Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

2020

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI


PENUGASAN JURNAL HARIAN

Nur Wulandari1, Herlina2, Linda Zakiah3


1
Universitas Negeri Jakarta
2
Universitas Negeri Jakarta
3
Universitas Negeri Jakarta
E-mail: nrwulandr.dai@gmail.com

ABSTRAK
Abstract : The cause of the low short story writing skills of elementary schools in learning is not based on
real life and active learning to writing short story from the experience process. One effort to overcome
this is to use a diary writing assignment. The method chosen used action research with the Kemmis and
McTaggart models. This research was carried out on the fifth grade students of state elementary school
Mekarsari 09. In the first cycle, the average value was 67,05 and the percentage of students was 61,3 %.
An increase in the second cycle is the results of short story writing skills tests obtained an average value
of 75,69 and the percentage of students who managed to reach 87,1 %. These results indicate that short
story riting skills can be improved through a diary writing assignment in elementary school.
Kata kunci : Short Story Writing Skills, Diary Writing Assignment, Elementary School

Abstrak : Penyebab rendahnya keterampilan menulis cerita pendek di Sekolah Dasar (SD) dalam
pembelajaran kurang mengedepankan pembelajaran nyata dan aktif untuk menulis cerita pendek dari
proses pengalaman. Salah satu upaya mengatasinya yaitu menggunakan penugasan jurnal harian
Metode yang dipilih menggunakan action research dengan model Kemmis dan McTaggart. Penelitian ini
dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Mekarsari 09. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar 67,05
dan persentase siswa 61,3%. Terjadi peningkatan pada siklus II yaitu hasil tes keterampilan menulis
cerita pendek diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,69 dan persentase siswa yang berhasil mencapai
87,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis cerita pendek dapat ditingkatkan melalui
penugasan jurnal harian di sekolah dasar.
Kata Kunci : Keterampilan Menulis Cerita Pendek, Penugasan Jurnal Harian, Sekolah Dasar

Herlina mengartikan Bahasa sebagai berikut


LATAR BELAKANG “…system which consists of arbitrary
Setiap anak memiliki hak untuk symbols owned and used by people to
memperoleh pendidikan dan communicate” (Herlina, 2016). Artinya
mengembangkan minat serta bakat mereka. adalah Bahasa sebagai sistem yang terdiri
Bahasa pemersatu Indonesia adalah Bahasa dari simbol arbiter (tidak tetap) yang
Indonesia, sejak dini penting bagi anak dimiliki dan digunakan oleh orang untuk
untuk mendapatkan pengetahuan yang berkomunikasi. Melalui menulis siswa dapat
mumpuni tentang Bahasa Indonesia agar mengungkapkan gagasan untuk mencapai
kelak Bahasa Indonesia selalu lestari. tujuan yang mereka inginkan berdasarkan

