstrak AM untuk membuat obat tetes mata yang
diekstrak dari AM (AMEED) dengan sifat yang sama dengan AM. Berdasarkan
hasil penelitian, AMEED diketahui dapat meningkatkan sel punca limbal in vitro
dan perbaikan epitel kornea pada kelinci (Asl et al., 2019) dan kuda (Lyons et al.,
2021) pasca cedera. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan
komplikasi dalam penggunaan AMEED (Asl et al., 2019; Murri et al., 2018).

Kesimpulan
Selaput amnion manusia telah menjadi komponen penting dalam pengobatan
berbagai gangguan mata, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan peradangan,
luka, atau penyakit permukaan mata. Selaput amnion memiliki sifat antiinflamasi,
antimikroba, dan kemampuan penyembuhan yang baik, sehingga dapat membantu
memperbaiki kondisi permukaan mata yang rusak, meredakan peradangan, dan
meningkatkan kenyamanan pasien. Penggunaan selaput amnion dalam oftalmologi
masih merupakan area penelitian yang terus berkembang, dan pilihan
penggunaannya harus dipertimbangkan secara individual untuk setiap pasien oleh
profesional medis atau spesialis mata yang berpengalaman.

Referensi
Abbasi-Kangevari, M., Ghamari, S. H., Safaeinejad, F., Bahrami, S., & Niknejad, H.
(2019). Potential therapeutic features of human amniotic mesenchymal stem cells in
multiple sclerosis: Immunomodulation, inflammation suppression, angiogenesis
promotion, oxidative stress inhibition, neurogenesis induction, MMPs regulation, and
remyelination stim. Frontiers in Immunology, 10(FEB), 1–8.
https://doi.org/10.3389/fimmu.2019.00238
Abdel-Radi, M., Shehata, M., Mostafa, M. M., & Aly, M. O. M. (2023). Transepithelial
Review

photorefractive keratectomy: a prospective randomized comparative study between


the two-step and the single-step techniques. Eye (Basingstoke), 37(8), 1545–1552.
https://doi.org/10.1038/s41433-022-02174-4
Abdelwahab, S. M., Salem, M. H., & Elfayoumi, M. A. (2021). Single-step transepithelial
photorefractive keratectomy in low to moderate myopia: A one-year follow-up study.
Clinical Ophthalmology, 15, 3305–3313. https://doi.org/10.2147/OPTH.S326048
Ankrum, J. A., Ong, J. F., & Karp, J. M. (2014). Mesenchymal stem cells: Immune
evasive, not immune privileged. Nature Biotechnology, 32(3), 252–260.
https://doi.org/10.1038/nbt.2816
Ardizzoni, A., Neglia, R. G., Baschieri, M. C., Cermelli, C., Caratozzolo, M., Righi, E.,
Palmieri, B., & Blasi, E. (2011). Influence of hyaluronic acid on bacterial and fungal
species, including clinically relevant opportunistic pathogens. Journal of Materials
Science: Materials in Medicine, 22(10), 2329–2338. https://doi.org/10.1007/s10856-
011-4408-2
Asl, N. S., Nejat, F., Mohammadi, P., Nekoukar, A., Hesam, S., Ebrahimi, M., & Jadidi, K.
(2019). Amniotic membrane extract eye drop promotes limbal stem cell proliferation
and corneal epithelium healing. Cell Journal, 20(4), 459–468.
https://doi.org/10.22074/cellj.2019.5423
Azuara-Blanco, A., Pillai, C. T., & Dua, H. S. (1999). Amniotic membrane transplantation
for ocular surface reconstruction. British Journal of Ophthalmology, 83(4), 399–402.
https://doi.org/10.1007/0-387-21570-0_20
Baradaran-Rafii, A., Asl, N. S., Ebrahimi, M., Jabbehdari, S., Bamdad, S., Roshandel, D.,
Eslani, M., & Momeni, M. (2018). The role of amniotic membrane extract eye drop
(AMEED) in in vivo cultivation of limbal stem cells. Ocular Surface, 16(1), 146–153.
https://doi.org/10.1016/j.jtos.2017.11.001
Bauer, D., Hennig, M., Wasmuth, S., Baehler, H., Busch, M., Steuhl, K. P., Thanos, S., &
Heiligenhaus, A. (2012). Amniotic membrane induces peroxisome proliferator-
activated receptor-γ positive alternatively activated macrophages. Investigative
Ophthalmology and Visual Science, 53(2), 799–810. https://doi.org/10.1167/iovs.11-
7617
Bauer, D., Wasmuth, S., Hennig, M., Baehler, H., Steuhl, K. P., & Heiligenhaus, A.
(2009). Amniotic membrane transplantation induces apoptosis in T lymphocytes in
Murine Corneas with experimental herpetic stromal keratitis. Investigative
Ophthalmology and Visual Science, 50(7), 3188–3198.
https://doi.org/10.1167/iovs.08-3041
Bauer, D., Wasmuth, S., Hermans, P., Hennig, M., Meller, K., Meller, D., van Rooijen, N.,
Tseng, S. C. G., Steuhl, K.-P., & Heiligenhaus, A. (2007). On the influence of
neutrophils in corneas with necrotizing HSV-1 keratitis following amniotic membrane
transplantation. Experimental Eye Research, 85(3), 335–345.
https://doi.org/10.1016/j.exer.2007.05.009.On
Bonini, S., Rama, P., Olzi, D., & Lambiase, A. (2003). Neurotrophic keratitis. Eye, 17(8),
989–995. https://doi.org/10.1038/sj.eye.6700616
Review

