Anda di halaman 1dari 7

TANGGUNG JAWAB ILMUAN DAN SENIMAN

Oleh :

Luh Putu Krisna Dewi (07)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES


KEMENKESDENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN
Tahun Ajaran
2023/2024
TANGGUNG JAWAB ILMUAN DAN SENIMAN

Ilmu Pengetahuan, dan Seni adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
panca indera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telahdiklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkankebenaran obyektif, telah
diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalamkajian filsafat setiap ilmu membatasi
diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut
sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam di sebut generalis.
Dengan keterbatasan kemampuanmanusia, maka sangat jarang di temukan orang yang menguasai
ilmu secara mendalam.Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut
pandangbudaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan
praktisdari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
objektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karnamemiliki
potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan
dan teknologi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahtraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpang-timpangandalam
kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat di gunakan untuk yang
memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau di gunakan untuk
menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan
segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa
tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di identik dengan
keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya
adalahnafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-
orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
A. Pengertian Seni Dalam Agama Hindu
Seni sebagai media, memiliki kekuatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keperluan
manusia. Pada jaman prasejarah kelompok orang dalam masyarakat tampak memuja dewa,
roh, atau sesuatu yang khusus dengan memukul gendang dan bunyi-bunyian. Jadi seni musik
mempunyai fungsi kerohanian untuk mendekatkan manusia dengan dewa yang dipuja.
Kemudian fungsi ini diteruskan dalam kehidupan tari-tarian. Dengan demikian seni tari juga
meneruskan fungsi spiritual itu (The Liang Gie, 2004: 47-48). Hal ini wajar, karena kehidupan
seni juga diamanatkan dalam kitab suci Veda ( Titib. 1998 : 464 – 467).
Bagi kehidupan masyarakat Hindu, fungsi dimaksud tampak masih berlangsung. Hal ini
terbukti dari adanya gamelan dan tari-tarian sakral yang hanya dimanfaatkan atau disuguhkan
dalam suatu upacara tertentu, seperti tari sangiang, topeng sidakarya, dan yang lainnya, yang
difungsikan sebagai kekuatan penolak kejahatan dalam rangka memohon keselamatan dan
kesejahtraan lahir batin bagi umat dalam arti luas. Sejalan dengan kebutuhan hidup dan
kehidupan masyarakat, maka fungsi seni juga mengalami perkembangan, seperti fungsi
pendidikan, yang dapat menjangkau beberapa hal seperti : keterampilan, dan berbagai
kreatifitas lainnya. Yang tidak kalah pentingnya dari pada fungsi seni itu sendiri adalah fungsi
komunikatif. Dengan demikian kesenian memiliki konteks yang beraneka ragam sesuai
dengan kebutuhan dan struktur sosial budaya masyarakat pendukunya. Hal ini wajar karena
seni pada dasarnya mengandung berbagai nilai.
Nilai utamanya adalah estetika, yakni mencipta sesuatu yang menawan bagi penerimanya.
Nilai lainnya adalah nilai pengetahuan dan informasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa yang
paling penting dalam seni adalah nilai hidup yang diungkapkan di dalamnya. Nilai-nilai ini
berupa problematik yang biasanya dipandang secara filsafati, disadari atau tidak oleh
senimannya. Nilai hidup ini menunjukkan tingkat kepahaman seniman terhadap kehidupan
ini, juga menunjukkan luasnya pandangan seniman. Nilai-nilai seni yang digemari oleh kaum
cendekiawan adalah nilai-nilai ini. Kesenian lalu dipandang sebagai suatu metode untuk
mengungkapkan kepahaman terhadap suatu kehidupan. Kalau ilmuwan dan filosuf memahami
hidup ini dengan disiplin nalarnya, maka seniman bukan hanya bekerja berdasakan nalar,
melainkan dengan seluruh aspek dimensi rohani manusia, seperti menghayati hidup sehari-
hari. Bedanya bahwa bagi ilmuwan penghayatan hidup sehari-hari berlangsung tanpa bentuk,
sedangkan pada seniman penghayatan, dibingkai dalam bentuk intisari hakiki pemahamannya
( Sumardjo,2000:199-200).
B. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Pengertian yang kita petik dari kata ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah
suatu perintah sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kitasadari bahwa agama adalah
merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat,sehingga ilmu yang tersimpul dalam
agama tidak semata ilmu yang menjurus kepadaurusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang
mengarah kepada duniawi.Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika
tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat
untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik
itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.
C. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab
atas sesuatu yang dipertanggung jawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasaInggris
disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability,dalam bahasa agama
disebut perhitungan.
1. Tanggung Jawab Ilmuan
lmuan adalah orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun
dan sungguh-sungguh. Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-
kurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial. Pada intinya, dimensi religius atau etis
seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan
etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial
pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya
bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu
yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan
para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi,
menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat
dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna
mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan
merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi
tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh, Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan
masyarakat Kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah
dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta,
termasufenomena fisika, matematis dan kehidupan social.Istilah ilmuwan dipakai untuk
menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh
dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada
dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena
mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya.Ilmuwan memiliki beberapa
ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan.
Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus
tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam
mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya
memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar
dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua
itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu
harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama. Oleh karena itu seorang ilmuwan
harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya :
i. Prosedur ilmiah
ii. Metode ilmiah
iii. Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh
iv. Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada
perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas
keilmuannya.
2. Tanggung Jawab Seniman
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif,
atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakankarya seni, seperti lukisan, patung, seni peran,
seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk
menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. Seni
(art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini kemudian
diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam
membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan
kalimat lain seni merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan
budi manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek),
ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda
tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
i. Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah
melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang
mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
ii. Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya tidak ada.
Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si pengamat. Penganut teori
ini diantaranya ; Henry Home, Edmund Burke, dan Hard Ashely.
Kebenaran kedua teori tersebut sesungguhnya dapat dikompromikan (teori
campuran). Sehingga benang merahnya, bahwa keindahan itu terletak dalam suatu
hubungan diantara sesuatu benda dengan alam pikiraan seseorang yang sedang
mengamatinya. Dengan kata lain sesuatu itu bisa disebut indah, jika benda itu punya sifat
indah dan dikuatkan dengan perasaan seseorang.
D. Peran Agama dan IPTEK dalam Kehidupan
Kalau tantangan pertama adalah pluralisme dan tantangan kedua adalah sekularisme, maka
tantangan ketiga dalam hidup keagamaan di zaman ini adalah individualisme. Kemajuan
teknologi saat ini tidak hanya merambah ke struktur kehidupan dari kebersamaan menjadi
individualis. Sebetulnya mentalitas hidup yang disebut individualisme sudah muncul sejak
zaman pencerahan (aufklarung), dengan semboyannya: ”Beranilah berpikir sendiri!” Namun
perubahan ini juga merombak konsep manusia itu sendiri (manusia diperbudak oleh teknologi).
Perombakan itu juga mengakibatkan renggangnya hubungan manusia dengan Tuhan,
perubahan ini juga merubah cara pandang manusia terhadap agama. Sehingga agama bukan lagi
menjadi pedoman ataupun penerang dan penentram jiwa, melainkan hanya sebagai pelengkap
atau formalitas saja. Akibat kondisi tersebut, maka timbullah asumsi bahwa agama perlu
mengikuti perkembangan kemajuan teknologi dari masa ke masa. Namun proses ini tidaklah
berjalan dengan baik, meskipun mengikuti proses berjalannya teknologi, banyak masalah yang
terjadi. Ajaran-ajaran agama pada masa ini mulai memudar dan tak berbobot, di gereja terjadi
penciutan iman, bagi kaum yang muda maupun yang tua, sehingga jumlah pengikutnya pun
berkurang drastis. Salah satu alasannya adalah bahwa mereka tidak menulusi iman dan
menganggap bahwa hal pokok adalah pekerjaan mereka, sedangkan agama hanyalah bagian
sekunder dari hidup mereka.
E. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan teknologi dan Seni merupakan suatu hal yang tidak asing lagi
didengear, karena setiap hari kita bisa mendengar hal tersebut, Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna. kesempurnaan ini membuat manusia diberikan potensi untuk
mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan
Tuhan Yang Maha Esa untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki.
Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

Sudiarja, A.2006. Agama (Di Zaman) Yang Berubah, Yogyakarta : Kanisius


Mulder, MR, D, C.1989. Iman Dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Gunung Mulia
Gama, I Wayan. 2011. Sinergi Agama Hindu Dan Seni Sebagai Potensi Pembentukan Budi
Pekerti, Artikel, STKIP Agama Hindu Amlapura.

Anda mungkin juga menyukai