Anda di halaman 1dari 2

4.

1 Definisi Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada
sebelumnya yang ditunjukan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan
struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan
temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers& Blatt, 1982).
Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan–perubahan fundamental batuan
yang sebelumnya telah ada. Panas yang intensif yang dipancarkan oleh suatu massa
magma yang sedang mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa
regional yang meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan panas
pada batuan yang terkubur sangat dalam.

4.2 Proses Terbentuknya Batuan Metamorf


Menurut Endarto (2004), proses metamorfisme meliputi:
1. Proses-proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga
kristaloblastik (tanaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun susunannya
sendiri)
2. Proses-proses perubahan susunan mienralogi, sedangkan susunan kimiawinya tetap
(isokimia). Tidak ada perubahan komposisi kimiawi tetapi hanya perubahan ikatan
kimia
Sedangkan tahap-tahap metamorfisme:
1. Rekristalisasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik. Di sini terjadi penyusunan kristal-
kristal dimana elemen-elemen kimia sudah ada sebelumnya.Rekristalisasi biasanya
terbentuk pada batuan monomineralik seperti batulempung, kuarsit, dan dunit
(Raymond, 2002).
2. Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorentasian kembali dari
susunan kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
3. Pembentukan mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang
sebelumbya telah ada.
Batuan metamorfterjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat
perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari
ketiga faktor tersebut. Prosese metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak
terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa.
Temperatur berkisar antara 2000 C-8000 C, tanpa melalui fase cair.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adadalah perubahan
temperature, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang WT, 1962).
Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain
oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal.
Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama
terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya
metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C + 500C yang ditandai dengan munculnya
mineral-mineral Mg- carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau
Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan
adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya.
Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya.
Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaan yang
besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks
ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar.
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan,
mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak
berperan adalah air beserta karbondioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik. Umumnya
fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk
reaksi kimia dan penyetimbang mekanis.

Anda mungkin juga menyukai