Anda di halaman 1dari 46

HIDROKARBON

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman
kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
Indikator:
3.1.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
3.1.2 Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
3.1.3 Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
3.1.4 Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
3.2 Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
serta kegunaannya.

40
Indikator:
3.2.1 Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
3.2.2 Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3.2.3 Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
3.2.4 Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
3.3 Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan
kesehatan serta cara mengatasinya.
Indikator:
3.3.1 Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.
4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan
pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
Indikator:
4.1.1 Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi unsur C, H,
dan O dalam senyawa karbon dalam diskusi kelompok di laboratorium.
4.1.2 Dengan menggunakan molymood mendiskusikan kekhasan atom karbon
dalam diskusi kelompok.
4.1.3 Menentukan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener dalam diskusi
kelompok di kelas.
4.1.4 Dengan menggunakan molymood mendiskusikan jenis ikatan atom karbon
pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya.
Indikator:
4.2.1 Mendiskusikan tentang eksplorasi minyak bumi, fraksi minyak bumi, mutu
bensin, dan dampak hasil pembakaran bahan bakar.
4.2.2 Mendiskusikan tentang mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon
dalam bidang pangan, sandang, papan dan dalam bidang seni dan estetika.
4.2.3 Presentasi hasil kerja kelompok.
4.3 Menyajikan hasil evaluasi dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan
dan kesehatan serta upaya untuk mengatasinya.
Indikator:
4.3.1 Mendiskusikan tentang dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan.

41
4.3.2 Presentasi hasil diskusi.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, mempertanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan diharapkan peserta didik dapat:

1. Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman


kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
2. Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
serta kegunaannya.
3. Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan
kesehatan serta cara mengatasinya.
4. Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan
pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
5. Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya.
6. Menyajikan hasil evaluasi dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dan
kesehatan serta upaya untuk mengatasinya.

HIDROKARBON
Mengapa atom karbon mampu membentuk senyawa karbon dengan jumlah dan jenis
yang sangat banyak? Mengapa hal ini tidak terjadi pada unsur boron atau atom nitrogen yang
letaknya berdekatan dengan atom karbon pada sistem periodik? Mengapa hal ini tidak terjadi
pada silikon yang segolongan dengan atom karbon?
Atom karbon merupakan salah satu atom yang cukup banyak berada di alam.
Keberadaannya dalam bentuk karbon, grafit, maupun intan. Atom karbon memiliki nomor
atom 6 dengan konfigurasi elektron 6C : 1s 2 2s2 2p2. Oleh karena memiliki 4 elektron pada
kulit terluar, atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom
yang lain. Karbon (C) merupakan unsur unik yang bisa berikatan dengan unsur lain untuk
membentuk berbagai senyawa baru. Atom 6C memiliki konfigurasi 2 4. Keempat elektron
valensi atom C terdistribusi pada empat posisi secara simetris
C

42
Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen
dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga
Untuk memenuhi kaidah oktet, atom karbon dapat membentuk ikatan berikut.

1. Empat ikatan kovalen tunggal, contohnya CH4.

C +
H

Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui
penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan
kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4).

2. Satu ikatan kovalen rangkap dua, contohnya C2H4

Atom karbon juga dapat berikatan dengan atom karbon yang lain membentuk rantai
karbon. Ikatan atom karbon dengan atom karbon yang lain tersebut dapat membentuk rantai
panjang lurus, bercabang, maupun melingkar membentuk senyawa siklis.
Contoh:
1. Senyawa hidrokarbon rantai lurus
H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
2. Senyawa hidrokarbon rantai bercabang
H3C – CH2 – CH – CH2 – CH3
|
CH3

3. Senyawa hidrokarbon siklis

43
H2C – CH2

H2C CH2

H2C – CH2

KLASIFIKASI ATOM KARBON

Atom karbon memiliki posisi yang berbeda-beda dalam sebuah rantai karbon.
Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, ada 4 kemungkinan posisi atom karbon dalam
rantai karbon, yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener.

a. Atom C Primer (1°)

H H
H C C H atau dapat dituliskan H3C CH3
H H

Dari rantai karbon diatas, perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom
C yang bewarna merah. Atom C tersebut hanya mengikat 1 atom C lainnya, maka
dinamakan dengan atom C primer.

b. Atom C Sekunder (2°)


H H H H

H C C C C H atau ditulis H3C CH2 CH2 CH3

H H H H

Perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang bewarna merah.
Atom C tersebut mengikat 2 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C
sekunder.

c. Atom C Tersier (3°)


H

H H C H H CH3

44
H C C C H atau ditulis H3C CH CH3

H H H

Perhatikanlah jumlah atom C yang diikat oleh atom C yang bewarna merah.
Atom C tersebut mengikat 3 atom C lainnya, maka dinamakan dengan atom C tersier.
d. Atom C kuartener (4°)
Atom C kuartener, yaitu atom C mengikat 4 atom C yang lain.

Contoh senyawa karbon yang lain.

Keterangan :

10 = atom C primer 30 = atom C tersier

20 = atom C sekunder 40 = atom C kuarterner

2. H3C – CH2 – CH – CH – CH2 – CH3


| |
CH3 CH2
|
CH3

Jenis atom Jumlah atom Dasar pengelompokan


Karena ada 5 atom C yang hanya terikat pada 1 atom C yang
Primer 4
lainnya
Karena ada 3 atom C yang terikat pada 2 atom C yang
Sekunder 3
lainnya
Karena ada 2 atom C yang hanya terikat pada 3 atom C yang
Tersier 2
lainnya
Kuarterner - Karena tidak ada atom C yang terikat pada atom c lainnya.

3.
1 2 3 4 5
H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3

Pada rantai karbon diatas, atom C primer ditunjukkan oleh nomor = 1 dan 5

atom C sekunder ditunjukkan oleh nomor = 2, 3, 4

atom C tersier dan atom C kuarterner tidak ada.

45
ALKANA

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan


semua ikatan karbon-karbon menggunakan ikatan tunggal.

Perhatikanlah beberapa senyawa alkana beserta rumus struktur dan rumus molekulnya
berikut ini.

