SYAHRUL, Peradilan Masa Bani Umayyah
SYAHRUL, Peradilan Masa Bani Umayyah
Abstrak
Dengan berakhirnya kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, maka era
pemerintahan Islam dari al-Khulafa al-Rasyidin berubah menjadi era kedinastian
yang diawalidengan pemerintahan Dinasti Umayyah dengan pemimpin
pertamanya yaitu Muawiyah bin Abi !ufyan" #ada periode Dinasti Bani Umayyah,
tata cara pemerintahan dan sistem ketatanegaraan sangat berbeda jika
dibandingkandengan sistem ketatanegaraan di era al-Khulafa al-Rasyidin,
termasuk sistem peradilan yang dijalankan di beberapa wilayah kekuasan yang
lebih luas" penulisan artikel ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami
lebih lanjut terkait peradilan Islam pada masa Dinasti bani Umayyah" pada masa
Dinasti bani Umayyah, pusat pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke
Damaskus,kemudian setelah itu dimulailah era baru dalam sejarah hukum Islam"
Padamasanya, jabatan khusus seorang hakim '(Qadhi) mulai berkembang
menjadi profesi tersendiri, (qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya" seorang
(qadhi merupakan figur yang berlaku adil dan mampu berijtihad dan sebagai
sumber refrensinya adalah Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’Sahabat" Kewenangan
(qadhi/hakim dibatasi hanya untuk memutus perkara dalam urusan
khusus"sedangkan yang berhak menjalankan keputusan hakim adalah penguasa
sendiri atau wakilnya dengan instruksi" lembaga peradilan pada masa Umayyah
bersifat independen" para penguasa tidak mencampuri urusan peradilan, dan
peradilan bebas memutuskan dengan seadil-adilnya" Terdapat tiga lembaga
peradilan, yakni wilayat al-mazhalim, wilayat al-hisbah dan al-qadhaa yang
memiliki kewenangan dan tugas masing-masing dalam penyelesaian suatu
perkara" pada masa Dinasti Umayyah ini mulai ada pencatat perkara dan panitera
serta pertamakali dilakukan pembukuan putusan hakim"
A. Pendahuluan
Seiring dengan wafatnya Ali bin Abi Thalib maka berakhir pula sistem
sebagai pemutus era dari al-Khulafa al-Rasyidin yang kemudian berubah menjadi
dengan pemimpin pertamanya yaitu muawiyah bin Abi Sufyan, yang pada zaman
sejarah,dinasti ini terbentuk pada tahun 661 M (41 H), bukan pada saat Umayyah
memproklamasikan diri menjadi khalifah di)liya (Palestina) pada tahun 660 M (40
H).
Pada periode dinasti bani Umayyah, tata cara pemerintahan dan sistem
diera al-Khulafa al-Rasyidin, perubahan yang sangat vital terjadi pada perubahan
digantikan, atau bisa disebut dengan sistem pewarisan jabatan. Hal ini sangat
jauh berbeda dengan sistem yang digunakan di era al-Khulafa al-Rasyidin yang
kemudian muncul suatu sistem dan bentuk pemerintahan baru yaitu monarki
Absolut.
Munculnya dinasti bani Umayyah tidak terlepas dengan sejarah adanya peradilan
yang telah dikenal sejak masa silam, karena didorong oleh kebutuhan
kemakmuran hidup dan kejadian manusia itu sendiri, oleh karena itu peradilan
telah dikenal sejak masa-masa pertama dan tidak mungkin suatu pemerintahan
didunia ini, apapun bentuknya dapat berdiri tanpa menegakkan peradilan. Pesan
utamanya adalah bahwa perdamaian harus diwujudkan dengan menegakan
keadilan, karena seperti kata Gus Dur, perdamaian tanpa keadilan adalah
ilusi.Kata tersebut menandakan bahwa perdamaian hanya bisa tegak, ketika tidak
ada pihak yang dipaksa dan ditindas untuk diam menerima kenyataan yang tidak
adil baginya. Hal ini tentunya tidak terlepas oleh adanya peradilan yang tertata
dengan rapi dan transparan sehingga dengan menegakkan peradilan maka akan
persengketaan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu pula maka
bahaya kedzaliman.
