Anda di halaman 1dari 7

UAS FILSAFAT SENI

ANALISIS KARYA DESAIN FURNITURE


KARIM RASHID
“FLOAT SOFA”
DENGAN TEORI KONSEP KETERBUKAAN DARI MORRIS WEITZ

DOSEN PENGAMPU :
NURHADI SISWANTO, S.Fil., M.Fil.

Disusun oleh :

Nama : ADHIKA ATINIRBHITA


NIM : 181 2154 023
Kelas :B

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2020
I. PENDAHULUAN
Banyak orang melihat hasil karya desain interior berupa wujud / wadah yang kasat
mata, berupa sebuah penataan furniture dan dekorasi, seolah-olah merupakan ruangan
yang mati tanpa nilai atau makna yang berarti. Prinsip para pengguna bangunan dari
karya desain interior ini adalah bagaimana mereka dapat menggunakan dan
memfungsikan bangunan ini dengan nyaman, luncar dan aman, lengkap dengan
fasilitas pelayanan yang diinginkannya saat melakukan aktifitasnya di dalam hangunan
tersebut. Begitu juga orang lain yang bukan pengguna bangunan ini dapat menikmati
indahnya bangunan karena tampilan estetika yang unik dan menarik. Namun jika kita
mengkaji lebih dalam lagi bahwa sebuah karya desain interior disamping tuntutan
tersebut di atas tentunya diperlukan juga suatu nilai-nilai yang tidak dapat diwujudkan
dalam bentuk wadah (bangunan) yaitu suatu nilai filosofi yang mendasari terciptanya
bangunan tersebut.
Melalui kajian analisis makalah ini, dengan acuan dasar pada teori estetika dengan
melakukan pengamatan hasil-hasil karya desainer maupun arsitek, dan memberikan
gambaran tentang pentingnya konsep filosofi dalam suatu desain interior, sehingga
suatu karya, bukan hanya sekedar sebuah benda mati. Namun sebuah karya desain
adalah karya yang mempunyai nilai dan makna filosofi yang tinggi dan seolah-olah
mempunyai "roh" yang hidup.
Desain telah menjadi pembentuk budaya dunia kita dari awal. Desainer telah
merancang sistem, kota, dan komoditas. Desainer juga telah membahas masalah dunia.
Sekarang desain bukan tentang menyelesaikan masalah, tetapi tentang kecantikan
lingkungan yang dibuat. Desain adalah tentang perbaikan hidup dengan sesuatu yang
puitis, estetis, bisa dialamai, bisa dirasakan, dan emosional.
Jadi pada makalah kali ini saya sebagai penulis mencoba menganalisis lebih
mendalam karya desain furniture dari Karim Rashid, dengan menghubungkannya
dengan teori estetika estetika modern Abad XX yang dikemukakan oleh Morris Weitz
(1956) yang berpendapat tentang “Konsep Keterbukaan”. Tujuannya adalah untuk
menemukan pemaknaan mendasar dari karya desain furniture ini dan sekaligus bentuk
apresiasi terhadap karya ini, karena ada keterkaitan tentang konsep keterbukaan dari
Morris Weitz dan pandangan kontemporer dari Karim Rashid.

2 | UAS FILSAFAT SENI


II. INFORMASI KARYA DESAIN FURNITURE
A. Biografi Desainer

Gambar 1.0 Karim Rashid Si Desainer Kontemporer


(Sumber : Google Picture, 2020)

