Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PETROKIMIA

I. JUDUL
Analisis Benzena dalam Bensin secara Kromatografi Gas

II. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi senyawa benzene pada sampel bensin secara kromatografi
gas.

III. PRINSIP
 Prinsip Sampel
Senyawa benzena dalam bensin dapat diidentifikasi secara kromatografi gas.
Senyawa benzena dipisahkan karena adanya perbedaan distribusi komponen
dalam dua fasa, yaitu gas dan padatan. Perbedaan distribusi setiap komponen
dipengaruhi oleh titik didih. Proses pemisahan akan terjadi dalam kolom yang
kemudian akan diteruskan dan dideteksi oleh detektor serta dicatat sebagai
kromatogram. Senyawa benzena dalam sampel dibandingkan waktur retensinya
dengan benzena standar.

 Prinsip Alat
Gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi
fasa diam. Sampel berupa campuran yang akan dipisahkan disuntikkan ke dalam
aliran gas kemudian sampel dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan
didalam kolom terjadi proses pemisahan. Komponen-komponen campuran yang
telah terpisah berdasarkan perbedaan titik didih satu persatu akan meninggalkan
kolom. Lalu akan diteruskan dan dideteksi oleh detektor, dan hasil pendeteksian
berupa kromatogram atau peak direkam dengan rekorder. Jumlah peak yang
dihasilkan menunjukkan jumlah komponen dalam campuran.
IV. DASAR TEORI
Bensin merupakan bahan bakar yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
kendaraan bermotor dua, tiga, ataupun empat. Komponen utama yang terkandung
didalam bensin yaitu n-oktana, heptana selain itu juga ada benzena.
Kromatografi gas (GC) merupakan metode pemisahan campuran yang
komponennya dapat menguap dan stabil pada panas dengan menggunakan gas
sebagai fase gerak dan fase doam berupa zat padat atau cair. Fase gerak adalah gas
dan zat terlarut terpisah sebagai uap dan pemisahan tercapai dengan partisi antara
sampel dengan fase gas bergerak.
Pada percobaan ini, bensin yang mengandung benzena memiliki sifat mudah
menguap sehingga cocok apabila diidentifikasi secara kromatografi gas. Titik didih
pada bensin yaitu 40-180oC. Tetapi membutuhkan waktu analisis yang cukup lama
dan akan terdapat banyak kromatogram yang dihasilkan karena di dalam bensin
terdapat banyak senyawa yang terkandung tidak hanya benzena saja maka dari itu
untuk memudahkan menganalisis menggunakan standar benzena lalu dibandingkan
waktu retensi antara benzena dalam sampel dengan standar. Sehingga kadar benzena
dalam bensin didapat dari perbandingan waktu retensi antara standar dengan sampel.

V. CARA KERJA
 Persiapan Sampel

Wadah botol (+) Sampel ke Sampel


kaca dibilas dalam botol dan diinjeksikan ke
dengan etanol ditutup rapat GC

 Persiapan Larutan Standar

Wadah dalam (+) Standar Standar


keadaan kering benzene, ditutup diinjeksikan ke
Rapat GC
VI. DATA PENGAMATAN

 Pengkondisian Alat

Nama Alat :
Merk Alat :
Tipe Alat :
Fase Gerak :
Tipe Kolom :
Fase Diam :
Panjang Kolom :
Diameter Kolom :
Detektor :
Suhu Injektor :
Suhu Kolom Awal :
Suhu Kolom Akhir :
Kenaikan Suhu :
Suhu Detektor :
Colomn Flow :
Volume Injek :

 Tabel Analisis GC

Uraian Waktu Retensi Area Height


Standar Benzena
Sampel Bensin

Catatan :
Total Luas Area =
Konsentrasi Standar Benzena =
VII. PERHITUNGAN
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN

X. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. MSDS Premium RON 88 PT Pertamina Tentang Sifat Fisik dan Kimiawi
Bensin
Lampiran 2. Kepdirjen Migas No.01777.K/10/DJM.T/2018 Tentang Standar Mutu
(Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline) RON 98 yang
Dipasarkan Di Dalam Negeri
Lampiran 3. Foto Saat Mengerjakan Laporan

Anda mungkin juga menyukai