Antropologi Pedesaan C
Antropologi Pedesaan C
Daimatussulviah – 13040220120008
Antropologi Pedesaan C
Pemberontakan yang dilakukan oleh para petani utamanya disebabkan oleh kondisi
ekspolitasi yang semakin memeras mereka. Ada beberapa kondisi yang apabila disertai dengan
eksploitasi memiliki potensi besar untuk menyebabkan terjadinya pemberontakan, serta
beberapa kondisi yang bersamaan dengan eksploitasi memiliki potensi untuk mengurangi
pemberontakan. Beberapa kondisi yang terkait persoalan pemberontakan petani yaitu;
Pertama, potensi pemberontakan agraris petani yang dilakukan oleh sejumlah besar kaum tani
dan pada saat yang sama dengan kebencian yang besar, merupakan indikasi gambaran
eksploitasi yang terbesar. Ini biasanya mengacu pada kejadian mendadak yang
mengancam subsistensi para petani. Kedua, pemberontakan menimbulkan masalah lain yang
menyangkut sebab tidak terjadinya pemberontakan dalam ekspolitasi dan kesengsaraan. Hal
ini berlaku untuk strategi adaptasi atau subsistensi, baik sementara maupun dalam jangka
panjang agar tidak membahayakan keamanan subsistensi petani. Ketiga, penangkal dari
pemberontakan mungkin bukanlah survival, tetapi risiko pemberontakan yang biasanya
muncul oleh paksaan negara yang bahkan berpotensi membunuh nyawa para pemberontak.
Sehingga ada juga petani yang tunduk karena tidak punya kekuatan dan pilihan lain.
Kerawanan Monokultur
Ketimpangan daerah yang kecil di kawasan komersial biasanya dipengaruhi oleh
perubahan harga perdagangan dan hasil panen. Kondisi ini menyulitkan beberapa daerah dan
di sisi lain beberapa daerah mendapatkan peluang baru. Area tersebut tergantung pada kondisi
pasar dan permintaan produk utama di area tersebut. Masalah mendasar dari ketimpangan ini
berkembang dari perkembangan spesialisasi pertanian dan jenis sektor budidaya,
meninggalkan perbedaan yang rentan atas dominasi kekuatan pasar tertentu seiring dengan
guncangan pasar, yang polanya dapat diprediksi di setiap sektor pertanian yang ada. Terlihat
sangat jelas bergantung pada fluktuasi harga pasar. Ketika harga pasar turun, petani komersial
kembali ke sektor mandiri.
Lapisan masyarakat agraris menghadapi ancaman subsisten, misalnya buruh tani
terancam turun upah dan kehilangan pekerjaan serta meningkatnya tagihan bagi petani kecil.
Hingga berbagai ketegangan pada jaringan penghidupan yang disebabkan oleh krisis pasar atau
gagal panen, menjadi pola kemarahan dan perlawanan yang merespon tindakan masyarakat.
Dalam perekonomian yang lebih luas, memanfaatkan potensi sumber daya yang ada
mendorong masyarakat pertanian untuk menggantungkan hidupnya dari sektor non pertanian
seperti kegiatan swadaya desa. Tak jarang banyak yang bermigrasi untuk mencari sumber daya
non-pertanian.
Revolusi Hijau?
Cara penyesuain baru ini merupakan jalan menuju pembangunan agraris. Bentuk
revolusi ini mirip dengan model pembangunan Inggris dengan tiga komponen didalamnya.
Transformasi ini dapat dimulai dengan beralih dari bibit tanaman unggul ke pupuk berkualitas
tinggi dan mekanisasi terbarukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan munculnya
kelas kapitalis pedesaan. Penyewa dan petani kecil akan kehilangan tanah mereka, tetapi
mereka dapat menjadi kekuatan buruh tani yang bekerja di industri sekunder seperti
pengolahan dan pemasaran. Bahkan jika jaminan tradisional hilang, mereka dapat digantikan
oleh keamanan ekonomi di berbagai sektor dan pekerjaan petani.
Di Asia Tenggara, transformasi revolusi hijau ini tidak memberi jalan yang relatif
damai. Kondisi ini tidak umum di Asia Tenggara, karena penggunaan bibit berkualitas tinggi
berkaitan dengan proses kerja dan komersialisasi, yang memberlakukan pembatasan
kepemilikan dan persyaratan peminjaman, sehingga mengurangi inovasi. Implementasi
Revolusi Hijau ini karenanya akan memiliki konsekuensi sosial yang mengerikan di Asia
Tenggara, karena ketidakpastiannya untuk kelas pemilik properti kecil. Bibit berkualitas tinggi
menuntut pemilik untuk memanen hasil lebih cepat dan intensif dari biasanya, yang dapat
berdampak positif bagi pekerja. Tapi itu hanya pekerjaan jangka pendek, tanpa jaminan
marjinal bagi tenaga kerja yang semakin menjadi proletariat pertanian. Di Asia Tenggara,
harapan akan prospek konversi pertanian yang tampaknya damai dengan varietas unggul
kurang efektif. Bahkan di wilayah yang luas, perubahan ini berpotensi menimbulkan konflik.