Rumus umum alkana

Hidrokarbon diberi nama berdasarkan jumlah atom C nya, yaitu

Jika C = 1, meta C = 4, buta C = 7, hepta C = 10, deka

C = 2, eta C = 5, penta C = 8, okta

C = 3, propa C = 6, heksa C = 9, nona

Untuk alkana diberi akhiran ana

Deret Homolog pada alkana

Rumus
Nama Rumus Struktur
molekul

Metana CH4 CH4

Etana CH3 -CH3 C2H6

Propana CH3 – CH2 – CH3 C3H8

Butana CH3 – CH2 - CH2 - CH3 C4H10

Pentana CH3– CH2 - CH2 – CH2 - CH3 C5H12

Heksana CH3- CH2 - CH2 – CH2 – CH2 - CH3 C6H14

Heptana CH3- CH2 - CH2 – CH2 – CH2 – CH2 - CH3 C7H16

Oktana CH3- CH2 - CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 - CH3 C8H18

Nonana CH3- CH2 - CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 - CH3 C9H20

Dekana CH3- CH2 - CH2 – CH2 – CH2 – CH2 - CH2 - CH2 – CH2 – CH3 C10H22

Dari rumus molekul di atas, jika n adalah jumlah atom C dalam alkana, maka rumus
alkana dapat dinyatakan sebagai berikut :

46
Deret homolog adalah urutan dengan penambahan angka yang sama yaitu
penambahan 1 atom C dan 2 atom H atau penambahan 1 molekul CH2.

1. Tata nama alkana

 Semua akhiran alkana diberi akhiran ana

 Jika rantai karbon tidak bercabang/lurus

- Nama alkana tergantung dari jumlah atom C dalam


rantai karbon

- Jika atom karbon terdiri dari 4 atom C atau lebih, nama


alkana diberi awalan n- (normal)

 Jika rantai karbon bercabang

- Tentukan rantai induk,beri nomor pada rantai induk


sehingga cabang mempunyai nomor sekecil mungkin.

- Cabang merupakan gugus alkil dan diberi nama alkil


sesuai jumlah atom C dalam cabang tersebut.urutan penulisan nama alkana
bercabang adalah sebagai berikut : nomor cabang diikuti tanda (-), lalu beri
nama alkil dari cabang, nama alkil ditulis menyambung dengan nama
rantai induk

- Jika terdapat 2 atau lebih jenis alkil, maka nama-nama


alkil disusun menurut abjad.

Cabang alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom H nya.

RM alkana Nama alkana RM alkil Nama alkil

CH4 Metana CH3 Metil

C2H6 Etana C2H5 Etil

C3H8 Propana C3H7 Propil

47
Contoh: CH3– CH2 - CH2 – CH2 - CH3 n-pentana

ALKENA

Senyawa alkena biasanya dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan plastik polietilena.

Etilena merupakan senyawa alkena karena mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap dua. Dengan
menggunakan molymood, paling sedikit dibutuhkan 2 atom C untuk membentuk senyawa
alkena.

Dari tabel di atas terlihat bahwa :

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh (ikatan antaratom C memiliki ikatan
rangkap)

Alkena selalu diakhiri dengan –ena


48
jumlah atom H yang diikat adalah dua kali jumlah atom C. Jika terdapat n atom C, maka jumlah

atom H adalah 2n sehingga rumus umum senyawa alkena adalah CnH2n


Tata Nama Alkena

Tata nama alkena menurui IUPAC

1. Rantai induk pada alkena adalah rantai karbon terpanjang yang


mengandung ikatan rangkap dua C = C. Nama rantai induk berasal dari
nama alkana dimana akhiran “ – ana” diganti “- ena”.

Rantai induk adalah butena

2. Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C


pertama yang terikat pada ikatan C = C memiliki nomor sekecil mungkin.

Nama rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan C =
C, diikuti tanda (-) kemudian nama rantai induk.

Rantai induk = 2 - butena

3. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang
sesuai. Aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana.

Rantai induk = 1 – pentena


Cabang = 3,3 – dimetil
3,3 – dimetil – 1 49
- pentena
4. Jika terdapat lebih dari satu ikatan C = C, maka akhiran “ – ena” pada
alkena diganti dengan “- diena” (ada 2 ikatan C = C), “triena ( ada 3 ikatan
C = C) dan seterusnya. Kedua atom C pertama yang terikat pada ikatan C =
C harus memiliki nomor sekecil mungkin.

1,3 - pentadiena

 ALKUNA

Salah satu senyawa alkuna yang paling sederhana yaitu asetilena yang biasa digunakan
tukang las untuk mengelas logam. Asetilena (C2H2) adalah anggota pertama dari deret alkuna. Alkuna
merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga. Jika asetilena digambarkan dengan
molymood, maka gambarnya sebagai berikut :

50
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa :

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga

Alkuna selalu diakhiri dengan –una

jika jumlah atom C pada senyawa alkuna adalah n, maka jumlah atom H nya
adalah 2n-2, sehingga rumus umum senyawa alkuna adalah CnnH2n-2
2n-2

Tata Nama Alkuna

Tata nama alkuna menurut IUPAC:

1. Rantai induk pada pada alkena adalah rantai terpanjang yang


mengandung ikatan rangkap tiga C ≡ C. Nama rantai iduk berasal dari
nama alkana di mana akhiran “-ana” diganti “-una”.

2. Penomoran pada rantai induk dimulai sedemikian sehingga atom C


pertama terikat pada ikatan C ≡ C memiliki nomor sekecil mungkin.

Penomoran memberikan nomor 1 Penomoran memberikan nomor 4 untuk atom


untuk atom C pertama yang terikat ke C pertama yang terikat ke ikatan C ≡ C. (salah)
ikatan C≡ C. (benar)

3. Penomoran rantai induk dimulai dengan nomor atom C pertama yang


terikat ke ikatan C ≡ C, diikuti tanda (-), baru nama dari rantai induk.

Rantai induk : 1 - pentuna


4. Jika terdapat cabang (gugus alkil) pada rantai induk, beri nama alkil yang
sesuai. Aturan lainnya sesuai dengan tata nama alkana.

