4438-Article Text-16939-1-10-20221216
4438-Article Text-16939-1-10-20221216
353
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 3 No 2 April 2021, Page 206 – x e-ISSN: 2622-6111
Dilihat dari segi bangunan fisiknya, rumah sakit memiliki Kesembuhan pasien rawat inap dapat dipengaruhi
kekhususan tersendiri dan persyaratan khusus yang secara langsung maupun tidak langsung oleh kondisi fisik
membedakan dengan bangunan-bangunan lainnya. ruangan dan juga lingkungan. Kondisi lingkungan fisik
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, sirkulasi udara,
membutuhkan perhatian sangat khusus mulai dari tahap pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan
perencanaan, pembangunan, operasional dan dan warna
pemeliharaannya (Kemenkes RI, 2012) Isolasi dan identifikasi bakteri udara dapat dilakukan
Terdapat beberapa prasarana yang harus dimiliki oleh menggunakan beberapa medium umum atau medium
sebuah bangunan untuk dapat dijadikan sebagai rumah selektif dan diferensial tergantung pada target bakteri
sakit. Salah satu prasarana penting tersebut adalah yang diinginkan dan juga panjang pendeknya waktu
instalasi tata udara yang harus didesain, diatur, dikelola penelitian. Medium Mannitol Salt Agar (MSA) secara
dan dikendalikan dengan baik mengingat udara teori merupakan medium selektif diferensial yang
merupakan salah satu media penyebaran penyakit. digunakan untuk mengisolasi dan membedakan bakteri
Rumah sakit dapat menjadi sumber penyebaran berbagai Staphylococcus aureus dengan bakteri Staphylococcus
jenis mikroorganisme patogen di udara seperti bakteri, lainnya. Namun faktanya, kadang sering kali ditemukan
jamur, virus dan parasit. Selain itu, waktu operasional adanya pertumbuhan koloni bakteri lain pada media
rumah sakit yang 24 jam non-stop memerlukan MSA sehingga menjadikan pertanyaan besar bagi
perhatian khusus terkait dengan temperatur dan beberapa peneliti.
kelembaban udara di dalam seluruh ruangan di rumah Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik
sakit. untuk melakukan penelitian tentang keragaman bakteri
Kualitas udara di rumah sakit harus memenuhi standar udara di ruang rawat inap pasien rumah sakit. Tujuan
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
kesehatan. Untuk ruang operasi tanpa dan dengan mengetahui karakteristik morfologi bakteri udara pada
aktivitas, konsentrasi maksimum yang masih ruang rawat inap yang mampu tumbuh pada medium
diperbolehkan adalah 35 cfu/mm3 dan 180 cfu/mm2 selektif Mannitol Salt Agar (MSA).
(Kemenkes RI, 2019).
Rawat inap merupakan salah satu bentuk pelayanan METODE PENELITIAN
kesehatan di rumah sakit yang diberikan kepada pasien
Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional
yang memerlukan perawatan, penanganan dan
dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan
pengawasan 24 jam oleh dokter atau tenaga kesehatan
pada bulan Januari-Februari 2022. Pengambilan sampel
lainnya. Pasien tersebut ditempatkan di ruangan
dilakukan di salah satu rumah sakit di Kabupaten
tertentu yang berisi satu pasien atau lebih sesuai dengan
Purbalingga, sedangkan untuk analisis mikrobiologi
kelas pelayanan.
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia
Ruangan rawat inap ini harus menjamin adanya
FKIP dan Laboratorium TLM D4 UMP.
pertukaran udara yang baik secara mekanik maupun
Prosedur kerja dilakukan dengan cara menyiapkan
alami. Untuk ventilasi mekanik minimal total pertukaran
cawan petri yang berisi media Mannitol Salt Agar (MSA)
udara adalah 6 kali per jam, sedangkan untuk ventilasi
dan diletakkan di ruang ruang rawat inap dalam keadaan
alami harus lebih dari nilai tersebut. Selain itu, ruang
terbuka selama ± 15 menit dan setelah itu cawan petri
rawat inap harus memiliki bukaan jendela yang aman
ditutup. Aktivitas ini dilakukan di 6 ruang rawat inap
untuk kebutuhan pencahayaan dan ventilasi alami.
