Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MISIOLOGI

Dosen Pengampu : LIANTO, M.Th

DISUSUN OLEH :

Bernandus Louis Simon NIM 213111010

Kelas A

Semester 6 (Enam)

Prodi PAK

PRODI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGRI
PALANGKA RAYA
2023

TUGAS
MEMBUAT REVIEW ARTIKEL JURNAL
Penulis : Rasmalem Raya
Judul : Memahami Signifikansi Misi dalam Perjanjian Lama
Nama Jurnal : Jurnal Teologi Gracia Deo
Tahun : 2019

Dalam abstrak Jurnal ini, penulis membahas anggapan bahwa tema Misi
dalam Perjanjian Lama dianggap tidak signifikan. Namun, dengan menyelidiki
Alkitab secara seksama, banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang berbicara
tentang Misi. Penulis juga menekankan bahwa jangkauan misi di Perjanjian Lama
sama dengan jangkauan misi di Perjanjian Baru, yaitu dunia. Penulis juga menyoroti
pentingnya janji penebus di Kejadian 3 ayat 15 sebagai tema sentral dari Alkitab, baik
di Perjanjian Lama maupun Baru.
Kemudian pada bagian pendahuluan, Penulis memulai dengan mengajukan
pertanyaan apakah misi dibicarakan secara signifikan dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Ada kesan bahwa misi jarang dibicarakan dalam Perjanjian Lama dan dianggap tidak
signifikan. Namun, penulis menunjukkan bahwa banyak ayat-ayat dalam Perjanjian
Lama yang berbicara tentang Misi, dan bahwa misi sedunia tidak baru dimulai dalam
Perjanjian Baru. Penulis juga menyoroti bahwa Allah Israel adalah Allah seluruh umat
manusia, bukan hanya Allah Israel, dan bahwa pembicaraan tentang misi dan
keselamatan semua orang termasuk dalam konteks Perjanjian Lama. Penulis
kemudian menyajikan sejumlah ayat dari Perjanjian Baru yang juga terdapat dalam
Perjanjian Lama, menunjukkan kesinambungan tema misi dan keselamatan antara
kedua Perjanjian. Penulis juga mengingatkan bahwa keadaan manusia terpisah dari
Allah sejak jatuhnya Adam ke dalam dosa, dan bahwa semua orang sudah berdosa,
tetapi melalui Yesus Kristus semua orang yang beriman akan diselamatkan.
Penulis menyampaikan bahwa pembahasan misi selama ini sering berfokus
pada pengutusan murid Yesus dalam Perjanjian Baru. Beberapa penulis seperti
Susanto Dwiraharjo dan Handreas Hartono telah membahas misi melalui Amanat
Agung dalam Matius 28:19-20, dengan fokus pada implementasi strategi di era
digital. Penulis juga menyebut Harls Evan R. Siahaan dan Halim Wiryadinata yang
meneliti misi di Afrika, serta Ibelala Gea yang mengembangkan orientasi misi kepada
segala mahluk. Namun, penulis menekankan bahwa pembahasan misi selalu
dilandaskan pada teks Perjanjian Baru, sehingga artikel ini memberikan penekanan
pada signifikansi pembahasan Misi dalam Perjanjian Lama.
Dari sini dapat disimpulkan terlebih dahulu bahwa penulis menegaskan bahwa
tema misi dalam Perjanjian Lama sebenarnya signifikan dan tidak boleh dianggap
remeh. Banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang membicarakan tentang misi
dan keselamatan semua orang. Penulis juga menekankan bahwa pembahasan misi
tidak hanya terbatas pada Perjanjian Baru, tetapi juga memiliki landasan yang kuat
dalam Perjanjian Lama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan
menghargai peran Perjanjian Lama dalam pembahasan misi dan keselamatan umat
manusia.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam analisis ini adalah
pendekatan hermeneutika yang mendalam terhadap ayat-ayat dan narasi dalam
Perjanjian Lama yang membahas misi. Penelitian ini membandingkan berbagai
pendapat para tokoh dan menghasilkan kesimpulan tentang peran misi dalam teologi
Perjanjian Lama.
Pada bagian pembahasan diuraikan bahwa tujuan utama Allah dalam memiliki
Abraham atau Israel, yaitu untuk menjadikannya berkat, terang, dan saksi bagi seluruh
dunia mengenai Allah yang benar. Melalui Abraham dan keturunannya, semua suku
bangsa di bumi akan mendapat berkat. Misi dalam Perjanjian Lama dianggap all-