51
Rantai induk = 1 – pentuna

Cabang = 3 – etil – 4- metil

3 – etil – 4- metil – 1- pentuna

5. Jika terdapat lebih dari satu ikatan C ≡ C, maka akhiran “ – una” pada
alkana diganti dengan “- diuna” (ada 2 ikatan C = C), “triuna ( ada 3
ikatan C ≡C) dan seterusnya. Kedua atom C pertama yang terikat pada
ikatan C ≡ C harus memiliki nomor sekecil mungkin.

1,3-pentadiuna

ISOMER SENYAWA HIDROKARBON

Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama tetapi
mempunyai struktur yang berbeda. Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu
isomer, struktur, dan isomer geometri.
1. Isomer struktur
Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer
gugus fungsi.
a). Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
kerangkanya berbeda. Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna.

52
b). Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi
gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkena dan alkuna.

c). Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama
tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkuna dan alkadiena.

2. Isomer geometri
Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama
tetapi struktur ruangnya berbeda. Contoh pada alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis
dan trans.

53
54
SIFAT-SIFAT FISIK SENYAWA ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA

HIDROKARBON

55
ALKANA ALKENA ALKUNA

SIFAT FISIK HIDROKARBON

TITIK LELEH TITIK DIDIH KERAPATAN WUJUD KELARUTAN

1. Sifat Fisik Senyawa Alkana


Titik leleh adalah suhu pada saat zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada
tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat
dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.

Titik didih adalah temperature pada saat zat cair mendidih dimana temperature
tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar.

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Sifat ini
merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan
salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk
menentukan kemurnian suatu zat.

a. Sifat fisik alkana seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan wujudnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

Nama alkana Rumus Mr Titik leleh Titik didih Kerapatan Wujud pada

molekul (0C) (0C) (g/cm3) 250C

56
Metana CH4 16 -182 -162 0,423 Gas

Etana C2H6 30 -183 -89 0,545 Gas

Propana C3H8 44 -188 -42 0,501 Gas

Butana C4H10 58 -138 -0. 5 0,573 Gas

Pentana C5H12 72 -130 36 0,526 Cair

Heksana C6H14 86 -95 69 0,655 Cair

Heptana C7H16 100 -91 99 0,684 Cair

Oktana C8H18 114 -57 126 0,699 Cair

Nonana C9H20 128 -54 151 0,718 Cair

Dekana C10H22 142 -30 174 0,730 Cair

Undekana C11H24 156 -26 196 0,740 Cair

Dodekana C12H26 170 -9,6 216 0,749 Cair

Tridekana C13H28 184 -5,4 235 0,756 Cair

Tetradekana C14H30 198 5,9 254 0,763 Cair

Pentadekana C15H32 212 9,9 271 0,769 Cair

Heksadekana C16H34 226 18 287 0,773 Cair

Heptadekana C17H36 240 22 302 0,778 Cair

Oktadekana C18H38 254 28 316 0,789 padat

Nonadekana C19H40 268 32 330 0,789 padat

Iikosana C20H42 282 37 343 0,789 padat

57
Dari tabel di atas dapat dilihat :

 Titik leleh dan titik didih alkana


Dari metana sampai ikosana mengalami kenaikan titik leleh dan titik didih
dikarenakan bertambahnya nilai Mr sehingga gaya antar molekul semakin kuat.
Besrrnya gaya antar molekul membutuhkan energi yang besar untuk mengatasi gaya
tersebut.

 Kerapatan Alkana
Bertambahnya jumlah atom C, alkana mengalami kenaikan kerapatan karena
bertambahnya nilai Mr yang menyebabkan besarnya gaya antar molekul. Sehingga
molekul-molekul alkana menjadi semakin rapat. Nilai kerapatan alkana lebih kecil
dari air, sehingga bila dicampur dengan air akan membentuk lapisan yang saling tidak
bercampur dimana alkana berada di atas lapisan air.

 Wujud senyawa Alkana


Karena semakin bertambahnya kerapatan alkana seiring dengan pertambahan jumlah
atom C, maka pada suhu kamar alkana rendah (C1 – C4) berwujud gas, yang sedang
(C5 – C17) berwujud cair dan yang tinggi (>C17) berupa padat.

b. Kelarutan Alkana
Alkana bersifat non polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi
mudah larut dalam pelarut organik non polar seperti etanol, dietil eter dan benzena.

Senyawa alkana yang bernilai Mr sama tetapi memiliki struktur bercabang


mempunyai sifat fisik berbeda dengan alkana rantai lurus. Contohnya nilai titik didih dan
titik leleh dari n-butana dan isobutana yang memiliki rumus molekul C4H10, terlihat pada

58
gambar di bawah.

Hal ini dikarenakan alkana rantai bercabang seperti isobutana memiliki susunan
molekul yang lebih renggang dibandingkan alkana rantai lurus seperti n-butana.
Akibatnya interaksi antar molekul alkana rantai bercabang akan berkurang sehinngga
energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya antar molekul tersebut lebih kecil.
Akibatnya titik leleh dan titik didih alkana rantai bercabang lebih rendah dibandingkan
senyawa dengan rantai lururs.

2. Sifat Fisik Senyawa Alkena


a. Sifat fisik alkana seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan wujudnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Rumus Titik leleh Titik didih Kerapatan Fase pada


Nama alkena Mr
molekul (oC) (0C) (g/Cm3) 250C

Etena C2H4 28 -169 -104 0,568 Gas

Propena C3H6 42 -185 -48 0,614 Gas

1-Butena C4H8 56 -185 -6 0,630 Gas

1-Pentena C5H10 70 -165 30 0,643 Cair

1-Heksena C6H12 84 -140 63 0,675 Cair

1-Heptena C7H14 98 -120 94 0,698 Cair

1-Oktena C8H16 112 -102 122 0,716 Cair

1-Nonesa C9H18 126 -81 147 0,731 Cair

1-Dekena C10H20 140 -66 171 0,743 Cair

59
1-Undekena C11H22 154 -49 193 0,750 Cair

1-Dodekena C12H24 168 -35 214 0,758 Cair

1-Tridekena C13H26 182 -23 233 0,760 Cair

1-Tetradekena C14H28 196 -13 251 0,765 Cair

1-Pentadekena C15H30 210 -4 269 0,775 Cair

1-Heksadekena C16H32 224 3 287 0,783 Cair

1-Heptadekena C17H34 238 10 300 0,785 Cair

1- Oktadekena C18H36 252 17 314 0,790 Padat

1-Nonadekena C19H38 266 23 329 0,791 Padat

1-Iikosena C20H40 280 26 340 0,792 Padat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :

 Titik leleh dan titik didih alkena cenderung mengalami kenaikan dengan
bertambahnya nilai Mr
 Kerapatan alkena naik dengan pertambahan nilai Mr. Tetapi nilai kerapatan
senyawa alkena lebih kecil dari air, sehingga bila dicampur dengan air akan
membentuk lapisan yang saling tidak bercampur dimana alkena berada di atas
lapisan air.
 Pada suhu kamar, senyawa alkena C2-C4 berwujud gas, alkena C5- C17 berwujud
cair dan alkena dengan jumlah atom C lebih tinggi (> C17) berwujud padat.
b. Kelarutan alkena.
Seperti alkana, senyawa alkena bersifat non polar sehingga hanya bisa larut di dalam
pelarut non polar seprti CCl4, benzena dan eter.

60
Sama halnya dengan alkana, alkena yang memiliki rantai bercabang memiliki titik
leleh dan titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa alkena rantai lurus.

3. Sifat Fisik Senyawa Alkuna


a. Sifat fisik alkuna seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan wujudnya juga mirip
dengan alkana, dan alkena. Perhatikan tabel berikut.

Nama Alkuna Rumus Mr titik leleh Titik didih Kerapatan Fase pada
Molekul (0C/1 atm) (0C) (g/cm3) 250C
Etuna C2H2 26 -81 -82 - Gas
Propuna C3H4 40 -103 -23 - Gas
1-butuna C4H6 54 -126 9 - Gas
1-pentuna C5H8 68 -90 40 0,690 Cair
1-heksuna C6H10 82 -13 72 0,716 Cair
1-heptuna C7H12 96 -81 99 0,733 Cair
1-oktuna C8H14 110 -79 126 0,740 Cair
1-nonuna C9H16 124 -50 151 0,766 Cair
1-dekuna C10H18 138 -44 182 0,765 Cair
1-undekuna C11H20 152 -25 196 0,770 Cair
1-dodekuna C12H22 166 -19 215 0,778 Cair
1-tridekuna C13H24 180 -5 233 0,780 Padat
1-tetradekuna C14H26 194 7 249 0,790 Padat
1-pentadekuna C15H28 208 14 268 0,800 Padat
1-heksadekuna C16H30 222 15 284 0,801 Padat
1-heptadekuna C17H32 236 22 313 0,802 Padat
1-oktadekuna C18H34 250 23 329 0,803 Padat
1-nonadekuna C19H36 264 25 339 0,805 Padat
1-iikosuna C20H38 278 27 358 0,807 Padat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :

 Titik leleh dan titik didih senyawa alkuna cenderung mengalami kenaikan
seiring bertambahnya nilai Mr.
 Kerapatan alkuna mengalami kenaikan dengan bertambahnya nilai Mr. tetapi
kerapatan alkuna lebih kecili air, sehingga bila dicampur dengan air akan

61
memebentuk dua lapisan yang saling tidak bercampur dan alkuna berada di
atas lapisan air.
 Alkuna C2-C4 berupa gas yang tak berwarna dan tak berbau, alkuna C5-C12
berwujud cair dan alkuna dengan jumlah atom C tinggi (> C12) berwujud
padat.
b. Kelarutan alkuna
Alkuna bersifat non polar dan tidak larut di dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik/non polar seperti etanol.

SENYAWA HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini


akan diuraikan beberapa kegunaan senyawa Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain Alkana, Alkena, Alkuna dan contoh produknya yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

1. ALKANA

Gas Metana atau Gas Rawa (

A. Sifat Gas Metana

Metana berupa gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
H Metana terbakar di udara atau dengan oksigen berlebih menghasilkan api
biru pucat membentuk karbon dioksida dan uap air. Api tidak menghasilkan

jelaga karena atom karbon terbakar sempurna.
H―C ― H

│ +2
Gambar 1. Struktur
Senyawa Metana

Namun jika ada kekurangan pasokan udara, metana yang terbakar membentuk gas
karbon monoksida dan uap air. Gas tersebut menyebabkan polusi dan berakibat buruk pada mesin
kendaraan. +3

62
B. Sumber Gas Metana

Berikut ini beberapa sumber gas metana:

1. Metana dapat terbentuk dari aktivitas mikroba dalam bahan organik di alam.
2. Gas rawa dihasilkan dari penguraian bahan organik di daerah rawa.
3. Gas alam diproduksi dari pertambangan minyak bumi, gas alam mengandung 70% metana,
20% hidrogen, 10% etana, propana dan butana.
4. Biogas dihasilkan dari dekomposisi mikroba kotoran ternak, kotoran manusia, sampah, dan
residu pertanian. Biogas mengandung sejumlah besar metana.

KEGUNAAN GAS METANA

Adapun beberapa kegunaan metana yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

NO GAMBAR PRODUK KETERANGAN

1. Metana yang dikompres digunakan sebagai bahan


bakar kendaraan bermotor.

Gambar 2. Kendaraan Bermotor

63
2. Metana terurai menjadi Hidrogen dan Karbon
dengan pirolisis. Hidrogen digunakan dalam
pembuatan pupuk amonia dan pupuk nitrogen,
sedangkan karbon dalam industri ban.

