Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU PATOFISIOLOGI

RESUME MATERI PERTEMUAN 1-6

Dosen Pengampu :
Apt. Mira Febrina, M.Sc

Disusun Oleh :
Marisa Nurlita (1601024)
Kelas : S1-3C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
T.A 2019/2020
MATERI PERTEMUAN 1
Patofisiologi Sel,Patofisiologi sistem pertahanan tubuh,gangguan transmisi antar sel
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit
meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat.
Sel adalah unit fungsional terkecil dari kehidupan makhluk hidup ataupun penyusun makhluk
hidup yang tersusun atas protoplasma yang diselubungi oleh membran tipis dan mampu
memperbanyak diri baik secara seksual ataupun lainnya sehingga membentuk sel baru baik
identik ataupun tidak.

PATOFISIOLOGI PERTAHANAN TUBUH


Imunologi adalah ilmu tentang sistem kekebalan tubuh.
Gangguan Transmisi Sel:
 Atropi (mengurangi ukuran sel)
Atrofi adalah penurunan ukuran sel. Jika cukup sel dalam suatu organ mengalami
atrofi, seluruh organ akan berkurang ukurannya. Atrofi timus selama
perkembangan manusia awal (masa kanak-kanak) adalah contoh atrofi fisioogis.

Otot lengan atas mengecil karena jarang dipakai.

 Hyperplasia (menambah jumlah sel)


Hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel. Ini adalah hasil dari
peningkatan mitosis atau pembelahan sel (juga disebut sebagai proliferasi sel ).

Hiperplasia, hipertrofi, dan kombinasi keduanya.


 Metaplasia (merubah sel)
Proses adaptasi sel dengan cara ini merupakan perubahan reversibel pada tipe sel
dewasa (epitelial atau mesenkimal) yang satu menjadi tipe yang lain. Metaplasia
merupakan adaptasi sel yang sensitif terhadap stres tertentu (yang berupa
rangsangan kronis) digantikan oleh sel dewasa tipe lain yang mampu bertahan.
Contohnya, pada perokok akan terjadi perubahan sel epitel silindris bersilia
menjadi epitel gepeng bertingkat pada saluran pernafasan, tepatnya di trakea dan
bronkus.
Gambar A dan B menunjukkan sel epitel yang mengalami metaplasia, A digambarkan secara
skematik, B merupakan sel epitel sebenarnya yang dilihat dari bawah mikroskop. Pada gambar
B, yang ditunjuk panah adalah tempat transformasi metaplastik, sebelah kirinya adalah epitel
skuamosa bertingkat pada esophagus normal menjadi epitel silindris.

 Displasia
Displasia adalah merujuk kepada pembentukan dan perkembangan sel secara tidak
beraturan. fenomena ini mungkin diiringi dengan metaplasia skuama seperti
dalam bronkus atau serviks dan hiperplasia epitelium skuama hasil dari pengasalan
kepada cahaya matahari. antara perubahan yang berlaku termasuklah
peningkatan mitosis, penghasilan sel yang tidak normal dan sel bercenderung
menyimpang daripada susunan asal. pembentukan dan bagaimana displasia terjadi
masih tidak diketahui tetapi sentiasa berasosiasi dengan
bermulanya malignan dan displasia sering kali ditemui dalam epitelium serviks
uterus.

 Jejas Sel (cidera sel)


Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
 Kematian Sel
Kematian sel merupakan peristiwa penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
homeostatis dan jaringan organisme multiseluler. Proses kematian se fisiologis
berlangsung dalam mengembangkan sistem dan dalam jaringan dewasa, dan juga
dalam beberapa proses proliferasiabnormal seperti tumor.
 Kanker
Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang
tidak terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak.
MATERI PERTEMUAN 2
Patofisiologi penyakit kulit, mata dan telinga

a. Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan meningkatnya tekanan


intraokuler. Berikut adalah gambar perbedaan mata normal dengan mata penderita
glaukoma :

b. Miopia adalah suatu kelainan refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan
retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi.

c. Hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar


sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang makula
lutea

d. Jerawat adalah merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaseus
yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, nodul, kista, dan skar.
Timbulnya jerawat seringkali dianggap sebagai bagian dasar reaksi hormonal juga, akibat
turunnya hormon seks wanita pada saat menstruasi.
e. Gangguan Pendengaran adalah ketidak mampuan secara parsial atau total untuk
mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga.

f. Luka Bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas pada tubuh, panas dapat dipindah kan oleh
hantaran/radiasi electromagnet.
MATERI PERTEMUAN 3
Patofisiologi sistem pernapasan

Pernafasan adalah proses terjadinya pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh
organisme. Adapun beberapa patofisiologi atau gangguan pada sistem pernapasana adalah
sebagai berikut :
a. Asma
adalah Suatu penyakit yang heterogen, yang dikarakterisir oleh adanya inflamasi kronis
pada saluran pernafasan. Gejala asma terjadi ketika lapisan saluran udara membengkak
danmotot-otot di sekitarnya mengencang. Lendir kemudian mengisi saluran udara,
selanjutnya mengurangi jumlah udara yang bisa melewatinya. Kondisi-kondisi ini
kemudian membawa serangan asma, seperti batuk dan sesak di dada, suara mengi, dan
sulit bernafas lega

b. Chronic Obstructive Pulmonary Disease


adalah istilah untuk berbagai penyakit paru-paru yang mempengaruhi pernapasan. Ini
merujuk ke penyakit paru-paru yang kronis, progresif dan kebanyakan tidak dapat
dipulihkan. Tanda dan gejala bronkitis akut diawali dengan manifestasi infeksi saluran
pernafasan atas seperti hidung berair, tidak enak badan, menggigil, pegaI- pegal, sakit
kepala, dan tenggorokan sakit. Kalau ada demam, jarang yang mencapai 39OC, dan
umumnya akan berakhir dalam waktu 3-5 hari. Demam lebih sering dijumpai pada
infeksi adenovirus, virus influenza, dan M. pneumoniae

c. Emfisema
Gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam
paru-paru disertai destruksi jaringan . Kerja napas meningkat dikarenakan terjadinya
kekurangan fungsi jaringan paru-paru untuk melakukan pertukaran O2 dan CO2.
Emfisema juga menyebabkan destruksi kapiler paru-paru, selanjutnya terjadi penurunan
perfusi O2 dan penurunan ventilasi
MATERI PERTEMUAN 4
Patofisiologi system neurologi

Neurologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang khusus membahas soal sistem saraf
manusia. Mulai dari kinerja hingga penyakit yang menyertainya
A. Nyeri
adalah perasaan kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman
seseorang terhadap nyeri. kerusakan jaringan yang menghasilkan stimulus somatik atau
viseral kemudian diterima oleh reseptor nosiseptif perifer. Nyeri ini biasanya mudah
dirasakan tajam dan menyakitkan, seperti keram. Biasanya diakibatkan oleh trauma,
infeksi, atau iritasi kimia. Nyeri ini biasanya responsif terhadap obat- obatan.

B. Epilepsi
masalah neurologic yang relatif sering dijumpai kejang terjadi akibat
lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari suatu populasi neuron
yang sangat muda terpicu sehingga menganggu fungsi normal otak.
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari
sebuah fokus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu
keadaan patologi. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau
organ otak diperlukan suatu energy yang didapat dari metabolisme

C. Depresi
Satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaaan yang sedih dan gejala penyertanya. Depresi yang berat
dapat disertai keluhan tentang gangguan memori, sulit berfikir dan
berkonsentrasi,dan menurunnya kemampuan intelektual secara
menyeluruh. Terutama pada usia lanjut,seringkali sulit untuk
menentukan gejala gangguan kognitif.

D. Skizofernia
sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian,distorsi
dan perasaan pikir, Waham yang aneh, gangguan persepsi, sering mereda, namun hilang
timbul. Terjadi gangguan kognitif multipleks,tetapi skizofrenia muncul pada usia lebih
mudah, disamping itu dicirikan oleh pola gejala yang khas. teori patofisiologis tertua juga
mengemukakan bahwa psikosis disebabkan oleh dopamin berlebihan di otak.

