Anda di halaman 1dari 30

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS I MELALUI


PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR YANG BERVARIASI SEMESTER
GANJIL SDN 3 MERBAU MATARAM LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN
2021/2022

NAMA : KHUSNUL KHOTIMAH


NIM : 855731048
Email : chotimahunull904@gmail.com

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran agar lebih aktif dan
efektif dalam pembelajaran serta meningkatkan Keterampilan Menulis pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas I SD. Keterampilan menulis merupakan dasar kemampuan bagi peserta didik
untuk melangkah pada jenjang pendidikan berikutnya. Keterampilan menulis tidak didapatkan begitu
saja, tetapi harus dilatih secara terus menerus dan berkesinambungan. Masalah umum yang sering
dihadapi guru yaitu siswa kesulitan dalam menulis. Penulis mendeskripsikan bagaimana
menggunakan media gambar yang bervariasi pada pelajaran Bahasa Indonesia, untuk mengetahui
apakah media gambar yang bervariasi dapat memotivasi dan meningkatkan keterampilan menulis
siswa sebagai tujuan penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 3 Merbau Mataram
pada video GPO.UT.AC.ID. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tertulis. Setelah menganalisis data yang diperoleh saat
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, penulis memutuskan untuk memperbaiki keterampilan
menulis siwa dalam 2 siklus dengan menggunakan media gambar yang bervariasi. Pada setiap siklus,
penulis melaksanakan pembelajaran berdasarkan 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
dpengamatan (observasi), dan refleksi. Pada setiap siklus yang dilaksanakan hasil belajar siswa
meningkat. Data yang diperoleh yaitu Nilai Rata-rata pada siklus I 73,1, dan Siklus II 83,6.

Kata Kunci : Proses Pembelajaran, Peningkatan Keterampilan Menulis, Media Gambar yang
Bervariasi

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan sentral pada masa perkembangan intelektual, sosial, dan emposional peserta
didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006).
Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa
Indonesia. Pendidikan serta pembelajaran untuk Bahasa Indonesia adalah salah satu aspek penting
yang harus diajarkan kepada peserta didik di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah membuat
kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan,
yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Jika dilihat melalui
media atau sarananya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu ragam lisan dan tulisan. Ragam lisan,
artinya bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem sebagi unsur utamanya. Sedangkan
ragam tulisan merupakan bahasa yang diperoleh dengan menggunakan rangkaian huruf sebagai
unsurnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Indonesia yang dalam proses pembelajaran yang
menyangkut 4 aspek keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu
kegiatan berbahasa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Keterampilan menulis tidak serta merta diperoleh
secara alamiah melainkan melalui proses pembelajaran yang terus menerus. Agar siswa terampil
dalam menuliskna huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih dimulai dengan memegang alat
tulis dengan benar, lalu berlatih menggerakkan tangan dengan memerhatikan apa yang harus ditulis.
Siswa perlu dilatih mengamati lambang bunyi, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi
tertentu hingga mampu menulis dengan benar. Aktivitas menulis merupakan kegiatan yang unik dan
rumit, sehingga tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa mempelajarinya, terutama bagi anak usia
sekolah dasar yang baru mengenal huruf dan kata. Apabila dasar pengajaran yang diberikan baik,
makan diharapkan pengembangannya pun baik pula. Oleh karena itu, pada siswa kelas rendah
merupakan awal penting untuk menguasai keterampilan menulis yang baik.
Dalam pembelajaran yang secara langsung diarahkan pada proses abstrak atau siswa diharapkan
untuk dapat belajar membayangkan sesuatu dalam proses pembelajaran, maka akan sulit dilakukan
juga sulit dicapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Mereka masih belajar dengan bermain,
belum mampu mengembangkan sesuatu yang dipelajarinya. Kenyataan dalam pembelajaran menulis
selama ini, yang disuguhkan hanya tulisan tanpa penggunaan media. Anak menjadi kesulitan dalam
menulis dan memahami makna tulisan yang mereka tulis. Mereka hanya sekedar menyalin tulisan
yang ada di buku atau papan tulis. Sangat diperlukan media yang bervariasi dan juga menarik dalam
pembelajaran agar pembelajaran terasa menyenangkan apalagi untuk anak usia kelas I SD. Hal lain
yang didapatkan dengan penggunaan media yaitu dapat membantu anak memahami makna tulisan

2
yang mereka tulis.

Kajian penggunaan media gambar yang bervariasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas I SDN 3 Merbau Mataram.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan penulis temukan pada video GPO ditemukan
beberapa masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Masalah yang terdapat di kelas dalam video GPO yaitu kurangnya keterampilan guru
dalam menyediakan media gambar yang bervariasi namun sesuai dengan tujuan pembelajaran,
terlihat guru hanya menyediakan satu media pembelajaran gambar hitam putih, proses belajar
mengajar yang monoton, dan dalam Video GPO juga terlihat kurangnya perhatian guru dan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sehingga membuat siswa merasa bosan, jenuh dan
kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, tentu hal ini akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, tentunya membutuhkan perhatian khusus dalam pemecahan masalah.
Dengan mengkaji hal tersebut, diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
1.1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut:
1) Keterampilan menulis siswa masih rendah.
2) Siswa belum tepat dalam penulisan huruf.
3) Siswa masih kesulitan menuliskan kata.
4) Motivasi dan minat belajar siswa kurang.
5) B e l u m t e r s e d i a n y a media pembelajaran yang d a p a t digunakan untuk efektifnya
pembelajaran di kelas.
6) Guru masih mendominasi di kelas (teacher center)
1.1.2 Analisis Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah, maka penulis menemukan penyebab siswa kurang
menguasai keterampilan menulis sebagai berikut:
1. Guru kurang memanfaatkan media gambar yang menarik.
2. Rendahnya motivasi siswa karena media gambar yang digunakan dalam pembelajaran kurang
bervariasi.
3. Guru masih mendominasi di dalam kelas (teacher center) sehingga siswa merasa tidak
dilibatkan dalam pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan yaitu rendahnya keterampilan
menulis siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut:

3
1. Apakah dengan media gambar yang bervariasi akan mengaktifkan kegiatan proses belajar
mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN 3 Merbau Mataram?
2. Apakah dengan media gambar yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN 3 Merbau Mataram?
3. Apakah media gambar yang bervariasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas I SDN 3 Merbau Mataram?

