Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

HKUM4202 / HUKUM PERDATA

NamaMahasiswa : DEVA ANDILA FAHREZA


NomorIndukMahasiswa / NIM : 041936431

1. Jelaskan mengapa dalam masyarakat masih marak terjadinya perkawinan di bawah umur,
padahal UU tentang Perkawinan telah mengatur mengenai syarat perkawinan!

JAWABAN:
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, perkawinan atau pernikahan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
Pernikahan merupakan sesuatu yang sakral yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu seperti melanjutkan keturunan, meningkatkan derajat dan status sosial,
mendekatkan kembali hubungan kekerabatan yang renggang, atau bahkan untuk menjaga
agar harta tidak jatuh ke pihak lain Sebagaimana telah diatur oleh UndangUndang No. 1
Tahun 1974, perkawinan diizinkan jika wanita telah mencapai 16 tahun dan 19 tahun
untuk pria. Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menyatakan bahwa umur ideal seseorang melakukan perkawinan pertama
adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria dengan pertimbangan matangnya
kondisi biologis dan psikologis seseorang pada umur tersebut. Pada kenyataannya, masih
banyak masyarakat Indonesia yang menikah di bawah aturan usia yang ditetapkan.
Situasi ini menandakan terjadinya pernikahan dini/perkawinan anak.
Pohan (2017) menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini
terhadap remaja putri antara lain pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, status ekonomi,
budaya, pergaulan bebas, dan media massa. Di daerah perdesaan, pernikahan dini
umumnya masih dianggap hal yang biasa, terutama daerah perdesaan yang masih
menjalankan adat atau budaya yang mendukung terjadinya pernikahan dini. Di daerah-
daerah tersebut umumnya masih terdapat perjodohan oleh orang tua, ditambah dengan
letak geografis yang sulit dan akses pendidikan yang minim menjadikan banyak terdapat
pernikahan dini. Pendidikan rendah dan pekerjaan yang menghasilkan pendapatan rendah
juga dapat menyebabkan anak dinikahkan dalam usia muda. Anak yang menikah pada
usia muda bisa mengurangi beban orang tua

Referensi:
UndangUndang No. 1 Tahun 1974

2. Jelaskan akibat hukum pengangkatan anak !

JAWABAN:

Pengangkatan anak adalah mengangkat anak (adopsi) yaitu dengan memberikan status
dengan anak kandung sendiri. Berdasarkan uraian tersebut maka sistem hukum yang berlaku
di indonesia masing-masing sistem hukum memiliki perbedaan baik dari segi tujuan
pengangkatan anak, prosedur dan mekanisme pengangkatan anak, serta hubungan hukum
dalam hal mewaris antara anak angkat dengan orang tua angkatnya, Akibat hukum
pengangkatan anak yaitu timbul hubungan keperdataan meliputi nafkah, pemeliharaan anak
dan waris antar anak yang ia angkat dengan orangtua angkat. Pengangkatan anak
mengakibatkan perpindahannya keluarga dari orangtua kandungnya kepada keluarga yang
mengangkatnya, status anak tersebut seolah- olah dilahirkan dari perkawinan orangtua
angkat jadi status anak angkat tersebut sama dengan anak sah. Dan didalam hukum waris ia
disebut juga sebagai ahli waris terhadap kedua orangtua angkatnya. Hak waris menurut
Staatsblad, anak angkat memiliki hak waris sebagai hak waris yang dimiliki oleh anak
kandung. kompilasi hukum anak angkat tidak dapat menjadi ahli waris dari orangtua
angkatnya, hanya memperoleh wasiat dalam hal kewarisan anak angkat tidak melepas nasab
(kerabat) dari orangtua kandungnya maka anak angkat tidak mewaris dari orangtua
angkatnya. Dan sebaliknya akan tetapi anak angkat mendapat wasiat wajibah yaitu wasiat
yang pelaksanaannya tidak dipengaruhi atau tidak bergantung pada kemauan atau kehendak
sih yang meninggal dunia besarnya tidak lebih dari 1/3 bagian harta warisan orangtua
angkatnya.

Referensi:
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum/article/view/6559

3. Jelaskan arti pentingnya pembedaan benda bergerak dan benda tidak bergerak !
JAWABAN:
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan (Ps.509 BWI).
Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada
benda bergerak (Ps.511 BWI), misalnya hak memungut hasil atas benda bergerak, hak
memakai atas benda bergerak, saham saham perusahaan. Benda tidak bergerak adalah
benda yang menurut sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti tanah dan segala
bangunan yang berdiri melekat diatasnya. Benda tidak bergerak karena tujuannya adalah
benda yang dilekatkan pada benda tidak bergerak sebagai benda pokoknya, untuk tujuan
tertentu, seperti mesin mesin yang dipasang pada pabrik. Tujuannya adalah untuk dipakai
secara tetap dan tidak untuk dipindah-pindah (Ps.507 BWI). Benda tidak bergerak karena
undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda tidak bergerak tersebut, seperti
hipotik, crediet verband, hak pakai atas benda tidak bergerak, hak memungut hasil atas
benda tidak bergerak (Ps.508 BWI).
Arti penting pembedaan benda sebagai bergerak dan tidak bergerak terletak pada :
- penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka orang yang menguasai
benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas ini tidak berlaku
bagi benda tidak bergerak.
- penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus dilakukan secara
nyata, sedangkan pada benda tidak bergerak dilakukan dengan balik nama ;

- kadaluwarsa (verjaaring), yaitu pada benda bergerak tidak dikenal daluwarsa,


sedangkan pada benda tidak bergerak terdapat kadaluwarsa :dalam hal ada alas hak,
daluwarsanya 20 tahun; dalam hal tidak ada alas hak, daluwarsanya 30 tahu

- pembebanannya (bezwaring), dimana untuk benda bergerak dengan gadai, sedangkan


untuk benda tidak bergerak dengan hipotik.

- dalam hal pensitaan (beslag), dimana revindicatoir beslah (penyitaan untuk menuntut
kembali barangnya), hanya dapat dilakukan terhadap barang barang bergerak .
Penyitaan untuk melaksanakan putusan pengadilan (executoir beslah) harus
dilakukan terlebih dahulu terhadap barang barang bergerak, dan apabila masih belum
mencukupi untuk pelunasan hutang tergugat, baru dilakukan executoir terhadap
barang tidak bergerak.

- Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habis


Referensi: http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/am/article/view/307/0

Anda mungkin juga menyukai