Laprak Lub
Laprak Lub
Disusun Oleh:
BELVA
2341320066
1 MRK 3
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat melaksanakan praktik dengan lancar dan dapat menyelesaikan
laporan praktik ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis menyusun laporan
praktik ini dengan judul “Laporan Praktik Bahan Campuran Beton” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Laboratorium Uji Bahan semester genap Tahun Ajaran 2023/2024.
Laporan kegiatan merupakan bentuk dokumentasi yang penting dalam suatu
pelaksanaan kegiatan, sebagaimana kegiatan praktik yang dilakukan pada mata kuliah
praktek di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Selain itu, laporan ini dapat
menjadi sumber bacaan yang berguna bagi mahasiswa di kemudian hari pada saat memasuki
dunia kerja dan masyarakat.
Dalam proses penyusunan ini penulis tentu menerima banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Qomariah, BS., MT, selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktik Batu,
2. Teman-teman 1 MRK 3 atas kerjasamanya dalam pelaksanaan praktik kerja batu.
Penulis berharap makalah ini akan memberi informasi dan pengetahuan yang
bermanfaat bagi banyak orang. Makalah ini tentu tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari banyak pihak yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
c. Talam atau Cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
1.6 Perhitungan
(𝑊3 − 𝑊5)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = × 100%
𝑊5
dimana: W3 = berat benda uji semula (gram)
W5 = berat benda uji kering oven (gram)
1.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan kadar air agregat dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Pemeriksaan kadar air agregat dilakukan minimal 2 (dua) kali, kemudian diambil nilai
rata-ratanya.
Tabel 1.2 Data Pengujian Kadar Air Agregat
Kelompok :
Jurusan : Teknik Sipil
Tanggal :
Pengajar/ Asisten ;
BENDA UJI PASIR
PEMERIKSAAN
I II
BERAT CAWAN W1 32.34 35.38
BERAT CAWAN +BENDA UJI W2 532.34 535.38
BERAT BENDA UJI W3 500 500
BERAT BENDA UJI KERING OVEN +BERAT CAWAN W4 527.61 527.47
BERAT BENDA UJI KERING OVEN W5 495.27 492.09
KADAR AIR
0.95 1.60
KADAR AIR RATA-RATA 1.28
KADAR AIR -
0.101436122 0.8264463
KADAR AIR RATA-RATA -0.36250508
Catatan :
- Berat diukur dalam satuan gram
- Jenis Material : Pasir Alam
Kesimpulan :
Setelah melakukan pengujian kadar air agregat kasar dan agregat halus diperoleh data
kadar air agregat halus sebesar 1.28 dan kadar air agregat kasar sebesar
Anggota :
Dokumentasi :
2. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat Yisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan
bahan perkerasan jalan dengan benar.
2.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
c. Talam atau Cawan, terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Piknometer/ gelas ukur, dengan kapasitas 500 ml.
e. Kerucut terpancung (Cone) untuk menentukan keadaan JPK/ SSD, dengan diameter
atas (40 ± 3) mm, diameter bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm terbuat dari
bahan logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
f. Penumbuk yang mempunyai penampang rata, berat (340 ± 15) gram, diameter
permukaan penumbuk (25±3) mm.
g. Saringan No. 4 (4,75 mm).
h. Thermometer
i. Hotplate.
j. Desikator.
k. Alat pembagi contoh atau rifYle sampler.
l. Air suling.
2.4 Benda Uji
a. Benda uji adalah agregat yang lewat saringan No. 4 yang diperoleh dari alat pembagi
contoh atau sistem perempat bagian (quartering) dan dibuat dalam longsor tapi
puncaknya keadaan jenuh permukaan kering (SSD).
b. Berat benda uji sebanyak ± 1500 gram.
2.6 Perhitungan
1. Berat Jenis Kering (bulk dry speciJic graJity)
𝐵2
𝐵𝑗 𝑏𝑢𝑙𝑘 =
(𝐵3 + 500 − 𝐵1)
2. Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering/ SSD
500
𝐵𝑗 𝑗𝑝𝑘 =
(𝐵3 + 500 − 𝐵1)
3. Berat Jenis Semu (Apparent speciYic GraYity)
𝐵2
𝐵𝑗 𝑎𝑝𝑝 =
(𝐵3 + 𝐵2 − 𝐵1)
4. Penyerapan/ Absorpsi
(500 − 𝐵2)
𝐴𝑏𝑠 = × 100%
𝐵2
2.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan berat jenis dan penyerapan dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus, dilakukan minimal 2 (dua) kali,
kemudian diambil nilai rata-ratanya.
2.8 Referensi
1. AASHTO T-84-74
2. ASTM C-128-68
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
Tabel 2.1 Data Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
BENDA UJI PASIR
PEMERIKSAAN
I II
BERAT BENDA UJI JPK Bj 500 500
BERAT BENDA UJI KERING OVEN B2 492.08 493.91
BERAT PIKNOMETER +AIR B3 653.5 653.5
BERAT PIKNOMETER +AIR + BENDA UJI B1 968.4 968.8
BERAT CAWAN 34.41 34.67
Kesimpulan :
Setelah melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus diperoleh data
berat jenis agregat halus rata-rata sebesar 2.7 dan penyerapan agregat halus sebesar 1.4.
