STABILITAS OBAT
& UJI STABILITAS OBAT
Mandike Ginting, S.Si., M.Si., Apt.
14. Stabilitas Obat
PENDAHULUAN
•Stabilitas Obat :
•Expiration date : waktu yang tertera pada kemasan yang
menunjukkan batas waktu diperbolehkannya obat tersebut
dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan
3. Kontaminasi Mikroba
4. Kontaminasi logam tertinggal
5. Pembersihan dari wadah
Jenis-jenis studi stabilitas
۞Fisika
۞Kimia
۞Mikrobiologi
Stabilitas fisika
8
Implementasi dekomposisi
fisika
9
Stabilitas fisika (Cont.)
11
Stabilitas fisika (Cont.)
Formulasi Kemungkinan masalah Efek
instabilitas fiika
Suspensi 1 pengendapan 1-
2 caking Kehilangan
3 pertumbuhan kristal keseragaman
kandungan
obat
2- loss of
elegance.
12
Stabilitas fisika (Cont.)
Formulasi Kemungkinan masalah Efek
instabilitas fisika
Emulsi 1 Creaming 1- Kehilangan
2 coalescence keseragaman
kandungan
obat
2- loss of
elegance
13
Stabilitas fisika (Cont.)
Formulasi Kemungkinan masalah Efek
instabilitas fisika
Semisolida 1. Perubahan dalam: 1- Kehilangan
(Ointment dan a) Ukuran partikel keseragaman
suppositoria) b) Konsistensi kandungan obat
3. Mencair
3- Perubahan
dalam laju
pelepasan obat14
Stabilitas fisika (Cont.)
Formulasi Kemungkinan masalah Efek
instabilitas obat
Tablets Perubahan dalam: Perubahan
a) Waktu disintegrasi dalam laju
pelepasan
b) Profil disolusi
obat
c) Kekerasan
d) Penampilan (lunak dan
jelek atau menjadi
sangat keras)
15
Stabilitas fisika (Cont.)
Formulasi Kemungkinan Efek
masalah instabilitas
fisika
Kapsul Perubahan dalam: Perubahan
a) Penampilan dalam laju
b) Disolusi pelepasan
obat
c) Kekuatan
16
Stabilitas kimia:
Stabilitas kimia berarti:
Terdapat beberapa dekomposisi dalam bahan
kimia yang dimasukkan ke dalam formula
sebagai obat, pengawet atau eksipien lainnya.
Dekomposisi ini dapat mempengaruhi stabilitas
fisika dan kimia obat
17
Implementasi dekomposisi
kimia
1. Hilangnya bahan aktif
2. Hilangnya “pharmaceutical elegance”,
seperti timbul bau tidak enak,
perubahan warna, problema rasa
3. Terbentuknya produk yang toksis
18
Rute/Mekanisme degradasi obat
1. Solvolisis
2. Oksidasi
3. Fotolisis
4. Pirolisis
5. Dehidrasi
6. Rasemisasi
7. Hidrasi
8. Dekarboksilasi
9. Inkompatibilitas
10. Rearrangement
19
Mekanisme Degradasi
1- Hidrolisis:
Hidrolisis berarti “pemisahan oleh air’’
20
Beberapa gugus fungsi yang
Mudah mengalami hidrolisis
Lactams Penicillins
Cephalosporins
21
Beberapa gugus fungsi yang
mudah mengalami hidrolisis
Imides Glutethimide
22
Mekanisme Degradasi
2- Oksidasi
Oksidasi senyawa organik dan anorganik dijelaskan
dengan hilangnya elektron dan hilangnya sebuah
molekul hidrogen.
23
Beberapa gugus fungsi yang mudah
mengalami autooksidasi
Thioethers Chlorpromazine
Carboxylic acids Fatty acids
24
Mekanisme Degradasi
3- Fotolisis
berarti: dekomposisi oleh cahaya
25
Mekanisne Degradasi
27
Pirolisis
Misal :
Para amino salisilat
Dehidrasi
Misal :
Ampisilin
Raseminasi
Contoh :
walfarin
talidomit
Inkompatibilitas
Misal :
Obat – obat
Obat – makanan
Dekarboksilasi
35
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju degradasi
2- Kompleksasi
Pembentukan kompleks menurunkan laju hidrolisis
dan oksidasi.