Broughton, B. R. S., Lim, R., Arumugam, T. V., Drummond, G. R., Wallace, E. M., &
Sobey, C. G. (2012). Post-stroke inflammation and the potential efficacy of novel
stem cell therapies: Focus on amnion epithelial cells. Frontiers in Cellular
Neuroscience, 6(DEC), 1–9. https://doi.org/10.3389/fncel.2012.00066
Calzà, L., Giardino, L., Pozza, M., Micera, A., & Aloe, L. (1997). Time-course changes of
nerve growth factor, corticotropin-releasing hormone, and nitric oxide synthase
isoforms and their possible role in the development of inflammatory response in
experimental allergic encephalomyelitis. Proceedings of the National Academy of
Sciences of the United States of America, 94(7), 3368–3373.
https://doi.org/10.1073/pnas.94.7.3368
Casalita, V., Nora, R. L. D., Edwar, L., Susiyanti, M., & Sitompul, R. (2020). Amniotic
membrane transplantation for infectious corneal ulcer treatment: A cohort
retrospective study. Medical Journal of Indonesia, 29(4), 379–385.
https://doi.org/10.13181/mji.oa.203849
Cheng, A. M. S., Zhao, D., Chen, R., Yin, H. Y., Tighe, S., Sheha, H., Casas, V., & Tseng,
S. C. G. (2016). Accelerated Restoration of Ocular Surface Health in Dry Eye Disease
by Self-Retained Cryopreserved Amniotic Membrane. Ocular Surface, 14(1), 56–63.
https://doi.org/10.1016/j.jtos.2015.07.003.Accelerated
Ciralsky, J. B., & Sippel, K. C. (2013). Prompt versus delayed amniotic membrane
application in a patient with acute Stevens-Johnson syndrome. Clinical
Ophthalmology, 7, 1031–1034. https://doi.org/10.2147/opth.s45054
Danieli, P., Malpasso, G., Ciuffreda, M. C., Cervio, E., Calvillo, L., Copes, F., Pisano, F.,
Mura, M., Kleijn, L., de Boer, R. A., Viarengo, G., Rosti, V., Spinillo, A., Roccio, M.,
& Gnecchi, M. (2015). Conditioned Medium From Human Amniotic Mesenchymal
Stromal Cells Limits Infarct Size and Enhances. Stem Cell Translational Medicine, 4,
448–458.
Deshmukh, R., Stevenson, L. J., & Vajpayee, R. (2020). Management of corneal
perforations: An update. Indian Journal of Ophthalmology, 68, 7–14.
https://doi.org/10.4103/ijo.IJO_1151_19
Dua, H. S., Gomes, J. A. P., King, A. J., & Maharajan, V. S. (2004). The amniotic
membrane in ophthalmology. Survey of Ophthalmology, 49(1), 51–77.
https://doi.org/10.1016/j.survophthal.2003.10.004
Dushku, N. (2001). Pterygia Pathogenesis. Archives of Ophthalmology, 119(5), 695.
https://doi.org/10.1001/archopht.119.5.695
Dushku, N., & Reid, T. W. (1994). Immunohistochemical evidence that human pterygia
originate from an invasion of vimentin-expressing altered limbal epithelial basal cells.
Current Eye Research, 13(7), 473–481. https://doi.org/10.3109/02713689408999878
Dushku, N., & Reid, T. W. (1997). P53 expression in altered limbal basal cells of
pingueculae, pterygia, and limbal tumors. Current Eye Research, 16(12), 1179–1192.
https://doi.org/10.1076/ceyr.16.12.1179.5036
Efron, N., & Morgan, P. B. (2006). Impact of differences in diagnostic criteria when
determining the incidence of contact lens-associated keratitis. Optometry and Vision
Review

Science, 83(3), 152–159. https://doi.org/10.1097/01.opx.0000204519.92436.70


Elkhenany, H., El-Derby, A., Abd Elkodous, M., Salah, R. A., Lotfy, A., & El-Badri, N.
(2022). Applications of the amniotic membrane in tissue engineering and
regeneration: the hundred-year challenge. Stem Cell Research and Therapy, 13(1), 1–
19. https://doi.org/10.1186/s13287-021-02684-0
Eslani, M., Baradaran-Rafii, A., Movahedan, A., & Djalilian, A. R. (2014). The ocular
surface chemical burns. Journal of Ophthalmology, 2014.
https://doi.org/10.1155/2014/196827
Evans, M., Broughton, B., Drummond, G., Ma, H., Phan, T., Wallace, E., Lim, R., &
Sobey, C. (2018). Amnion epithelial cells - A novel therapy for ischemic stroke?
Neural Regeneration Research, 13(8), 1346–1349. https://doi.org/10.4103/1673-
5374.235223
Fan, J., Wang, M., & Zhong, F. (2016). Improvement of Amniotic Membrane Method for
the Treatment of Corneal Perforation. BioMed Research International, 2016, 1–8.
https://doi.org/10.1155/2016/1693815
Fénelon, M., Catros, S., Meyer, C., Fricain, J. C., Obert, L., Auber, F., Louvrier, A., &
Gindraux, F. (2021). Applications of human amniotic membrane for tissue
engineering. Membranes, 11(6), 1–27. https://doi.org/10.3390/membranes11060387
Fuchsluger, T., Tuerkeli, E., Westekemper, H., Esser, J., Steuhl, K. P., & Meller, D.
(2006). Rate of epithelialisation and re-operations in corneal ulcers treated with
amniotic membrane transplantation combined with botulinum toxin-induced ptosis.
Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology, 245(7), 955–964.
https://doi.org/10.1007/s00417-006-0493-1
Gheorghe, A., Pop, M., Burcea, M., & Serban, M. (2016). New clinical application of
amniotic membrane transplant for ocular surface disease. Journal of Medicine and
Life, 9(2), 177–179.
Gholipourmalekabadi, M., Sameni, M., Radenkovic, D., Mozafari, M., Mossahebi-
Mohammadi, M., & Seifalian, A. (2016). Decellularized human amniotic membrane:
How viable is it as a delivery system for human adipose tissue-derived stromal cells?
Cell Proliferation, 49(1), 115–121. https://doi.org/10.1111/cpr.12240
Goktas, S. E., Katircioglu, Y., Celik, T., & Ornek, F. (2017). Surgical amniotic membrane
transplantation after conjunctival and limbal tumor excision. Arquivos Brasileiros de
Oftalmologia, 80(4), 242–246.
Hao, Y., Ma, D. H. K., Hwang, D. G., Kim, W. S., & Zhang, F. (2000). Identification of
antiangiogenic and antiinflammatory proteins in human amniotic membrane. Cornea,
19(3), 348–352. https://doi.org/10.1097/00003226-200005000-00018
Heiligenhaus, A., Bauer, D., Meller, D., Steuhl, K. P., & Tseng, S. C. G. (2001).
Improvement of HSV-1 necrotizing keratitis with amniotic membrane transplantation.
Investigative Ophthalmology and Visual Science, 42(9), 1969–1974.
Higa, K., Shimmura, S., Shimazaki, J., & Tsubota, K. (2005). Hyaluronic Acid – CD44
Interaction Mediates the Adhesion of. Cornea, 24(2), 206–212.
Review

