PERTEMUAN 8
SELEKSI
A. Tujuan Pembelajaran
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai seleksi sumber daya manusia pada
organisasi atau perusahaan. Setelah menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu: menjelaskan tentang pengertian seleksi, prosedur seleksi,
tujuan seleksi, metode pengadaan seleksi, kualifikasi seleksi SDM, proses seleksi,
pentingnya dan kendala seleksi dan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
seleksi
B. Uraian Materi
1. Pengertian Seleksi
Ada tiga hal yang menyebabkan seleksi menjadi hal yang penting, yaitu:
c. Seleksi yang baik itu penting, karena implikasi hukum dari pelaksanaannya
secara serampangan.
a) Pendidikan
b) Referensi
c) Pengalaman kerja
d) Kemampuan bahasa Inggris
e) Kesehatan
f) Tes tertulis
g) Tes wawancara.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
2. Prosedur Seleksi
a. Pengumpulan informasi
Untuk mengumpulkan informasi tentang organisasi, jalur karir dan
kondisi pekerjaan. Disamping itu juga tentang para calon yang memiliki
pengalaman , kualifikasi dan karakteristik personal.
b. Prediks
Penggunaan informasi masa lalu dan kini tentang karakteristik calon
sebagai basis untuk prediksi tentang proyeksi perilakunya di masa
mendatang.
c. Pembuat keputusan
Penggunaana prediksi tentang proyeksi perilaku calon di masa
mendatang sebagai basis untuk membuat keputusan tentang
penerimaan terhadap calon.
d. Pasokan informasi
Memberi informasi tentang organisasi, pekerjaan, kondisi organisasi,
memberi informasi tentangt hasil proses seleksi kepada seluruh pihak
yang terlibat.
Langkah-langkah Seleksi
3. Tujuan Seleksi
Non ilmiah
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan atas kriteria standar,
atau spesifikasi kebutuhan nyata suatu pekerjaan atau jabatan. Akan tetapi
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
hanya didasarkan pada perkiraan dan pengalaman saja. Seleksi dalam hal
ini dilakukan tidak berpedoman pada uraian spesifikasi pekerjaan dari
jabatan yang akan diisi. Unsur-unsur yang diseleksi biasanya meliputi hal-
hal seperti:
Ilmiah
Metode ilmiah merupakan metode seleksi yang didasarkan pada
spesifikasi pekerjaan dan kebutuhan nyata yang akan diisi, serta
berpedoman pada kriteria dan standar-standar tertentu. Seleksi ilmiah
mengacu pada hal-hal antara lain:
Kualifikasi meliputi:
a. Umur h. Temperamen
b. Keahlian i. Karakter
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
6. Proses Seleksi
diterima atau ditolak. Para calon tenaga kerja yang diterima kemudian
diminta untuk tes kesehatan secara umum. Hasil tes kesehatan ini dan
hasil-hasil dari tahap sebelumnya digunakan sebagai dasar penerimaan
atau penolakan calon.
d. Pemberitahuan dan wawancara akhir
Wawancara akhir dilakukan dengan para calon tenaga kerja yang
diterima, kemudian diterangkan tentang berbagai kebijakan, terutama yang
menyangkuy bidang sumber daya manusia seperti gaji dan imbalan
lainnya.
e. Penerimaan
Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat surat keputusan
diterima bekerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan
pekerjaan. Adakalanya tenaga kerja diminta untuk menandatangani
sebuah kontrak kerja.
7. Pentingnya Seleksi
3) Menolak pelamar yang membuat pernyataan palsu dari fakta materal atau
yang memilki catatan hukuman untuk pelanggaran yang langsung
berhubungan dan penting untuk pekerjaan tersebut.
a. Keabsahan
1) Keabsahan Tes
Merupakan kecermatan yang dengannya sebuah tes, wawancara
dan lain-lain mengukur apa yang mau diukur atau memenuhi fungsi
yang dirancang untuk diisi. Keabsahan tes menjawab pertanyaan
“Apakah tes ini mengukur apa yang harus diukur?”. Berkenaan
dengan tes seleksi karyawan, istilah keabsahan sering merujuk pada
bukti bahwa tes itu berhubungan dengan jabatan. Dalam testing
pekerjaan ada dua cara utama untuk menunjukkan keabsahan tes,
yaitu keabsahan kriteria dan keabsahan muatan.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
“Reabilitas yaitu konsistensi nilai yang diperoleh oleh orang yang sama
saat di uji kembali dengan ujian yang sejenis. Ada beberapa cara untuk
memperkirakan konsistensi nilai atau keandalan. Anda dapat melakukan
ujian yang sama kepada orang yang sama pada dua waktu yang berbeda.
Atau anda dapat melakukan ujian dan kemudian memberikan ujian kembali
yang di yakini para ahli sebagai ujian yang setara beberapa waktu
kemudian, ini akan menjadi penilaian bentuk setara.” Dengan
membandingkan nilai ujian mereka pada ujian kedua dengan nilai pada
ujian pertama, hal ini akan menjadi penilaian ulang ujian.
9. Kendala Seleksi
a. Jenis-jenis ujian
Ujian Kemampuan Kognitif.
Ujian kognitif termasuk ujian kemampuan pemahaman umum
(Intelegensia) dan ujian kemampuan mental khusus seperti memori
dan pemahaman induktif.
Ujian Intelegensia.
ANGGA PRATAMA, S.E., M.M.
Ujian Keberhasilan.