Misal: kompleks kafein dengan anestesi lokal, seperti
benzokain, prokain, dan tetrakain dapat
menyebabkan suatu penurunan laju degradasi
hidrolisisnya.
36
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju degradasi
3- Surfaktan
Surfaktan nonionik, kationik, dan anionik ketika
ditambahkan dalam larutan yang mengandung obat
membentuk misel dan partikel obat menjadi
terperangkap di dalam misel
Gugus hidrolisis seperti OH tidak dapat
mempenetrasi tutup misel ini dan tidak dapat
mencapaii partikel obat, sehingga laju hidrolisis
menurun
37
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju degradasi
4 Keberadaan logam berat
Logam berat, seperti tembaga, besi, kobal, dan
nikel meningkatkan laju pembentukan radikal
bebas dan meningkatkan dekomposisi oksidatif
1 Temperatur
Semua produk obat disimpan pada temperatur yang
sesuai untuk mencegah percepatan dekomposisi
karena panas. 3 jenis temperatur yang disarankan
untuk penyimpanan obat, yaitu temperatur ruangan,
penyimpanan dingin, dan gudang penyimpanan yang
didinginkan.
2 Cahaya
Material sensitif cahaya disimpan di dalam botol
berwarna
39
Stabilisasi obat terhadap hidrolisis,
oksidasi, dan fotolisis
3 Kelembaban
Material kemasan dipilih (biasanya kaca dan plastik)
untuk mencegah terpaparnya produk obat terhadap
kondisi lembab yang tinggi.
4 Oksigen
Kemasan yang tepat menjaga kandungan oksigen
dari larutan dan menyisakan ruang yang sangat kecil
di botol di atas produk obat merupakan metode
untuk melawan oksidasi.
40
Stabilisasi obat terhadap hidrolisis,
oksidasi, dan fotolisis
41
Stabilisasi obat terhadap hidrolisis,
oksidasi, dan fotolisis
5 Agen pengkelat
Agen pengkelat membentuk kompleks dengan ion
logam berat dan mencegahnya dari dekomposisi
oksidatif yang terkatalisis
Misal: turunan ethylenediamine tetracetic acid (EDTA)
dan garamnya, asam sitrat, dan asam tartrat.
6 Pelarut
Dengan penambahan pelarut yang cocok mungkin
dapat menurunkan laju hidrolisis.
42
Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi menunjukkan bahwa:
Formulasi tidak mengalami beberapa
serangan mikrobiologi dan memenuhi standar
sehubungan dengan berkurangnya
kontaminasi/sterilitas.
43
Degradasi atau kontaminasi
mikroba dapat terjadi pada:
1. Obat-obat injeksi
2. Produk obat mata
3. Produk kosmetika
4. Alat-alat bedah
44
Stabilitas Mikrobiologi
Sumber kontaminasi Mikroba:
45
Sumber kontaminasi mikroba
Gums Actinomyces
46
Untuk mencegah kontaminasi
terhadap formulasi selama
penyimpanan
(1) Menuliskan kondisi penyimpanan yang
tepat pada label
(2) Merancang wadah yang sesuai
(3) Biasanya menggunakan wadah dosis
tunggal
(4) Menambah suatu senyawa
antimikroba sebagai pengawet
47
Pengawet yang biasa
digunakan dalam sediaan
farmasi:
Sediaan Pengawet Konsentrasi
(% w/v)
49
Pengemasan dan
Stabilitas:
Wadah langsung (kemasan primer) dan
penutupan sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap stabilitas
produk.
50
Pengemasan dan
Stabilitas:
Kaca
Kaca tahan terhadap perubahan kimia dan fisika dan
merupakan bahan yang paling umum digunakan.
Keterbatasan Cara mengatasi
1. Permukaannya basa Menggunakan kaca Borosilicate
52
Pengemasan dan
Stabilitas:
Logam
- Beberapa tube campuran logam dan alumunium
dapat digunakan sebagai wadah untuk emulsi,
ointment, krim, dan pasta.
54
15. Uji Stabilitas Obat
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan zat obat atau produk
obat untuk tetap di dalam spesifikasi yang dibentuk untuk menjaga
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian dalam batasan yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan.
(Voight, 1995).