32
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

hal nyata yang mereka lihat dan rasakan. perbedaan tingkat literasi tersebut guna
Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar memperkecil kesenjangan tingkat literasi
bersifat apresiatif. Karena dengan sastra antara siswa (Muhammad, 2019). Pada
dapat menanamkan rasa peka terhadap kenyataannya masih terdapat sekolah yang
kehidupan, mengajarkan siswa bagaimana lebih banyak menyelenggarakan kegiatan
menghargai orang lain, mengerti hidup, dan menulis hanya melalui buku latihan sekolah
belajar bagaimana menghadapi berbagai ataupun buku yang telah disediakan oleh
persoalan. pemerintah. Kegiatan menulis yang
Simon C. Anders mengatakan “Thus, diadakan oleh sekolah lebih banyak
there is theoretical evidence that at memfokuskan pada keterampilan motorik
different stages of literacy development seperti mencatat, menyalin, dan menjawab
during the primary grades, children build soal. Pembelajaran menulis, sering
higer-level sentence and text skills in both ditemukan beberapa permasalahan,
reading and writing on foundation of more diantaranya siswa kurang berminat dan
basic word level skills” (Andersen et al., kurangnya kreatifitas siswa dalam
2018). Artinya, terdapat bukti teoritis mengikuti pembelajaran menulis, selain itu
bahwa perkembangan literasi siswa sekolah kurangnya keaktifan siswa dalam proses
dasar terdapat pada tahap: anak mulai pembelajaran, banyak siswa yang kurang
merangkai kalimat dan keterampilan baca termotivasi dalam pembelajaran menulis.
tulis sudah diatas standar. Sedangkan, salah Kegiatan menulis dengan mengekspresikan
satu kegiatan dalam pembelajaran Bahasa pemikiran dan pengalaman siswa sangat
Indonesia yang kurang diminati oleh peserta jarang dilakukan, padahal kegiatan ini
didik di Sekolah Dasar adalah kegiatan merupakan kegiatan menulis yang dapat
menulis. Masalah tersebut perlu dicari bermakna bagi anak.
solusi yang dapat mendukung proses Cerita pendek tidak dapat terlepas
pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dari pengalaman penulisnya, baik
dalam kegiatan menulis agar menyenangan pengalaman yang langsung dirasakannya
dan tidak membosankan. Sehingga peserta maupun pengalaman yang tidak langsung
didik dapat semangat dalam belajar Bahasa dirasakannya. Christiaan Prinsloo juga
Indonesia khususnya dalam kegiatan mengatakan bahwa “The short story as
menulis. Hal ini selaras dengan hasil literary genre has been used productively
observasi dan wawancara dengan guru for language learning; …” (Prinsloo, 2018).
kelas V SDN Mekarsari 09, menyatakan Artinya adalah, cerita pendek sebagai genre
bahwa siswa masih kesulitan dan tidak sastra telah digunakan secara produktif
menyukai kegiatan yang berhubungan untuk pembelajaran Bahasa. Itulah
dengan menulis. mengapa keterampilan cerita pendek
Perbedaan tingkat literasi siswa di penting untuk ditingkatkan, karena dengan
sekolah sangat dipengaruhi lingkungan menguasai keterampilan cerita pendek
keluarga ada atau tidaknya pembelajaran siswa dapat memproduksi karya sasra
yang diberikan di rumah untuk miliknya sendiri.
meningkatkan kemampuan literasi peserta Jurnal harian atau buku harian pada
didik. Dengan perbedaan itu, sudah menjadi dasarnya adalah catatan harian yang ditulis
kewajiban sekolah untuk memfasilitasi berdasarkan kejadian-kejadian yang terjadi

