Strategi Pembelajaran Bangsa Yahudi 1
Strategi Pembelajaran Bangsa Yahudi 1
mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976).
Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses
yang menyatukan pengaruh dan pengalaman kognitif, emosional, dan lingkungan untuk
keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995). Belajar sebagai proses
berfokus pada apa yang terjadi ketika proses belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang
terjadi merupakan teori-teori belajar. Sebuah teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan
bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses inheren
kompleks belajar. Teori belajar memiliki dua nilai utama menurut Hill (2002). Salah satunya
adalah dalam menyediakan kita dengan kosakata dan kerangka konseptual untuk menafsirkan
contoh pembelajaran yang kita amati. Yang lainnya adalah dalam menunjukkan di mana untuk
mencari solusi untuk masalah-masalah praktis. Teori-teori tidak memberikan solusi, tetapi
mereka mengarahkan perhatian kita pada variabel-variabel yang sangat penting dalam mencari
solusi.
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer
atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan
menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu
juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang baik
terhadap materi perkuliahan. 2 Dalam dunia pendidikan, strategi berarti plan, method or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan. 3 David Heywood
mengungkapkan bahwa
1
http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Learning_theory_(education).html
2
Ahmad Aulia Jusuf, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:gh7p8n_UH-wJ:staff.ui.ac.id/
internal/ 132015140/ material/SPICESDANPROBLEMBASEDLEARNING-2009.doc+&cd=2&hl=en&ct=clnk
&gl=id
3
Marinus Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran,
(Jakarta: GP Press, 2009), hlm 135
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
“The natural processes of learning which are to be the subject of investigation are the
psychological changes, cognitive, affective and attitudinal, which take place in learning
and the social context in which learning takes place and which affects its course. These
two aspects of learning, the psychological and the social, are united by the development
of a sense of personal identity.”4
Sementara Dick dan Carey mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen-
komponen dari suatu set materi termasuk aktifitas sebelum pembelajaran dan partisipasi peserta
didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya. 5 Sementara
itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995).
Di lain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh
seorang instruktur, guru, pejabat yang berwewenang dalam proses pembelajaran. Paling tidak
ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian
4
Heywood David, http://www.davidheywood.org/humanlearning/PDF/Introduction.pdf
5
Dick and Carey, Systematic Design Instruction, (Glenview, Illois, Harper Collins Publisher, 2005), hlm.7
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
pembelajaran. 6
Berdasarkan pengertian yang disampaikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan sistimatis yang disiapkan pengajar kepada peserta
Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya, ada beberapa strategi pembelajaran yang
dipakai. Rowntree membagi strategi pembelajaran menjadi tiga, yaitu strategi penyampaian
1. Strategi Penyampaian.
Adalah strategi yang menekankan kepada proses penyampian materi dari seorang guru
secara verbal kepada peserta didik dengan maksud peserta didik dapat menguasai materi
2. Strategi Kelompok
Bentuk belajar di dalam kelompok yang terdiri dari beberapa peserta didik baik dalam
3. Strategi Pribadi
Pembelajaran individual yang dilakukan peserta didik secara mandiri. Subjektifitas pada
6
Dick and Carey, Systematic Design Instruction, (Glenview, Illois, Harper Collins Publisher, 2005), hlm.7
7
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2009, hlm 128-
129.
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
disebut SPICES. Konsep pembelajaran yang digagas oleh Harden, dkk (1984) ini telah banyak
dipraktikkan dan dikembangkan dalam pendidikan medis. SPICES merupakan akronim dari
based); (5) Elective; dan (6) Systematic. Akronim ini sekaligus menggambarkan komponen-
komponen utama dari konsep pembelajaran ini. Berikut ini disajikan penjelasan singkat dari
keterampilan yang dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar menentukan apa
yang ingin mereka ketahui, mampu mencari pengetahuan sendiri (mandiri) dan belajar
pada tuntasnya materi. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembimbing dan pendamping
yang harus dicapai, sumber belajar yang akan digunakan, serta materi dan evaluasi yang akan
dipakai sebagai penuntun bagi siswa untuk mengembangkan kompetensinya secara mandiri.
Problem based berarti siswa diberikan trigger masalah atau ilustrasi kasus yang akan
digunakan untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi dan ilmu. Dengan cara ini
siswa dirangsang untuk mengembangkan nalar dan daya analisanya, berpikir kritis dan mampu
menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Salah satu metode pembelajaran yang bisa
digunakan untuk memenuhi prinsip pembelajaran ini adalah metode Problem Based Learning.
Integrated berarti perencanaan dan kurikulum lajaran didesain secara terintegrasi, baik
secara horisontal maupun vertikal. Dalam hal ini, sswa tidak diajak berpikir secara terkotak-
kotak dalam masing-masing disiplin ilmu, tetapi mereka dapat menghubungkan dan
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya secara utuh (lintas disiplin).
kebutuhan masyarakat atau pada kepentingan konsumen. Proses pembelajaran siswa tidak hanya
dibatasi oleh ruang kelas dengan bahan tekstual tetapi mereka mempelajari berbagai aspek
kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan nyata mereka. Melalui berbasis komunitas ini,
secara langsung siswa diajak untuk berlatih dan belajar mengambil peran secara positif dalam
lingkungan sosialnya.