1
RUANG LINGKUP DAN ALASAN UJI STABILITAS
Ruang lingkup:
• Bahan baku obat dan Alasan uji stabilitas:
eksipien 1. Kepentingan pasien
• R&D Formulasi Bahan uji
klinik 2. Reputasi produsen
• Obat untuk dipasarkan 3. Mengikuti peraturan
• Reformulasi, perubahan 4. Membuat data base yang
tempat pembuatan, penting untuk formulasi
mengatasi kesulitan, produk lain
keluhan pasien
• Produk dlm distribusi
• Penyimpanan produk
oleh pasien
• Stabilitas in vivo
• Pedoman Stabilitas ICH
1
2
INTERNATIONAL
ICH CONFERENCE ON
HARMONISATION US,
EU, JP
3
Kode Uji Stabilitas
5
Sesuatu yang = D65 (outdoor daylight) atau ID63
(indoor indirect daylight) : emisi standar (lampu
fluoresensi buatan daylight, kombinasi uv dan
visible); xenon atau lampu metal (halida) dgn
filter glass : 320 nm
6
Kehilangan 5% potensi dari kadar awal suatu batch
Bila hasil urai > nilai batas spesifikasi
Produk melewati batas pH-nya
Disolusi melewati batas spesifikasi untuk 12 tablet/kapsul
Gagal memenuhi spesifikasi penampilan dan sifat fisika seperti :
perubahan warna, pemisahan fasa, resuspensibilitas, caking, pengerasan,
dsb.
7
Kondisi Kriteria Uji Kriteria Uji Kimia Kriteria *Uji Perkiraan waktu
Penyimpanan Organoleptik Mikrobiologi jika simpan Zona iklim II
danFisikokimia diperlukan**
3 bulan 40oC/75% Dalam batas Penguraian 5% Penguraian >12%
spesifikasi 1 tahun
12 bulan25oC/60% Idem Penguraian4% Penguraian 4%
10
Tujuan Uji Dipercepat Uji real time
Pengembangan formulasi
dan sistem Yes No
pengemasan/penutup
Pengembangan dan
dossier : penentuan shelf-
Yes Yes
life dan kondisi
penyimpanan
Dossier : mewujudkan
No Yes
klaim shelf-life
Jaminan mutu dan kontrol
kualitas : verifikasi bahwaa
tdk ada perubahan
formulasi atau proses Yes Yes
manufaktur yang dapat
mempengaruhi stabilitas
obat secara bertentangan 11
Produk yang akan dipasarkan global, uji menurut zona
iklim IV (hot and humid)
Realtime dengan kondisi sedekat mungkin dengan
keadaaan sistem distribusi (12 bulan)
Uji dipercepat?
Zona iklim II (sub-tropical with possible high humidity) uji
dipercepat 45 oC ± 2 oC , RH 75 % ± 5% (3 bulan) atau
disarankan 6 bulan periode, bilamana zat aktif tidak
stabil atau untuk produk yang data stabilitasnya terbatas.
Data logger (measurement of temperature, RH, dew
point, etc.), zona III (hot and dry), zona I (temperate)
Tipe, ukuran dan jumlah batch
Tipe, jenis sumber kemasan dan penutup
Orientasi penyimpanan kemasan selama
pengujian
Titik waktu pengujian
Rancangan pengambilan sampel
Kondisi penyimpanan
Parameter Pengujian
Metode Pengujian
Kriteria Penerimaan
Tipe, ukuran dan jumlah batch
• Penentuan kadar
• Sifat organoleptik
• Sifat fisika
• Sifat kimia
• Sifat biologi/mikrobiologi
• Spesifik: disolusi sediaan padat
Metode Pengujian
31
Isi hampir sama dengan pedoman stabilitas ICH
33
Validasi = pembuktian (documented by evidence)
Produksi batch primer harus mensimulasikan kondisi real
proses produksi batch operasional dengan kualitas
produk yang sama dan memenuhi spesifikasi yang sama
seperti yang ditujukan untuk pemasaran.
Bila memungkinkan, tiap batch primer produk obat harus
diproduksi dengan menggunakan zat obat dari beberapa
batch yang berbeda. Reliability & reproducibility.
Studi stabilitas obat harus dilakukan pada setiap kekuatan
(therapeutic effect) dan setiap ukuran bahan kemas produk
obat, khususnya pada aplikasi bracketing / matrixing.
