Anda di halaman 1dari 4

Keutamaan membaca dan menghafal surah al Kahfi

ُّ ‫ن‬
ِ‫النورِ م َا بَيْنَ الْجُم ُع َتَيْن‬ َ ِ ‫ْف فِى يَو ْ ِم الْجُم ُعَة ِ أَ ضَاء َ لَه ُ م‬
ِ ‫م َنْ ق َرأَ َ سُورَة َ ال ْ كَه‬

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari


Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.”
(HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’
no. 6470)

‫ْت‬ ُّ ‫ن‬
ِ ‫النورِ ف ِيم َا بَي ْن َه ُ و َبَيْنَ ال ْبَي‬ َ ِ ‫ْف لَيْلَة َ الْجُم ُعَة ِ أَ ضَاء َ لَه ُ م‬
ِ ‫م َنْ ق َرأَ َ سُورَة َ ال ْ كَه‬

‫ق‬
ِ ‫ال ْع َت ِي‬

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam


Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.”
(HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫الد َّجا‬
‫ل‬ َّ ‫ن‬َ ِ ‫ْف عُصِم َ م‬ ِ ‫َات م ِنْ أَ َّو‬
ِ ‫ل سُورَة ِ ال ْ كَه‬ ٍ ‫م َنْ حَف َِظ عَشْر َ آي‬

“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-


Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim
no. 809)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari akhir surat Al-Kahfi.”
(HR. Muslim no. 809)
4 Kisah Agung dan Pesan Moralnya dalam Surat Al Kahfi
Kisah pertama, ada di dalam ayat 9-20 yang dikenal dengan kisah Ashabul
Kahfi. Kisah ini menceritakan tentang tujuh pemuda yang berserah diri kepada
Allah SWT untuk menyelamatkan agamanya.

Mereka melakukan hal itu untuk menjauh dari raja yang zalim dan kafir. Raja
ini berjalan dengan penuh kesombongan dan bersikap tidak adil, serta menekan
orang-orang yang menyembah kepada Allah SWT. Jika mereka tidak
bersembunyi, bisa jadi mereka dibunuh.

Karena itu, tujuh pemuda itu pun terpaksa mengasingkan diri karena tidak
mendapat tempat bagi orang-orang beriman seperti mereka. Mereka
mengasingkan diri ke gua untuk mencari pertolongan Allah SWT dan berserah
diri pada-Nya, memohon petunjuk-Nya dan kasih sayang-Nya.

Mereka tidur dalam gua tersebut dan terbangun setelah sekian lama selama
berabad-abad. Setelah terbangun itulah, musuh dan harta kekayaan mereka pun
sudah tidak ada lagi.

Kisah tersebut mengajarkan tentang upaya para pemuda untuk melakukan


perubahan di daerahnya yang telah rusak. Mereka tidak mampu mengajak
orang-orang kala itu untuk beriman kepada Allah SWT dengan lisannya atau
bahkan dengan tangannya.

Namun mereka tetap berupaya mengajak orang-orang untuk beriman kepada


Allah SWT dengan menggunakan hatinya. Ini sesuai sabda Nabi SAW terkait
dakwah dengan hati, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.

Pelajaran dari Ashabul Kahfi

1. Allah selalu menolong hambaNYA yang beriman


2. Jika Allah sudah menolong terkadang akal kita susah menerimanya (Q.S.
Al Imron:26)
3. Pembinaan generasi muda

Kisah kedua, adalah tentang pemilik dua kebun dan sahabatnya. Dikisahkan
bahwa pemilik dua kebun itu diberikan keberlimpahan harta, sedangkan
sahabatnya hidup dalam kemiskinan. Namun meski miskin, dia mendapat nikmat
iman kepada Allah SWT.
Sedangkan temannya, yang punya dua kebun itu, memiliki banyak harta dan
pengikut. Lalu dia bersikap sombong dengan mengejek sahabatnya yang miskin
itu karena tidak punya harta yang lebih banyak dan pengikut.

Si miskin berusaha mengingatkannya agar beriman kepada Allah SWT, tetapi


pada akhirnya si kaya itu tenggelam di kebun miliknya. Kisah ini terdapat pada
ayat 32-44 surat Al Kahfi.

Salah satu hikmah dari kisah itu yaitu mengenai cara si miskin mengingatkan
sahabatnya itu dengan bujukan dan persuasif. Ini adalah cara kedua dalam
membuat perubahan ke arah yang diridhoi Allah SWT, seperti yang diajarkan
Rasulullah SAW, yaitu dakwah dengan lisan.

Kisah ketiga, surat Al Kahfi ayat 60-82 mengisahkan tentang pertemuan Nabi
Musa dan Nabi Khidir. Dari kisah mereka, kita dapat mengetahui Nabi Musa
yang ingin haus akan ilmu pengetahuan dan rela menanggung kesulitan untuk
meraih itu.

Musa adalah Nabi, utusan Allah SWT, tetapi, dia tetap punya ketertarikan untuk
mempelajari sains yang ada dalam realitas kehidupan nyata. Dia ingin melihat
dengan matanya sendiri ilmu yang digunakan oleh orang saleh.

Kisah keempat, adalah tentang Dzul Qarnain, sebagaimana dalam ayat 83-98.
Kisah ini menggambarkan puncak dari upaya perdamaian dan perubahan. Di
tangan Dzul Qarnain, perubahan dan perdamaian dapat terjadi, di muka Bumi
sekalipun.

Dalam kisah itu disebutkan bahwa Allah SWT memberinya kebijaksanaan,


kekuatan dan pengetahuan. Dzul Qarnain berkeliling dunia bersama pasukannya,
mengajak umat manusia beriman kepada Allah SWT.

Meski dilimpahkan kebijaksanaan di muka Bumi, Dzul Qarnain, tidak sombong


dan tetap memerintah secara adil dan bijaksana. Penaklukan yang dia lakukan
hanya demi berdakwah di jalan Allah SWT. Dia juga tidak mengambil
keuntungan dari orang lain dan kelompok yang ditemuinya. Semua orang
diperlakukan dengan adil.
Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyebut, jika tidak melihat
kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Seolah-olah kisah Dzul Qarnain dalam
ayat tersebut merupakan hasil nyata dari hadits Nabi SAW itu.

Anda mungkin juga menyukai