Hodge, A., Lourensz, D., Vaghjiani, V., Nguyen, H., Tchongue, J., Wang, B., Murthi, P.,
Sievert, W., & Manuelpillai, U. (2014). Soluble factors derived from human amniotic
epithelial cells suppress collagen production in human hepatic stellate cells.
Cytotherapy, 16(8), 1132–1144. https://doi.org/10.1016/j.jcyt.2014.01.005
Hoffmann, S., Szentmáry, N., & Seitz, B. (2013). Amniotic membrane transplantation for
the treatment of infectious ulcerative keratitis before elective penetrating keratoplasty.
Cornea, 32(10), 1321–1325. https://doi.org/10.1097/ICO.0b013e318298de10
Hu, Z., Luo, Y., Ni, R., Hu, Y., Yang, F., Du, T., & Zhu, Y. (2023). Biological importance
of human amniotic membrane in tissue engineering and regenerative medicine.
Materials Today Bio, 22(August), 100790.
https://doi.org/10.1016/j.mtbio.2023.100790
Huang, Y., He, H., Sheha, H., & Tseng, S. C. G. (2013). Ocular demodicosis as a risk
factor of pterygium recurrence. Ophthalmology, 120(7), 1341–1347.
https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2013.01.001
Insausti, C. L., Blanquer, M., Bleda, P., Iniesta, P., Majado, M. J., Castellanos, G., &
Moraleda, J. M. (2010). The amniotic membrane as a source of stem cells. Histology
and Histopathology, 25(1), 91–98. https://doi.org/10.14670/HH-25.91
Jeng, B. H., Gritz, D. C., Kumar, A. B., Holsclaw, D. S., Porco, T. C., Smith, S. D.,
Whitcher, J. P., Margolis, T. P., & Wong, I. G. (2010). Epidemiology of ulcerative
keratitis in Northern California. Archives of Ophthalmology, 128(8), 1022–1028.
https://doi.org/10.1001/archophthalmol.2010.144
Jiang, F., Ma, J., Liang, Y., Niu, Y., Chen, N., & Shen, M. (2015). Capacity via MMPs In
Vitro and In Vivo. 2015.
Jirsova, K., & Jones, G. L. A. (2017). Amniotic membrane in ophthalmology: properties,
preparation, storage and indications for grafting—a review. Cell and Tissue Banking,
18(2), 193–204. https://doi.org/10.1007/s10561-017-9618-5
John, T., Tighe, S., Sheha, H., Hamrah, P., Salem, Z. M., Cheng, A. M. S., Wang, M. X.,
& Rock, N. D. (2017). Corneal Nerve Regeneration after Self-Retained
Cryopreserved Amniotic Membrane in Dry Eye Disease. Journal of Ophthalmology,
2017. https://doi.org/10.1155/2017/6404918
Kanyshkova, T. G., Buneva, V. N., & Nevinsky, G. A. (2001). Lactoferrin Is a Component
of Human Milk and Other Biological Fluids. 66(1).
Kim, J. S., Kim, J. C., Na, B. K., Jeong, J. M., & Song, C. Y. (2000). Amniotic membrane
patching promotes healing and inhibits proteinase activity on wound healing
following acute corneal alkali burn. Experimental Eye Research, 70(3), 329–337.
https://doi.org/10.1006/exer.1999.0794
Kim, S. W., Zhang, H. Z., Guo, L. Z., Kim, J. M., & Kim, M. H. (2012). Amniotic
mesenchymal stem cells enhance wound healing in diabetic NOD/SCID mice through
high angiogenic and engraftment capabilities. PLoS ONE, 7(7), 1–11.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0041105
Kim, S. W., Zhang, H. Z., Kim, C. E., An, H. S., Kim, J. M., & Kim, M. H. (2012).
Review