1.3 Tujuan Penelitian


Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan menulis siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
media gambar yang bervariasi.
2. Melakukan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, sehingga siswa termotivasi dalam belajar.
3. Mendeskripsikan bagaimana menggunakan media gambar yang bervariasi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


1) Bagi Guru
a. Meningkatkan kinerja guru.
b. Agar menambah pengetahuan dan keterampilan pendidik tentang media gambar yang
berravriasi pada pembelajaran Bahasa Indoensia.
c. Untuk memotivasi guru agar dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran dapat
menggunakan media yang tepat dan sesuai kebutuhan.
2) Bagi Siswa
a. Memotivasi siswa dalam belajar.
b. Siswa dapat terlibat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton.
c. Untuk meningkatkan keterampilan menulis terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia
yang diberikan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.
3) Bagi Sekolah
1) Untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah.
2) Untuk mencapai misi yang telah ditetapkan sekolah.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Definisi Menulis
2.1 Pengertian Menulis
Suparno dan M. Yunus (dalam Saddono, 2014: 151) mengemukakan bahwa menulis
didefiniskan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan menggunakan bahasa tulis sebagi medianya.
Pesan merupakan isi yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan simbol atau lambang bahasa
yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh pemakainya. Dalam komunikasi bahasa tulis terdapat
empat unsur yang terlibat yaitu penulis sebagai penyampai pesan isi (pesan), saluran (media) berupa
tulisann dan pembaca sebagai penerima pesan. Sejalan dengan pendapat tersebut Taufina (2016:232)
mengungkapkan bahwa keterampilan menulis tidak terjadi secar alamiah tetapi merupaka suatu proses
pembelajaran. Agar seseorang terampil dalam menulis huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus
berlatih dimuali dari cara memegang pensil/alat tulis, berlatih menggerakkan tangan dengan
memperhatikan apa yang harus ditulis dan siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi, memahami
setiap huruf sebagai lambang bunyi sampai pada mampu menulis dengan benar. Secar garis besar,
dalam menulis terdapat beberapa jenis menulis seperti menulis permulaan dna menulis lanjut.
Pendapat lain mengatakan bahwa kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan
berbahasa tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis merupakan kemampuan yang
menghasilkan tulisan (Suhartini, 2014:160).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
suatu kemampuan berbahasa tulis yang sifatnya produktif dan keterampilannya tidak diperoleh secara
alamiah tetapi melalui proses pembelajaran dengan melinbatkan empat unsur yaitu penulis sebagai
penyampai pesan, isi tulisan (pesan), saluran atau media (tulisan) serta pembaca sebagai penerima pesan.

2.2 Tujuan Menulis


Dalam kegiatan menulis banyak mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang ditulis. Menurut
Abdurrahman dan Waluyo (2000:223) berpendapat bahwa tujuan menulis pada siswa sekolah dasar
yaitu untuk menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas yang diberikan di sekolah
dengan harapan untuk melatih keterampilan berbahasa dengan baik. Pendapat lain mengatakan tujuan
dari menulis ialah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca serta dipahami dengan benar oleh orang lain
yang memiliki kesamaan pengertian terhadap bahasa yang digunakan (Suriamiharja, 1997:10).
Sejalan dengan pendapat tersebut Hugo Harting (dalam Taringan, 1994: 24-25) mengklasifikasikan
tujuan penulisan antara lain sebagai berikut:
a. Tujuan penugasan (assingnment purpose)

5
b. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)
c. Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
d. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan pernyataan (self-expressivepurpose)
e. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)
f. Tujuan kreatif (creative purpose)
g. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa pendapat di atas tujuan menulis siswa di sekolah dasar
menyangkut tujuan penugasan, persuasif, penerangan, pernyataan, kreatif dan pemecahan masalah
yang diwujudkan dalam bentuk salinan, catatan dan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di
sekolah dengan melatih keterampilan berbahasa dengan baik.
2.3 Manfaat Menulis
Mohamad Yunus dan Suparno (2009: 1.4) mengemukakan manfaat menulis adalah sebagai
berikut.
1) Meningkatkan kecerdasan;
2) Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas;
3) Menumbuhkan keberanian;
4) Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Kemampuan menulis permulaan mempunya beberapa manfaat terutama pada kemampuan


menulis lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Adapun manfaat tersebut
sebagai berikut:
1) Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2) Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3) Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan tulis menulis dapat meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorganisasian.
5) Dapat mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan
terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasan sendiri.
Pendapat lain mengatakan menurut Susanto (2016, hlm. 256) bahwa manfaat menulis bagi orang
yang melakukannya yaitu:
1. Menulis dapat menolong siswa menemukan kembali apa yang pernah diketahui dan
membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan di alam bawah sadar.
2. Menulis dapat membantu menghasilkan ide baru karena tindakan menulis dapat merangsang
pikiran siswa.
3. Menulis membantu mengorganisasikan pikiran siswa dan menempatkannnya.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis memiliki banyak manfaat seperti meningkatkan
kecerdasan, memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosakata, meningkatkan kelancaran

6
menulis dan menyusun kalimat, serta membantu menghasilkan ide baru dna mengorganisasikan
pikiran siswa menjadi lebih kreatif dan terampil.
2.4 Jenis-jenis Menulis
Menurut Muchlisoh, dkk 1993: 243- 250 Jenis-jenis menulis pemulaan yaitu sebagai berikut:
1) Menulis Huruf Kecil
Menulis huruf kecil pada dasarnya merupakan proses peniruan dari apa yang telah ditulis pendidik di
papan tulis yang dilakukan oleh siswa. Menulis permulaan untuk pengenalan hutu melalui kata dan
kalimat fungsional. Kegiatan ini biadanya dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang sesuai dengan isi
cerita atau kalimat yang ditulis oleh siswa. Siswa Sekolah Dasar diajarkan materi tentang huruf tegak
atau lepas yang artinya huruf yang ditulis digambarkan dengan huruf tulis tegak dan ditulis secara
tidak terputus.
2) Menulis Huruf Besar
Penulisan huruf kapital tidak hanya digunakan pada awal kata atau kalimat, tetapi juga untuk menulis
seperti “Pak”, “Bu” serta nama seseorang. Untuk siswa kelas I SD banyak yang kesulitan menulis
huruf kapital pada nama tempat atau orang tetapi siswa sudah mulai memahami penulisan huruf
kapital pada awal kata atau kalimat.
3) Menulis Ejaan
Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf disiplin ilmu bahasa (Tarigan
Darmiyati dan Budi Asih, 1996: 246). Oleh karena itu, bagian-bagian ejaan yang perlu diperhatikan
dalam menulis permulaan yaitu sebagai berikut:
A. Menulis huruf kapital atau huruf besar digunakan untuk:
a) menulis huruf pertama awal kalimat
b) menulis huruf pertama, kata ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci
dan nama Tuhan, termasuk kata gantinya.
c) Menulis huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
d) Menulis huruf pertama nama jabtan dan pangkat yang diikuti nama orang.
e) menulis huruf pertama nama orang
f) menulis huruf pertama nama bangsa, suku, dan Bahasa.
g) Menulis huruf pertama nama tahun, bulan peristiwa sejarah dan hari raya.
h) menulis huruf pertama nama khas dalam geografi.
B. Menulis Tanda Ba
Tanda baca yang dipelajari oleh siswa kelas I SD yaitu tanda titik. Adapun tanda titik yang dijelaskan
pada siwa kelas I SD adalah penggunaan pada akhir kalimat yang bukan seruan atau pertanyaan,
contohnya pada kalimat, “Rani punya ayam.”
4) Menulis Tegak Bersambung

