Sub-CPMK
•Mahasiswa mampu menafsirkan mengenai stabilitas obat dan menarik kesimpulan mengenai pentingnya stabilitas obat
dalam bidang kefarmasian (C5, A4, P3)
Indikator Capaian
1.Ketepatan dalam menjelaskan mengenai stabilitas dan pentingnya mempelajari stabilitas dalam bidang kefarmasian
2.Ketepatan dalam menjelaskan jenis-jenis stabilitas
3.Ketepatan dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
STABILITAS SEBAGAI SIMBOL KUALITAS
PRODUK OBAT/KOSMETIK
Stabilitas Obat → kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama
dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (shelf-life)
Expiration date → waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu diperbolehkannya
obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
Shelf-life (waktu simpan) → periode penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu dimana suatu produk
tetap memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadahnya yang sesuai dengan kondisi penjualan di
pasar
Stabilitas → kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas
spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut
Sediaan obat/kosmetika yang stabil → suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang
dapat diterima selama periode penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
Faktor yang mempengaruhi stabilitas
Faktor Lingkungan
1. Temperatur
2. Oksigen
3. Karbondioksida
4. Cahaya
5. Kelembaban
Obat atau eksipien dalam sediaan
✓ Ukuran partikel obat, pH sediaan
Kontaminan mikroba
Kontaminasi logam berat
Pembersihan dari wadah
jenis stabilitas
1. Stabilitas Fisika
2. Stabilitas Kimia
3. Stabilitas Mikrobiologi
1. Stabilitas Fisika
1. Hidrolisis
2. Oksidasi
3. Fotolisis
4. Isomerisasi/rasemisasi
5. Polimerisasi
6. Lainnya: solvolisis, pirolisis, dehidrasi, hidrasi, dekarboksilasi, inkompatibilitas,
rearrangement
1. Hidrolisis
2. Kompleksasi
Pembentukan kompleks menurunkan laju hidrolisi dan oksidasi
Misal → kompleks kafein dengan anestesi lokal, sepertibenzokain, prokain
dan tetrakain dapat menyebabkan suatu penurunan laju degradasi
hidrolisisnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
degradasi
3. Surfaktan
Surfaktan nonionik, kationik dan anionik ketika ditambahkan dalam larutan
yang mengandung obat membentuk misel dari partikel obat menjadi
terperangkap di dalam misel
Gugus hidrolisis seperti OH tidak dapat mem-penetrasi tutup misel ini dan
tidak dapat mencapai partikel obat sehingga laju hidrolisis menurun
4. Keberadaan logam berat
Logam berat , seperti tembaga, besi, kobal dan nikel meningkatkan
laju pembentukan radikal bebas dan meningkatkan dekomposisi
oksidatif
5. Cahaya dan kelembaban
Cahaya terutama sinar ultra violet meningkatkan fotolisis dan
kelembaban meningkatkan dekomposisi hidrolitik
Stabilisasi obat terhadap hidrolisis,
oksidasi dan fotolisis
1. Temperatur 4. Oksigen
Semua produk obat disimpan pada Kemasan yang tepat menjaga kandungan
temperatur yang sesuai untuk mencegah oksigen dari larutan dan menyisakan ruang yang
percepatan dekomposisi karena panas. sangat kecil di botol di atas produk obat
merupakan metode untuk melawan oksidasi
3 jenis temperatur yang disarankan untuk
penyimpanan obat, yaitu temperatur ruangan, 5. Agen Pengkelat
penyimpanan dingin dan gudang
penyimpanan yang diinginkan Agen pengkelat membentuk kompleks
dengan ion logam berat dan mencegahnya
2. Cahaya dari dekomposisi oksidatif yang terkatalisis
Material sensitif cahaya disimpan di dalam botol Misal: turunan ethylenediamine tetracetic
berwarna acid (EDTA)dan garamnya, asam sitrat, dan
asam tartrat.
3. Kelembaban
6. Pelarut
Material kemasan dipilih ( biasanya kaca dan
plastik) untuk mencegah terpaparnya produk Dengan penambahan pelarut yang cocok
obat terhadap kondisi lembab yang tinggi mungkin dapat menurunkan laju hidrolisis
Stabilitas Mikrobiologi