354
Fuad abdilah ,.Kurniawan ,.2022 . MORPHOLOGICAL CHARACTERISTICS OF AIR BACTERIA IN MANNITOL SALT AGAR
MEDIUM
sebagai perwakilan dari keseluruhan ruang rawat inap kedelapan, tepat di atas apusan bakteri, ditetesi sedikit
yang ada di rumah sakit ini. Canada Balsam untuk kemudian diratakan dan ditutup
Koloni bakteri yang tumbuh pada medium MSA diamati dengan kaca penutup. Kaca objek didiamkan selama 24
morfologinya seperti ukuran koloni, bentuk koloni, jam agar Canada Balsam sudah benar-benar kering dan
warna koloni, elevasi, tepi koloni dan sifat permukaan kaca penutup sudah melekat erat dengan kaca objek.
koloni. Setelah itu, dilakukan pemurnian koloni bakteri Langkah kesembilan, dilakukan pengamatan apusan
dengan cara mengambil 1 koloni bakteri yang berbeda bakteri pada kaca objek di bawah mikroskop mulai dari
dari tiap cawan petri untuk ditumbuhkan ke dalam perbesaran terkecil (4x) sampai perbesaran terbesar
media TSA miring. Koloni bakteri yang sudah tumbuh di (100x) dengan bantuan minyak imersi. Langkah
dalam media TSA miring selanjutnya dijadikan sebagai kesepuluh, lakukan pengambilan foto dari setiap kaca
kultur kerja untuk tahap pewarnaan Gram. objek di bawah mikroskop dan tentukan kelompok
Prosedur pewarnaan Gram dari setiap kultur murni bakteri yang diperoleh ke dalam bakteri Gram (-) jika
bakteri dilakukan dengan urutan langkah kerja berikut. sel bakteri yang terlihat berwarna merah atau bakteri
Langkah pertama, kaca objek dibersihkan dari lemak dan Gram (+) jika sel bakteri yang terlihat berwarna ungu.
debu menggunakan alkohol 96% atau dengan Untuk bentuk sel bakteri dapat terlihat sebagai sel
melewatkan kaca objek pada api bunsen, kemudian berbentuk batang, kokus atau spiral.
memberi tanda lingkaran sebagai tempat apusan bakteri Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa
pada kaca objek menggunakan spidol. Langkah kedua, keragaman jenis bakteri udara di ruang rawat inap yang
koloni bakteri pada media TSA miring diambil didasarkan pada karakter morfologi koloni dan
menggunakan jarum ose untuk kemudian dioleskan morfologi sel dari bakteri udara yang tumbuh pada
merata di dalam lingkaran pada kaca objek, dan setelah medium selektif MSA
itu difiksasi di atas api bunsen. Langkah ketiga, kaca
objek diletakkan di atas rak pewarnaan bakteri untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian ditetesi dengan larutan kristal violet secara HASIL
merata (menutupi apusan bakteri) dan didiamkan
Hasil isolasi bakteri udara pada 6 ruang rawat inap
selama 1 menit. Setelah itu, kaca objek dicuci dengan
pasien menggunakan medium MSA mendapatkan 15
akudes. Langkah keempat, kaca objek ditetesi dengan
isolat bakteri dengan karakteristik morfologi koloni
larutan lugol iodin tepat di bagian apusan bakteri dan
yang berbeda seperti terlihat pada gambar 3.1. Koloni
didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, kaca objek dicuci
bakteri yang tumbuh pada media MSA memiliki ukuran
kembali dengan akuades. Langkah kelima, kaca objek
kecil, berbentuk bulat, berwarna kuning, permukaan
ditetesi dengan larutan alkohol aseton secara perlahan
rata dan tidak menghasilkan zona kuning di sekitar
sampai apusan menjadi tipis akibat berkurang atau
koloni (Gambar 3.1.A). Selain itu, terdapat pula koloni
hilangnya zat warna yang terperangkap di dalam apusan
bakteri yang berukuran sedang, berbentuk bulat,
bakteri. Langkah ini dihentikan setelah tetesan alkohol
berwarna kuning keemasan, berkilau, cembung dan
aseton menjadi bening. Langkah keenam, kaca objek
terdapat zona kuning (Gambar 3.1.B). Menurut
ditetesi dengan larutan safranin secara merata dan
www.biotrend.com, media Chapman's Agar atau
didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, kaca objek dicuci
Mannitol Salt Agar (MSA) adalah media kultur selektif
menggunakan akuades. Langkah ketujuh, kaca objek
semi-sintetik yang digunakan untuk seleksi bakteri
didiamkan beberapa saat di suhu ruang agar apusan
halofilik, terutama yang mampu memfermentasi manitol
bakteri menjadi kering dengan sendirinya. Langkah
seperti bakteri Staphylococcus aureus. Koloni bakteri
355
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 3 No 2 April 2021, Page 206 – x e-ISSN: 2622-6111
yang tumbuh pada media MSA dengan ciri koloni dan ditumbuhi oleh koloni bakteri berwarna kuning dan
media di sekitar koloni berwarna kuning menandakan berukuran kecil. Bakteri ini termasuk dalam kelompok
bahwa koloni tersebut merupakan bakteri S. aureus. bakteri Staphylococcus, tepatnya adalah bakteri S.
