112 227 1 SM
112 227 1 SM
ISSN 2088-0952
Lindawati
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen
berdasarkan pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX-E di SMP Negeri 1 Muara Tiga Kabupaten
Pidie. Pelaksanaan (PTK) ini menggunakan dua siklus dengan melalui 3 tahapan yaitu, (1)
Briefing, yaitu tahap proses pengarahan pada individu atau kelompok sebelum melakukan
pembelajaran, (2) Activity, yaitu tahap dimana individu atau kelompok melaksankan kegiatan
sesuai dengan briefing yang telah diberikan, dan (3) Mereview, adalah tahap dimana siswa dibantu
pengajar melihat dan memandang secara kritis dampak dari kegiatan, lalu menarik kesimpulan
dari pengalaman atau kegiatan tersebut. Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan
dan tes siswa diperoleh dari dokumen penilaian proses pembelajaran dan secara individu
menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning, dapat
meningkatkan keterampilan siswa menulis cerpen. Hasil rata-rata tes menulis cerpen pada siklus
I diperoleh hasil rata-rata sebesar 65 kemudian pada siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 77
dengan ketuntasan klasikal 85,7%. Berdasarkan hal tersebut diharapkan guru dapat menerapkan
Model Pembelajaran Experential Learning dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar
kemampuan keterampilan menulis cerpen siswa dapat meningkat.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Experiential Learning, Keterampilan Menulis, Cerpen
Menulis Cerpen alur, (4) latar yang ditampilkan, (5) diksi dan
Semi (1990:8) mengatakan “Menulis gaya bahasa, (6) sudut pandang yang
atau mengarang pada hakekatnya digunakan, (7) kepaduan antarunsur
merupakan pemindahan pemikiran atau pembangun cerpen.
perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang
bahasa”. Teknik Analisis Data
Menurut Kosasih (2004:431) “Cerpen Data hasil tes tulis dianalisis dengan
adalah karangan pendek yang berbentuk menghitung persentase ketuntasan secara
prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal individual dalam membuat cerpen.
kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, Menghitung persentase dengan langkah-
peristiwa yang mengharukan atau langkah sebagai berikut:
menyenangkan, dan mengandung kesan a. Merekap nilai yang diperoleh siswa
yang tidak mudah dilupakan” b. Menghitung nilai masing-masing aspek
Dengan kata lain dapat disimpulkan c. Menghitung nilai rata-rata,
bahwa cerpen adalah karangan pendek yang d. Menghitung persentase nilai.
berbentuk prosa. Menceritakan sebuah Data hasil belajar siswa terdiri atas
konflik secara singkat dan lugas, namun data hasil belajar siklus I dan siklus II.
memiliki unsur-unsur sastra yang menarik. Analisa data hasil belajar setiap siklus
Materi ini diajarkan dengan menggunakan ditinjau secara individual dari KKM
langkah kerja model experiental leaning. (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
Yaitu Briefing, Activity dan Review ditetapkan sekolah.
situasi yang relevan dengan topik penelitian. cerpen melalui model pembelajaran
Dengan demikian dalam tahap perencanaan, experiential learning. Tahap ini meliputi
uraian selengkapnya dijelaskan di bawah ini. beberapa bagian, antara lain: (1) guru
memberikan materi tentang cerpen dan
unsur-unsur pembangun cerpen, (2) guru
Proses Tindakan Siklus I memberikan langkah-langkah dalam
Proses penelitian tindakan kelas dalam menulis cerpen, (3) guru mendemostrasikan
siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu cara menulis cerpen dari pengalaman pribadi
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan (4) guru berkeliling untuk memberikan
refleksi. Proses penelitian tersebut dapat bimbingan kepada siswa yaitu mengarahkan
diuraikan sebagai berikut: siswa untuk dapat menemukan ide cerita dan
1. Perencanaan merumuskannya ke dalam tema kemudian,
Tahap ini dimulai dengan refleksi siswa diarahkan untuk menentukan siapa
awal. Kegiatan yang dilakukan berupa tokoh utamanya, apa masalahnya, siapa
tokoh antagonisnya, bagaimana latarnya dari
renungan atau pemikiran terhadap mana awal ceritanya, dan bagaimana cerita
wawancara dengan guru mata pelajaran ditutup, (5) hasil pekerjaan siswa
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IX-E dikumpulkan, (6) salah satu siswa
SMP NEGERI 1 MUARA TIGA. Kegiatan membacakan hasil pekerjaan itu untuk
dilanjutkan dengan perencanaan dijadikan contoh, (7) siswa yang lain
pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya menanggapi hasil pekerjaan temannya.
