Anda di halaman 1dari 2

1.

Tindak Pidana terhadap Barbie:

- Unsur Subjektif:

a. Niat Melakukan Pembiusan: Andi, Surya, Pekgo, dan Goceng dengan sengaja merencanakan dan
melibatkan teman-temannya untuk membius Barbie.

b. Niat Menyekap dan Membuang Korban: Surya, Goceng, dan Pekgo dengan sengaja melakukan
penculikan, penyekapan, dan pembuangan tubuh Barbie.

- Unsur Objektif Pasal 355 ayat (2) KUHP:

a. Pembiusan: Menggunakan obat bius dengan maksud melumpuhkan.

b. Penculikan: Membawa Barbie dengan paksa tanpa izin.

c. Penyekapan: Membekap dan membawa korban masuk ke mobil.

d. Pembuangan Tubuh yang Menyebabkan Kematian: Memasukkan tubuh ke dalam koper besar dan
membuangnya ke sungai.

. Unsur yang Memberatkan dalam Tindak Pidana:

- Kasus Penculikan dan Pembunuhan: Unsur memberatkan terletak pada penculikan yang dilanjutkan
dengan pembunuhan, yang semuanya bersifat merencanakan dan melibatkan beberapa orang.

2. Permohonan Peninjauan Kembali Baiq Nuril:

- Syarat Formal (Pasal 263 ayat (1) KUHAP):

a. Putusan Hakim Sudah Memiliki Kekuatan Hukum Tetap: Menunjukkan bahwa putusan MA dan PN
Mataram telah memiliki kekuatan hukum tetap.

b. Tidak Ada Upaya Hukum Lain: Baiq Nuril tidak melakukan upaya hukum lain setelah putusan MA.

- Syarat Materiil (Pasal 263 ayat (2) KUHAP):

a. Putusan Merugikan Pemohon: Baiq Nuril harus membuktikan bahwa putusan MA dan PN Mataram
merugikan dirinya.

b. Ada Alasan Hukum yang Mendasar: Ditegakkan atas dasar kesalahan hukum yang mendasar,
seperti pelanggaran prinsip keadilan atau kelalaian hukum.

3. Proses Transformasi Perjanjian Internasional ke Hukum Nasional di Indonesia:


- Prinsip Hukum Nasional di Indonesia: Menuntut adanya proses transformasi atau pengesahan oleh
lembaga legislatif atau eksekutif untuk menjadikan perjanjian internasional sebagai bagian dari hukum
nasional.

- Contoh Jerman: Jerman memandang cukup dengan pengesahan dan pengumuman resmi sebagai
bagian dari hukum nasional.

- Prinsip Indonesia: Transformasi melalui proses hukum nasional (misalnya, ratifikasi oleh DPR).

*Catatan:* Analisis ini bersifat umum dan bersifat informatif. Untuk pemahaman hukum yang lebih
mendalam, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli hukum yang kompeten.

Anda mungkin juga menyukai