Gambar 3. Pupuk Urea Dan Industri Ban

3. Metana digunakan dalam pembuatan senyawa


organik seperti metil organik, metil alkohol,
formaldehida (formalin), asam format, kloroform
(CHCl3), dan senyawa karbon tetraklorida (CCl4)
yang banyak digunakan dalam industri.
Gambar 4. Formaldehida/formalin

Selain kegunaan dari metana, terdapat beberapa contoh produk yang merupakan hasil
pengolahan senyawa Alkana yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Gas LPG (Liquified Petroleum Gas)

LPG bersumber dari gas alam. Komposisi LPG mengandung campuran

propana ( ) dan butana ( ) sebesar 97% dan maksimum 2%

merupakan campuran pentana ( ) dan hidrokarbon yang lebih

berat. LPG banyak digunakan sebagai bahan bakar pada rumah tangga
dan industri. Namun, saat ini juga sedang digalakkan penggunaan bahan

Gambar 5. Gas LPG bakar LPG sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor dengan

Petroleum Eter

64
Petroleum eter merupakan minyak bumi yang mengandung campuran
senyawa alkana yang memiliki jumlah atom C sebanyak 5 hingga 6.
Senyawa ini banyak digunakan sebagai pelarut di laboratorium dan di
industri kimia.

Gambar 6. Petroleum Eter

Bensin
Bensin merupakan salah satu fraksi minyak bumi terpenting yang
berguna sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan bermotor. Bensin

(gasolin) terdiri dari campuran isomer-isomer heptana ( dan

oktana ( . Pada saat sekarang ini dikenal tiga jenis bensin yaitu

premium, pertamax, dan pertamax plus. Mutu dari ketiganya ditentukan


Gambar 7. Bensin
oleh knocking (ketukan) dan bilangan oktan. Knocking (ketukan)
adalah keadaan dimana bensin dapat terbakar secara spontan.

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang ditimbulkan bensin
terhadap mesin saat terjadi pembakaran. Nilai oktan ditetapkan oleh dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu n-heptana (bilangan oktan = 0) dan isooktana (bilangan oktan = 100). Suatu
campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100
x 100) + (20/100 x 0) = 80. Pertamax mempunyai bilangan oktan 92, premium mempunyai bilangan
oktan 88 dan pertamax plus mempunyai bilangan oktan 95.

Minyak Tanah
Minyak tanah (bahasa Inggris:
kerosene atau paraffin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan
mudah terbakar. Minyak tanah
merupakan komponen minyak bumi
yang mengandung campuran senyawa
alkana yang memiliki jumlah atom C
sebanyak 12 hingga 15. Minyak tanah
Gambar 9. Minyak tanah
digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga.

Minyak tanah diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros yang artinya

65
malam. Biasanya, minyak tanah didestilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan
khusus, dalam sebuah unit merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan
pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Terdapat juga penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak. Setelah melalui proses
penyulingan seperlunya dan masih tidak murni dan bahkan memilki pengotor (debris). Berbeda
dengan LPG, minyak tanah menghasilkan pembakaran yang kurang sempurna sehingga menimbulkan
jelaga.

Solar
Solar yang juga dikenal dengan minyak
diesel adalah komponen minyak bumi
yang mengandung campuran alkana yang
memiliki jumlah atom C sebanyak 15
hingga 18. Solar biasanya digunakan
sebagai bahan bakar diesel atau kendaraan
Gambar 10. Solar/minyak diesel bermesin diesel, seperti bus dan truk.
Dibanding dengan bensin, solar memiliki

rantai atom C yang lebih panjang sehingga pembakarannya kurang sempurna. Hal ini ditandai dengan
pembentukan asap hitam yang merupakan unsur karbon yang tidak terbakar.

Minyak Pelumas

Minyak pelumas merupakan residu


minyak bumi yang tidak teruapkan tetapi
masih berwujud cair. Minyak pelumas
merupakan komponen minyak bumi yang
mengandung alkana yang memiliki atom
C sebanyak 16 hingga 24. Minyak
pelumas biasa digunakan sebagai pelumas
Gambar 11. Minyak Pelumas
(lubrikasi) mesin-mesin.
Lilin merupakan residu minyak bumi yang berupa
Lilin padatan yang mengandung campuran alkana yang
memiliki
66 jumlah atom C sebanyak 12 hingga 40. Lilin
biasa digunakan dalam penerangan, pelapisan zat dan
bahan pembuatan kosmetik.
Gambar 12. Lilin

Aspal

Aspal merupakan residu minyak bumi yang memiliki jumlah atom C


lebih dari 40. Aspal (bitumen) adalah suatu cairan kenyal yang
merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur,
oksigen, dan klor. Aspal diperoleh sebagai produk sampingan dari
penyulingan minyak bumi. Aspal digunakan untuk mengikat batuan
agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (pengeras
Gambar 13. jalan raya) dan juga melindungi batuan dari erosi akibat air hujan.
Pengaspalan jalan

2.ALKENA

Gas Etena atau Gas Etilena (

A. Sifat Gas Etana

Etena memiliki sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam senyawa, tidak
H H
berwarna, memiliki bau, dan tidak berasa. Etena tidak larut dalam air tetapi
│ │ larut dalam senyawa organik seperti eter, alkohol dan benzena. Etena dapat
terbakar di udara membentuk api dan dan menghasilkan sejumlah panas.
C= C
Namun, jika kelebihan pasokan udara etena yang terbakar membentuk gas
Gambar 14. Struktur karbon dioksida dan uap air.
senyawa Etena
B. Sumber Gas Etena

67
Pada tumbuhan, etena diproduksi sendiri oleh tumbuhan sebagai hormon untuk mematangkan
buah. Sementara di alam alkena berada dalam jumlah kecil sehingga harus disintesis melalui
perengkahan alkana dari gas alam dan minyak bumi. Berikut contoh sintesis etena:

a. Perengkahan alkana dari gas alam.

panas

- → +

etana panas
etena

- → +

propana etena

b. Perengkahan alkana dari minyak bumi.

Katalis,panas

- → +

oktadekana etena

C. Kegunaan Gas Etena

Adapun beberapa kegunaan dari gas etena yang banyak digunakan dlam kehidupan sehari-hari:

NO GAMBAR PRODUK KETERANGAN

1. Gas etena digunakan dalam pembuatan polimer


polietena yang banyak digunakan dalam industri
kemasan seperti pembuatan botol fleksible,
pembungkus dan barang-barang mainan.