7
Siswa kelas I SD diharapkan dapat menulis kata dan kalimat sederhana dengan menggunakan huruf
bersambung yang tegak dan rapi (Depdiknas, 2005: 79). Dalam pembelajaran menulis tegak
bersambung, peserta didik dibantu dengan penggunaan garis bantu. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih,
1996:22 mengemukakan bahwa kesalahan siswa saat menulis tegak bersambung adalah pada
penulisan ejaan dan juga struktur kalimat banyak yang salah. Banyak ditemukan kesalahan dalam
penulisan huruf kapital karena penulisan huruf kapital pada tulisan tegak bersambung banyak yang
berbeda dengan penulisan huruf lepas yang sudah biasa ditulis oleh siswa.
2.5 Tahap-tahap Menulis di Sekolah Dasar
Mengajarkan menulis harus memperhatikan perkembangan menulis anak. Perkembangan anak
dalam menulis terjadi secara perlahan-lahan. Anak perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan
dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Temple (Ahmad
Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 77) perkembangan tulisan anak meliputi 3mpat tahap yaitu
sebagai berikut:

a. Tahap prafonemik, pada tahap ini anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf, tetapi belum
bisa menyusunnya untuk menulis kata.
b. Tahap fonemik awal. Pada tahap ini anak sudah mengenali prinsip fonetik, tahu cara kerja
tulisan tetapi belum bisa mengoperasikan prinsip tersebut.
c. Tahap nama huruf, pada tahap ini anak sudah dapat menggunakan prinsip fonetik, dapat
menggunakan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata.
d. Tahap transisi, tahap ini ditandai dengan penugasan anak terhadap tata tulis yang semakin
lengkap dan sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dalam tulisan.
3. Keterampilan Menulis
3.1 Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Menurut Tarigan (2013:3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa produktif dan ekspresif yang dapat di
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Sejalan dengan pendapat tersebut Parera (dalam Aljalita, 2015:2) mengemukakan
bahwa keterampilan menulis adlaah keterampilan dengan menggunaan ejaan, tanda baca,
pembentukan kata, penggunaan kalimat, pemilihan kalimat, pemilihan kata, pengefektifan kalimat,
membahasakan pikiran dengan cermat, tepat, logis serta konsisten. Pendapat lain mengungkapkan
bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan yang
ada pada diri penulis yang dilakukan secara tertulis, melalui kegiatan menulis peserta didik dapat
mengumpulkan informasi dan mengokomunikasikan gagasan serta imajinasinya Iskandar
(2013:248).
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan

8
suatu kegiatan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dilakukan dalam bentuk bahasa tulis.
Keterampilan menulis dapat membuat seseorang mudah mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,
perasaan, imajinasi, serta mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikannya.
3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis
Tseng (dalam Cornhill, 1996) menjelaskan hal-hal yang memengaruhi kegiatan menulis
dengan tangan ialah sebagai berikut:
 Kinestetik, kesadaran kinestetik yang dimaksud adalah adanya arah dan gerak sendi dari
anggota badan. Ini menjadi hal yang terpenting dalam kinerja menulis, dengan kesadaran
kinestetik anak dapat mengkoordinasikan gerak dalam kegiatan menulis.
 Stimulasi motorik, menulis huruf-huruf dan tulisan lengkap membutuhkan stimulasi motorik
yang berkelanjutan.
Pendapat lain mengatakan Yunus (2014, hlm. 8) faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam
menulis di antaranya:

 Ketika seseorang tidak mengetahui untuk apa ia menulis

 Ketika sesorang merasa tidak berbakat dalam menulis.


 Ketika seseorang merasa tidak tahu bagaimana cara menulis.
Cuminghan Amundson (1992) mengungkapkan bahwa stimulasi motorik memengaruhi
kemampuan anak dalam merencanakan, membentuk hruf, dan menysuun menjadi kata. Faktor
yang memengaruhi keterampilan menulis yang dijelaskan oleh Abidin (2013: 190) yaitu sebagai
berikut:

a. Rendahnya peran guru dalam membina siswa untuk terampil menulis.


b. Kurangnya sentuhan guru dalam hal memberikan berbagai strategi menulis dengan tepat.
c. Penggunaan pendekatan menulis yang kurang tepat.

Dari beberapa pendapat yang telah diungkapkan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis yaitu kurangnya
pemahaman siswa dalam memahami huruf, kurangnya kemampuan dalam berpikir, dan kurang
latihan menulis. Selain itu juga dipengaruhi bahwa guru harus lebih berperan ketika siswa dalam
kegiatan menulis, dan guru harus melakukan berbagai strategi dalam kegiatan pembelajaran
menulis.
4. Media Pembelajaran
4.1 Hakikat Media
Kata media berasal dari Bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara
atau pengantar (Arsyad, 2009). Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau pesan.
Media disebut juga sebagai sumber belajar. Secara luas diartikan sebagai manusia, benda, atau
peristiwa yang memungkinkan peserta didik memeroleh pengetahuan dan keterampilan. Dengan