B. Metodelogi Penulisan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat studi kepustakaan, hal
masa bani umayyah. Sumber data dari penelitian ini berdasarkan dari buku-buku
penunjang lain yang berkaitan dengan masalah peradilan pada masa bani
umayyah.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari, memilah,
menyajikan dan mengalisis data yang sesuai dengan tema penelitian. Setelah
data dikumpulkan kemudian dikategorikan data pustaka sebagai data primer atau
1. Pengertian peradilan
Kata peradilan berasal dari kata adil dengan awalan per dan dengan imbuhan an.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peradilan adalah segala sesuatu
mengenai perkara pengadilan.1 Dalam buku Kamus Hukum dijelaskan bahwa kata
peradilan berasal dari akar kata “adil-keadilan” (just- justice) yang berarti “tidak
berat sebelah” atau tidak memihak atau dapat juga memihak kepada yang benar,
daya upaya untk mencari keadilan atau penyelesaian perselisihan hukum yang
pengadilan.3
Peradilan dalam pembahasan fikih diistilahkan dengan qadha yang memiliki arti
1
Depdikbud, Kamus Bedar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta , 1993), Hlm. 7.
2
Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Hlm. 17. Depdikbud, Kamus Bedar
3
Muhammad ibn Ahmad al-Syarbini, al-Iqna’ fi hilli Alfadzi Abi Syuja’ Hasyiyah,juz 2 (Bairut; Dar
alKutub al-„ilmiyah, 1998), Hlm. 602
4
Siska Lis Sulistiani, Peradilan Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2020), Hlm. 1.
2. Sejarah Bani Umayyah
sejak runtuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib. Muawiyah bin Abu Sufyan tidak
Ashobiyah.5
Peradilan Islam bani Umayyah memberikan hak dan perlindungan kepada warga
Oleh karena itu, daulah ini membentuk lembaga hakim (Qothil / Qudhah).
yaitu:
1. Al-Qur'an
5
Hasbi Ash-Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam (Yogyakarta: Ma‟arif, t.th.), Hlm. 30.
6
2. As-Sunnah
ditemukan.
4. Bantuan para Qadhi yang hidup pada masa itu. Ini dilakukan karena
tertentu.
terhadap terdakwa.
6. Ancaman yang keras terhadap orang yang melanggar aturan yang telah
ditetapkan.
daerah.
tidak diserahkan pada Qadhi. Qadhi hanya menangani kasus atau masalah
baru yang belum ada hukumnya dan kasus tersebut belum pernah terjadi
adanya faktor:
politic).
Artinya hukum yang belum tertulis, maka apabila ada perkara, cara pengajuannya
adalah:
Dalam peradilan dunia peradilan Islam terutama pada masa dinasti Umayyah ada
7
1. Pengadilan Al-Qadha
pada suatu peristiwa atau sengketa untuk diselesaikan secara adil dan mengikat.
keluarga) dan pengadilan pidana (jinayat). Selain perkara perdata dan pidana
perkara dalam pengadilan ini disebut Qadhi hakim. Misalnya Qadhi syureih yang
pernah memangku jabatan ini dalam dua periode yaitu pada penghujung
2. Pengadilan Al-Hisbah
SAW yang mana pada waktu itu beliau berjalan di pasar dan mendapatkan
tidak terpuji. Kekuasaan / pengadilan hisbah ini mulai melembaga pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab yang kemudian berkembang pada masa bani
Umayyah.
3. Pengadilan Al-Madzalim
Kata Al-Madzalim adalah jama' dari Al-Madzlamat yang menurut bahasa berarti
nama bagi sesuatu yang diambil oleh orang dzalim dari tangan seseorang. Jadi
Pengadilan ini menyelesaikan perkara suap dan tindakan korupsi. Orang yang
mutlak untuk menjadi hakim di pengadilan tingkat ini adalah keberanian atau
pemberani serta bersedia melakukan hal-hal yang tidak sanggup dilakukan oleh
hakim biasa untuk mengadili pejabat yang terlibat dalam sengketa. Dalam
pada masa pemerintahan bani Umayyah, terutama pada masa Abdul Malik bin
al-diniyat, Abdul Malik bin Marwan adalah orang pertama yang menjalankan /
pertama kali ia lakukan adalah mengutus dan membela harta rakyat yang pernah
Nama lengkapnya Abu Abdurrahman Muawiyah bin Abu Sufyan. Ibunya, Hindun
bahwa Muawiyah seorang seorang politisi ulung dan pendiri dinasti Umayyah. Ia
tahun.
menunjuk Mujtahid untuk dijadikan hakim. Dalam diri Muawiyah seni berpolitik
menggunakan kekuatan hanya ketika dipandang perlu dan sebagai gantinya lebih
musuhnya, sikapnya yang tidak mudah marah dan pengendalian diri yang sangat
zamannya. Ia telah membangun fondasi kekuasaan yang sangat kokoh. Kelak para
dibangunnya.
Namanya Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia khalifah kedua dinasti Umayyah
menjadi yang pertama kali terjadi dalam sistem politik Islam dan semakin
Umayyah.