Amniotic mesenchymal stem cells have robust angiogenic properties and are effective
in treating hindlimb ischaemia. Cardiovascular Research, 93(3), 525–534.
https://doi.org/10.1093/cvr/cvr328
King, A. E., Paltoo, A., Kelly, R. W., Sallenave, J. M., Bocking, A. D., & Challis, J. R. G.
(2007). Expression of Natural Antimicrobials by Human Placenta and Fetal
Membranes. Placenta, 28(2–3), 161–169.
https://doi.org/10.1016/j.placenta.2006.01.006
King, Anne E, Critchley, H. O. D., Sallenave, J. M., & Kelly, R. W. (2003). Elafin in
human endometrium: An antiprotease and antimicrobial molecule expressed during
menstruation. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 88(9), 4426–4431.
https://doi.org/10.1210/jc.2003-030239
Kohanim, S., Palioura, S., Saeed, H. N., Akpek, E. K., Amescua, G., Basu, S., Blomquist,
P. H., Bouchard, C. S., Dart, J. K., Gai, X., Gomes, J. A. P., Gregory, D. G., Iyer, G.,
Jacobs, D. S., Johnson, A. J., Kinoshita, S., Mantagos, I. S., Mehta, J. S., Perez, V. L.,
… Chodosh, J. (2016). Acute and Chronic Ophthalmic Involvement in Stevens-
Johnson Syndrome/Toxic Epidermal Necrolysis - A Comprehensive Review and
Guide to Therapy. II. Ophthalmic Disease Part i (Systemic Disease) was published in
the January 2016 issue of this journal. Ocular Surface, 14(2), 168–188.
https://doi.org/10.1016/j.jtos.2016.02.001
Koizumi, N., Inatomi, T., Sotozono, C., Fullwood, N. J., Quantock, A. J., & Kinoshita, S.
(2000). Growth factor mRNA and protein in preserved human amniotic membrane.
Current Eye Research, 20(3), 173–177. https://doi.org/10.1076/0271-
3683(200003)2031-9FT173
König, J., Huppertz, B., Desoye, G., Parolini, O., Fröhlich, J. D., Weiss, G., Dohr, G.,
Sedlmayr, P., & Lang, I. (2012). Amnion-derived mesenchymal stromal cells show
angiogenic properties but resist differentiation into mature endothelial cells. Stem
Cells and Development, 21(8), 1309–1320. https://doi.org/10.1089/scd.2011.0223
Kwok, L. S., & Coroneo, M. T. (1994). A model for pterygium formation. In Cornea (Vol.
13, Issue 3, pp. 219–224). https://doi.org/10.1097/00003226-199405000-00005
Leal-Marin, S., Kern, T., Hofmann, N., Pogozhykh, O., Framme, C., Börgel, M.,
Figueiredo, C., Glasmacher, B., & Gryshkov, O. (2021). Human Amniotic
Membrane: A review on tissue engineering, application, and storage. Journal of
Biomedical Materials Research - Part B Applied Biomaterials, 109(8), 1198–1215.
https://doi.org/10.1002/jbm.b.34782
Lee, S. B., Li, D. Q., Tan, D. T. H., Meller, D., & Tseng, S. C. G. (2000). Suppression of
TGF-β signaling in both normal conjunctival fibroblasts and pterygial body
fibroblasts by amniotic membrane. Current Eye Research, 20(4), 325–334.
https://doi.org/10.1076/0271-3683(200004)2041-5FT325
Li, H., Niederkorn, J. Y., Neelam, S., Mayhew, E., Word, R. A., McCulley, J. P., &
Alizadeh, H. (2005). Immunosuppressive factors secreted by human amniotic
epithelial cells. Investigative Ophthalmology and Visual Science, 46(3), 900–907.
https://doi.org/10.1167/iovs.04-0495
Review

Li, J., Qiu, C., Zhang, Z., Yuan, W., Ge, Z., Tan, B., Yang, P., Liu, J., Zhu, X., Qiu, C.,
Lai, D., Guo, L., & Yu, L. (2018). Subretinal Transplantation of Human Amniotic
Epithelial Cells in the Treatment of Autoimmune Uveitis in Rats. Cell
Transplantation, 27(10), 1504–1514. https://doi.org/10.1177/0963689718796196
Liang, H., Guan, D., Gao, A., Yin, Y., Jing, M., Yang, L., Ma, W., Hu, E., & Zhang, X.
(2014). Human amniotic epithelial stem cells inhibit microglia activation through
downregulation of tumor necrosis factor-α, interleukin-1β and matrix
metalloproteinase-12 in vitro and in a rat model of intracerebral hemorrhage.
Cytotherapy, 16(4), 523–534. https://doi.org/10.1016/j.jcyt.2013.11.007
Liang, L., Li, W., Ling, S., Sheha, H., Qiu, W., Li, C., & Liu, Z. (2009). Amniotic
membrane extraction solution for ocular chemical burns. Clinical and Experimental
Ophthalmology, 37(9), 855–863. https://doi.org/10.1111/j.1442-9071.2009.02159.x
Lim, C. H. L., Carnt, N. A., Farook, M., Lam, J., Tan, D. T., Mehta, J. S., & Stapleton, F.
(2016). Risk factors for contact lens-related microbial keratitis in Singapore. Eye
(Basingstoke), 30(3), 447–455. https://doi.org/10.1038/eye.2015.250
Linker, R. A., Lee, D. H., Demir, S., Wiese, S., Kruse, N., Siglienti, I., Gerhardt, E.,
Neumann, H., Sendtner, M., Lühder, F., & Gold, R. (2010). Functional role of brain-
derived neurotrophic factor in neuroprotective autoimmunity: Therapeutic
implications in a model of multiple sclerosis. Brain, 133(8), 2248–2263.
https://doi.org/10.1093/brain/awq179
Liu, J., Sheha, H., Fu, Y., Liang, L., & Tseng, S. C. G. (2010). Update on amniotic
membrane transplantation. Expert Review of Ophthalmology, 5(5), 645–661.
https://doi.org/10.1586/eop.10.63
Lyons, V. N., Townsend, W. M., Moore, G. E., & Liang, S. (2021). Commercial amniotic
membrane extract for treatment of corneal ulcers in adult horses. Equine Veterinary
Journal, 53(6), 1268–1276. https://doi.org/10.1111/evj.13399
Ma, D. H. K., See, L. C., Liau, S. B., & Tsai, R. J. F. (2000). Amniotic membrane graft for
primary pterygium: Comparison with conjunctival autograft and topical mitomycin C
treatment. British Journal of Ophthalmology, 84(9), 973–978.
https://doi.org/10.1136/bjo.84.9.973
Malhotra, C., & Jain, A. K. (2014). Human amniotic membrane transplantation: Different
modalities of its use in ophthalmology. World Journal of Transplantation, 4(2), 111.
https://doi.org/10.5500/wjt.v4.i2.111
Mamede, A. C., Carvalho, M. J., Abrantes, A. M., Laranjo, M., Maia, C. J., & Botelho, M.
F. (2012). Amniotic membrane: From structure and functions to clinical applications.
Cell and Tissue Research, 349(2), 447–458. https://doi.org/10.1007/s00441-012-
1424-6
Mastropasqua, L., Massaro-Giordano, G., Nubile, M., & Sacchetti, M. (2017).
Understanding the Pathogenesis of Neurotrophic Keratitis: The Role of Corneal
Nerves. Journal of Cellular Physiology, 232(4), 717–724.
https://doi.org/10.1002/jcp.25623
McDonald, M. B., Sheha, H., Tighe, S., Bowden, F. W., Chokshi, A. R., Singer, M. A.,
Review