Karim Rashid adalah seorang desainer terkenal dan meluncurkan lebih dari 3000
desain ke dalam produksi, termasuk proyek untuk desain furniture, peralatan
makan, aksesoris, fashion, pengemasan, fitting, perlengkapan pencahayaan, serta
interior, instalasi, dan proyek arsitektur lainnya.
Lahir di Kairo pada 18 September 1960, Karim Rashid besar di Toronto dan
menyelesaikan pendidikan desainnya di Carleton University, Ottawa. Ia kemudian
melanjutkan pendidikannya di Ettore Sottsass di Italia. Perusahaan-perusahaan
global seperti Citibank, 3M, dan Sony Ericsson telah mempercayakan Karim
Rashid untuk menangani proyek-proyek mereka. Desainnya yang eklektik dan
nyentrik tidak hanya tertuang pada karya-karya komersialnya. Apartemennya yang
terletak di New York, menunjukkan gaya desainnya yang sensual dan tidak takut
bermain warna.
Karim Rashid adalah rasul teknologi baru. Dia menggunakan teknologi
komputer dan perangkat lunak, yang secara signifikan dapat mengurangi biaya
produksi. Karena membantu produsen mengurangi biaya barang dan membawa
produksi ke tingkat berikutnya. Di antara kreasi Karim Rasyid adalah jam tangan,
piring, tempat sabun, keranjang sampah, serta furnitur, benda fashion, lampu, ruang
pameran, hotel, restoran, apartemen, dan patung. Karim Rashid adalah seorang
penulis, pengajar di universitas dan konferensi, peserta dalam berbagai pameran

3 | UAS FILSAFAT SENI


bersama, seorang profesor di University of the Arts di Philadelphia dan bintang
acara reality show Made in the USA. Karya-karyanya menjadi koleksi permanen
15 museum besar di dunia.
B. Latar Belakang Karya

Gambar 1.1 Karya Desain Furniture Karim Rashid yang bernama “Float Sofa”
(Sumber : Google Picture, 2020)

Judul Karya : Float Sofa


Desainer : Karim Rashid
Klien : SANCAL (Produsen Furniture dari Spanyol)
Tahun : 2012
Pameran : Salone del Mobile Milano 2012, Italia

C. Pandangan Penulis Terhadap Karya


Setelah diamati secara mendalam, karya Float Chair milik Karim Rashid sangat
menajubkan, ini terlihat dari sebuah komposisi warna yang sering dia terapkan,
penggunaan warna yang cenderung terang atau istilah bahasa jawanya yaitu
“ngejreng”, dan tentunya dia padukan dengan konsep kontemporer yang selalu
dibawakannya, sehingga tercipta sebuah karya yang sensasional. Jika orang melihat
maka akan merasa senang dan seru. Walaupun cenderung nyentrik akan tetapi
karyanya selalu enak untuk dipandang. Karyanya tidak sebatas estetika saja, akan
tetapi juga mengkampanyekan produk yang sustainable, terbukti pada setiap
karyanya menggunakan material-material yang ramah lingkungan (recycle), orang
lain pun takjub dengan karyanya yang bisa mengkombinasikan bahan ramah
lingkungan dengan cara pandang kontemporernya.

4 | UAS FILSAFAT SENI


III. TEORI
Penulis menggunakan teori estetika modern abad XX yang dikemukakan oleh
Morris Weitz (1956) yang berpendapat tentang “Konsep Keterbukaan”.. Teori ini
mengatakan bahwa seni tidak bisa dilakukan, karena konsep tentang seni tidak lagi bisa
dibatasi dengan kriteria-kriteria yang lazim digunakan dalam definisinya sampai saat
ini Pemahaman tentang konsep pada manusia terus berkembang sehingga tidak bisa
dibatasi dengan kriteria-kriteria yang ada
Dalam teorinya, Morris Weitz (1956) menyatakan bahwa konsep tentang “seni”
dan “Kesenian” harus menjadi konsep yang terbuka. Perkembangan dunia kesenian
begitu luas dan sangat kompleks, setiap saat muncul ratusan karya-karya beraliran
aneka macam. Semua penciptanya menyatakan karyanya sebagai karya seni sehingga
kita tidak bisa melakukan standarisasi terhadap kriteria minimal disebut sebagai karya
seni. Tidak bisa diadakan kriteria kecuali berdasarkan perasaan masing-masing orang.
Setiap orang bisa saja menyebut sesuatu sebagai seni dan terserah kepada yang lain
untuk menilainya. Konsep seni menjadi konsep terbuka dan ini sejalan dengan
perkataan dari Karim Rashid yaitu “Design is about the betterment of our lives
poetically, aesthetically, experientially, sensorially and emotionally.” Artinya adalah
desain merupakan tentang perbaikan hidup kita secara puitis, estetis, eksperiensial,
sensoris dan emosional.