inclusive, dengan panggilan Allah kepada Abram, keturunannya, dan umat-Nya untuk
bermisi agar seluruh bumi diselamatkan dan berpaling kepada Allah Israel.
Pernyataan ini juga menyoroti berbagai aspek misi dalam Perjanjian Lama,
termasuk universalitas, eskatologi, dan penggenapan tujuan misi. Penempatan
manusia di alam semesta menjadi prasejarah baik untuk Israel maupun umat manusia
secara umum, memperlihatkan bahwa Israel dipilih agar nama Tuhan dikenal oleh
seluruh bangsa. Para nabi juga berperan dalam membawa berita Allah kepada bangsa-
bangsa non-Israel, menggambarkan keselamatan melalui gambaran kedatangan
bangsa-bangsa lain ke Sion. Pernyataan ini juga menyoroti peran Mesias dalam
pengharapan Israel, di mana Israel dipanggil untuk memperjuangkan kerajaan damai
bagi seluruh dunia. Meskipun Israel sering gagal memenuhi panggilan mereka,
mereka tetap bersikukuh bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk memberkati mereka
agar mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.
Misi di Perjanjian Lama juga terlihat melalui berbagai peristiwa, seperti misi
melalui Abraham, Ishak, dan keluarga mereka, serta melalui kitab Keluaran dan
Mazmur yang mengungkapkan tujuan Allah memberkati Israel agar jalan Tuhan dan
keselamatan-Nya dikenal di bumi. Pernyataan ini juga menekankan bahwa misi dalam
Perjanjian Lama tidak hanya melalui panggilan-panggilan khusus, tetapi juga melalui
kisah-kisah seperti Daud dan Goliat, Daniel di gua singa, dan Yunus. Selain itu,
peranan Roh Kudus juga penting dalam melaksanakan misi Allah, menunjukkan
bahwa misi di Perjanjian Lama adalah signifikan dan melibatkan semua bangsa.
Kesimpulannya dalam jurnal ini, penulis membahas anggapan bahwa tema
Misi dalam Perjanjian Lama dianggap tidak signifikan, namun dengan menyelidiki
Alkitab secara seksama, banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang berbicara
tentang Misi. Penulis menegaskan bahwa tema misi dalam Perjanjian Lama
sebenarnya signifikan dan tidak boleh dianggap remeh. Banyak ayat-ayat dalam
Perjanjian Lama yang membicarakan tentang misi dan keselamatan semua orang.
Penulis juga menekankan bahwa pembahasan misi tidak hanya terbatas pada
Perjanjian Baru, tetapi juga memiliki landasan yang kuat dalam Perjanjian Lama.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai peran Perjanjian
Lama dalam pembahasan misi dan keselamatan umat manusia.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam analisis ini adalah
pendekatan hermeneutika yang mendalam terhadap ayat-ayat dan narasi dalam
Perjanjian Lama yang membahas misi. Penelitian ini membandingkan berbagai
pendapat para tokoh dan menghasilkan kesimpulan tentang peran misi dalam teologi
Perjanjian Lama.
Dalam pembahasan, penulis menyoroti berbagai aspek misi dalam Perjanjian
Lama, termasuk universalitas, eskatologi, dan penggenapan tujuan misi. Penempatan
manusia di alam semesta menjadi prasejarah baik untuk Israel maupun umat manusia
secara umum, memperlihatkan bahwa Israel dipilih agar nama Tuhan dikenal oleh
seluruh bangsa. Para nabi juga berperan dalam membawa berita Allah kepada bangsa-
bangsa non-Israel, menggambarkan keselamatan melalui gambaran kedatangan
bangsa-bangsa lain ke Sion. Misi di Perjanjian Lama juga terlihat melalui berbagai
peristiwa, seperti misi melalui Abraham, Ishak, dan keluarga mereka, serta melalui
kitab Keluaran dan Mazmur yang mengungkapkan tujuan Allah memberkati Israel
agar jalan Tuhan dan keselamatan-Nya dikenal di bumi. Pernyataan ini juga
menekankan peran Mesias dalam pengharapan Israel, di mana Israel dipanggil untuk
memperjuangkan kerajaan damai bagi seluruh dunia.
Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti pentingnya tema misi dalam
Perjanjian Lama, menegaskan bahwa misi adalah bagian integral dari teologi Alkitab
secara keseluruhan, baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru.

Anda mungkin juga menyukai