33
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

pada hari itu, bersifat nyata sesuai pengalaman, diperlukan adanya penerapan
pengalaman yang ada. Klimova mengatakan penugasan jurnal harian untuk
“Each person may have a different reason meningkatkan keterampilan menulis cerita
for writing a diary. Someone is worried pendek.
about forgetting most of the things they
have done. Someone is afraid to talk to METODE PENELITIAN
other people; …” (Klimova, 2015). Artinya Metode yang digunakan adalah
adalah bahwa Setiap orang memiliki alasan penelitian tindakan kelas. Penelitian
berbeda untuk menulis buku harian. Bisa tindakan kelas merupakan salah satu upaya
saja karena pelupa atau takut berbicara guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
dengan orang lain. Ini lah mengapa menulis kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
cerita pendek non-fiktif melalui penugasan dan atau meningkatkan mutu pembelajaran
jurnal harian merupakan hal yang tepat dikelas. Penelitian tindakan kelas sesuai
karena anak dapat melatih keterampilan namanya bersifat “terbatas” dalam arti
menulisnya berdasarkan pengalaman dia keluasan objek dan sasaran yang menjadi
hari itu dengan menyenangkan. pusat perhatian penelitiannya (Muliawan,
Melalui pengalaman langsung anak 2018). Artinya yaitu penelitian tindakan
dapat distimulus keterampilan menulisnya, kelas merupakan penelitian yang dilakukan
sehingga anak dapat merangkai kata-kata di kelas yang dilakukan untuk memperbaiki
yang asli. Hal ini diperkuat oleh pendapat praktik pembelajaran yang selama ini
Zulela yang mengungkapkan bahwa catatan berlangsung di kelas dalam upaya
harian yang ditulis seseorang sering bernilai meningkatkan mutu pembelajaran.
sastra, karena ditulis secara spontan, jujur, Rancangan siklus penelitian ini
sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan menggunakan model Kemmis dan Taggart
yang asli dan jernih. Sebuah catatan harian yang berbentuk spiral. Setiap siklus terdiri
bernilai sastra jika berisi hal-hal yang dari perencanaan, pelaksanaan,
berguna untuk umum dan diungkapkan pengamatan dan refleksi (Wiriaatmadja,
dalam Bahasa yang baik dan mengesankan 2012).
(Zulela, 2013). Untuk mengetahui Data diperoleh menggunakan teknik
persoalan tersebut perlu dicari solusi yang pengumpulan data tes dan non-tes. Data
dapat mendukung proses pembelajaran berupa tes tertulis dalam bentuk penugasan
Bahasa Indonesia terutama dalam pelajaran menulis yang diperoleh saat akhir siklus. Tes
menulis agar menyenangkan dan tidak tersebut berupa tes tertulis yang sudah
membosankan, sehingga peserta didik disesuaikan dengan materi Cerita Pendek.
dapat semangat dalam belajar dan mudah Teknik untuk pengumpulan data non tes
memahaminya dalam belajar bahasa meliputi: 1) pengamatan atau observasi; 2)
Indonesia khususnya dalam pembelajaran dokumentasi berupa foto yang diambil saat
menulis. Penulis menemukan solusi untuk pelaksanaan tindakan berlangsung; 3)
mengatasi siswa yang kurang suka terhadap catatan lapangan. Teknik non-tes digunakan
pelajaran menulis. untuk mengetahui kekurangan yang perlu
Dengan demikian, untuk diperbaiki atau kelebihan yang harus
mewujudkan pembelajaran menulis cerita dipertahankan. Peneliti dibantu oleh
pendek yang nyata dan aktif dari proses

34
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

kolaborator untuk mengamati dan Berdasarkan tabel dan diagram


mengumpulkan data berupa non-tes. tersebut dapat dilihat presentase hasil
Analisis data pada skor tes tertulis pencapaian keterampilan menulis cerita
jurnal harian digunakan untuk mengukur pendek berhasil ditingkatkan. Siklus I
peningkatan keterampilan menulis cerita mendapat presentase 61,3 % yang
pendek yang menggunakan penugasan meningkat sebesar 25,8% pada siklus II
jurnal harian dengan mencari nilai menjadi 87,1 %. Penelitian dihentikan pada
individual. siklus II karena data mencapai target
Selanjutnya data diinterpretasi keterampilan menulis cerita pendek yaitu
melalui hasil yang didapatkan apabila hasil sebesar 80%.
yang diperoleh menunjukan peningkatan Peningkatan data didukung dengan
sebanyak 80% dari jumlah siswa memiliki tabel dan grafik hasil rata-rata penilaian
skor untuk keterampilan menulis cerita keterampilan menulis cerita pendek siswa
pendek adalah ≥70 sesuai dengan Kriteria pada setiap siklus:
Ketuntasan Minimal (KKM) maka penelitian Tabel 2. Hasil Penilaian Keterampilan
dikatakan berhasil. Menulis Cerita Pendek Siklus I dan II
Pertemuan
Siklus
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 2 3 4
Berdasarkan presentase hasil I 65,90 61,98 69,01 71,31
pencapaian keterampilan menulis cerita II 72,58 77,76 75,46 76,96
pendek siswa dengan menggunakan
penugasaan jurnal harian terjadi
peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat
dari rata-rata hasil tes tertulis keretampilan
menulis cerita pendek:
Siklus Presentase
I 61,3 %
II 87,1 %
Tabel 1. Presentase Hasil Pencapaian
Keterampilan Menulis Cerita Pendek