Elective. Selain menyediakan mata pelajaran yang telah terstruktur dalam kurikulum,
disesuaikan dengan minat, tujuan, bakat, dan keunikan karakteristik mereka masing-masing.
jelas, logis dan tertib, sehingga pada gilirannya para siswa dapat memperoleh pemahaman yang
pembelajaran ini tampak menawarkan berbagai keunggulan kepada kita, diantaranya: (1)
menjadikan siswa lebih termotivasi dan aktif dalam proses belajarnya (2) pengembangan
berfikir analistis secara lebih tajam dan luas, (4) melatih keterampilan sosial yang benar-benar
aplikabel dalam lingkungan sosialnya; (5) memberikan kesempatan belajar kepada siswa yang
sesuai dengan bakat, minat dan keunikan karakteristik lainnya; dan (6) menjadikan proses
pembelajaran lebih tertib dan efektif. Pearl Michael & Debi menjelaskan strategi pembelajaran
yang diambil dari kitab Amsal 22:6 yang menjelaskan “Train up a child in the way he should go:
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
and when he is old, he will not depart from it.” Pearl menjelaskan pentingnya konteks kata train,
dengan menerangkan:
“Train up—not beat up. Train up—not discipline up. Train up—not educate up. Train
up—not ‘positive affirmation’ up.” Training is the most often missed element in child rearing. A
child needs more than ‘obedience training,’ but without first training him, discipline
is insufficient.”8
Pelatihan adalah pengkondisian pikiran anak-anak sebelum krisis muncul. Ini adalah
persiapan untuk masa depan, instan, tidak perlu diragukan lagi ketaatan. "Pelatihannya
menggunakan teknik yang" selalu bekerja dengan setiap anak "oleh pengkondisian pikiran anak
sehingga ia akan merespon otoritas apapun dengan instan, tidak perlu diragukan lagi, hati yang
penurut. Ini, katanya, adalah "normal dalam keluarga terlatih." Untuk sampai ke titik itu, orang
tua harus membuat tempat pelatihan dan "hadiah setiap pelanggaran dengan switching [disiplin
yang melibatkan mencolok anak dengan switch atau ikat pinggang atau benda lain]. "switching
akan berlanjut sampai anak telah menunjukkan ketaatan lengkap dan diserahkan kepada
kehendak orang tua di kedua tindakan dan sikap. Pelatihan Pearl adalah proaktif dan
melibatkan menghukum seorang anak sengaja tidak taat. Ini akan memakan waktu hanya
beberapa jam atau beberapa hari untuk melatih anak dalam beberapa daerah baru (pergi tidur
tanpa menangis atau tidak menyambar pada kacamata ayahnya) dan setelah pelatihan selesai,
dalam hal ini penelitian ini membatasi yang berkenaan dengan strategi pembelajaran yang
8
Pearl Michael&Debi, http://www.challies.com/book-reviews/how-not-to-train-up-a-child
9
Pearl Michael&Debi, http://www.challies.com/book-reviews/how-not-to-train-up-a-child
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
Menurut teori Dewey, "pengalaman edukatif" bersifat interaktif, sejarah dan proses sosial
yang didirikan pada prinsip-prinsip kontinuitas dan interaksi (yang kemudian disebut sebagai
"transaksi"). Kontinuitas mengacu pada konsep duniawi bahwa anak-anak akan belajar dengan
baik ketika mereka membantu untuk menghubungkan pengalaman masa lalu dan sekarang
mereka, baik di dalam maupun di luar sekolah, yang kemudian dapat digunakan untuk
menciptakan pengetahuan baru dan untuk memperluas peluang bagi pertumbuhan di masa depan.
Ketika guru mencapai kembali ke apa yang sejarah telah mengajarkan kita, tubuh isi
masa lalu dengan masalah individu dan sosial saat ini. Memahami hubungan antara isu-isu sosial
saat ini dan sejarah dapat mengarah pada pengembangan wawasan anak-anak tentang masa
depan masyarakat.
Selain menata rumah, ibu dalam Perjanjian Lama sangat terlibat dalam kehidupan anak
cucu mereka. Mereka memiliki peran besar dalam pelatihan dan pengajaran anak-anak mereka
(lihat Ulangan 21:18, Amsal 1:8; 6:20) dan secara signifikan mempengaruhi masa depan mereka
(lihat Kejadian 27:1-17). Dicatat bahwa "dari empat puluh enam kasus tercatat penamaan anak
dalam Perjanjian Lama, di dua puluh delapan nama yang diberikan oleh ibu. Hal ini umumnya
diterima bahwa nama pemberian dalam Perjanjian Lama mewakili ekspresi otoritas."
Keibuan mungkin adalah keinginan terdalam dari perempuan dalam Perjanjian Lama.