Gambar 15. Botol Fleksible

68
NO GAMBAR PRODUK KETERANGAN

2. Gas etena digunakan dalam pembuatan senyawa


organik seperti alkohol, asam asetat, etil glikol, dan
asetal dehida

Gambar 16. Ethanol dan Asam Asetat

3. Gas etena digunakan dalam pembuatan obat bius di


bidang farmasi.

Gambar 17. Pembuatan Obat Bius

2. ALKUNA

Gas Etuna atau Gas Asetilena (

A. Sifat-sifat Gas Asetilena

Gas asetilena merupakan gas tidak berwarna, tidak memiliki rasa dan
H―C≡C―H memiliki bau yang tidak sedap karena gas asetilena yang dibuat dari batu
Gambar 18. Struktur karbit tidak murni tetapi memiliki campuran. Asetilena tidak larut di dalam
Senyawa Etuna
air, tetapi larut dalam pelarut organik. Gas asetilena di udara akan
menimbulkan nyala api. Namun

dalam udara berlebih, gas asetilena terbakar dengan nyala api putih cemerlang membentuk gas karbon
dioksida dan uap air.

2+5 4+2

B. Sumber Gas Asetilena

69
Asetilena diproduksi oleh tumbuhan sebagai hormon untuk mematangkan buah-buahan. Gas

asetilena diproduksi secara besar-besaran dengan produksi kalsium karbida ( ) yang direaksikan

dengan air untuk menghasilkan asetilena , reaksinya adalah sebagai berikut:

+ +
Asetilena disebut juga sebagai gas karbit. Kalsium karbida ini dibuat dengan bahan dasar
kapur yang diubah menjadi CaO dan batu bara sebagai sumber karbon.

C. Kegunaan Asetilena

Adapun beberapa kegunaan dari gas asetilena yang banyak digunakan dlam kehidupan sehari-hari:

NO GAMBAR PRODUK KETERANGAN

70
1. Etilen adalah suatu gas yang dalam kehidupan
tanaman yang dapat digolongkan sebagai hormon
yang aktif dalam proses pematangan. Disebut
hormon karena dapat memenuhi persyaratan sebagai
hormon, yaitu dihasilkan oleh tanaman, bersifat
mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan
senyawa organik. Dalam kadar yang sama, proses
pematangan buah melalui zat etilen lebih cepat
dibanding proses buatan atau melalui asetilena atau
Gambar 19. Pematangan buah dengan gas pengarbitan. Hanya saja kadar asetilen dapat diatur
asetilena dan ditingkatkan sesuai keinginan, sehingga proses
pematangan dengan asetilen bisa jauh lebih cepat dari
pada dengan menggunakan etilen secara murni.
Sebenarnya pematangan secara buatan ini tidak
membawa pengaruh negatif terhadap kadar gizi atau
mutu buah. Peran zat asetilen yang berupa gas hanya
berfungsi sebagai perangsang agar buah lebih cepat
matang. Sedangkan karbit sebagai zat kimia hanya
berfungsi menghasilkan asetilen. Dengan demikian,
peran karbit tidak secara langsung sehingga buah
melalui proses pengarbitan tidak berbahaya. Vitamin
dan zat lain yang dikandungnya tetap ada dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
konsumennya.

NO GAMBAR PRODUK KETERANGAN

2. Nyala oksi asetilena dapat digunakan untuk


memotong dan mengelas logam.

Gambar 20. Pemotongan logam dengan


gas asetilena

71
3. Gas asetilena digunakan untuk penerangan dengan
lampu asetilena yang dirancang khusus.

Gambar 21. Lampu Asetilena

4. Asetilena dapat dihidrogenasi dengan etena


kemudian dipolimerisasi membentuk polietilen dan
digunakan sebagai bahan kemasan.

Gambar 22. Botol Kemasan

MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

Asal Usul Minyak Bumi


Minyak bumi :
bahasa Inggris: petroleum,
bahasa Latin: petrus – karang dan oleum – minyak)
Minyak bumi yang dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental yang
berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau
kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

Proses Terbentuknya Minyak Bumi


Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa
hidrokarbon,yaitu hidrokarbon jenuh (alkana dan sikloalkana) dan juga senyawa siklik
(turunan siklopentana, sikloheksana dan juga nafta) tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya, dengan komponen penyusunnya adalah senyawa karbon (83%-
87%), hidrogen (10% - 15 %), belerang (0,05-6%), oksigen (0,05-1,5%) dan senyawa logam

72
dalam jumlah yang sangat kecil. Minyak bumi terbentuk paling sedikit 2 juta tahun yang lalu,
dan ada juga yang berpendapat bahwa minyak bumi terbentuk 500-2500 juta tahun yang lalu.

Proses terbentuknya minyak bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Pada zaman purba, di darat dan di dalam lautan hidup beraneka ragam binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun punah itu
akhirnya tertimbun di bawah endapan lumpur. Endapan lumpur ini
kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan bersama bahan organik lainnya
dari daratan.
b. Selama berjuta-juta tahun, sungai-sungai menghanyutkan pasir dan lumpur ke dasar
laut dan membuat lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil binatang dan
tumbuh-tumbuhan.
c. Akibat peristiwa alam, lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan
besar berupa pergeseran-pergeseran sehingga fosil hewan dan tumbuhan yang
terkubur di perut bumi masuk ke celah-celah lapisan bumi yang bersuhu dan
bertekanan tinggi. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan beban
lapisan batuan di atasnya, menyebabkan binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati
tadi mengalami proses penguraian berupa perubahan kimia, berubah menjadi bintik -
bintik dan gelembung minyak yang berbentuk cairan kental dan gas. Akibat pengaruh
yang sama, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak
yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai
batuan induk atau “source rock”.
d. Karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bergerak
mencari tempat yang lebih baik (berimigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih
rendah) untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau
kadang - kadang merembes ke luar permukaan bumi. Batuan sedimen tersusun atas
fragmen – fragmen atau butiran mineral dari yang halus sampai yang kasar satu sama
ain saling terikat oleh materi yang sangat halus dan berfungsi sebagai “semen”,
sehingga di antaranya terdapat pori-pori. Pada kondisi tertentu, pori-pori ini dapat
mengandung fluida minyak, gas, atau air. Peristiwa terperangkapnya minyak bumi
dan gas alam dalam batuan sedimen disebut proses “akumulasi”.