Gambar 1. Presentase Hasil Pencapaian Gambar 2. Hasil Penilaian Keterampilan


Keterampilan Menulis Cerita Pendek Menulis Cerita Pendek Siklus I dan II
Berdasarkan tabel dan grafik hasil
penilaian keterampilan menulis cerita
pendek dapat diketahui peningkatan
keterampilan menulis cerita pendek. Siklus I
menunjukkan peningkatan pada tiap
pertemuan kecuali pada pertemuan ke-2.
Siklus II menunjukkan adanya peningkatan
dari pertemuan 1 ke pertemuan 2, lalu
terjadi penurunan pada pertemuan 3,

35
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

kemudian meningkat kembali pada ini. Sedangkan gaya bahasa merupakan


pertemuan 4. frekuensi siswa yang hasil terendah yang didapatkan.
Tabel berikut menunjukkan hasil Menurut Nugraha, keterampilan
penilaian keterampilan menulis cerita secara umum berarti kecakapan untuk
pendek berdasarkan masing-masing unsur menyelesaikan tugas (Nugraha, MS, & Fuad,
pembangun cerita pendek pada kelas V: 2019). Keterampilan menulis anak perlu di
maksimalkan agar kelak anak dapat
bersaing saat dewasa. Selaras dengan
pendapat Nugraha, Herlina mengatakan
bahwa “…every child is born equipped with
knowledge of language since childhood and
this can be developed further with the
passing of time and the gaining of
knowledge” (Herlina, 2016). Artinya adalah
setiap anak lahir dengan dilengkapi
pengetahuan bahasa sejak dini.
Pengetahuan tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut melalui bertambahnya
pengetahuan dan usia.
Menulis merupakan proses
Gambar 3. Hasil Penilaian Keterampilan menggambarkan dan mendeskripsikan
Menulis Cerita Pendek Siklus I lambang bacaan agar dapat dipahami oleh
orang lain. Myhill dan Jones mengatakan,
“Writing thus always requires decision-
making about language and communication
of meaning” (Myhill & Jones, 2015). Menulis
selalu melibatkan pengambilan keputusan
tentang bahasa dan komunikasi yang
bermakna. Sedangkan Chen mengatakan
bahwa “Writing as an act of selecting,
shaping, reflecting and revising, thus being
a form of metalinguistic activity” (Chen &
Myhill, 2016). Menulis adalah tindakan
memilih, membentuk, merefleksikan dan
merevisi kata, sehingga menjadi bentuk
yang terstruktur. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa menulis merupakan suatu
Gambar 4. Hasil Penilaian Keterampilan proses perubahan bentuk pikiran (perasaan)
Menulis Cerita Pendek Siklus II menjadi wujud lambang (tulisan) sebagai
Terlihat peningkatan pada unsur suatu kegiatan komunikasi dengan
pembangun cerita pendek plot amanat menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
mendapatkan hasil tertinggi pada penelitian media. Menurut Herlina dan Nidya,
keterampilan menulis adalah suatu