Selain itu, pada media MSA ini juga dapat tumbuh koloni saprophyticus yang memiliki ciri koloni berukuran kecil,
bakteri yang berwarna merah muda atau merah yang berwarna kuning dan menghasilkan zona kuning yang
menandakan bahwa koloni tersebut merupakan bakteri terbatas (kecil) di sekitar koloni.
dari kelompok bakteri Staphylococcus koagulase negatif Tabel 3.1. Hasil pewarnaan Gram isolat bakteri udara
pada ruang rawat inap
seperti S. epidermidis.
No Kode Isolat Hasil Pewarnaan
1. R1.U1 Kokus Gram (+)
2. R1.U2 Kokus Gram (+)
3. R1.U3 Kokus Gram (+)
4. R2.U1 Kokus Gram (+)
5. R3.U1 Batang Gram (-)
6. R3.U2 Kokus Gram (+)
7. R3.U3 Kokus Gram (+)
8. R3.U4 Kokus Gram (+)
9. R4.U1 Kokus Gram (+)
10. R4.U2 Kokus Gram (-)
11. R4.U3 Kokus Gram (+)
12. R4.U4 Kokus Gram (+)
13. R5.U1 Kokus Gram (+)
14. R6.U1 Kokus Gram (+)
15. R6.U2 Kokus Gram (+)
356
Fuad abdilah ,.Kurniawan ,.2022 . MORPHOLOGICAL CHARACTERISTICS OF AIR BACTERIA IN MANNITOL SALT AGAR
MEDIUM
kokus Gram positif dan kokus Gram negatif seperti sisi lebar dan terwarnai oleh larutan safranin sebagai
tersaji pada tabel 3.1. dan gambar 3.2. pewarna pembanding. Konfigurasi (susunan) dari sel ini
dapat berupa sel tunggal, berpasangan, rantai atau
bergerombol.
Bakteri kokus Gram (+) ditandai dengan sel yang
berbentuk bulat dan berwarna ungu (Gambar 3.2.B).
Ukuran sel dari semua sisi sama panjang sehingga
simetris dengan konfigurasi (susunan) sel dapat sendiri
(tunggal), berpasangan, tiga, empat atau bergerombol
banyak. Warna sel terlihat ungu menandakan bahwa sel
ini mampu mempertahankan kristal violet di dalam sel
sebagai pewarna primer.
A
Bakteri kokus Gram (-) dicirikan dengan sel yang
berbentuk bulat, tetapi warna selnya merah sebagai
tanda bahwa sel ini menyerap larutan safranin (Gambar
3.2.C). sama seperti pada bakteri kokus Gram (+),
konfigurasi (susunan) sel dari bakteri ini dapat sendiri
(tunggal), berpasangan, tiga, empat atau bergerombol
banyak.
Adanya perbedaan warna sel bakteri berkaitan dengan
perbedaan komposisi dan ketebalan dinding sel antara
bakteri Gram (+) dengan sel bakteri Gram (-). Bakteri
Gram (+) memiliki dinding sel yang tebal berupa lapisan
B
tunggal yang kaya akan peptidoglikan dan sedikit lipid.
Sebaliknya Bakteri Gram (-) memiliki dinding sel yang
tersusun atas 3 lapisan tipis berupa sedikit peptidoglikan
dan banyak lipid.