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

73
Minyak bumi terletak di dasar laut dan tertutupi oleh lapisan batuan tanah. Berikut
adalah tahapan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah minyak bumi dari dasar laut
menjadi bahan-bahan yang bermanfaat.

Eksplorasi Eksploitas Pemisahan Pengubahan


i

a. Apakah eksplorasi itu?

Langkah awal untuk mendapatkan minyak bumi adalah eksplorasi, yaitu upaya mencari
daerah yang mengandung minyak bumi dan prakiraan cadangan minyaknya. Informasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara membuat peta topografi hasil pemotreran dari
udara. Setelah mengetahui daerah-daerah yang akan diselidiki, para ahli geologi
menyelidiki contoh-contoh batuan atau lapisan batuan yang terdapat di permukaan
karang atau tebing-tebing. Pemeriksaan itu dilakukan di laboraturium. Penyelidikan
selanjutnya adalah penyelidikan secara geofisika yang dikenal dengan kegiatan
seismik. Para ahli membuat semacam gempa kecil di bawah tanah. Getaran itu akan
menghasilkan gelombang-gelombang menuju dasar laut. Gelombang yang
dipantulkan kembali ke permukaan bumi sehingga posisi lokasi yang mengandung
minyak bumi dapat diperkirakan.

b. Apakah eksploitasi itu?

Setelah lokasi yang mengandung minyak bumi diketahui, langkah selanjutnya adalah
melakukan kegiatan eksploitasi, yaitu rangkaian kegiatan untuk mengambil mimyak
bumi yang akan diolah. Kegiatan utama eksploitasi adalah pengeboran. Pengeboran
dapat dilakukan di lepas pantaai dan di tengah laut, bergantung pada lokasi sumber
cadangan minyak

74
Sumber hidrokarbon di alam khususnya minyak bumi merupakan campuran alkana
sebagai komponen utama dengan sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatic
dan senyawa anorganik, yang dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih melalui
destilasi bertingkat sehingga diperoleh kelompok-kelompok hidrokarbon yang
mempunyai kisaran titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi, dan diproses lebih
lanjut untuk memperoleh produk yang diinginkan

Destilasi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan nilai titik


didih

Destilasi bertingkat( destilasi fraksionasi) adalah cara pemisahan campuran


berdasarkan perbedaan nilai titik didih dengan menggunakan tahap-tahap atau
fraksi-fraksi pendingin sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan
( kolom bertingkat)

75
Cara memisahkan fraksi-fraksi yang terkandung dalam minyak bumi:

Destilasi bertingkat

 Minyak mentah mula-mula dipanaskan dalam pemanas (boiler) menggunakan uap air
bertekanan tinggi sampai suhu 600°C. Hasil pemanasan berupa uap minyak
kemudan dialirkan ke dasar menara destilasi.
 Uap minyak akan bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray) yang terdapat dalam
menara.
 Pada saat mencapai suhu tertentu sesuai dengan titik didihnya, uap minyak mentah
akan berubah menjadi zat cair ( dalam keadaan dingin). Perubahan uap air ( gas)
menjadi zat cair disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi ini yang diebut fraksi.

Proses pengubahan fraksi minyak bumi

Proses Konversi

Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon, yang


bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas ynga
diinginkan atau sesuai permintaan pasar.

Jenis proses konversi:

 Perengkahan (cracking) adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa


hidrokarbon yang besar ( yang memiliki jumlah karbon terbanyak ) menjadi molekul-
molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak
solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin dalam jumlah besar dan berkualitas
lebih baik.
Terdapat dua cara proses cracking, yaitu:

 Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu
tinggi serta tekanan rendah.
 Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk
katalis platina atau molibdenum oksida

76
 Reforming (penyusunan ulang) adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama,
tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut isomersisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.

Contoh:

 Alkilasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil manjadi molekul besar.


Misalnya, penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana yang
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

77
 Treating adalah proses permurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
a) Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor
yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c) Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsur belerang.
 Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki
berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling
banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat
ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang
terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan
bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik
maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL
dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

Fraksi-fraksi dan Kegunaan minyak bumi

Fraksi Jumlah Titik Kegunaan


didih
atom C
(°C)

Gas (LPG) C1-C4 < 20 a. Sebagai bahan bakar gas elpiji dan alat pemanas
b. Bahan bakar endaraan bermotor gas
c. Bahan pendingin pengganti CFC
(Chlorofluorocarbon)

Bensin (gasolin) C5-C10 40-180 a. Bahan bakar kendaraan bermotor non diesel

Nafta C6-C10 70-180 Untuk sintesis senyawa organic yang digunakan


untuk pembuatan plastic, karet, deterjen, obat, cat,
pakaian dan kosmetik

78
Kerosin C11-C14 180-250 a. bahan bakar kompor
b. bahan bakar alat penerang

Minyak solar dan C15-C17 250-300 a. bahan bakar kendaraan bermesin diesel
diesel b. bahan bakar tungku di industri

Minyak pelumas C18-C20 300-350 a. Mencegah perkaratan pada logam


b. Mengurangi gesekan pada mesin

Lilin > C20 > 350 Sebagai lilin paraffin untuk membuat lilin, korek
api dan bahan pengkilap

Minyak bakar > C20 > 350 Bahan bakar kapal, industry pemanas, dan
pembangkit listrik

Bitumen > C40 > 350 Materi jalan aspal untuk melapisi permukaan jalan

MUTU BENSIN
Bensin merupakan salah satu fraksi minyak bumi terpenting yang berguna sebagai bahan
bakar mesin dan kendaraan bermotor. Bensin (gasoline) terdiri dari campuran isomer-isomer
heptana (C7H16) dan oktana (C8H18).

Dewasa ini, dikenal tiga jenis bensin yaitu premium, pertamax dan pertamax plus.
Ketiganya mempunyai mutu atau perilaku yang berbeda. Mutu bahan bakar bensin dikaitkan
dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan bilangan
oktan. Makin sedikit ketukan makin baik mutu bensin, makin tinggi nilai oktannya.