36
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

kemampuan menulis teks dengan pada unsur fisiknya. Sementara fakta yang
menyambung kata-kata yang koheren di merujuk pada realitas dalam cerita pendek
atas kertas (Herlina & Muji Utami, 2019). terkandung dalam temanya. Dengan
Melalui keterampilan menulis seseorang demikian cerita pendek dapat disusun
dapat mengekspresikan dirinya dengan berdasarkan fakta yang dialami atau
efektif, serta dapat menjalin interaksi yang dirasakan oleh penulisnya (Nuryatin &
baik dan bermakna. Irawati, 2016). Cerita pendek merujuk pada
Melalui keterampilan menulis sebuah karangan yang dikonstruksikan
seseorang dapat merekam, mencatat, secara nyata melalui pengalaman maupun
meyakinkan, melaporkan, memberitahukan, imajinasi penulis itu sendiri. Cerita pendek
dan mempengaruhi orang lain (Yogyantoro, dapat ditulis berdasarkan tema yang sudah
2016). Memiliki keterampilan menulis tentu direncanakan atau dirasakan penulisnya.
saja memungkinkan manusia Menurut Nuryatin dan Irawati, Cerita
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pendek adalah kisah pendek (kurang dari
pengalaman kepada orang lain. 10.000 kata) yang dimaksudkan
Keterampilan menulis ini dimiliki karena memberikan kesan tunggal yang dominan,
dilakukannya penelitian dan bimbingan cerita pendek memusatkan diri pada satu
yang intensif yang harus dilatih dari Sekolah tokoh dalam satu situasi pada satu ketika
Dasar, karena menulis sangat penting dalam (Nuryatin & Irawati, 2016). Cerita pendek
kehidupan, tidak hanya dalam kehidupan sesuai dengan namanya, adalah cerita yang
pendidikan melainkan kehidupan dalam tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek
bermasyarakat. hanya memiliki satu situasi dan konflik yang
Sejalan dengan yang dikatakan oleh diceritakan oleh satu sudut pandang atau
Herlina dan Nidya, Keterampilan menulis tokoh.
sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi Berdasarkan pernyataan di atas dapat
dan belajar akademik (Herlina & Muji disimpulkan bahwa cerita pendek
Utami, 2019). Keterampilan Hal yang ada merupakan salah satu karya sastra yang
dalam aktivitas menulis yaitu adanya ide diceritakan atau ditulis secara ringkas.
atau gagasan yang melandasi seseorang Cerita pendek hanya memiliki satu konflik
untuk menulis, adanya ide atau gagasan dan selesai dalam sekali baca. Cerita pendek
yang melandasi seseorang untuk menulis, hanya bercerita mengenai “hal-hal yang
adanya media berupa bahasa tulis, dan penting” dan tidak sampai pada detil-detil
adanya tujuan menjadikan pembaca kecil “yang kurang penting”. Namun, hal itu
memahami pesan atau informasi yang justru membuat cerita pendek menjadi
disampaikan oleh penulis. lebih kental sifat ke-unity-annya, lebih
Nuryati dan Irawatin mengatakan memfokus karena lebih dimaksudkan untuk
bahwa scara etimologis cerita pendek pada memberikan kesan tunggal (Nurgiyantoro,
dasarnya adalah karya fiksi atau “sesuatu 2013). Cerita pendek pada umumnya terdiri
yang dikonstrruksikan, ditemukan, dibuat atas satu alur cerita dan konflik. Cerita
atau dibuat-buat”. Hal itu berarti bahwa pendek secara keseluruhan membahas
cerita pendek tidak terlepas dari fakta. Fiksi cerita tunggal yang digambarkan atau
yang merujuk pada pengertian rekaan atau pengalaman penulis itu sendiri. Cerita yang
konstruksi dalam cerita pendek terdapat digambarkan tidak terlalu diperjelas atau