Nanda, S., Qazi, M. A., Dierker, D., Shupe, A. T., & Mcmurren, B. J. (2018).
Treatment outcomes in the DRy Eye Amniotic Membrane (DREAM) study. Clinical
Ophthalmology, 12, 677–681. https://doi.org/10.2147/OPTH.S162203
McDonald, M., Janik, S. B., Bowden, F. W., Chokshi, A., Singer, M. A., Tighe, S., Mead,
O. G., Nanda, S., Qazi, M. A., Dierker, D., Shupe, A. T., & Mcmurren, B. J. (2023).
Association of Treatment Duration and Clinical Outcomes in Dry Eye Treatment with
Sutureless Cryopreserved Amniotic Membrane. August, 2697–2703.
Mead, O. G., Tighe, S., & Tseng, S. C. G. (2020). Amniotic membrane transplantation for
managing dry eye and neurotrophic keratitis. Taiwan J Ophthalmol, 10, 13–21.
https://doi.org/10.4103/tjo.tjo
Meller, D., Pauklin, M., Thomasen, H., Westekemper, H., & Steuhl, K.-P. (2011).
Amniotic Membrane Transplantation in the Human Eye. Deutsches Ärzteblatt
International, 108(14), 243–249. https://doi.org/10.3238/arztebl.2011.0243
Meller, D., Pires, R. T. F., Mack, R. J. S., & Figueiredo, F. (2000). amniotic membrane
transplantation for acute chemical or thermal burns. Ophthalmol 2000.pdf. 980–989.
Miki, T. (2016). A Rational Strategy for the Use of Amniotic Epithelial Stem Cell Therapy
for Liver Diseases. Stem Cells Translational Medicine, 5(4), 405–409.
https://doi.org/10.5966/sctm.2015-0304
Mohammadpour, M., & Sabet, F. A. (2016). Long-term outcomes of amniotic membrane
transplantation in contact lens-induced pseudomonas keratitis with impending corneal
perforation. Journal of Ophthalmic and Vision Research, 11(1), 37–41.
https://doi.org/10.4103/2008-322X.180712
Morkin, M. I., & Hamrah, P. (2018). Efficacy of Self-Retained Cryopreserved Amniotic
Membrane for Treatment of Neuropathic Corneal Pain. Ocular Surface, 16(1), 132–
138. https://doi.org/10.4049/jimmunol.1801473.The
Munoz-Torres, J. R., Martínez-González, S. B., Lozano-Luján, A. D., Martínez-Vázquez,
M. C., Velasco-Elizondo, P., Garza-Veloz, I., & Martinez-Fierro, M. L. (2023).
Biological properties and surgical applications of the human amniotic membrane.
Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 10(January), 1–20.
https://doi.org/10.3389/fbioe.2022.1067480
Murri, M. S., Moshirfar, M., Birdsong, O. C., Ronquillo, Y. C., Ding, Y., & Hoopes, P. C.
(2018). Amniotic membrane extract and eye drops: A review of literature and clinical
application. Clinical Ophthalmology, 12, 1105–1112.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S165553
Nebbioso, M., Regno, P. Del, Gharbiya, M., Sacchetti, M., Plateroti, R., & Lambiase, A.
(2017). Analysis of the pathogenic factors and management of dry eye in ocular
surface disorders. International Journal of Molecular Sciences, 18(8), 1–19.
https://doi.org/10.3390/ijms18081764
Nielsen, S. E., Nielsen, E., Julian, H. O., Lindegaard, J., Højgaard, K., Ivarsen, A.,
Hjortdal, J., & Heegaard, S. (2015). Incidence and clinical characteristics of fungal
keratitis in a Danish population from 2000 to 2013. Acta Ophthalmologica, 93(1), 54–
58. https://doi.org/10.1111/aos.12440
Review

Niknejad, H., Paeini-Vayghan, G., Tehrani, F. A., Khayat-Khoei, M., & Peirovi, H. (2013).
Side dependent effects of the human amnion on angiogenesis. Placenta, 34(4), 340–
345. https://doi.org/10.1016/j.placenta.2013.02.001
Niknejad, Hassan, Peirovi, H., Jorjani, M., Ahmadiani, A., Ghanavi, J., & Seifalian, A. M.
(2008). Properties of the amniotic membrane for potential use in tissue engineering.
European Cells and Materials, 15, 88–99. https://doi.org/10.22203/ecm.v015a07
Nogami, M., Tsuno, H., Koike, C., Okabe, M., Yoshida, T., Seki, S., Matsui, Y., Kimura,
T., & Nikaido, T. (2012). Isolation and characterization of human amniotic
mesenchymal stem cells and their chondrogenic differentiation. Transplantation,
93(12), 1221–1228. https://doi.org/10.1097/tp.0b013e3182529b76
Ogawa, Y., He, H., Mukai, S., Imada, T., Nakamura, S., Su, C. W., Mahabole, M., Tseng,
S. C. G., & Tsubota, K. (2017). Heavy Chain-Hyaluronan/Pentraxin 3 from Amniotic
Membrane Suppresses Inflammation and Scarring in Murine Lacrimal Gland and
Conjunctiva of Chronic Graft-versus-Host Disease. Scientific Reports, 7(February),
1–9. https://doi.org/10.1038/srep42195
Ogawa, Y., Kim, S. K., Dana, R., Clayton, J., Jain, S., Rosenblatt, M. I., Perez, V. L.,
Shikari, H., Riemens, A., & Tsubota, K. (2013). International chronic ocular graft-vs-
host-disease (GVHD) consensus group: Proposed diagnostic criteria for chronic
GVHD (Part I). Scientific Reports, 3, 1–6. https://doi.org/10.1038/srep03419
Orman, S., Yol, S., Uzun, H., Ceyran, A. B., & Eyüboğlu, F. (2020). Effect of Acellular
Amniotic Membrane Matrix Patch on Healing of Cut Surface After Sleeve
Gastrectomy in Rats. Journal of Investigative Surgery, 33(1), 97–105.
https://doi.org/10.1080/08941939.2018.1473902
Palamar, M., Kaya, E., Egrilmez, S., Akalin, T., & Yagci, A. (2014). Amniotic membrane
transplantation in surgical management of ocular surface squamous neoplasias: Long-
term results. Eye (Basingstoke), 28(9), 1131–1135.
https://doi.org/10.1038/eye.2014.148
Park, W. C., & Tseng, S. C. G. (2000). Modulation of acute inflammation and keratocyte
death by suturing, blood, and amniotic membrane in PRK. Investigative
Ophthalmology and Visual Science, 41(10), 2906–2914.
Parmar, D. P., Bhole, P. K., Patel, P. N., & Jadeja, J. N. (2021). Amniotic membrane
transplant in acute ocular surface burns in Western India: A tertiary eye care center
study Dipali. Indian Journal of Ophthalmology, 69, 58–64.
https://doi.org/10.4103/ijo.IJO
Patel, H. Y., Ormonde, S., Brookes, N. H., Moffatt, S. L., Sherwin, T., Pendergrast, D. G.
C., & McGhee, C. N. J. (2011). The New Zealand national eye bank: Survival and
visual outcome 1 year after penetrating keratoplasty. Cornea, 30(7), 760–764.
https://doi.org/10.1097/ICO.0b013e3182014668
Prabhasawat, P., Barton, K., Burkett, G., & Tseng, S. C. G. (1997). Comparison of
conjunctival autografts amniotic membrane grafts, and primary closure for pterygium
excision. Ophthalmology, 104(6), 974–985. https://doi.org/10.1016/S0161-
6420(97)30197-3
Review