Salah satu sarjana menulis, "Untuk Israel kuno kontribusi yang paling penting seorang
kontribusi mulia seorang perempuan dapat membuat sebuah rumah tangga pada umumnya dan
khusus bagi suaminya adalah untuk melahirkan seorang putra baginya. Melalui masa subur
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
seorang peerempuan mendapatkan tempatnya dalam hidup dan bagiannya dalam rumah tangga.
Sebaliknya, kegagalan untuk memenuhi kewajiban ini dipandang sebagai kutukan dan aib yang
memalukan.”10
Tulisan-tulisan orang Yahudi pada zaman Perjanjian Baru memberikan sebagian sifat-
sifat ideal seorang guru. Ia tidak boleh malas. Sifatnya harus tenang. Ia sama sekali tidak boleh
memihak. Ia tidak boleh menjadi tidak sabar. Ia tidak boleh mencemarkan martabatnya dengan
bersenda gurau. Ia sama sekali tidak boleh mengecilkan hati sang anak. Ia harus menunjukkan
bahwa dosa adalah menjijikkan. Ia harus menghukum semua perbuatan salah. Ia harus menepati
semua janjinya. Di samping membaca Kitab Suci, anak laki-laki Yahudi mendapat pelajaran tata
krama, musik, cara bertempur, dan pengetahuan praktis lainnya. Kita membaca bagaimana
dikatakan bahwa si pemuda Daud pandai main kecapi (yaitu, seorang musikus). Ia seorang
pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya" (I Sam.
16:18). Kita dapat mengetahui dari laporan - ini bahwa Daud mempunyai pendidikan yang
Pada zaman Perjanjian Baru, sekolah-sekolah Yahudi menuntut agar tiap murid
menguasai beberapa perikop penting dari Kitab Suci. Perikop yang sangat penting
adalah Shema, pernyataan kepercayaan yang mendasar dari orang Yahudi (Ul. 6:4-5).
Selanjutnya yang penting adalah Ulangan 11:13-21 dan Bilangan 15:37-41. Murid juga dituntut
untuk belajar Mazmur-mazmur Hallel ("pujian") yaitu Mazmur 113-118, dan juga kisah
Penciptaan (Kej. 1-5) dan hukum-hukum persembahan korban (Im. 1-8). Apabila seorang anak
10
John Hilton III and Lani Hilton, http://rsc.byu.edu/archived/gospel-jesus-christ-old-testament/3-motherhood-old-
testament
11
John Hilton III and Lani Hilton, http://rsc.byu.edu/archived/gospel-jesus-christ-old-testament/3-motherhood-old-
testament
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
luar biasa cerdas, ia meneliti lebih banyak dari kitab Imamat. Hanya anak laki-laki yang
menerima pendidikan formal di luar rumah. Mereka mulai dengan berkumpul di rumah guru,
tempat mereka membaca gulungan-gulungan naskah yang berisi bagian-bagian kecil dari Kitab-
kitab Suci, seperti Shema. Ini adalah "sekolah dasar" pada zaman itu. Ketika anak-anak
laki-laki itu cukup besar untuk belajar pelajaran sabat, mereka berkumpul di "Rumah Kitab" -
sang Hazzan, penjaga gulungan-gulungan itu. Kemudian mereka diperbolehkan membahas soal-
soal tentang hukum Taurat dengan guru-guru Farisi. Pembahasan-pembahasan ini merupakan
Pada zaman Perjanjian Baru, sekolah diadakan sepanjang tahun. Selama bulan-bulan
musim panas anak-anak lelaki hanya pergi ke sekolah 4 jam sehari. Apabila harinya panas luar
biasa, sekolah mungkin diliburkan sama sekali. Jam pelajaran diselenggarakan sebelum pukul
10:00 pagi dan setelah pukul 3:00 sore. Dalam ruang kelas itu terdapat sebuah podium kecil yang
tinggi letaknya, tempat guru duduk bersilang kaki. Di depan guru terdapat sebuah rak pendek
dengan gulungan-gulungan naskah yang berisi bagian-bagian pilihan dari Perjanjian Lama.
Buku-buku pelajaran tidak ada. Murid-murid duduk di lantai dekat kaki guru itu (Kis. 22:3).
Kelas-kelas tidak digolong-golongkan menurut usia: semua murid belajar bersama-sama dalam
ruangan yang sama. Karena alasan ini, pengajaran mereka harus dipertimbangkan secara
tersendiri. Guru menyalin sebuah ayat untuk para murid yang lebih kecil dan mereka
anak-anak yang lebih tua untuk membaca sebuah perikop dari kitab Imamat. Kebisingan itu
12
http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=953&res=almanac
Paper Strategi Pembelajaran PAK, Yusak Tanasyah, 2014
mungkin akan sangat mengganggu kita, tetapi anak-anak Israel segera terbiasa dengannya.
Orang-Orang bijaksana berpendapat bahwa apabila sebuah ayat tidak diulang-ulang dengan suara
13
Ibid.