34
Spesifikasi adalah standar normal di daftar pengujian, acuan prosedur
analitis, & kriteria penerimaan yang disetujui, termasuk konsep kriteria
penerimaan yang berbeda untuk rilis produk maupun spesifikasi shelf-
life.
Studi Stabilitas mencakup pengujian parameter-parameter dari produk
obat yang rentan terhadap perubahan selama penyimpanan dan
cenderung mempengaruhi kualitas, keamanan dan / atau khasiat.
Pengujian harus mencakup (bila sesuai), parameter-parameter fisik
kimia, biologi dan mikrobiologi, kandungan bahan pengawet (misalnya
antioksidan, antimikroba pengawet), dan tes fungsional (misalnya, untuk
sistem pemeliharaan dosis). Prosedur analitis harus sepenuhnya
divalidasi dan stabilitas menunjukkan sesuai dengan pedoman ASEAN
Validasi Analitik. Apakah dan sejauh mana replikasi harus dilakukan akan
tergantung pada hasil dari studi validasi
35
1. Tablet
evaluasi: penampilan tablet, bau, warna, kadar, produk degradasi,
kelarutan/disolusi, kelembaban, kekerasan dan kerapuhan
(hardness/friability).
2. Kapsul
Cangkang kapsul gelatin keras dievaluasi tampilan (termasuk kehalusan
produk), warna, bau kandungan, kadar produk degradasi, kelarutan,
kelembaban dan kandungan mikroba.
Pengujian kapsul gelatin lunak mencakup penampilan, warna, dan bau
dari isi, uji, produk degradasi, pelarutan, konten mikroba, pH, kebocoran,
dan pembentukan agregat.
Selain itu, media inkubasi harus diperiksa (as duplo, kontrol (-) ) berdasar
jumlah endapan dan kekeruhan.
3
3. Emulsi
Evaluasi meliputi tampilan (termasuk pemisahan fasa), warna, bau, kadar, produk
dekomposisi, pH, viskositas, microbial limits, preservative content, & rataan ukuran
serta distribusi globul terdispersi.
WHO : uji juga dilakukan pada suhu yg lebih rendah (siklus freeze-thaw <0oC, -10
oC sampai -20 oC, dan kondisi pendinginan 2-8 oC + expose terhadap cahaya.
37
5. serbuk rekonstitusi
Evaluasi : tampilan, warna, bau, uji kadar,
produk dekomposisi, kelembaban dan waktu
rekonstitusi
6. Topical, Ophthalmic and Otic Preparations
Termasuk dalam kategori ini adalah ointments, creams, lotions, paste, gel,
solutions for application to the skin (misal kosmetika).
Sediaan topikal dievaluasi tampilan, kejernihan, warna, homogenitas, bau,
pH, resuspendability (for lotions), consistency, viscosity, particle size
distribution (for suspensions, when feasible), assay, degradation products,
preservative and antioxidant content (if present), microbial limits/sterility
and weight loss (when appropriate).
Evaluation of ophthalmic or otic products (e.g., creams, ointments,
solutions, and suspensions) should include the following additional
attributes: sterility, particulate matter, and extractable.
38
7. Metered-dose Inhalations and Nasal Aerosols
Inhalasi dosis-terpantau dan sediaan aerosol hidung, dievaluasi tampilan,
warna, rasa, uji kadar, produk degradasi, uji co-solvent (jika ada),
keseragaman kandungan, frekuensi/jumlah pengobatan aktual yang ada
pada label penggunaan di setiap wadah sesuai nilai keseragaman
kandungan, distribusi ukuran partikel aerodinamis, evaluasi mikroskopis,
kadar air, laju kebocoran, batas mikroba dan kekuatan semprot (valve
delivery).
8. Suppositories
Suppositories should be evaluated for appearance, colour, assay,
degradation products, particle size, softening range, dissolution (at 37oC)
and microbial limits.
39
9. Transdermal Patches
Stability studies for devices applied directly to the skin for the purpose of
continuously infusing a drug substance into the dermis through the
epidermis should be examined for appearance, assay, degradation
products, in-vitro release rates, leakage, microbial limits/sterility, peel and
adhesive forces, and the drug release rate.