Prakash, G., Avadhani, K., & Srivastava, D. (2015). The three faces of herpes simplex
epithelial keratitis: A steroid-induced situation. BMJ Case Reports, 2015(12), 2014–
2015. https://doi.org/10.1136/bcr-2014-209197
Ramuta, T. Ž., & Kreft, M. E. (2018). Human Amniotic Membrane and Amniotic
Membrane–Derived Cells: How Far Are We from Their Use in Regenerative and
Reconstructive Urology? Cell Transplantation, 27(1), 77–92.
https://doi.org/10.1177/0963689717725528
Ranaei, A., Chavoshi, A., Aghamollaei, H., Naderi, M., Alishiri, A. A., & Jadidi, K.
(2023). The Effect of Amniotic Membrane Extracted Eye Drop on Repairing The
Corneal Epithelial in Patients after Trans-Epithelial Photorefractive Keratectomy: A
Randomized Controlled Trial. Cell Journal, 25(4), 217–221.
https://doi.org/10.22074/CELLJ.2022.8165
Röck, T., Bartz-Schmidt, K. U., Landenberger, J., Bramkamp, M., & Röck, D. (2018).
Amniotic membrane transplantation in reconstructive and regenerative
ophthalmology. Annals of Transplantation, 23, 160–165.
https://doi.org/10.12659/AOT.906856
Rosen, R. (2018). Amniotic membrane grafts to reduce pterygium recurrence. Cornea,
37(2), 189–193. https://doi.org/10.1097/ICO.0000000000001407
Sabhapandit, S., Abdussamad, A., Shaik, T. A., & Perumalla, S. R. (2023). Transepithelial
Photorefractive Keratectomy for Hyperopia Correction: An Uncharted Territory.
Clinical Ophthalmology, 17(May), 1497–1504.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S415636
Sacchetti, M., Komaiha, C., Bruscolini, A., Albanese, G. M., Marenco, M., Colabelli
Gisoldi, R. A. M., Pocobelli, A., & Lambiase, A. (2022). Long-term clinical outcome
and satisfaction survey in patients with neurotrophic keratopathy after treatment with
cenegermin eye drops or amniotic membrane transplantation. Graefe’s Archive for
Clinical and Experimental Ophthalmology, 260(3), 917–925.
https://doi.org/10.1007/s00417-021-05431-6
Sacchetti, M., & Lambiase, A. (2014). Diagnosis and management of neurotrophic
keratitis. Clinical Ophthalmology, 8, 571–579. https://doi.org/10.2147/OPTH.S45921
Sallenave, J. M. (2002). Antimicrobial activity of antiproteinases. Biochemical Society
Transaction, 30(2), 111–115.
Sangwan, V. S., Burman, S., Tejwani, S., Mahesh, S. P., & Murthy, R. (2007). Amniotic
membrane transplantation: A review of current indications in the management of
ophthalmic disorders. Indian Journal of Ophthalmology, 55, 251–260.
https://doi.org/10.4103/0301-4738.33036
Schuerch, K., Baeriswyl, A., Frueh, B. E., & Tappeiner, C. (2020). Efficacy of Amniotic
Membrane Transplantation for the Treatment of Corneal Ulcers. Cornea, 39(4), 479–
483. https://doi.org/10.1097/ICO.0000000000002179
Seitz, B. (2007). Amniotic membrane transplantation : An indispensable therapy option for
persistent corneal epithelial defects. Ophthalmologe, 104(12), 1075–1079.
https://doi.org/10.1007/s00347-007-1661-3
Review