memecahkan segala permasalahan yang 3. Pengamatan
dilakukan yang telah ditemukan pada Pengamatan atau yang sering disebut
refleksi awal, dan segala hal yang perlu observasi dilakukan selama
prosespembelajaran berlangsung. Dalam
dilakukan pada tahap tindakan. Dengan pengamatan ini, akan diungkap segala
adanya perencanaan, tindakan pembelajaran peristiwa yang berhubungan dengan
yang dilakukan akan lebih terarah dan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama
sistematis. melakukan kegiatan pembelajaran maupun
Langkah-langkah proses perencanaan respon siswa terhadap metode danmedia
ini antara lain: (1) menyusun rencana pembelajaran. Pengambilan data dilakukan
pelaksanaan pembelajaran yang berisi melalui tes. Dalam proses pengamatan ini,
langkah-langkah yang dilakukan guru di data diperoleh melalui beberapa cara,
samping bentuk-bentuk kegiatan yang antaralain (1) tes tertulis untuk mengetahui
dilakukan siswa dalam rangka implementasi kemampuan menulis cerpen siswa serta
tindakan perbaikan tindakan yang telah peningkatannya setelah melakukan selama
direncanakan, (2) mempersiapkan fasilitas dua siklus,
dan sarana pendukung yang diperlukan di 4. Refleksi
kelas, seperti media pembelajaran dan alat Refleksi di dalam PTK adalah upaya
peraga, (3)menganalisis data mengenai untuk mengkaji apa yang telah terjadi,apa
proses dan hasil tindakan perbaikan, (4) yang telah dihasilkan atau yang belum
melakukan simulasi (bermain peran)
pelaksanaan tindakan untuk menguji berhasil dituntaskan dengan
keterlaksanaan rancangan, sehingga dapat tindakanperbaikan yang telah dilakukan.
menumbuhkan kepercayaan diri dalam Hasil refleksi digunakan untuk
pelaksanaan yang sebenarnya. menetapkanlangkah lebih lanjut dalam
2. Tindakan upaya mencapai tujuan PTK. Dengan kata
Tindakan yang dilakukan peneliti lain refleksi merupakan pengkajian terhadap
dalam meneliti proses pembelajaran menulis keberhasilan atau kegagalan dalam
cerpen dengan menggunakan model mencapai tujuan.
pembelajaran experiential learning pada Pada tahap ini yang dilakukan oleh
siklus I ini sesuai tindakan dengan
perencanaan yang telah disusun. peneliti yaitu menganalisis hasil tes. Setelah
Tahap pelaksanaan yaitu tahap dianalisis akan terlihat permasalahan atau
melakukan kegiatan pembelajaran menulis muncul pemikiran baru yang
MUARA TIGA sudah dapat dikatakan baik Selain itu, peneliti memberikan saran,
karena rata-rata skor yang diperoleh siswa sebelum melakukanpenelitian, peneliti
dalam menulis cerpen pada siklus II ini lain hendaknya mempersiapkan segala
sudah berada dalam kategori baik. Hasil sesuatu yangberkaitan dengan proses
Tes Siklus I dan Siklus II menunjukan penelitian dengan matang agar dalam
adanya perubahan keterampilan siswa SMP melakukan penelitian kesalahan-
Negeri 1 Muara Tiga dari kategori Cukup kesalahan teknis dapat diminimalisir.
menjadi kategori Baik.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach.
Berdasarkan hasil penelitian dan Yogyakarta: Pustaka Belajar.
pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa
Keterampilan menulis cerpen siswa kelas Arikunto, Suharsimi, 2005. Manajemen
IX-E SMP Negeri 1 Muara Tiga mengalami Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran Cipta.
menulis cerpen dengan menggunakan model
pembelajaran experiential learning. Hasil Carl Roger (www.wordpress.com) diakses
rata-rata tes menulis cerpen pada siklus I 20 agustus 2018
diperoleh hasil rata-rata sebesar 65
kemudian pada siklus II diperoleh hasil rata- Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar
rata sebesar 77 (hasil pembulatan ke atas dari Mengajar. Jakarta: P.T. Bumi
76,64) dengan ketuntasan klasikal 85,7%. Aksara
Perolehan hasil rata-rata nilai tes menulis
cerpen ini menunjukkan bahwa John Luckner dan Reldan Nadler
pembelajaran menulis cerpen dengan http://www.learningfromexperien
menggunakan model pembelajaran ce.com/images/uploads/process-
experiential learning pada siswa kelas IX-E of-experiential-learning.pdf.
SMP NEGERI 1 MUARA TIGA dapat diakses 20 agustus 2018
meningkat dan berhasil. Perubahan tersebut
ditunjukkan dengan perilaku siswa yang Kolb, David A. 1984. Experiential
lebih serius dan bersemangat Learning: Experience as The
dalammengikuti proses pembelajaran Source of Learning and
menulis cerpen. Development.Western Reserve
University: New Jersev
Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian Kosasih, E. 2004. Kompetensi
tersebut, peneliti memberikan saran sebagai Ketatabahasaan Dan
berikut: Kesusastraan Cermat Berbahasa
1. Guru bahasa dan sastra Indonesia dapat Indonesia. Bandung: Yrama
menggunakan model pembelajaran Widia.
experiential learning dalam
membelajarkan menulis cerpenkepada Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang :
siswa karena model pembelajaran Angkasa Raya
experiential learning ini
dapatmeningkatkan keterampilan siswa Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
dalam menulis cerpen dan dapat Inovatif Berorientasi
memotivasi siswa menulis cerpen. Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian Pustaka Publisher.
yang serupa dengan model yangberbeda.