40
Quantitative chemical attributes (e.g. assay, degradation products,
preservative content) for a drug product can be assumed to follow zero
order kinetics during long-term storage. Data for these attributes are
therefore amenable to linear regression
Where the long-term data and accelerated data for an attribute show little
or no change over time and little or no variability, it may be apparent that
the drug product will remain well within its acceptance criterion for that
attribute during the proposed shelf-life.
43
PARACETAMOL TABLET 500 mg PACKED IN PVC BLISTER
1. Purpose
To evaluate stability of product due to the scaling up from the Research and
Development to the Manufacturing Site.
2. Test Design
The product is packed in PVC blister and will be stored according to
storage condition or mentioned in manufacturing instruction
1. Test Material
Push-through foil Alufoil of 20 micron thickness, heat-seal lacquered, PVC
layered (8 g/m2), hard temper, bright side finish silver-tinted.
Forming foil PVC foil of 250 micron thickness.
44
2.2 Testing Plan
2.2.1 Storage condition and sampling intervals
Paracetamol tablet is filled and sealed in PVC blister, 10 blisters are packed
in carton folding box and stored at the following storage condition:
45
2.2.2 Testing and Test Criteria
QA/QC Dept. is responsible for storing and testing the sample in
accordance with the storage condition and the valid test method.
The samples are taken out of the storage prior to the planned
testing date, and kept at 5oC until the time for analysis.
The analytical work should be concluded not later than 4 weeks
after the samples have been out of storage.
The testing procedure is: No. XXXX.and the parameters to be tested
are as follows:
a. Physical test
- appearance - average weight
- dissolution - disintegration time
- hardness - friability
- water content
b. Content : Paracetamol
c. Degradation Product : p-aminophenol
46
3. Number of Samples (of one batch / storage condition)
1. Accelerated Test
Appearance : 0* tablets
water content : 10 tablets
disintegration : 6 tablets
dissolution : 6 tablets
content & impurity : 10 tablets
hardness : 10 tablets
friability : 50 tablets
47
3.2. Real Time Stability Study
Appearance : 0*
water content : 10 tablets
disintegration : 6 tablets
dissolution : 6 tablets
content & impurity : 10 tablets
hardness : 10 tablets
friability : 50 tablets
48
4. Report Content :
1. Responsibility
2. Summary
3. Objective
4. Test Material
5. Composition
6. Packaging
7. Storage condition and testing materials (Schedule)
8. Analytical Procedures
9. Reference Standard
10. Results
1. Physical Stability
2. Chemical Stability
1. Stability under real time storage condition
2. Stability under accelerated storage condition
11. Discussion/Conclusion
12. Test result in tabular form 49
5. Schedule for Stability Study
50
ANALYTICAL PROCEDURES
The stability tests on Paracetamol were performed according to
the control tests of USP.
In the course of the stability testing the main emphasis was put on
the stability relevant test items as listed below:
51
RESULTS
Physical Stability
The physical stability of Paracetamol tablet 500 mg proved to be unchanged after storage up to
60 months at 30oC/75% RH and after 6 months under accelerated conditions at 40oC/75% RH.
The result obtained for the test item’s "appearance" was not changed significantly.
Chemical Stability
Stability under Real time Conditions
Storage for up to 60 months at 30oC/75% RH had no significant effect on the chemical
stability of the drug product. With regard to test item "Organic Impurity" only slight
changes were observed. The p-aminophenol concentration was below 0.005%. The
content of paracetamol did not change significantly after storage under real time
conditions compared to initial assay of the batches.
Stability under Accelerated Conditions
Storage under accelerated conditions for 6 months did not effect the chemical stability.
The content of paracetamol was not significantly changed compared to the initial value of
the batches.
52
Summary of Stability Study Result
53
CONCLUSIONS
Storage under real time testing conditions causes insignificant change of
assay results of paracetamol. Significant changes in physical and chemical
stabilities were not observed. Since the long-term data and accelerated
data show little or no change over time and little variability, a statistical
analysis is considered unneecessary.
Shelf-life:
Based on the result data the shelf-life has been established for five years.
Storage Directions:
The product can be labelled with ”Store below 30oC”
54
• Pedoman Stabilitas ICH
1
55
Serangkaian uji yang didesain untuk
mendapatkan jaminan stabilitas suatu produk,
yaitu pemeliharaan spesifikasi suatu produk
yang dikemas dalam bahan pengemas yang
telah ditentukan dan disimpan dalam kondisi
penyimpanan yang telah ditetapkan pada
rentang waktu tertentu.
