Anda di halaman 1dari 2

POST TEST PENGAUDITAN

1. Berikan justifikasi mengapa laporan keuangan harus diaudit dan dilakukan oleh pihak
yang kompeten dan independen. Elaborasi dengan contoh.

Jawaban:

Dengan melakukan audit terhadap pelaporan keuangan maka akan menjamin bahwa laporan
keuangan yang dibuat adlaah laporan keuangan yang berkualitas, berkualitas dalam hal ini adalah
laporan keuangan yang reliabel ataudapat dipercaya karena nantinya laporan keuangan itu akan
digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan sebagai acuan dalam pengambilan
Keputusan. Bagaimana bisa seorang investor dapat menanamkan modalnya jika laporan keuangan
yang dibuat oleh Perusahaan tidak reliabel atau seorang kreditur dapat meminjamkan uangnya
kepada Perusahaan yang laporan keuangannya belum tentu benar. Oleh karena itu auditing sangat
diperlukan untuk menjamin informasi yang telah dicantumkan dalam laporan keuangan itu adalah
benar dan tidak ada manipulasi.

Justifikasi audit juga berkaitan dengan teori agency yang Dimana seorang agen dalam hal ini adalah
manajer dan seoran principal atau pemilik Perusahaan. Auditor akan memberikan jaminan bahwa
hubungan antara principal dan agency akan berjalan dengan baik. Karena dalam sebuah Perusahaan,
pemilik Perusahaan akan memberikan tanggung jawab berkaitan dengan menjalankan
perusahaannya kepada manajer sehingga terkadang tanggungjawab yang telah diberikan itu bisa
disalahgunakan, inilah tugas dari seorang auditor, yaitu sebagai penjamin agar manajer dapat
bekerja sesuai dengan keinginan pemilik Perusahaan. Contohnya seorang manajer memperkerjakan
auditor eksternal untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan ditemukan bahwa
laporan keuangan yang dibuat itu benar adanya dan tidak ada kesalahan. Hal ini tentu saja membuat
pemilik Perusahaan mempercayai manajernya yang telah diberikan tanggung jawab.

2. Berikan penjelasan mengenai konsep Audit Quality dan Audit Expectation Gap menurut
pemahaman Saudara. Menurut Saudara mengapa hingga saat ini masih terdapat
kesenjangan audit dan bagaimana cara mengurangi kesenjangan tersebut?

Jawaban:

Konsep audit quality adalah konsep yang memberikan gambaran tentang audit yang benar dan
tepat. Dimana seorang auditor itu harus memahami tentang syarat-syarat yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya. Jika seorang auditor menjalankan tugasnya berdasarkana syarat-syarat yang
sudah ditentukan maka audit yang diberikan itu dapat dikatakan berkualitas.

Audit expectation gap adalah perbedaan ekspetasi antara auditor dengan pengguna laporan
keuangan. Dimana terkadang hasil yang diberikan oleh auditor tidak memuaskan para pengguna
laporan keuangan. Seperti yang kita tahu bahwa tugas seorang auditor adalah sebaai pemeriksa
laporan keuangan, bagaimana jika seorang auditor itu melakukan kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan atau yang lebih buruk seorang auditor ikut turut melakukan manipulasi laporan
keuangan. Tentu saja kepercayaan pengguna laporan keuangan yang memiliki ekspetasi bahwa
auditor yang adalah profesi yang seharusnya memiliki intergritas dan independensi akan luntur.
Bagaimana cara mengatasi masalah expectation gap? Yaitu dengan cara menaikan kualitas auditor
agar individu-individu yang tidak cocok dengan tugas dan tanggung jawab profesi auditor dapat
dikurangi.

3. Risk-Based Audit Approach adalah satu pendekatan untuk melakukan audit. Berikan
penjelasan mengenai pendekatan ini dan apa manfaatnya bagi auditor dalam proses
pekerjaan auditnya?

Dalam sebuah pekerjaan pasti ada yang namanya resiko bahkan jika seseorang yang melakukan
pekerjaan itu adalah seorang yang sangat berpengalaman dan ahli di bidangnya. Contohnya
seorang tukang Listrik yang bisa saja kehilangan nyawanya jika ada human error. Begitu pula
dengan profesi auditor, yang Dimana dalam melakukan pemeriksaannya bisa saja ada resiko
salah atau teledor dalam melakukan pemeriksaannya. Risk based audit adalah alat dalam
mengukur Tingkat resiko kesalahan yang dilakukan auditor dalam melakukan tugasnya.
Manfaatnya yaitu dapat meminimalkan Tingkat kesalahan saat melakukan pemeriksaan

4. Kasus Etika Profesional

Situasi 1: Seorang klien telah menawari saya beberapa saham di Perusahaan yang sedang
Ia bangun. Dia juga meminta agar saya melakukan audit karena saya mengetahui tentan
industry ini dengan baik dan akan sangat tepat untuk melakukannya. Menurut saya ini
adalah penawaran yang sangat bagus, apa yang harus saya lakukan?

Situasi 2: Saya memiliki klien audit yang menawarkan paket liburan. Saya melihat brosur
paket liburan mereka untuk tahun ini dan melihat ada paket liburan yang saya minati.
Mereka tidak akan menawarkan diskon khusus kepada saya. Dapatkah saya membeli
paket liburan ini?

Situasi 3: Saat ini, saya sedang mengaudit perusahaan kecil non publik. Selain jasa audit,
klien saya tersebut meminta saya untuk melakukan penilaian atas aset tidak berwujud
yang dimilikinya, sehingga dapat menghemat waktu klien karena tidak perlu merekrut
penilai dari pihak lain. Apakah saya dapat melakukan jasa penilaian tersebut?

Jawaban:

Situasi 1: Saya tidak akan menerima tawaran itu, karena tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu seorang auditor tidak boleh memiliki saham dari Perusahaan yang akan
diperiksanya. Hal ini dapat mencoreng nama saya jika melakukan audit pada Perusahaan itu.

Situasi 2: Menurut saya tidak masalah karena tidak berkaitan dengan tugas audit. Dimana
klien saya tidak menawarkan untuk melakukan audit terhadap perusahaanya.

Situasi 3: Sebagai seorang auditor saya dapat melakkan jas penilaian tersebut, karena itu
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan sebagai auditor akuntan public.

Anda mungkin juga menyukai