9
media, dapat mewakili apa yang kurang mampu dijelaskan guru untuk kata atau kalimat tertentu.
Keabstrakan suatu konsep dapat dikonkretkan dengan penggunaan media. Dalam proses
pembelajaran, terdapat dua unsur yang sanagt penting yaitu metode dan media yang digunakan
dalam proses belajar mengajar. Kedua aspek ini saling berkaitan antara satu sama lain, pemilihan
metode pembelajaran tertentu akan memengaruhi media pembelajaran yang digunakan. Secara
garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memeroleh pengetahuan, keterampila, dan sikap.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting
karena dalam kegiatan tersebut, dengan penggunaan media siswa dapat lebih mudah mencerna
pelajaran. Menurut Haryono (2014: 48) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar dalam menambah informasi baru pada dirinya. Sejalan
dengan pendapat di atas Surayya (2012) media pembelajaran yaitu alat yang mampu membantu
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang
disampaika sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru dan dapat membantu mengantarkan
pesan selama proses pembelajaran berlangsung untuk menambah informasi baru pada diri siswa
dan dapat merangsang perhatian, pikiran serta perasaan sehingga siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat memberikan penjelasan yang konkret terhadap
sesuatu yang abstrak.
4.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Keberadaan media pembelajaran sangat penting pada abad modern ini yang semakin tahun
semakin mengalami perubahan yang meningkat. Pada masa saat ini, pembelajaran tanpa media
tidak dapat berlangsung dengan baik, karena ketika guru menyampaikan materi kepada peserta
didik tanpa adanya alat bantu media, siswa akan kesulitan untuk mencerna materi yang sifatnya
abstrak terutama siswa kelas rendah. Secara umum, manfaat media pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar, serta membuat
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Secara khusus manfaat yang diperoleh dari media
pembelajaran ialah:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Jenis media yang beragam dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan, warna, baik secara alami atau
manipulasi sehingga dapat membantu guru menciptakan susasana belajar yang lebih hidup,

10
aktif, tidak monoton dan membosankan. Kehadiran media juga menimbulkan komunikasi dua
arah secara aktif dan suasana kelas menjadi lebih hidup meyenangkan.
3) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Kehadiran media pembelajaran membuat tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan menghemat waktu dan tenaga. Guru tidak perlu menjelaskan materi secara
terus menerus dan berulang-ulang, dengan menyajikan media dan menjelaskan secara singkat
siswa lebih mudah memahami pelajaran.
4) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar secara mendalam dan
utuh. Jika hanya mendengar informasi yang diberikan guru siswa kurang memahami pelajaran,
tetapi jika disajikan dengan media sehingga siswa bisa melihat, menyentuh, meraskan, dan
mengalami sendiri mealalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
Manfaat lain yang dapat dirasakan dari penggunaan media pembelajaran ialah sebagai
berikut:
1) Mengatasi keterbatasan informasi yang dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini dimaksudkan
bahwa selain mempermudah siswa mencerna hal-hal yang konkret, media juga berfungsi
sebagai informasi yang diperoleh secara menarik dan inovatif.
2) Memeroleh pemahaman yang jelas tentang objek yang sulit diamati secara langsung,
dikarenakan beberapa hal seperti : a. obyek yang terlalu besar b. obyek yang terlalu kecil c.
obyek terlalu jauh letaknya. d. Dan lain jenisnya.
3) Terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.

4) Menghasilkan keberagaman pengamatan.

5) Mempelajari konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis.


Sutikno (dalam Haryono, 2015: 50) mengatakan bahwa ada beberapa fungsi pemnggunaan
media untuk proses pembelajaran diantaranya :
1) Membantu proses pemahaman dengan cepat ketika proses pembelajaran berlangsung.
2) Pembelajaran lebih produktif, dan komunikatif
3) Dapat menghilangkan kejenuhan siswa.
4) Dapat meningkatkan motivasi dalam menyerap ilmu serta mempelajarinya.
5) Keterlibatan dan keaktifan siswa meningkat ketika pembelajaran sednag berlangsung di
dalam kelas.
5. Media Gambar
5.1 Pengertian Media Gambar
Banyak jenis media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran
di dalam kelas, diantara media pembelajaran yang tersedia, media gambar salah satunya. Media

11
gambar adalah media yang paling umum digunakan, hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai
gambar dari pada tulisan terlebih lagi jika media gambar yang disajikan berwana dan bervariasi.
Alat peraga dapat memberi gaagasan serta dorongan kepada guru dalam mengajar, sehingga
guru tidak hanya bergantung pada buku teks, tetapi lebih kreatif lagi dalam mengembangkan
alat peraga yang unik dan menarik sehingga siswa menjadi senang mengikuti pembelajaran.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, slide, potret,
stripe, opaque proyektor. Media yang paling umum digunakan dalam pembelajaran adalah
media gambar. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam
hal bentuk, rupa, serta ukuran terhadap sesuatu yang digambarkan (Haryanto, 2009).
Kosasih (2007: 95) media gambar dapat membantu siswa untuk mengungkapkan
informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
dapat dilihat dengan lebih jelas. Menurut Sadiman, dkk media gambar merupakan bahasa yang
umum yang dapat dimenegrti dan dinikmati di mana-mana. Media gambar juga “suatu gambar
yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru
kepada siswa. Sejalan pendapat di atas Sadiman Arief S. (2003: 21) menjelaskan bahwa media
gambar adalah sebuah gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berguna untuk
menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa media gambar
merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukuran
terhadap lingkungan dan dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah dapat dilihat
dengan lebih jelas. Biasanya media gambar yang disajikan berkaitan dengan materi pelajaran
yang berfungsi sebagai penyampai pesan dari guru kepada siswa.
5.2 Fungsi Media Gambar
Leviedan Lentz yang dikutip Asyhar (2014:29) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual/gambar, yaitu :
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran siswa
tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu
pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang berganbar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social dan ras.

12
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkap
kan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensantoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan kontek suntuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa
yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau disajikan secara verbal.
5.3 Karakteristik dan Langkah-Langkah Menentukan Media Gambar
Menurut Sadiman,ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh media gambar,yaitu :
1) Harus Autentik. Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau
orang melihat benda sebenarnya,membicarakan atau menyampaikan sesuatu kejadian sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya,seperti kalau menemukan buku tiga buah, samakan lah
sesuai banyak benda yang ditemukan.
2) Sederhana Komposisinya hendak cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam
gambar,jangan sampai berlebihan sehingga dapat membuat kesulitan siswa untuk
memahaminya.
3) Ukuran Relatif.
 Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya,hendaknya dalam
gambar tersebut ter dapat sesuatu yang dikenal siswa sehingga dapat membantu
membayangkan gambar dan isinya.
 Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran,
gambar yang baik menunjukan objek dalam keadaan memperlihatkan aktifitas tertentu
sesuaid engan tema pembelajaran.
 Gambar yang tersedia perlu digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
 Gambar hendak lah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Dengan gambar anak memiliki panduan untuk merangkai cerita dari kata menjadi
dan dari kalimat menjadi paragraf demi paragraf sehingga tersusun sebuah karangan yang
runtut.