Dokumentasi :
3.6 Perhitungan
1. Berat Jenis Kering (bulk dry speciYic graYity)
𝐵2
𝐵𝑗 𝑏𝑢𝑙𝑘 =
(𝐵3 + 𝐵𝑗 − 𝐵1)
2. Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering/ SSD
𝐵2
𝐵𝑗 𝑗𝑝𝑘 =
(𝐵3 + 𝐵𝑗 − 𝐵1)
3. Berat Jenis Semu (Apparent speciYic GraYity)
𝐵2
𝐵𝑗 𝑎𝑝𝑝 =
(𝐵3 + 𝐵2 − 𝐵1)
4. Penyerapan/ Absorpsi
(𝐵𝑗 − 𝐵2)
𝐴𝑏𝑠 = × 100%
𝐵2
dimana : B1 = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
B2 = berat benda uji kering oven (gram)
B3 = berat piknometer berisi air suling (gram)
Bj = berat benda uji dalam keadaan JPK/ SSD (gram)
3.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan berat jenis dan penyerapan dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Tabel 3.1 Data Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
BENDA UJI KERIKIL
PEMERIKSAAN
I II
BERAT BENDA UJI JPK Bj 400 400.9
BERAT BENDA UJI KERING OVEN B2 394.41 395.31
BERAT PIKNOMETER +AIR B3 795.67 795.67
BERAT PIKNOMETER +AIR + BENDA UJI B1 1046.8 1046.7
BERAT CAWAN 74.03 68.32
Benda Uji
Benda Uji I II RERATA
Bj bulk (ov) 2.64 2.63 2.64
PERHITUNGAN
Bj JPK/SSD 2.68 2.67 2.68
Bj App 2.75 2.73 2.74
Penyerapan 1.41 1.41 1.41
Catatan:
a. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar, dilakukan minimal 2 (dua)
kali, kemudian diambil nilai rata-ratanya.
Kesimpulan:
Setelah melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar diperoleh data
berat jenis agregat kasar rata-rata sebesar 2.6 dan penyerapan agregat kasar sebesar 1.4.
Dokumentasi:
3.8 Referensi
1. AASHTO T-85-74
2. ASTM C-127-68
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
4.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.
c. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat,
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistar perata (straight edge)
e. Sendok/sekop
f. Wadah (Mould) baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang,
berkapasitas seperti dalam tabel 4.1
Tebal Wadah
Kapasitas Diameter Tinggi Ukuran Butir
minimum (mm)
(liter) (mm) (mm) Maksimum
Dasar Sisi
2,832 152,4 ± 2,5 154,9 ± 2,5 5,08 2,54 12,7
9,435 203,2 ± 2,5 292,1 ± 2,5 5,08 2,54 25,4
14,158 254,0 ± 2,5 279,4 ± 2,5 5,08 3,00 38,1
28,316 355,6 ± 2,5 284,4 ± 2,5 5,08 3,00 101,6
4.6 Perhitungan
𝑊3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 = 𝑘𝑔/𝑑𝑚!
𝑉
dimana
W3 = Berat material yang diuji (kg)
V = Isi wadah (dm3)
4.7 Pelaporan
a. Laporkan hasil perhitungan berat isi agregat dalam 2 (dua) desimal.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
Wadah sebelum digunakan harus dikalibrasi dengan cara sebagai berikut:
a. Isilah wadah/ mould dengan air sampai penuh pada suhu ruang, sehingga pada waktu
ditutup dengan plat kaca tidak terlihat gelembung udara.
b. Timbang dan catatlah berat wadah beserta air.
c. Hitung berat air (berat air sama dengan isi/ volume wadah).
d. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar, dilakukan minimal 2 (dua) kali,
kemudian diambil nilai rata-ratanya.
4.8 Referensi
1. AASHTO T-19-74
2. ASTM C-29-71
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
5.6 Pelaporan
a. Laporkan warna cairan yang diperoleh.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Kesimpulan:
Setelah melakukan pengujian kadar organic agregat halus diperoleh data bahwa agregat
halus yang diuji memiliki kadar organik yang rendah karena warna larutan benda uji lebih
muda dari cairan pembanding
Dokumentasi:
5.7 Referensi
1. AASHTO T-21-74
2. ASTM C-40-79
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
6. PENGUJIAN GRADASI BUTIRAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
6.1 Tujuan
6.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat Yisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan
bahan perkerasan jalan dengan benar.
6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan gradasi butiran agregat kasar dan agregat halus.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian gradasi butiran agregat halus dan agregat
kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.