E. Parkinson
Penyakit neurodegenerative yang mengganggu sel saraf dopaminergik di suatu area
otak yang disebut substantia nigra. Penyakit parkinson terjadi ketika sekitar 80% sel
yang membentuk substansia nigra hilang, ada juga penurunan reseptor dopamin di
ganglia basalis.
MATERI PERTEMUAN 5
Patofisiologi system musculoskeletal

System kompleks yang merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh, dan termasuk sendi,
ligamen, tendon, dan saraf.
a. Osteoporosis
Penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara
keseluruhan. Ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang,
terjadilah Osteoklas menjadi leboh dominan dan kerusakan tulang tidak lagi bisa
diimbangi dengan kerusakan tulang Seiring bertambahnya usia, tulang-tulang
semakin keropos (dimulai saat memasuki menopause), lalu Osteoporosis

b. Polio
Adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio
menular melalui kontak antar manusia. Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah
susunan syaraf tertentuTidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang
sama dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4
minggu sesudah timbul gejala.

c. Rheumatoid arthritis
suatu penyakit autoimun persendian yang menyerang sendi tangan dan kaki serta
melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Patofisiologi rheumatoid
arthritis ditandai dengan adanya peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi
auto antibodi serta kerusakan tulang
d. Rakhitis
Pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena kekurangan
vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Defisiensi vitamin D menyebabkan
penurunan kalsium serum,yang merangsang pelepasan hormon paratiroid.
Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat
oleh ginjal.

e. Tumor tulang
Pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan pertimbangannya
tidak terkendali. Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi
oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal engan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses
pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. sehingga terjadi pertumbuhan
tulang yang abortif.
MATERI PERTEMUAN 6

Patofisiologi gangguan darah

Gangguan yang terjadi pada salah satu atau beberapa bagian darah sehingga
memengaruhi jumlah dan fungsinya
a. Anemia
Keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa
oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Penyebab Anemia yang
paling sering adalah karena perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara
berlebihan atau yang sering disebut dengan hemolisis atau pembentukan sel darah merah /
hematopoiesis yang tidak efektif, kekurangan zat besi, pendarahan usus, kekurangan
vitamin B12, kekurangan asam folat, gangguan fungsi sumsum tulang, dan Penyakit
kronis tertentu

b. Talasemia
Merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif.
Penderita thalassemia akan melalui transfusi darah berulang untuk menambah sel darah
yang kurang. Pada kasus thalasemia yang parah, dokter mungkin akan menganjurkan
penderita untuk melakukan transplantasi sumsum tulang.

c. Polisitemia
Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah
merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh
sumsum tulang. Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang,

seperti tulang paha. Dalam polisitemia, proses ini tidak

normal karena berbagai penyebab dan menghasilkan terlalu

banyak sel darah merah dan kadang- kadang sel-sel darah

lainnya. Hal ini menyebabkan penebalan darah.


d. Leukimia
kanker yang berasal dari sel-sel yang normalnya akan menjadi sel- sel darah.
Jenis kanker ini merupakan kanker pada sumsum dan darah, merupakan
keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan
diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk homopoetik
sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok sel ganas
tersebut dalam sumsum tulang.

e. Trombositosis
Kondisi terlalu banyaknya trombosit (keping darah) yang bereda di dalam darah.
Trombositosis primer biasanya terjadi karena mutasi gen, yaitu gen Janus kinase
2 JAK2 yang mendorong produksi sel secara berlebihan. Selain itu, zat seperti
reseptor thrombopoietin (MPL) atau calreticulin (CALR) dapat meningkatkan
aktivitas gen JAK2 sehinga produksi sel megakariosit atau sel muda trombosit
semakin banyak.
Penurunan jumlah platelet darah di bawah batas minimal. Kekurangan jumlah
platelet (trombosit) dalam darah dapat disebabkan oleh menurunnya produksi
platelet pada sumsum tulang atau proses hancurnya platelet lebih cepat dari proses
produksi.

Anda mungkin juga menyukai