Hastuti mengatakan bahawa dikutip Arsyad, gambar memiliki karakteristik :


a) Cocok dengan tingkat umur atau tingkat kemampuan anak;
b) Bersahaja dalam arti tidak perlu kompleks, sehingga anak mendapatkan gambar yang
cocok;
c) Realistis, maksudnya seperti benda sesungguhnya atau sesuai dengan apa yang digambar

13
d) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan.Artinya sebagai media pembelajaran, gambar
harus dapat dipegang atau diraba oleh anak.
5.4 Tujuan dan Alasan Dasar Penggunaan Media Gambar
Sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar yang sangat menyukai gambar,
bahan pengajaran gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Dalam gambar dapat digunakan untuk mendorong dan menstimulasi pengungkapan gagasan
siswa, baik secara lisan maupun secara tulisan. Gambar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media visual dalam pembelajaran
membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan
memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para
siswa serta menghidupkan pelajaran.
Tujuan penggunaan media gambar menurut Arsyad adalah:
1) Untuk menerangkan suatu materi pelajaran kepada siswa;
2) Sebagai pancingan untuk kegiatan latihan berbahasa, yaitu memancing merespon siswa
pada materi yang disampaikan;
3) Menggabungkan suatu unsur kebudayaan dengan kegiatan kelas melalui penggunaan
poster, iklan, gambar peristiwa, surat dan sebagainya yang berhubungan dengan ilustrasi
suatu unsur kebudayaan yang sedang dibahas
4) Mewujudkan suatu situasi belajar yang optimal.
Media gambar mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Muhammad
Anas (2014), Kelebihan media gambar yaitu:
1) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan visual kita.
2) Gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan tingkat usia
berapa saja, sehingga dapat mencegahatau membetulkan kesalah pahaman.
3) Gambar/foto berharga murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan
peralatan khusus.
Selain kelebihan yang telah dituliskan sebelumnya, terdapat kelemahan media gambar menurut
Muhammad Anas (2014), Kelemahan media gambar yaitu:
1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata
2) Gambar/foto terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
3) Ukurannya terbatas untuk kelompok besar.
Ada berbagai macam cara penggunaan media gambar dalam pembelajaran. Menurut
Heribertus Joko Warwanto,dkk (2009), Penggunaan media gambar yaitu:
1) Divisualisasikan yaitu guru menggunakan media untuk memvisualisasikan tema atau
gagasan yang dibahas dengan cara diskusi, pengamatan, pendalaman, dan refleksi bersama.

14
2) Dinarasikan yaitu guru menggunakan media dengan bercerita untuk menciptakan suasana
yang menarik dan menjadi pusat perhatian anak didik.
Penulis merumuskan cara penggunaan media gambar sebagai berikut:

1) Media gambar digunakan di awal pembelajaran dengan diperlihatkan kepada siswa.


2) Media gambar digunakan untuk memancing siswa untuk memahami gambar dan
melontarkan sebuah kalimat dari gambar tersebut.
3) Media gambar digunakan untuk meninjau kembali kalimat dengan memaknai kalimat
sesuai atau tidak dengan media gambar yang ada.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1 Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian


1. Subyek

Subyek pada penelitian ini merupakan siswa kelas I SD berdasarkan video yang sudah ada pada
GPO.UT.AC.ID.
2. Tempat
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan video yang
sudah ada pada GPO.UT.AC.ID
3. Waktu
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menulis huruf, suku kata, kata
dan kalimat, siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2021, dan siklus
kedua dilaksanakan hari Selasa tanggal 18 Oktober 2021.
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari Tanggal Jam ke Mata Keterangan
Pelajaran

2 Senin 10-10- 1 Bahasa Indonesia Siklus I


2021

15
3 Rabu 14-10- 1 Bahasa Indonesia Siklus II
2021
4. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diambil dalam melaksanakan penelitian untuk dilakukan Perbaikan
Pembelajaran adalah Bahasa Indonesia.
5. Kelas
Kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas I (Satu) berdasarkan video yang sudah ada
pada GPO.UT.AC.ID.
6. Karakteristik Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama proses pengamatan video siswa
kurang termotivasi untuk belajar. Secara khusus karakteristik siswa kelas I dalam video GPO
yang menjadi objek perbaikan pembelajaran yaitu kurang aktif dalam proses pembelajaran dan
suasana belajar monoton, guru mendominasi, kurangnya penggunaan media gambar yang
bervariasi, serta kurangnya keterampilan menulis dalam pembelajaran.
7. Pihak yang Membantu
Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini berhasil karena adanya kolaborasi dari berbagai pihak,
antara lain:
1) Bapak Rohman, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing (PKP).
2) Bapak Nasir, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 3 Merbau Mataram
3) Bapak Ibu dewan guru SDN 3 Merbau Mataram
4) Serta semua rekan yang membantu sehingga d a p a t terlaksananya kegiatan penyusunan
laporan PKP ini.
3.2 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah adaptasi
dari model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (Plan),
Tindakan (Acting), Pengamatan/observasi (Observing), dan refleksi (Reflect). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam tindakan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

16
Jika dilihat, model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada hakikatnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang
berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada
kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah
siklus sangat bergantung kepada masalah yang perlu diselesaikan.

Sesuai dengan prodesur perbaikan pembelajaran, pelaksanaan penelitian pembelajaran ini


akan dilakukan dengan 4 tahap kegiatan yaitu:
1) Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti perlu membuat persiapan awal demi kelangsungan penelitiannya. Hal-
hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan membuat Skenario pembelajaran.
b. Menyiapkan bahan, alat dan materi pelajaran.
c. Menyiapkan lembar kerja siswa.
d. Menyiapkan lembar penilaian.
2) Pelaksanaan / tindakan (action)

Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah
disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan
segala perencanaan yang telah dibuat. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia Materi Tema 4 Keluargaku, Subtema 1 Anggota Keluargaku, Pembelajaran Ke-1
dengan menggunakan media gambar yang bervariasi. Siklus kedua dilaksanakan untuk
memperbaiki segala sesuatu yang belum tercapai pada siklus pertama dengan memperhatikan
hasil observasi pada siklus I.
3) Observasi (observation)
Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang
dilakukan. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang
terjadi pada pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.
4) Refleksi (reflection)
Setelah melakukan tindakan dan hasil pengamatan, peneliti merefleksikan kembali hal-hal yang
dilakukan agar pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efesien, Peneliti juga melihat
apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Bila belum tercapai
maka peneliti tetap melanjutkan siklus berikutnya, dan seterusnya sampai mencapai indikator
yang ditentukan.