37
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

detail, menggambarkan garis besar yang Genre sastra anak nonfiksi berisi
ingin disampaikan oleh penulis. tentang kisah nyata dalam kehidupan anak
Menulis cerita pendek merupakan sehari-hari yang dapat dijadikan pelajaran
sebuah keterampilan berbahasa dan hidup (Zulela, 2013). Jurnal harian termasuk
bersastra yang memiliki beberapa manfaat, dalam genre sastra anak nonfiksi. Karena
yakni sebagai ungkapan rasa, media kritik berkaitan pada pencatatan kegiatan sehari-
terhadap sebuah peristiwa, dan sebagai hari yang telah dirasakan. Melalui
salah satu bentuk ekspresi (Nuryatin & pencatatan jurnal harian ini, diharapkan
Irawati, 2016). Berdasarkan uraian di atas anak dan para pembaca dapat mendapat
dapat disimpulkan bahwa keterampilan makna ataupun pelajaran hidup dari
menulis cerita pendek adalah kecakapan catatan jurnal harian tersebut.
untuk menuliskan hasil gagasan/ide secara Menurut Herlina dan Nidya, Menulis
ringkas dan padat, serta memiliki kesan jurnal adalah sarana yang aman bagi siswa
tunggal. Menggambarkan pengalaman untuk mengungkapkan perasaannya,
pribadi atau ungkapan secara tulis sehingga menceritakan kejadian di sekitarnya,
dapat dibaca/dinikimati oleh orang lain. menceritakan hasil belajarnya, dan
Menurut Klimova “Diary, also called a menggunakan Bahasa dalam bentuk tulisan
journal, is a notebook where people can (Herlina & Muji Utami, 2019). Pada
write anything they want such as their dasarnya, manusia memiliki kemampuan
thoughts, ideas, feelings or experiences” untuk mengembangkan potensi yang ada
(Klimova, 2015). Artinya adalah, diari juga pada dirinya apabila mau belajar secara
disebut jurnal, adalah buku catatan di mana bersungguh-sungguh. Dengan
orang dapat menulis apa pun yang mereka menggunakan jurnal harian, siswa dilatih
inginkan seperti pendapat, ide, perasaan keterampilan menulisnya secara nyata.
atau pengalaman mereka. Kenyon dalam Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
Lea Ravensbergen juga mengungkapkan, mengembangkan ide dan gagasannya dalam
“Diaries are a common type of survey menggunakan Bahasa. Menulis jurnal dapat
design where respondents are asked to melatih siswa terampil menulis, membaca,
record behaviours at regular intervals over a berani mengambil dan menghadapi resiko,
period of time” (Ravensbergen, Javad, mevalidasi pengalaman dan perasaan
Buliung, & Faulkner, 2019) yang artinya pribadi, mengembangkan kemampuan
buku harian adalah jenis desain survei berpikir, serta memberi kesempatan
umum yang mana responden diminta untuk merefleksi diri (Yarmi, 2017). Manfaat jurnal
mencatat perilaku secara berkala selama harian sangat besar, terutama untuk siswa
periode waktu tertentu. Selanjutnya Didik sekolah dasar. Karena menulis jurnal harian
Komaidi mengatakan jurnal adalah suatu melatih siswa untuk meningkatkan
terbitan yang memuat materi bertema keterampilan berbahasa terutama
khusus dan ditulis seorang pakar keterampilan menulis, menyampikan
dibidangnya (Komaidi, 2015). Jurnal harian pikiran, membagikan pengalaman, dan
adalah salah satu cara untuk menemukan memberikan kesempatan siswa untuk
hal yang paling wajar dan jujur dari tulisan mendapat makna hidup. Melalui menulis,
seseorang adalah dengan jalan membaca siswa dilatih untuk merefleksi kegiatan dan
catatan atau buku hariannya. perbuatannya.

