Anda di halaman 1dari 3

Dalam pasal 13 dapat kita baca ketentuan yang berbunyi penuntut umum ada bajak sayang diberi

wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan hakim.

Selain daripada penjelasan arti penuntut umum yang terdapat pada pasal 13 di atas , penjelasan arti
penuntut umum tersebut sudah lebih dulu di rumuskan pasal 1 butir 6. Namun memperhatikan isi
dan makna kedua penjelasan tersebut sama sekali tidak ada perbedaan sehingga pasal 13 jelas-jelas
hanya merupakan ulangan dari pasal 1 butir 6 dengan demikian nampaknya perumusan tentang
pengertian dimaksud ber kelebihan dan tidak perlu diulang-ulang dalam dua pasal ketentuan.
Mengenai putusan apa yang akan dijatuhkan pengadilan tergantung pada hasil mufakat musyawarah
hakim berdasar penilaian yang mereka peroleh dari surat dakwaan dihubungkan dengan segala
sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang pengadilan.

ada beberapa jenis bentuk putusan yang dapat mereka jatuhkan sesuai dengan hasil penilaian yang
mereka mufakati. oleh karena itu dalam pembahasan mengenai putusan pengadilan , pertama-tama
kita akan menguraikan tentang jenis-jenis putusan dan dilanjutkan dengan pembahasan hal-hal yang
berhubungan mengenai ketentuan yang harus dipenuhi setiap putusan.

Bentuk-bentuk putusan pengadilan negeri sebagaimana yang sudah dikatakan bentuk putusan yang
akan dijatuhkan pengadilan tergantung dari hasil musyawarah yang ber titik tolak dari surat
dakwaan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang pengadilan mungkin
menurut penilaian mereka apa yang dilakukan dalam surat dakwaan jelas terbukti dalam
pemeriksaan di sidang pengadilan mungkin juga mereka menilai apa yang didakwa kan memang
benar terbukti akan tetapi apa yang didakwa kan bukan merupakan tindak pidana sapi termasuk
ruang lingkup perkara perdata the termasuk ruang lingkup aduan atau menurut penilaian mereka
tidak pidana yang dilakukan tidak terbukti sama sekali.

Titik titik tolak dari kemungkinan kemungkinan hati with penilaian di atas putusan yang akan
dijatuhkan pengadilan mengenai suatu perkara bisa berbentuk :

1. Putusan bebas
Putusan bebas berarti terdakwa dijatuhi putusan bebas atau dinyatakan bebas dari tuntutan
hukum. inilah pengertian terdakwa diputus bebas yakni terdakwa dibebaskan dari tuntutan
hukum. jadi dibebaskan dari pemidanaan . tegasnya terdakwa “tidak dipidana” .

dalam keadaan yang bagaimana seseorang terdakwa diputus bebas?


Untuk mengetahui dasar putusan yang berbentuk putusan bebas mari kita perhatikan
ketentuan pasal 191 ayat 1 . ayat ini menjelaskan apabila pengadilan berpendapat :
 Dari hasil pemeriksaan “di sidang” pengadilan
 kesalahan terdakwa atas perbuatan yang dilakukan kepadanya tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan.

Berarti keputusan bebas ditinjau dari segi yuridis ialah putusan yang dinilai oleh majelis hakim yang
bersangkutan:

 Tidak memenuhi asas pembuktian menurut undang-undang secara negatif dari hasil
pembuktian yang diperoleh di persidangan tidak cukup membuktikan kesalahan terdakwa
dan sekaligus pula kesalahan terdakwa yang tidak cukup terbukti tadi tidak diyakini oleh
hakim.
 Atau tidak memenuhi batas-batas minimum pembuktian kesalahan yang didakwa kan
kepada terdakwa hanya didukung oleh 1 alat bukti saja . sedang menurut ketentuan pasal
183 agar cukup membuktikan kesalahan seorang terdapat harus dibuktikan dengan
sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah.
Dari ketentuan pasal 183 yang di dalam dirinya sekaligus terkandung 2 asas

Pertama asas pembuktian menurut undang-undang secara negatif , yang mengajarkan suatu
prinsip hukum pembuktian bahwa disamping kesalahan terdakwa cukup terbukti harus pula
dibarengi jalan keyakinan lagi makan kebenaran kesalahan terdakwa.

Kedua pasal 183 juga mengandung asas batas minimum pembuktian . Yakni untuk cukup
membuktikan kesalahan terdakwa harus dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
mengapa beri titik tolak dari kedua asas yang diatur dalam pasal 183 dihubungkan dengan pasal
191 ayat 1 putusan bebas pada umumnya didasarkan pada penilaian dan pendapat hakim :

2. Putusan pengelepasan dari segala tuntutan hukum


Putusan pengelupasan dari segala tuntutan hukum diatur dalam pasal 191 ayat 2 ini
selengkapnya berbunyi jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan
kepada terdakwa terbukti , tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana maka
terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.

Dan kalau kita perhatikan rumusan asal 191 ayat 2 di atas kiranya putusan penglepasan dari
segala tuntutan hukum , didasarkan pada kriteria :
 Apa yang dilakukan kepada terdakwa memang terbukti secara sah dan meyakinkan
 Tetapi sekalipun terbukti hukum berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan
tidak merupakan tindak pidana.

Di sini kita lihat letak yang melandasi putusan penglepasan. Terletak pada kenyataan apa yang tidak
kuatkan dan yang telah terbukti tersebut tidak merupakan tindak pidana tapi barangkali termasuk
ruang lingkup hukum perdata atau hukum adat

3. Putusan pemidanaan
Bentuk putusan pendanaan diatur dalam pasal 193. Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi
hukuman pidana sesuai dengan ancaman yang ditentukan dalam pasal tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa. sesuai dengan pasal 193 ayat 1 penjatuhan putusan
pemidanaan terhadap seorang terdakwa didasarkan pada penilaian pengadilan.
Jika pengadilan berpendapat dan menilai terdakwa terbukti bersalah melakukan perbuatan
yang didakwakan kepadanya pengadilan menjatuhkan hukuman pidana terhadap terdakwa
atau dengan penjelasan lain apabila menurut pendapat dan penilaian pengadilan terdakwa
telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kesalahan tindak pidana yang
didapatkan kepadanya sesuai dengan sistem pembuktian dan asas batas minimum
pembuktian yang ditentukan dalam pasal 183, yakni kesalahan terdakwa telat cukup terbukti
dengan sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah yang memberi keyakinan kepada hakim
terdakwa lah pelaku tindak pidananya.

Anda mungkin juga menyukai