56
Studi stabilitas hendaklah dilakukan pada minimum
tiga bets pilot atau bets produksi. Bila hasil yang
diperoleh dari ketiga bets berbeda secara signifikan,
hendaklah dilakukan pengujian pada bets berikutnya
57
Bila produk akan disimpan dalam lemari pendingin
tanpa peringatan “Jangan dibekukan”, maka
kestabilan, terutama kestabilan fisis (misal tidak
terbentuk endapan, tidak terjadi denaturasi protein)
pada suhu sekitar -5 oC hendaklah dibuktikan
59
• Pedoman Stabilitas ICH
1
60
• Kemampuan zat obat atau produk obat untuk
tetap di dalam spesifikasi yang dibentuk
untuk menjaga identitas, kekuatan, kualitas
Pengertian dan kemurnian dalam batasan yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan.
61
1. Stabilitas kimia
(mempertahankan stabilitas kimia/ketidak-campuran secara
kimia),
2. Stabilitas fisika
(meliputi sifat fisik, organoleptik, kelarutan, polimorfisme,
kristalisasi, dll),
3. Stabilitas mikrobiologi
mempertahankan sterilitas atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme),
4. Stabilitas farmakologi
(tidak menyebabkan perubahan efek terapetik)
5. Stabilitas toksikologi
(tidak menyebabkan peningkatan toksisitas secara signifikan).
62
Metode pengujian
stabilitas obat ada
2 jenis, yaitu :
63
Pada uji stabilitas dipercepat, obat disimpan pada kondisi ekstrim di suatu
lemari uji yang disebut climatic chamber, obat dalam kemasan aslinya
dipaparkan pada suhu 40 oC ± 2oC dan kelembaban nisbi 75% ± 5%, kecuali
untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu ruangan (250C ±
20C) dengan kelembaban nisbi ruangan 60% ± 5%.
Rentang waktu pengujian untuk uji stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan
0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya pengujian pada bulan ke-6 hanya untuk senyawa
obat baru.
Pengujian dilakukan pada 3 batch kecuali jika bahan aktif sudah dikenal cukup
stabil. Batch harus representative mewakili proses manufaktur dan dibuat
skala pilot atau skala produksi penuh.
64
4. Waktu
simpan
3. Harga k
2. Harga k produk
diplotkan
1. Tentukan pada setiap dihitung dari
Orde Reaksi pada suhu
suhu dihitung tetapan laju
yang
dari gradien sesuai dengan
dikehendaki derajat
penguraian.
65
Pada uji stabilitas jangka panjang, obat dipaparkan pada suhu 25 oC ±20oC dan kelembaban
nisbi 60% ±5%, kecuali untuk obat yang peka terhadap suhu dilakukan pada suhu rendah (50C
± 20C)
Pengujian dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24,36, 48, dan 60,
Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih memenuhi syarat
pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
Pada bulan-bulan tertentu, obat yang disimpan dalam lemari climatic chamber (pada uji
stabilitas dipercepat) maupun pada uji stabilitas jangka panjang, akan diuji kualitas fisika,
kimia maupun mikrobiologinya.
Data hasil pengujian tersebut akan diolah secara statistika, sampai akhirnya kita menemukan
tanggal kadaluarsa (masa edar) secara kuantitatif, dan tanggal tersebutlah yang akan
dijadikan patokan kadaluarsa obat yang nantinya harus dicantumkan dalam kemasan obat.
66
Faktor Lingkungan Faktor Utama
• Temperatur yang tidak sesuai • Ukuran partikel,
• Cahaya • pH, kelarutan,
• Kelembaban • Ketercampuran anion dan kation,
• Oksigen • Kekuatan larutan ionik,
• Karbondioksida. • Bahan tambahan kimia
• Bahan pengikat molekular dan
difusi bahan tambahan.
67
Asean guideline on stability study of drug
product
Guidance for Industry Q1A(R2) Stability
Testing of New Drug Substances and
Products
Guidance For Industry Q1B Photostability
Testing Of New Drug Substances And
Products
Stability Testing Of Active Substances And
Pharmaceutical Products
Voigt, R., 1995, Buku Pedoman Teknologi
Farmasi, UGM Press, Yogyakarta, pp. 610,
616