Mayoritas masyarakat membaiatnya, namun ibn Zubair, ibn Abu Bakar, ibn Abbas,
ibn Umar dan Husein bin Ali tidak mau membaiatnya. Namun karena dipaksa
untuk membaiat, tokoh-tokoh tersebut kecuali ibn Zubair dan Husein akhirnya
membaiat Yazid sebagai pemimpin pemerintahan. Moralitas kepemimpinannya
sangat buruk, tidak ada yang menonjol dari diri seorang Yazid. Bahkan pada masa
Pertama, tragedi Karbala memerah. Pada waktu itu, seorang panglima Yazid yang
sangat bengis, Ubaidillah ibn Ziyad dan pasukannya mencegat rombongan Husein
pengikutnya dengan cara yang sangat sadis. Kepala Husein diserahkan kepada
Kedua, peristiwa Hurrah dan penghalalan Madinah. Peristiwa ini terjadi karena
Abdullah ibn Zubair tidak mau membaiat Yazid. Ibn Zubair malah mengumumkan
Zubair. Ratusan sahabat ibn Zubair dan anak-anak meninggal dunia. Yazid
Dari fakta di atas bahwa sistem peradilannya sudah mulai melemah. Ia tidak
mampu lagi menghentikan berbagai masalah dengan jalan diplomasi. Hakim yang
semula taat dan tunduk terhadap aturan kini sebaliknya bermain-main dengan
aturan.
Khalifah ketiga dinasti Umayyah ini tidak banyak diceritakan sejarah. Hal ini
sebagai raja, namun ia mengundurkan diri karena sakit. Ia meninggal pada tahun
mempercayai Abdullah ibn Zubair sebagai pemimpin yang sah. Sehingga hal ini
Abdul Malik bin Marwan merupakan tokoh yang menata kembali pemerintahan
merintis lagi sistem peradilan Islam dengan cara yang tidak jauh beda dengan
nasionalisasi Arab dengan membuat mata uang sendiri dan menjadikan bahasa
Walid terkenal sebagai seorang arsitektur ulung pertama dalam sejarah Islam. Dia
menaklukkan Sisilia dan Merovits, Afrika dan Andalusia di bagian barat. Pada
masa ini hidup seorang panglima besar Islam asal Barbar, yang bernama Thariq
timur, pasukan Walid berhasil menguasai Asia Tengah dengan panglimanya yang
terkenal, yaitu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili. Sind dan India pun berhasil
Walid berkuasa sampai tahun 96 H / 714 M. Ia salah satu negarawan besar dinasti
dilakukannya.
7. Sulayman ibn Abdul Malik (96-99 H / 714-717 M)
Umar ibn Abdul Aziz untuk menggantikan. Tidak banyak yang bisa dijadikan
Umar ibn Abdul Aziz sebagai penggantinya. Keputusannya itu menjadi karya
Masa pemerintahannya relatif singkat, yaitu sekitar tiga tahun, namun banyak
semua kalangan, termasuk kaum Syi'ah sekalipun. Ini tidak dilakukan oleh
tidak kalah pentingnya, ia juga melakukan reformasi sistem zakat dan sodaqoh,
Bahwa sistem peradilan pada masa khalifah Umar ibn Abdul Aziz dianggap sukses
Qadha, wilayah al-Hisbah dan al-Madzalim serta menempatkan hakim lebih mulia
perlakuan hukum secara adil tanpa ada tebang pilih antara satu dengan lainnya.
daerah kekuasaan Islam, yang otoritas agamanya bukan Islam. Demikian halnya
pada masa pemerintahan khalifah Umar ibn Abdul Aziz, yang pertama kali ia
lakukan adalah mengurus dan membela harta rakyat yang pernah didzalimi oleh
uang untuk memenuhi hasrat duniawinya. Penguasa yang satu ini terlalu
masanya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis
rongrongan dari luar diantaranya pemberontakan oleh Zaid ibn Ali ibn Husein
Dari fakta di atas, maka dapat ditarik benang merah, kalau sistem peradilan
selain musuh semakin kuat, ia juga meniru gaya hidup ayahnya dan ia banyak
menciptakan permusuhan. Oleh karena itu, saudara sepupunya, Yazid ibn al-
Walid dari jabatannya. Setelah hampir tiga tahun memerintah, Walid pun
dibunuh oleh pasukan Yazid ibn al-Walid dan ia menggantikan kedudukan Walid.
mana. Keluarga khalifah pun sudah terpecah. Akhirnya Yazid III meninggal dunia
Dia hanya memerintah selama 70 hari. Oleh karena itu, ada yang tidak
semakin terbuka. Ia dituntut oleh Marwan ibn Muhammad ibn Marwan untuk
M)