Seitz, B., Das, S., Sauer, R., Mena, D., & Hofmann-Rummelt, C. (2009). Amniotic
membrane transplantation for persistent corneal epithelial defects in eyes after
penetrating keratoplasty. Eye, 23(4), 840–848. https://doi.org/10.1038/eye.2008.140
Seitz, B., Grüterich, M., Cursiefen, C., & Kruse, F. E. (2005). Conservative and surgical
treatment of neurotrophic keratopathy. Ophthalmologe, 102(1), 15–26.
https://doi.org/10.1007/s00347-004-1161-7
Shanbhag, S. S., Hall, L., Chodosh, J., & Saeed, H. N. (2020). Long-term outcomes of
amniotic membrane treatment in acute Stevens-Johnson syndrome/toxic epidermal
necrolysis. Ocular Surface, 18(3), 517–522. https://doi.org/10.1016/j.jtos.2020.03.004
Sharma, R., Nappi, V., & Empeslidis, T. (2023). The developments in amniotic membrane
transplantation in glaucoma and vitreoretinal procedures. International
Ophthalmology, 43(5), 1771–1783. https://doi.org/10.1007/s10792-022-02570-5
Shay, E., He, H., Sakurai, S., & Tseng, S. C. G. (2011). Inhibition of angiogenesis by
HC·HA, a complex of hyaluronan and the heavy chain of inter-α-Inhibitor, purified
from human amniotic membrane. Investigative Ophthalmology and Visual Science,
52(5), 2669–2678. https://doi.org/10.1167/iovs.10-5888
Sheha, H., Tighe, S., Cheng, A. M. S., & Tseng, S. C. G. (2017). A stepping stone in
treating dendritic keratitis. American Journal of Ophthalmology Case Reports, 7, 55–
58. https://doi.org/10.1016/j.ajoc.2017.06.002
Shimazaki, J., Yang, H. Y., & Tsubota, K. (1997). Amniotic membrane transplantation for
ocular surface reconstruction in patients with chemical and thermal burns.
Ophthalmology, 104(12), 2068–2076. https://doi.org/10.1016/S0161-6420(97)30057-
8
Shimazaki, Jun, Kosaka, K., Shimmura, S., & Tsubota, K. (2003). Amniotic membrane
transplantation with conjunctival autograft for recurrent pterygium. Ophthalmology,
110(1), 119–124. https://doi.org/10.1016/S0161-6420(02)01453-7
Shimazaki, Jun, Shinozaki, N., & Tsubota, K. (1998). Transplantation of amniotic
membrane and limbal autograft for patients with recurrent pterygium associated with
symblepharon. British Journal of Ophthalmology, 82(3), 235–240.
https://doi.org/10.1136/bjo.82.3.235
Shimmura, S., Shimazaki, J., Ohashi, Y., & Tsubota, K. (2001). Antiinflammatory effects
of amniotic membrane transplantation in ocular surface disorders. Cornea, 20(4),
408–413. https://doi.org/10.1097/00003226-200105000-00015
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K., & Sharma, P. (2013). Ocular chemical injuries
and their management. Oman Journal of Ophthalmology, 6(2), 83–86.
https://doi.org/10.4103/0974-620X.116624
Sippel, K. C., Ma, J. J. K., & Foster, C. S. (2001). Amniotic membrane surgery. Current
Opinion in Ophthalmology, 12(4), 269–281. https://doi.org/10.1097/00055735-
200108000-00006
Solomon, A., Pires, R. T. F., & Tseng, S. C. G. (2001). Amniotic membrane
transplantation after extensive removal of primary and recurrent pterygia.
Review

Ophthalmology, 108(3), 449–460. https://doi.org/10.1016/S0161-6420(00)00567-4


Stankoff, B., & Zalc, B. (2002). <Stankoff, B J Neurosci 2002.pdf>. 22(21), 9221–9227.
Stevenson, W., Chauhan, S. K., & Dana, R. (2012). Dry eye disease: An immune-mediated
ocular surface disorder. Archives of Ophthalmology, 130(1), 90–100.
https://doi.org/10.1001/archophthalmol.2011.364
Stock, S. J., Kelly, R. W., Riley, S. C., & Calder, A. A. (2007). Natural antimicrobial
production by the amnion. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 196(3),
255.e1-255.e6. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2006.10.908
Tan, D. T.H., Lim, A. S. M., Goh, H. S., & Smith, D. R. (1997). Abnormal expression of
the p53 tumor suppressor gene in the conjunctiva of patients with pterygium.
American Journal of Ophthalmology, 123(3), 404–405.
https://doi.org/10.1016/S0002-9394(14)70141-2
Tan, Donald T. H., Chee, S.-P., Dear, K. B. G., & Lim, A. S. M. (1997). Effect of
Pterygium Morphology on Recurrence in a Controlled Trial Comparing Pterygium
Conjunctival Autografting With Bare Sclera Excision. Archives of Ophthalmology,
115, 1235–1240. https://doi.org/10.1001/archopht.1997.01100160405001
Tan, J. L., Chan, S. T., Lo, C. Y., Deane, J. A., McDonald, C. A., Bernard, C. C. A.,
Wallace, E. M., & Lim, R. (2015). Amnion cell-mediated immune modulation
following bleomycin challenge: Controlling the regulatory T cell response. Stem Cell
Research and Therapy, 6(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/scrt542
Tehrani, F. A., Modaresifar, K., Azizian, S., & Niknejad, H. (2017). Induction of
antimicrobial peptides secretion by IL-1β enhances human amniotic membrane for
regenerative medicine. Scientific Reports, 7(1), 1–7. https://doi.org/10.1038/s41598-
017-17210-7
Tehrani, F. D., Firouzeh, A., Shabani, I., & Shabani, A. (2021). A Review on
Modifications of Amniotic Membrane for Biomedical Applications. Frontiers in
Bioengineering and Biotechnology, 8(January), 1–25.
https://doi.org/10.3389/fbioe.2020.606982
Thatte, S. (2011). Amniotic membrane transplantation: An option for ocular surface
disorders. Oman Journal of Ophthalmology, 4(2), 67. https://doi.org/10.4103/0974-
620x.83656
Thomasen, H., Pauklin, M., Steuhl, K. P., & Meller, D. (2009). Comparison of
cryopreserved and air-dried human amniotic membrane for ophthalmologic
applications. Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology,
247(12), 1691–1700. https://doi.org/10.1007/s00417-009-1162-y
Ting, D. S. J., Henein, C., Said, D. G., & Dua, H. S. (2021). Amniotic membrane
transplantation for infectious keratitis: a systematic review and meta-analysis.
Scientific Reports, 11(1), 1–15. https://doi.org/10.1038/s41598-021-92366-x
Tseng, S. C. G. (2016). HC-HA/PTX3 purified from amniotic membrane as novel
regenerative matrix: Insight into relationship between inflammation and regeneration.
Investigative Ophthalmology and Visual Science, 57(5), ORSFh1–ORSFh8.
Review