17
A. Siklus I

Penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus I ini adalah pada materi Tema 4 Keluargaku.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu:

1) Menyusun satuan pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP).
2) Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan isi skenario
pembelajaran yang akan di lakukan.
3) Menyiapkan Media Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan metode dan materi
pelajaran.
4) Menyusun perangkat tes sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini terdiri atas beberapa kegiatan, sebagai berikut:
1) Kegiatan awal (Membuka Pelajaran)

Pada awal pembelajaran guru / peneliti menyampaikan salam, berdoa, absensi siswa dan
mempersiapkan sarana pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi, membuat kaitan
pelajaran dan memberikan motivasi.
2) Kegiatan inti
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
 Guru menunjukkan gambar Keluarga Udin berisi teks, siswa mengamati gambar dan
membaca teks.
 Siswa mengamati kembali gambar, dan mengidentifikasi anggota keluarga yang ada dalam
teks.
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan menyanyikan lagu “Pergi Belajar”.
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang sikap bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha
Esa berupa keluarga yang bahagia.
 Guru membagikan gambar keluarga Udin kepada masing-masing kelompok.

 Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membaca teks Keluarga Udin.


 Siswa difasilitasi bertanya jawab tentang foto Keluarga Udin.
 Setiap kelompok mencari kartu huruf yang sesuai dengan kata yg ada pada gambar keluarga
udin.
 Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk menyebutkan huruf-huruf yang ada pada
gambar keluarga Udin.

18
 Guru menuliskan kata yang ada pada gambar keluarga Udin di papan tulis.
 Siswa diajak berlatih kembali mengenal keluarga Udin, dengan menyebutkan anggota
keluarganya.
 Siswa dibimbing menulis kembali kartu huruf yang ditemukan sesuai dengan kata yang ada
pada gambar keluarga Udin.
 Guru mengecek tulisan siswa dengan berkeliling melihat satu persatu, disertai dengan
memberikan motivasi dan bimbingan untuk siswa yang belum lancar menulis.
 Guru memberikan latihan berupa tes dikte kalimat sederhana yang harus ditulis oleh siswa,
dan guru memeriksa hasil tes siswa.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merangkum inti pokok pelajaran kemudian menanyakan kepada siswa
apa saja yang telah dipelajari untuk,mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan. Guru menyampaikan tugas dirumah untuk berlatih menulis dengan
bimbingan orang tua, memberikan pesan atau nasehat agar selalu rajin belajar. Guru meminta
siswa untuk membawa foto keluarga masing-masing yang sedang melakukan kegiatan
aktivitas bersama keluarga untuk pertemuan berikutnya, kemudian di tutup dengan doa dan
salam.
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan proses evaluasi dari hasil tes menulis untuk mengetahui tingkat
keterampilan menulis siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus.
4. Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, dilakukan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran dengan
mendeskripsikan hasil data yang diperoleh, menghitung presentase hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran, analisis hasil tes menulis siswa, apakah sudah mencapai kriteria
ketuntasan. Hasil dari siklus I tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Jika masih ditemukan
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar maka dilakukan
siklus selanjutnya untuk perbaikan.

B. Siklus II

Penelitian perbaikan pembelajaran Menulis pada siklus II ini adalah pada materi Tema 4
Keluargaku.
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu:

1) Menyusun satuan pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP).

19
2) Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan isi skenario
pembelajaran yang akan di lakukan.
3) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa media gambar yang telah disesuaikan dengan
metode dan materi pelajaran.
4) Menyusun perangkat tes sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan ini terdiri atas beberapa kegiatan, sebagai berikut:
1) Kegiatan awal (Membuka Pelajaran)

Pada awal pembelajaran guru / peneliti menyampaikan salam, berdoa, absensi siswa dan
mempersiapkan sarana pembelajaran. Kemudian guru memberikan apersepsi, membuat kaitan
pelajaran dan memberikan motivasi.

2) Kegiatan inti
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
 Siswa menyanyikan lagu “Sayang Semuanya” secara bersama-sama. Untuk melatih
kepercayaan diri, siswa diminta secara sukarela (perkelompok) menyanyikan lagu di depan
kelas.
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan menyanyikan lagu “Sayang Semuanya”.
 Siswa menyimak penjelasan guru tentang sikap bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha
Esa berupa keluarga yang bahagia.
 Guru membagikan gambar keluarga Udin yang sedang melakukan aktivitas keluarga kepada
masing-masing kelompok.
 Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama memahami gambar aktivitas Keluarga Udin.
 Siswa difasilitasi bertanya jawab tentang aktivitas Keluarga Udin.
 Setiap kelompok mencari kartu kata yang sesuai dengan aktivitas yang dilakukan keluarga
udin.
 Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk menyebutkan kata yang menunjukkan
aktivitas keluarga Udin.
 Guru menuliskan kata yang sesuai dengan aktivitas keluarga Udin di papan tulis.
 Siswa diajak berlatih kembali menyebutkan aktivitas anggota keluarga Udin.
 Siswa dibimbing menulis kembali kata yang sesuai dengan aktivitas pada gambar keluarga
Udin.
 Siswa diminta mengeluarkan foto aktivitas keluarga masing-masing.

20
 Setelah itu, siswa mempraktikkan perkenalan keluarga di depan kelas dengan aktivitas yang
dilakukan pada foto keluarga masing-masing.
 Dengan bimbingan guru siswa menuliskan aktivitas keluarga masing-masing.
 Guru mengecek tulisan siswa dengan berkeliling melihat satu persatu, disertai dengan
memberikan motivasi dan bimbingan untuk siswa yang belum lancar menulis.
 Guru memberikan latihan berupa tes dikte kalimat sederhana yang harus ditulis oleh siswa,
dan guru memeriksa hasil tes siswa.
3) Kegiatan Penutup
Guru merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran kemudian menyakan kepada siswa apa
saja yang telah kita pelajari untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
telah disampaikan dan di tutup dengan doa dan salam.
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan proses evaluasi dari hasil tes menulis guna mengetahui tingkat
keterampilan menulis siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan yang ditemukan
dan dilanjutkan dengan refleksi mengenai dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Pada
penelitian ini, hasil yang didapat pada tahap evaluasi pada setiap siklusnya dikumpulkan,
dianalisis dan dibuat kesimpulan sementara. Hasil analisis dari data tiap siklusnya digunakan
untuk merefleksi diri, apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3.3 Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Indikator Keberhasilan
1. Jenis Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah dengan Teknik analisis kuantitatif yaitu dengan cara mengelola
data hasil penelitian berupa nilai hasil tes pra siklus, Siklus 1 dan siklus 2 dengan cara ditabulasi
ditentukan rata-rata kemudian ditentukan pencapaian di atas KKM dan di tentukan pencapaian di
bawah KKM. Tingkat pencapaian yang di tetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa yang mencapai
kriteria nilai ketuntasan minimum yaitu 70, maka dapat dikategorikan bahwa siswa telah
mencapai indikator ketuntasan.
Hasil tes akan dihitung dengan menggunakan rumus :
Siswa Tuntas
Ketuntasan = X 100