38
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

Selaras dengan yang dikatakan Jones Sebagain besar siswa sudah mampu menulis
dan Beck dalam jurnal sastra dan cerita pendek berdasarkan unsur-unsur
pendidikan, “ … the practices of journal- ing, pembangun cerita pendek (Plot, Tema,
poetry-writing, social media posting and Penokohan, Alur, Latar, Gaya Bahasa,
other forms of writing that allow students to Amanat). Hal tersebut memudahkan siswa
explore, discover, and exercise authority untuk merangkai kalimat sehingga tercipta
over the identities they construct in their cerita yang koheren. Hampir seluruh siswa
writing” (Jones & Beck, 2020). Praktik dapat mengeksplorasi kegiatan sehari-hari
menulis Jurnal, menulis puisi, menulis di mereka dan menuangkannya menjadi
social media, dan bentuk tulisan lainnya sebuah cerita.
yang memungkinkan siswa mengeksplorasi, Sebagian besar siswa terlihat sudah
menemukan, dan menggunakan gagasan dapat menulis dengan semangat.
yang mereka bangun dalam tulisan mereka. Menceritakan kejadian sehari-hari dan me-
Hal ini berarti, praktik menulis membawa recall kembali ingatan mereka. Siswa sudah
siswa untuk dapat mengeksplorasi dan mampu bercerita dengan berbagai emosi,
memaksimalkan potensi yang ada pada diri seperti senang, sedih, kecewa, dan kejadian
mereka. Berdasarkan penjelasan diatas, lucu. Setelah pembelajaran, siswa dievaluasi
jurnal harian dapat disebut sebagai kegiatan untuk menguji keterampilan menulis cerita
pencatatan pengalaman sehari-hari. Dalam pendek siswa melalui lembar penugasan
rangka untuk menyampaikan gagasan serta jurnal harian.
ide yang ada didalam pikiran dan hati. Peneliti menyadari adanya
Disalurkan melalui bentuk tulisan, agar kekurangan dalam penelitian ini. Adapun
dapat dinikmati oleh khalayak umum untuk kekurangan tersebut yaitu: (1) Subjek dalam
merefleksikan makna ataupun pelajaran penelitian ini hanya kelas V SDN Mekarsari
hidup. Berdasarkan uraian di atas dapat 09 sehingga hasil penelitian belum tentu
disimpulkan bahwa penugasan jurnal harian dapat digeneralisasikan untuk sekolah atau
adalah kegiatan yang dilakukan dalam kelas lainnya.; (2) Penelitian ini hanya dapat
rangka untuk merangsang siswa agar lebih dijadikan sebagai masukkan umum bagi
aktif melatih keterampilan menulisnya sekolah lain untuk penerapan penugasan
terutama merankai kalimat. Kegiatan jurnal harian.
menulis catatan harian dalam kehidupan Implikasi dari penelitian ini adalah perlu
anak sehari-hari dapat dijadikan pelajaran dilakukan perubahan dalam cara mengajar
hidup. Melalui penugasan jurnal harian, guru. Guru perlu memperhatikan karateristik
siswa diharapkan dapat memaksimalkan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran.
dalam merefleksi kegiatan sehari-hari yang Pembelajaran dengan menggunakan
telah dilalui dengan jujur dan asli. penugasan jurnal harian merupakan
Berdasarkan hasil penelitian yang penggunaan metode yang tepat untuk
dilakukan selama dua siklus, keterampilan meningkatkan keterampilan menulis cerita
menulis cerita pendek berhasil ditingkatkan pendek. Pembelajaran yang pasif akan
dengan memperhatikan unsur yang ada berdampak pada rendahnya keterampilan
pada penugasan jurnal . Terdapat beberapa menulis cerita pendek karena siswa tidak
temuan dalam proses menulis cerita pendek diberi kesempatan untuk menceritakan
menggunakan penugasan jurnal harian. sendiri cerita berdasarkan hal yang mereka

39
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

alami. Pembelajaran bukan lagi sekadar metalinguistic understanding.


menerima informasi yang baku dari guru Linguistics and Education, 35, 100–108.
atau buku. Pembelajaran Bahasa Indonesia https://doi.org/10.1016/j.linged.2016.
harus berorientasi pada kejadian nyata dan 07.004
hal-hal terdekat yang terjadi disekitarnya.
Pembelajaran dengan menggunakan Herlina, H. (2016). The Effect of Interest in
penugasan jurnal harian merupakan Reading on Mastery of English
penggunaan metode yang tepat untuk Vocabulary with Fifth Grade
meningkatkan keterampilan menulis cerita Elementary Students. Studies in English
pendek. Siswa lebih mudah memahami Language and Education, 3(2), 192.
apabila hal tersebut nyata dan https://doi.org/10.24815/siele.v3i2.49
mengalaminya langsung. 65

Herlina, & Muji Utami, N. C. (2019).