https://doi.org/10.1167/iovs.15-17637
Tseng, S. C. G., Espana, E. M., Kawakita, T., Di Pascuale, M. A., Li, W., He, H., Liu, T.
S., Cho, T. H., Gao, Y. Y., Yeh, L. K., & Liu, C. Y. (2004). How does amniotic
membrane work? Ocular Surface, 2(3), 177–187. https://doi.org/10.1016/S1542-
0124(12)70059-9
Tseng, S. C. G., Li, D. Q., & Ma, X. (1999). Suppression of transforming growth factor-
beta isoforms, TGF-β receptor type II, and myofibroblast differentiation in cultured
human corneal and limbal fibroblasts by amniotic membrane matrix. Journal of
Cellular Physiology, 179(3), 325–335. https://doi.org/10.1002/(SICI)1097-
4652(199906)179:3<325::AID-JCP10>3.0.CO;2-X
Uchida, S., Inanaga, Y., Kobayashi, M., Hurukawa, S., Araie, M., & Sakuragawa, N.
(2000). Neurotrophic function of conditioned medium from human amniotic epithelial
cells. Journal of Neuroscience Research, 62(4), 585–590.
https://doi.org/10.1002/1097-4547(20001115)62:4<585::AID-JNR13>3.0.CO;2-U
Vácz, G., Cselenyák, A., Cserép, Z., Benko, R., Kovács, E., Pankotai, E., Lindenmair, A.,
Wolbank, S., Schwarz, C. M., Horváthy, D. B., Kiss, L., Hornyák, I., & Lacza, Z.
(2016). Effects of amniotic epithelial cell transplantation in endothelial injury.
Interventional Medicine and Applied Science, 8(4), 164–171.
https://doi.org/10.1556/1646.8.2016.4.6
Vajpayee, R. B., Shekhar, H., Sharma, N., & Jhanji, V. (2014). Demographic and clinical
profile of ocular chemical injuries in the pediatric age group. Ophthalmology, 121(1),
377–380. https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2013.06.044
Vazirani, J., Wurity, S., & Ali, M. H. (2015). Multidrug-resistant Pseudomonas aeruginosa
keratitis: Risk factors, clinical characteristics, and outcomes. Ophthalmology,
122(10), 2110–2114. https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2015.06.007
Walkden, A. (2020). Amniotic membrane transplantation in ophthalmology: An updated
perspective. Clinical Ophthalmology, 14, 2057–2072.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S208008
Wang, M. X., Gray, T. B., Park, W. C., Prabhasawat, P., Culbertson, W., Forster, R.,
Hanna, K., & Tseng, S. C. G. (2001). Reduction in corneal haze and apoptosis by
amniotic membrane matrix in excimer laser photoablation in rabbits. Journal of
Cataract and Refractive Surgery, 27(2), 310–319. https://doi.org/10.1016/S0886-
3350(00)00467-3
Wei, Y., & Asbell, P. A. (2014). The core mechanism of dry eye disease is inflammation.
Eye and Contact Lens, 40(4), 248–256.
https://doi.org/10.1097/ICL.0000000000000042
Wu, Q., Tao, F., Hongxin, L., Chen, M., Shi, P., Xining, P., & Qi, G. (2017). Comparison
of the proliferation, migration and angiogenic properties of human amniotic epithelial
and mesenchymal stem cells and their effects on endothelial cells. International
Journal of Molecular Medicine, 39(4), 918–926.
https://doi.org/10.3892/ijmm.2017.2897
Xiao, S., Xiao, C., Miao, Y., Wang, J., Chen, R., Fan, Z., & Hu, Z. (2021). Human
Review

acellular amniotic membrane incorporating exosomes from adipose-derived


mesenchymal stem cells promotes diabetic wound healing. Stem Cell Research and
Therapy, 12(1), 1–16. https://doi.org/10.1186/s13287-021-02333-6
Xu, H., Zhang, J., Tsang, K. S., Yang, H., & Gao, W. Q. (2019). Therapeutic Potential of
Human Amniotic Epithelial Cells on Injuries and Disorders in the Central Nervous
System. Stem Cells International, 2019. https://doi.org/10.1155/2019/5432301
Yagci, A., & Gurdal, C. (2014). The role and treatment of inflammation in dry eye disease.
International Ophthalmology, 34(6), 1291–1301. https://doi.org/10.1007/s10792-014-
9969-x
Yeu, E., Goldberg, D. F., Mah, F. S., Beckman, K. A., Luchs, J. I., Solomon, J. D., White,
D. E., & Gupta, P. K. (2019). Safety and efficacy of amniotic cytokine extract in the
treatment of dry eye disease. Clinical Ophthalmology, 13, 887–894.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S203510
Yin, H. Y., Cheng, A. M. S., Tighe, S., Kurochkin, P., Nord, J., Dhanireddy, S., Swan, R.,
& Alpert, S. (2020). Self-retained cryopreserved amniotic membrane for treating
severe corneal ulcers: a comparative, retrospective control study. Scientific Reports,
10(1), 1–5. https://doi.org/10.1038/s41598-020-73672-2
Yin, H. Y., Dhanireddy, S., Weisenthal, R., Swan, R., Alpert, S., & Cheng, A. M. S.
(2020). Self-retained cryopreserved amniotic membrane in treating acute ocular graft-
versus-host-disease (oGVHD). American Journal of Ophthalmology Case Reports,
19, 100761. https://doi.org/10.1016/j.ajoc.2020.100761
Zhang, C., Du, Y., Yuan, H., Jiang, F., Shen, M., Wang, Y., & Wang, R. (2018).
HAMSCs/HBMSCs coculture system ameliorates osteogenesis and angiogenesis
against glucolipotoxicity. Biochimie, 152, 121–133.
https://doi.org/10.1016/j.biochi.2018.06.028
Zhang, C., Yu, L., Liu, S., & Wang, Y. (2017). Human amnion-derived mesenchymal stem
cells promote osteogenic and angiogenic differentiation of human adipose-derived
stem cells. PLoS ONE, 12(10), 1–13. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0186253

Anda mungkin juga menyukai