IV. HASIL ANALISIS

Gambar 1.2 Kiri Morris Weitz dan Kanan Karim Rashid


(Sumber : Google Picture, 2020)
5 | UAS FILSAFAT SENI
MORRIS WEITZ KARIM RASHID

1. Seni tidak bisa dibatasi dengan 1. Desain merupakan tentang


kriteria-kriteria yang lazim perbaikan hidup kita secara puitis,
digunakan. estetis, eksperiensial, sensoris dan
2. Konsep seni terus berkembang emosional.
dari waktu ke waktu. 2. Desain harus terbuka, dan
3. Seni terlalu luas dan membiasakan dengan kehidupan
kompleks,sehingga diperlukaan sekarang, mulai meninggalkan
konsep keterbukaan nostalgia dan cara pandang
tradisional / kuno.

KONSEP KETERBUKAAN

Bagan 1.0 Kesinambungan Cara Pandang Morris Weitz dengan Karim Rashid
(Sumber : Penulis, 2020)
Karim Rashid ia dikenal sebagai rasul teknologi, karena penerapan
kesinambungan antara teknologi dengan desainnya menghasilkan karya yang
menajubkan dan fleksibel. Dia memandang bahwa desain itu tentang perbaikan
hidup kita secara puitis, estetis, eksperiensial, sensoris dan emosional. Sehingga
dalam penerapan desainnya, sangat terlihat sangat berkarakter dan bisa menerapkan
ego nya ke dalam desainnya, klien pun merasa puas dengan apa yang didapatkan.
Bila mana dilihat secara mendalam, sebelum terciptanya sebuah karya, Karim
Rashid memiliki pandangan bahwa desain adalah sesuatu yang bebas dan sebuah
bentuk spirit dalam diri, sehingga dalam karyanya menimbulkan efek yang
ekspresif dan indah. Bisa dikatakan dia membawakan gaya yang menumbangkan
aturan-aturan tradisional. Menurutnya Desain harus terbuka, dan membiasakan
dengan kehidupan sekarang, mulai meninggalkan nostalgia dan cara pandang
tradisional / kuno. Desain adalah isu demokrasi: tidak boleh mewah, karena setiap
orang berhak memiliki objek yang didesain dengan baik dan berfungsi sesuai
kebutuhan yang memilikinya.

6 | UAS FILSAFAT SENI


Float Sofa yang dirancang oleh Karim Rashid untuk produsen furniture Spanyol
SANCAL. Karya tersebut dihadirkan di Salone del Mobile Milano 2012. Desainnya
juga simpel namun jauh dari kesan biasa, sama seperti kreasi semua desainer. Sofa
terdiri dari rangkaian elemen bulat dan warna-warni dengan bentuk lembut dan
elemen ini berpotongan dan menciptakan komposisi yang harmonis. Float Sofa
memiliki sandaran yang tinggi dan dudukannya tampak seperti melayang di atas
tanah. Ini didukung oleh kaki kayu yang ramping dan tampilan alami secara
keseluruhan yang mengundang. Selain itu, sofa ini memiliki lengan dan sandaran
kepala modular. Muncul dengan 3 punggung berbeda dan kain pelapis dapat
memiliki satu warna atau kombinasi warna dan kain dari koleksi yang disebut
Kairo. Warna-warna tersebut melengkapi satu sama lain dengan indah sekaligus
menciptakan kontras yang menarik. Keindahan karya ini terletak pada keseruannya
yang mana ketika kita melihat akan merasa senang dan tidak memandang desain
ini untuk konglomerat maupun rakyat biasa, sangat universal.

KONSEP OBJEK KOMPOSISI

TERBUKA KARYA KOMPONEN

ESTETIKA
PENGALAMAN EMOSI
DAN
SUBJEKTIF PENGAMAT
KARAKTER

Bagan 1.1 Proses pemaknaan karya dilihat dari Teori Morris Weitz
(Sumber : Penulis, 2020)

7 | UAS FILSAFAT SENI

Anda mungkin juga menyukai