Konsekuensi dari adanya perbedaan komposisi dinding
sel ini adalah adanya perbedaan respon ketika diwarnai
dengan beberapa pewarna bakteri seperti halnya
pewarnaan Gram. Lapisan peptidoglikan lebih tahan
terhadap perlakuan alkohol aseton sehingga dapat
mempertahankan warna ungu dari kristal violet di dalam
357
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology (BJMLT), Vol 3 No 2 April 2021, Page 206 – x e-ISSN: 2622-6111
menjadi tidak terwarnai lagi. Adanya penetesan safranin Adanya bakteri berbentuk kokus Gram (-) menandakan
membuat sel menjadi berwarna merah. bahwa medium MSA tidak hanya mensuport
Dilihat dari persentasenya, kelompok bakteri yang pertumbuhan bakteri dari genus Staphylococcus saja,
paling tinggi persentasenya adalah bakteri bentuk kokus tetapi dapat ditumbuhi oleh bakteri lain yang sifatnya
Gram (+) yang mencapai 86,6 %, sedangkan untuk halofilik (tahan terhadap kadar garam tinggi) mengingat
bakteri yang persentasenya paling rendah adalah bakteri media MSA memiliki kandungan NaCl 7,5%. Beberapa
bentuk kokus Gram (-) dan batang Gram (-) yang hanya contoh diantaranya adalah bakteri Planococcus halophilus
mencapai 6,6 %. Pada penelitian ini tidak didapatkan (0 yang mampu bertahap pada kondisi lingkungan berkadar
%) bakteri bentuk batang Gram (+). Data lengkap dapat garam tinggi (Zhang et al., 2019; Waghmode et al., 2020)
dilihat pada tabel 3.2. Pada penelitian ini, didapati bahwa pada media MSA juga
Tabel 3.2. Persentase bentuk sel bakteri udara pada ditumbuhi bakteri berbentuk batang Gram (-). Padahal
ruang rawat inap
dari beberapa referensi menyebutkan bahwa media ini
No Bentuk Sel Persentase (%)
1. Kokus Gram (+) 86,6 % bersifat selektif menghambat pertumbuhan bakteri
2. Kokus Gram (-) 6,6 % Gram (-). Bakteri bentuk batang Gram (-) yang tumbuh
3. Batang Gram (+) 0%
4. Batang Gram (-) 6,6 % pada media MSA ini diduga merupakan bakteri
Total 100% Enterobacter. Davin-Regli and Pagès (2015)
menyebutkan bahwa bakteri Enterobacter merupakan
Media MSA merupakan media selektif diferensial yang
bakteri Gram (-) bentuk batang yang bersifat oportunis
digunakan untuk isolasi bakteri Staphylococcus
dan dapat menyebabkan infeksi nosokomial di rumah
khususnya S. aureus. Hal ini dikaitkan dengan
sakit.
kemampuan bakteri tersebut dalam memanfaatkan
kandungan nutrisi yang terdapat di dalam media MSA
KESIMPULAN
tersebut. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah,
Dilihat dari komposisinya, media MSA mengandung bakteri udara di ruang rawat inap yang mampu tumbuh
peptone, beef meat extract, sodium chloride, mannitol, di medium MSA tidak hanya bakteri Staphylococcus
phenol red dan agar dengan nilai pH 7,4 ± 0,2. Peptone (kokus Gram (+) saja, tetapi juga dapat ditumbuhi oleh
dan beef meat extract berperan sebagai sumber nitrogen, bakteri kokus Gram (-) dan batang Gram (-).
sodium klorida berperan sebagai pengatur tekanan
osmosis dan penyeleksi bakteri halofilik dan bukan DAFTAR PUSTAKA
halofilik. Manitol berperan sebagai sumber karbon, Biotrend Clinisciences Group. Chapman agar (Mannitol
phenol red berperan sebagai indikator perubahan nilai salt MSA)- Selective solid media for microbiology.
https://www.biotrend.com/en/buy/cat-chapman-agar-
pH media, dan agar berperan sebagai pemadat media mannitol-salt-msa-5521.html
(Dalynn Biological, 2014).
Dalynn Biologicals. 2014. Mannitol Salt Agar.
Tingginya pertumbuhan koloni bakteri kokus Gram (+) https://www.dalynn.com/dyn/ck_assets/files/tech/PM30
diduga berkaitan dengan fungsi dari media MSA ini yaitu .pdf
sebagai media selektif diferensial bagi bakteri S. aureus Davin-Regli, A and Pages, J.M. 2015. Review:
(koagulase +) dengan bakteri Staphylococcus lainnya Enterobacter aerogenes and Enterobacter cloacae;
versatile bacterial pathogens confronting antibiotic
(koagulase -). Bakteri S. aureus memiliki morfologi sel treatment. Frontier in Microbiology.6:392.
berbentuk kokus Gram (+) sehingga bentuk ini paling Doi:10.3389/fmicb.2015.00392
banyak ditemukan. Dewi, A.K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas
Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari
358
Fuad abdilah ,.Kurniawan ,.2022 . MORPHOLOGICAL CHARACTERISTICS OF AIR BACTERIA IN MANNITOL SALT AGAR
MEDIUM
Zhang, B., Yang, R., Zhang, G., Liu, Y., Zhang, D., Zhang,
W., Chen, T., Liu, G. 2020. Characteristics of
Planococcus antioxidans sp. nov., an antioxidant-
producing strain isolated from the desert soil in the
Qinghai–Tibetan Plateau. MicrobiologyOpen 1-14.
https://doi.org/10.1002/mbo3.1028
359