KESIMPULAN Teaching English To Students of
Berdasarkan hasil penelitian yang Elementary School. Jakarta: Bumi
dilakukan di kelas V SDN Mekarsari 09 Aksara.
Kabupaten Bekasi dengan judul
Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Jones, K., & Beck, S. W. (2020). “ It sound
Pendek Melalui Penugasan Jurnal Harian like a paragraph to me ”: The
Pada Siswa Kelas V SDN Mekarsari 09 negotiation of writer identity in
Kabupaten Bekasi dapat disimpulkan bahwa dialogic writing assessment. Linguistics
keterampilan menulis cerita pendek dapat and Education, 55, 100759.
ditingkatkan melalui penugasan jurnal https://doi.org/10.1016/j.linged.2019.
harian. 100759
Pembelajaran dengan menggunakan
penugasan jurnal harian dapat Klimova, B. (2015). Diary Writing as a Tool
meningkatkan keterampilan menulis cerita for Students’ Self-reflection and
pendek siswa. Metode tersebut Teacher’s Feedback in the Course of
memberikan kesempatan pada siswa untuk Academic Writing. Procedia - Social
melibatkan pengalaman dan kejadian and Behavioral Sciences,
sehari-hari. Melalui pengalaman langsung 197(February), 549–553.
tersebut, siswa lebih mudah dalam https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.
merangkai tiap kejadian hingga membentuk 07.189
satu cerita pendek yang untuh dan asli.
Saran peneliti yang dapat diterapkan bagi Komaidi, D. (2015). Menulis Kreatif.
peneliti selanjutnya adalah merencanakan Yogyakarta: Sabda Media.
dan menyiapkan kelengkapan secara teliti
sebelum melakukan penelitian Myhill, D., & Jones, S. (2015).
Conceptualizing metalinguistic
DAFTAR PUSTAKA understanding in writing. Cultura y
Chen, H., & Myhill, D. (2016). Children Educacion, 27(4), 839–867.
talking about writing: Investigating https://doi.org/10.1080/11356405.201

40
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2020

5.1089387 unsolicited comments written in


children’s activity-travel diaries. Travel
Nugraha, J., MS, Z., & Fuad, N. (2019). Behaviour and Society, 16(January),
Peningkatan Keterampilan Menulis 70–76.
Deskripsi Melalui Pendekatan Saintifik https://doi.org/10.1016/j.tbs.2019.04.
Dengan Metode Problem Based 008
Learning di Kelas IV Sekolah Dasar.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Yarmi, G. (2017). Pembelajaran Menulis di
KALUNI, 2, 118–124. Sekolah Dasar. Perspektif Ilmu
https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i Pendidikan, 31(1), 1–6.
0.37
Yogyantoro, A. (2016). Peningkatan
Nurgiyantoro, B. (2013). Sastra Anak Keterampilan Menulis Karangan
Pengantar Pemahaman Dunia Anak Deskripsi Menggunakan Media
(Cet. III). Yogyakarta: Gajah Mada Diorama Siswa Kelas IV. Jurnal
University Press. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 38,
3.570-3.579. Retrieved from
Nuryatin, A., & Irawati, R. (2016). http://journal.student.uny.ac.id/ojs/in
Pembelajaran Menulis Cerpen. (A. dex.php/pgsd/article/viewFile/5378/50
Qadir, Ed.) (Cet. I). Semarang: Cipta 85
Prima Nusantara.
Zulela. (2013). Pembelajaran Bahasa
Ravensbergen, L., Javad, A., Buliung, R., & Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah
Faulkner, G. (2019). Voices from the Dasar. (A. Wardan, Ed.) (Cet.2).
survey margins: Investigating Bandung: Remaja Rosdakarya.

41

Anda mungkin juga menyukai