6.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,2 %, kapasitas maksimum 25 kg.
b. Alat Pemisah contoh (RifYle sampler).
c. Talam/ nampan.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan
(110±5)°C.
e. Satu set ayakan standar untuk agregat halus.
f. Satu set ayakan standar untuk agregat kasar.
g. Kuas, sikat kuningan
6.6 Perhitungan
Presentase berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ ayakan adalah:
𝐴
𝑌= × 100%
𝐵
dimana :
A = berat benda uji yang tertahan di atas saringan/ ayakan
B = berat benda uji total
6.7 Pelaporan
a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah:
- Jumlah persentase sisa di atas masing-masing ayakan yang dihitung dari contoh
aslinya, sampai dengan 2 (dua) desimal.
- Modulus kehalusan dari masing-masing agregat ( Modulus kehalusan
dideYinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir-butir agregat yang
tertinggal di atas satu set ayakan dibagi 100).
- Persentase tembus kumulatif pada masing-masing lubang ayakan.
- Gambar graYik persentase tembus kumulatif dari masing-masing agregat.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Tabel 6.1 Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Halus dan Agregat Kasar
TERTAHAN % KOMULATIF
DIAMETER LUBANG SARINGAN INDIVIDU INDIVIDU
TERTINGGAL TEMBUS
GRAM %
38.1 0 0 0 100
38.10 - 19.20 0 0 0 100
19.20 - 9.60 4.2 0.84 0.84 99.15
9.60 - 4.80 20.8 4.18 5.03 94.96
4.80 - 2.40 43.4 8.73 13.77 86.22
2.40 - 1.20 102.1 20.55 34.33 65.66
1.20 - 0.60 132.8 26.74 61.07 38.92
0.60 - 0.30 115.1 23.17 84.25 15.74
0.30 - 0.15 51.8 10.43 94.68 5.31
0.15 - 0 26.4 5.31 100 0
JUMLAH 496.6 100
MODULUS KEHALUSAN (PASIR) 2.939991945
TERTAHAN % KOMULATIF
DIAMETER LUBANG SARINGAN INDIVIDU INDIVIDU
TERTINGGAL TEMBUS
GRAM %
38.1 0 0 0 100
38.10 - 19.20 138.8 8.95 8.95 91.04
19.20 - 9.60 1198.9 77.30 86.25 13.74
9.60 - 4.80 200.5 12.92 99.18 0.81
4.80 - 2.40 3.3 0.21 99.40 0.59
2.40 - 1.20 0.4 0.02 99.42 0.57
1.20 - 0.60 1.2 0.07 99.50 0.49
0.60 - 0.30 1.6 0.10 99.60 0.39
0.30 - 0.15 0.6 0.03 99.64 0.35
0.15 - 0 5.5 0.35 100 0
JUMLAH 1550.8 100
MODULUS KEHALUSAN (KERIKIL) 6.919783338
Kesimpulan:
Setelah melakukan pengujian gradasi butiran agregat halus dan agregat kasar diperoleh
data modulus kehalusan agregat halus sebesar 2.93 dan modulus kehalusan agregat kasar
sebesar 6.91.
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
-0
60
5
.1
.8
.4
.2
.6
.3
.1
.2
38
15
9.
-4
-2
-1
-0
-0
-0
19
0-
0.
60
80
40
20
60
30
0-
.2
9.
4.
2.
1.
0.
0.
.1
19
38
-0
60
5
.1
.8
.4
.2
.6
.3
.1
.2
38
15
9.
-4
-2
-1
-0
-0
-0
19
0-
0.
60
80
40
20
60
30
0-
.2
9.
4.
2.
1.
0.
0.
.1
19
38
Seri 3
6.8 Referensi
1. AASHTO T-85-74
2. ASTM C-127-68
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983
7.3 Peralatan
a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian atas 10 cm, bagian bawah
20 cm dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawah cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, bagian ujung dibulatkan dan
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
d. Sendok cekung, dan sendok spesi.
e. Penggaris.
7.6 Perhitungan
7.8 Referensi
1. AASHTO T-119-74
2. ASTM C-143-71
3. PEDC. Bandung. "Pengujian Bahan". Edisi 1983
8.3 Peralatan
a. Alat pengukur udara dalam beton 1 (satu) set.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, bagian ujung dibulatkan dan
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Pompa tangan/ compresor.
d. Sendok cekung, dan sendok spesi.
8.6 Pelaporan
a. Laporkan persen kadar udara dalam adukan beton dengan bilangan bulat.
b. Kesimpulan dari hasil percobaan yang diperoleh.
Catatan:
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan 2 (dua) kali pemeriksaan dengan
adukan beton yang sama dan laporkan hasil rata-ratanya.
8.7 Referensi
1. ASTM C-231
2. PEDC. Bandung. "Pengujian Bahan". Edisi 1983
3. Ir.Paulus Nugraha. M.Eng. "Teknologi Beton dengan Antisipasi Terhadap Pedoman
Beton 1989". Penerbit Universitas Kristen Petra. Surabaya, 1989