Jumlah Siswa
Selanjutnya dihitung persentase rata-rata ketuntasan keterampilan menulis siswa dengan rumus:
Siswa Tuntas
Ketuntasan = X 100

Jumlah Siswa

21
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk
mendapatkan data kuantitatif tentang hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan berupa tes
formatif.
3. Teknik Analisis Data
Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan
berupa tes tertulis untuk mengukur keterampilan menulis siswa. Tes tertulis menjadi tolak ukur
keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus.
4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini ditandai dengan peningkatan keterampilan menulis
siswa dengan menyimak cerita yang ada pada gambar berdasarkan pada video GPO.UT.AC.ID.
Penilaian dapat dilakukan dengan pemberian angka 1 jika penulisan tepat dan angka 0 jika
penulisan salah. Penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa mampu mencapai
nilai yang telah ditetapkan yakni 70. Adapun keberhasilan siklus II yang dicapai dengan tingkat
ketuntasan yang ditentukan, maka penelitian dapat dihentikan pada siklus II dengan tingkat
kecapaian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pada proses pembelajaran yang dilakukan terkadang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Pembelajaran yang berlangsung secara biasa dan kurang menantang bagi peserta
didik terkadang sering diabaikan dan kurang mendapat perhatian oleh sebagian guru . Proses
pembelajaran seperti ini yang terkadang membuat siswa terkadang tidak serius dan sungguh-
sungguh dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini sering membuat nilai siswa semakin
menurun dan tidak mendapatkan prestasi yang baik. Aktivitas dalam pembelajaran sangat
diperlukan dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran dan nantinya akan memberikan dampak positif bagi siswa itu sendiri.

22
Hasil Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media gambar yang bervariasi di
dalam kelas diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa sehingga meningkatkan
hasil belajar disemua mata pelajaran. Penelitian ini dilaksnakan di kelas I SD berdasarkan video
GPO dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Pemilihan kelas I karena peneliti merupakan guru
kelas I pada sekolah tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang diawali dengan Prasiklus.
Prosedur penelitian terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
A. Hasil Siklus I
a) Proses Tindakan siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan perencanaan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
b. Membuat alat evaluasi berupa lembar observasi dan instrumen tes, serta norma penilaian.
c. Perencanaan dalam penelitian pada siklus I yaitu proses pembelajaran menulis kalimat
sederhana dengan media gambar yang bervariasi. Adapun proses pelaksanaanya meliputi,
perencanaan (planning), pelaksanaan pembelajaran (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting).
2. Pelaksanaan (Acting)
Siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, berlangsung selama 3 x 30 menit yang
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Oktober 2021. Materi pembelajaran pada pertemuan ini
yaitu tema 4, “Keluargaku”. Guru mengajak siswa secara bersama-sama menyanyikan lagu
“Pergi Belajar” dan mengaitkan lagu yang dinyanyikan dengan materi yang akan dipelajari.
Guru membagikan teks tentang keluarga Udin kepada masing-masing kelompok dan meminta
siswa menyimak guru membacakan teks keluarga Udin. Selanjutnya guru membimbing siswa
menulis kalimat sederhana dengan media gambar yang bervariasi pada materi tersebut. Media
gambar terdiri dari gambar keluarga dan teks tentang keluarga Udin, juga tersedia kumpulan
huruf abjad. Guru menuliskan nama ayah Rahmat di papan tulis sambil meminta siswa
menunjuk huruf yang sesuai dengan kalimat “Ayah Rahmat”. Selanjutnya guru memberikan
latihan kepada siswa untuk menulis anggota keluarga Udin, latihan ini bertujuan untuk menilai
keterampilan menulis siswa dengan penilaian tes menyimak, siswa harus memahami teks lisan
yang disimaknya dan dalam waktu yang bersamaan siswa harus menuangkan kembali teks lisan
yang disimak itu dalam bentuk tertulis. Kemudian hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk
dinilai oleh guru. Guru memberikan tanggapan hasil tes tersebut untuk memotivasi siswa yang
belum lancar menulis. Pembelajaran ditutup dengan penguatan berupa tanya jawab untuk
mengulang ingatan siswa mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh guru.

23
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung di mana pada tahap persiapan
atau kegiatan awal guru mengkondisikan siswa dengan mengecek kehadiran, membuat kaitan
pelajaran dan memberikan beberapa pertanyaan sesuai materi yang akan diberikan. Pada tahap
pembelajaran atau kegiatan inti siswa mengamati gambar yang telah disajikan oleh guru yang
berkaitan dengan materi pembelajaran dan mendengarkan penjelasan guru. Setelah itu guru
bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan tes
yang diberikan guru. Pada tahap akhir atau penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi
pelajaran.
4. Refleksi
Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik pada pembelajaran materi anggota keluarga,
dilakukan tes tertulis dalam bentuk kalimat sederhana dengan jumlah 4 soal. Hasil analisis ini
kemudian akan digunakan untuk menentukan proses pembelajaran pada siklus I. Data hasil
kondisi sebelum dilakukannya penelitian ada satu jenis, yaitu data tes.
Hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1) Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran sebelumnya, ini terlihat dari keterampilan menulis siswa yang tertuang dalam
buku tulis siswa, capaian yang diraih siswa 73,1 dengan tingkat ketuntasan 73% yaitu dari 22
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 70 sebanyak 16 siswa.

2) Keaktifan siswa sudah terlihat menjadi lebih meningkat karena siswa sudah cukup terampil
dalam menulis dengan bantuan media gambar yang bervariasi sehingga menarik minat siswa.