79
Ketukan(knocking) adalah keadaan dimana bensin dapat terbakar secara spontan. Hal ini
merupakan suatu prilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaitu pembakaran yang terjadi
terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat.

Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston
sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang
dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar
secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena
tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking
atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga
sebisa mungkin harus kita hindari.

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang
ditimbulkan bensin terhadap mesin saat terjadi pembakaran. Nama oktan berasal dari oktana
(C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi
paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran
spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan
meskipun baru ditekan sedikit.

Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
isooktana dan n-heptana dengan ketentuan sebagai berikut :

1. n-heptana mempunyai bilangan oktan = 0, mengakibatkan knocking sangat tinggi


2. isooktana mempunyai bilangan oktan = 100, tidak mengakibatkan knocking

Bensin yang tersusun oleh hidrokarbon berantai lurus, ternyata kualitasnya kurang baik.
Hal ini karena bensin tersebut dapat mengakibatkan penyalakan (knocking atau ketukan) tak
terkendali pada mesin sehingga mesin bergetar sangat hebat dan menimbulkan panas yang
terlalu tinggi.

Suatu campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai
oktan sebesar (80/100 x 100) + (20/100 x 0) = 80. Pertamax mempunyai nilai oktan 92,
berarti mutu bahan bakar itu setara dengan campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana.
Premium mempunyai nilai oktan 88 dan Pertamax Plus mempunyai nilai oktan 95.

Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif antiketukan,
seperti TEL, MTBE, dan etanol

1. Tetra Ethyl Lead (TEL)

TEL memiliki rumus molekul (Pb(C 2H5)4). Pembakaran bensin yang diperkaya TEL
akan menghasilkan oksida timbal hitam yang akan keluar bersama asap kendaraan atau

80
menempel pada komponen mesin. Untuk mencegah oksida timbal menempel pada mesin,
maka kedalam bensin bertimbal ditambahkan pula etilen btromida, C 2H5Br. Atom bromin
dari etilen bromida dapat membentuk timbal bromidaa, PbBr 2 yang mudah menguap.
Sayangnya senyawa timbal ini merupakan racun yang dapat merusak otak.

2. Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE)


Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung timbal.
Namun, tetap berpotensi mencemari lingkungan karena mempunyai
sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran
pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk
ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

3. Etanol
Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara
dengan timbal dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Selain itu, etanol
juga dapat diperoleh dari fermentasi tumbuhan sehingga bahan baku untuk
pembuatannya tersedia dalam jumlah yang cukup melimpah di alam dan dapat
dibudidayakan.

Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Serta Cara
Untuk Mengatasinya
Tujuan pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara yang disebabkan oleh


pembakaran bahan bakar melalui media dan bahan ajar dengan benar.
2. Siswa dapat menjelaskan zat-zat pencemar hasil pembakaran bahan bakar yang
berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan melalui media dan bahan ajar dengan
benar.
3. Siswa dapat menjelaskan cara untuk mengatasi dampak pembakaran bahan bakar
terhadap lingkungan dan kesehatan melalui media dan bahan ajar dengan benar.

Salah satu dampak pembakaran bahan bakar yang berlebihan adalah pencemaran
udara. Pencemaran udara atau polusi udara adalah masuknya zat-zat asing ke udara atau
meningkatnya konsentrasi salah satu komponen udara dalam jumlah dan waktu yang secara
karakteristik mengubah susunan udara normal sehingga mampu menimbulkan gangguan-
gangguan bagi kehidupan maupun benda-benda lain. Zat-zat hasil pembakaran bahan bakar
yang menimbulkan pencemaran udara antara lain karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), oksida belerang (SO2, SO3) dan oksida nitrogen (NO2,NO3)
1. Karbon Monoksida (CO)

81
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Pada hal gas ini
sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas
dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih
dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat
membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi
darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi
justru HbCO Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih
kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih
kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh
bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah
yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber
keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak
bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di
mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak
sempurna dengan reaksi sebagai berikut.
2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak
sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri,
pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian,
penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin,
yang mencapai 59%. Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi
untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic
converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas
yang tidak berbahaya, dengan reaksi:
Katalis Ni
2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g)

Katalis Ni
2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

2. Karbon Dioksida (CO2)


Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran

82
sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah
kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah
atau kadar CO2 di udara kita. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak
berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan
CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di
sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang
oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal
ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan
yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya
kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai
efek rumah kaca atau green house effect.

3. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)


Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat
menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan
dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta
dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri
pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada
pembakaran batu bara. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang
tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan
asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut.
a. Pembentukan asam sulfit di udara lembab

SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq)


b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara

2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)


c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembab membentuk asam sulfat yang lebih
berbahaya dari pada SO2 dan H2SO3

2 SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)


Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga
menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping
menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO 2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat
pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang
sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.

83
4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi
juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi
penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas
nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.
Reaksinya adalah:
N2(g) + O2(g) 2 NO(g)
Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO 2 dengan reaksi

sebagai berikut. 2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g)


Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam
nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO 2 lebih dari 1 ppm dapat
menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker.
Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai
pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam
nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang
mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.

Katalis Ni
2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

Beberapa cara mengatasi dampak pembakaran bahan bakar adalah sebagai berikut:
1. Mengontrol emisi gas buang: gas buang SO2 di udara yang dihasilkan dari
pembakaran dapat diatasi dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah. Gas
buang NOx yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi
dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas CO dari kendaraan
bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic
converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
2. Menggunakan energi alternatif: energi alternatif lebih sedikit menghasilkan gas buang
dan aman terhadap lingkungan dan kesehatan. Energi alternatif yang bias digunakan
yaitu, bioetanol, biodiesel, energi dari tenaga air dan angin serta energy surya.
3. Menggunakan sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan
mengurangi angkutan pribadi.

84
4. Menggunakan masker ketika mengendarai sepeda motor
5. Tidak melakukan penebangan hutan secara liar, memperbanyak tanaman hijau di
daerah polusi udara tinggi karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai
indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
6. Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.

85

Anda mungkin juga menyukai