Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan perbedaan alasan penghapusan pidana dan alasan penghapusan penuntutan


Perbedaan antara alasan penghapusan pidana dan alasan penghapusan penuntutan
adalah hal yang menarik untuk dipahami secara lebih mendalam. Alasan penghapusan
pidana menghilangkan hukuman atas suatu perbuatan yang pada dasarnya melanggar
hukum, sedangkan alasan penghapusan penuntutan menghentikan proses hukum
terhadap seseorang yang sebenarnya melakukan tindak pidana. Ini terkait dengan dasar
hukumnya, yaitu alasan penghapusan pidana diatur dalam Pasal 44-55 KUHP, sementara
alasan penghapusan penuntutan diatur dalam Pasal 77-83 KUHP. Contohnya beragam
seperti alasan penghapusan pidana meliputi pembelaan diri, keadaan darurat, kewajiban
hukum, dan ketidakmampuan untuk dipidana, sementara alasan penghapusan penuntutan
melibatkan kedaluwarsa, pencabutan pengaduan, nebula in idem, dan perdamaian.
Konsekuensinya juga berbeda yaitu seseorang yang dibebaskan dari pidana karena
alasan penghapusan pidana tetap dianggap bersalah atas perbuatannya, namun tidak
dijatuhi hukuman, sementara seseorang yang dibebaskan dari penuntutan karena alasan
penghapusan penuntutan tidak dinyatakan bersalah atau bersalah, dengan proses hukum
pidana terhadap mereka dihentikan.

2. Jelaskan perbedaan Putusan berupa pembebasan dari tuduhan dan lepas dari tuntutan
hukum?
Putusan bebas maupun putusan lepas dari tuntutan hukum menyiratkan
pembebasan terdakwa dari dakwaan pidana. Tetapi, terdapat perbedaan signifikan di
antara keduanya, mulai dari dasar hukum hingga pertimbangan hakim. Putusan bebas
didasarkan pada Pasal 191 ayat (1) KUHAP, yang menyatakan bahwa terdakwa
dibebaskan jika kesalahannya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Sementara itu,
putusan lepas dari tuntutan hukum didasarkan pada Pasal 191 ayat (2) KUHAP, yang
mengatakan bahwa terdakwa dibebaskan jika perbuatan yang didakwakan tidak
memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Pertimbangan hakim dalam putusan bebas muncul
ketika bukti-bukti tidak cukup kuat, kesaksian tidak konsisten, atau terdakwa memiliki
alibi yang kuat. Sebaliknya, putusan lepas dari tuntutan hukum diberikan saat hakim
yakin bahwa terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan, tetapi perbuatan tersebut
tidak merupakan tindak pidana, bisa karena tidak diatur dalam undang-undang,
merupakan kealpaan, atau karena terdakwa tidak bertanggung jawab atas perbuatannya
karena alasan tertentu.
Konsekuensi dari putusan bebas adalah terdakwa sepenuhnya dibebaskan dari
tuduhan dan tidak bisa dihukum atas perbuatan yang didakwakan. Sementara itu,
putusan lepas dari tuntutan hukum menyatakan bahwa terdakwa bebas dari tuntutan
hukum, namun tidak meniadakan perbuatan mereka, dan mereka masih bisa dikenai
sanksi pidana di masa depan jika melakukan perbuatan serupa. Sebagai contoh, putusan
bebas bisa terjadi ketika tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan kesalahan
terdakwa dalam pencurian, sedangkan putusan lepas dari tuntutan hukum mungkin
terjadi ketika terdakwa dituduh mencemarkan nama baik tetapi perbuatan tersebut tidak
memenuhi unsur tindak pidana pencemaran nama baik.

3. Apakah dengan meninggalnya pelaku tindak pidana proses perkara pidana akan
dihentikan ? Jelaskan jawaban sdr.
Meninggalnya pelaku tindak pidana tidak selalu menghentikan proses perkara
pidana. Kelanjutan proses bergantung pada faktor-faktor seperti tahap proses, jenis
tindak pidana, dan pertimbangan hakim. Tahap penyidikan dapat dihentikan jika pelaku
meninggal sebelum selesainya penyidikan, sedangkan pada tahap penuntutan, hakim
harus menjatuhkan putusan. Beberapa jenis tindak pidana, seperti korupsi, tidak
menghentikan proses perkara meskipun pelaku meninggal. Hakim mempertimbangkan
berbagai faktor untuk menentukan apakah kematian pelaku memengaruhi proses perkara.

Anda mungkin juga menyukai