Pengandalan Kepada Bentuk-bentuk Patronase dan Bantuan yang Didukung oleh Negara
Setelah kemerdekaan, sektor publik menjadi sumber subsistensi petani. Dalam hal ini,
Scott mengacu pada aktivitas sektor publik yang dapat meningkatkan pendapatan petani agar
tetap stabil. Jenis bantuan kecil dan jangka pendek ini dapat berupa pekerjaan umum, pekerjaan
jalan atau berbagai jenis pekerjaan manual di sektor publik. Program-program sosial dan
berbagai kesempatan kerja tentu dibenarkan sehubungan dengan perubahan struktural. Namun,
jika diamati lebih dekat, program-program ini memang mirip dengan langkah-langkah yang
biasa diambil oleh administrasi konservatif. Melalui program ini, mereka berharap dapat
menghindari pembagian tanah dan mencegah kemungkinan terjadinya pemberontakan di desa
tersebut. Jika kesempatan yang diberikan oleh negara benar-benar dapat membantu kaum tani,
maka efek praktisnya adalah mencegah ledakan pertumbuhan gerakan agraria. Kemungkinan
untuk pencegahan bersifat ekonomi dan sosial.
Hubungan antara negara dan petani bukanlah hal baru, tetapi konsekuensi dari
hubungan saling menghormati antara patron dan klien. Di Asia Tenggara, patronase yang
disponsori pemerintah meningkat ketika kondisi ekonomi memungkinkan. Menurut Scott, ini
sebagian karena bentuk keamanan ekonomi sebelumnya telah melemah atau menghilang dan
kaum tani masih membutuhkan keamanan ekonomi. Kebutuhan ini ditambah dengan
kurangnya perluasan industri di beberapa negara yang mungkin mampu menampung petani
marjinal.
Enkapsulasi Struktur Proteksi dan Bantuan yang Bersifat Keagamaan atau Oposisi
Pola penyesuaian akhir dan paradoks terhadap krisis eksistensial bergantung pada
struktur perlindungan dan dukungan agama atau oposisi. Contoh dalam kategori ini adalah
sekte Hoa Hao dan Cao Dai di Vietnam Selatan, Iglesia Ni Cristo di Filipina, dan Partai
Komunis Indonesia (PKI) sebelum tahun 1965. Namun, sekte-sekte dan partai-partai ini
seringkali menjadi pendorong pemberontakan, namun terkadang juga bisa menjadi alternatif
dari pemberontakan. Ideologi dan struktur lokal secara simbolis bertentangan dengan
masyarakat, tetapi tidak menghadirkan ancaman langsung. Sekte Cao Dai didirikan di Vietnam
selatan awal abad ke-20 dengan sekitar 300.000 hingga 500.000 pengikut adalah yang terbesar
di provinsi Tay Ninh dekat perbatasan Kamboja. Ajaran Cao Dai sangat sinkretis dan mereka
percaya pada Victor Hugo, Yesus Kristus dan Konfusius sebagai tokoh suci. Sebagian besar
anggotanya adalah pekerja biasa, namun ada juga petani, juru bahasa, karyawan perusahaan
swasta, guru, pelajar dan pengusaha kecil serta pemilik tanah. Menariknya dari sekte ini adalah
organisasi lokal dan sisi keuangan. Korps Bantuan Sosial Cao Dai membayar kompensasi
kepada anggotanya yang miskin. Cao Dai mampu memberikan jaminan materi dan spiritual
kepada para pendukungnya. Perkembangan sekte ini disebabkan oleh kegagalan upaya
sebelumnya oleh kaum Sakdalis dan Hukki untuk mewujudkan revolusi melalui cara-cara
sekuler. Ketika anggota sekte ini mendapat masalah, mereka mendapat bantuan berupa
pinjaman, biaya pemakaman, biaya pengobatan dan bantuan lainnya. Selain itu, gereja mereka
bertindak sebagai agen tenaga kerja bagi anggota mereka.
PKI melakukan banyak pengabdian kepada kaum tani dengan mencoba mengundang
orang-orang lokal yang berpengaruh dan para pendukungnya ke dalam strukturnya. Runtuhnya
PKI pada tahun 1965 merupakan penilaian terhadap hambatan yang menciptakan struktur
mereka sendiri untuk perjuangan kelas. Dalam praktiknya, pihak-pihak radikal mencoba
mempengaruhi petani dengan mempertimbangkan kebutuhan riil mereka. Gerakan tani radikal
mengalami isolasi, tetapi bergantung pada sumber daya yang tersedia dan kemauan para elit
untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka. Tanpa bantuan dari luar, sekte dan partai lokal
yang ada hanya akan disebut LSM.