3) Penelitian dilanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Hal ini dilakukan peneliti
dengan melihat persentase hasil belajar siswa masih ada yang di bawah kriteria ketuntasan
yang diharapkan.

b) Proses Tindakan Siklus II


1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalam penelitian pada siklus II yaitu proses pembelajaran menulis kalimat
sederhana dengan media gambar yang bervariasi. Adapun proses pelaksanaanya meliputi,
perencanaan (planning), pelaksanaan pembelajaran (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting).
2. Pelaksanaan (Acting)
Siklus II dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, berlangsung selama 3x30 menit dan
dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Oktober 2021. Materi pembelajaran pada pertemuan ini yaitu
tema 4, “Keluargaku”. Guru mengajak siswa secara bersama-sama menyanyikan lagu “Sayang
Semuanya” lalu mengaitkan lagu yang dinyanyikan dengan materi yang akan dipelajari. Guru

24
membagikan gambar keluarga Udin yang sedang melakukan aktivitas kepada masing-masing
kelompok dan meminta siswa memerhatikan gambar tersebut. Selanjutnya guru membimbing
siswa menulis kalimat sederhana dengan media gambar yang bervariasi pada materi tersebut.
Media gambar terdiri dari gambar keluarga Udin yang seang melakukan aktivitas juga tersedia
kumpulan huruf kata yang menunjukkan aktivitas yang dialkuakn keluarga Udin. Guru
menuliskan aktivitas yang dilakukan ayah Rahmat di papan tulis sambil meminta perwakilan
kelompok menunjukkan kata yang sesuai dengan kalimat aktivitas yang sedang dilakukan ayah
Rahmat. Selanjutnya guru memberikan latihan kepada siswa untuk menulis aktivitas anggota
keluarga Udin, latihan ini bertujuan untuk menilai keterampilan menulis siswa dengan cara
meminta siswa menunjukkan kata yang sesuai dengan aktivitas lalu menuliskannya kembali di
buku tulis siswa masing-masing. Selanjutnya siswa diminta maju ke depan perwakilan
kelompok untuk menceritakan aktivitas keluarga Udin, kelompok yang lain menanggapi cerita
tersebut. Setelah mengamati gambar aktivitas keluarga Udin, masing-masing siswa
menunjukkan foto keluarga masing-masing yang telah dipesan oleh guru sebelumnya, foto
keluarga yang sedang melakukan aktivitas bersama di rumah lalu menuliskan aktivitas yang
dilakukan di rumah bersama keluarga masing-masing. Kemudian hasil pekerjaan siswa
dikumpulkan untuk dinilai oleh guru. Guru memberikan tanggapan hasil tes tersebut untuk
memotivasi siswa yang belum lancar menulis. Pembelajaran ditutup dengan penguatan berupa
tanya jawab untuk mengulang ingatan siswa mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh guru.
3. Pengamatan (Observing)
Hasil belajar siswa terlihat dari proses pembelajaran berlangsung, siswa aktif mengikuti
pelajaran, guru menjelaskan cara menulis dengan melihat media gambar yang bervariasi dan
meminta masing-masing kelompok maju ke depan menceritakan aktivitas keluarga tersebut, siswa
lain menanggapi. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih semangat dan ceria sehingga
memotivasi peserta didik mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi semangat menulis dan menjadi
terampil dalam menulis. Peningkatan hasil belajar serta keterampilan menulis siswa jika
dibandingkan dengan siklus I.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada akhir siklus II diperoleh keterangan, bahwa hasil belajar siswa sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa sangat menikmati
proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang bervariasi. Hal ini membuat
siswa senang, semangat, dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran serta menjadi terampil
dalam menulis sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siklus II
menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai terlihat dari hasil belajar siswa. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan media gambar yang bervariasi dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.

25
B. Hasil Tes Setiap Siklus
1) Siklus I
No Nilai Kecapaian Keterangan
Jumlah siswa Persentase
1 ≥ 70 16 73% Siswa yang mencapai KKM
2 ≤ 70 6 27% Siswa yang belum mencapai KKM
Jumlah 22 100%
Tabel 4.1.1 Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus I
Berdasarkan data hasil observasi siklus I diatas presentase ketuntasan baru mencapai 73%,
sedangkan jumlah siswa yang telah mencapai KKM hanya 16 siswa dari 22 siswa. Hasil belajar
masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 80% ketuntasan siswa dengan perolehan
nilai 70. Hasil tindakan siklus I dan pengamatan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan media gambar yang bervariasi, masih banyak kendala yang dihadapi
oleh guru. Selain faktor dari guru seperti media pembelajaran yang kurang memadai dengan
ukurannya yang kecil, sehingga tidak dapat dijangkau oleh seluruh siswa dikelas terutama siswa
yang duduk pada bagian belakang, pengelolaan pembelajaran masih kurang baik disebabkan dari
siswa itu sendiri, misalnya:
1. Siswa masih bingung dengan penjelasan guru karena media terlalu kecil dan kumpulan
huruf yang memakan waktu dalam pengerjaannya
2. Siswa kesulitan melaksanakan perintah guru karena keterampilan menulis siswa yang
kurang.
3. Kurangnya rasa percaya diri dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dari kegiatan refleksi dan observasi, peneliti berpendapat bahwa keterampilan menulis siswa
masih belum mampu mencapai kriteria ketuntasan yang ditargetkan oleh peneliti. Hal ini
disebabkan karena siswa belum begitu mengerti dan memahami dalam proses pembelajaran
dengan baik. Berdasarkan data tersebut maka penelitian ini perlu dilakukan ke tahap siklus 2
dengan tetap menggunakan media gambar yang bervariasi akan tetapi merubah proses
pembelajaran yang akan berlangsung dengan melakukan refleksi dari kesalahan-kesalahan
sebelumnya.
2) Siklus II
No Nilai Kecapaian Keterangan
Jumlah Persentase
siswa
1 ≥ 70 19 86% Siswa yang mencapai KKM
2 ≤ 70 3 13% Siswa yang belum mencapai KKM

26
Jumlah 22 100%
Tabel 4.1.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus II
Berdasarkan data hasil observasi siklus II presentase ketuntasan sudah mencapai 86%,
jumlah siswa yang telah mencapai KKM sudah 19 siswa dari 22 siswa. Sehingga keterampilan
menulis siswa sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80% ketuntasan siswa. Berdasarkan
kegiatan refleksi dan observasi, peneliti berpendapat bahwa dengan menggunakan media gambar
yang bervariasi dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dan mencapai kriteria target
yang diharapkan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang bervariasi merupakan salah cara
yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas Iberdasarkan video GPO
Penerapan metode tersebut didasari oleh hasil observasi pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti yang menemukan berbagai hal sehingga dapat menghambat proses pembelajaran.
Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya keterampilan menulis siswa, kurang efektif
pada saat proses pembelajaran dan nilai siswa masih dibawah KKM. Pengunaan media gambar
yang bervariasi diterapkan guna memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
menyenangkan bagi siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis, serta melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa mudah untuk memahami dan mengingat
materi yang diberikan.
Pada kondisi prasiklus, guru masih menggunakan media gambar hitam putih dan gambar tidak
menarik siswa. Media gambar seperti ini tidak cocok jika digunakan pada siswa kelas I yang
umumnya menginginkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Siswa kelas I
menyukai gambar-gambar berwarna dan beragam. Proses pembelajaran berjalan dengan pasif.
Siswa hanya duduk dan diam mendengarkan dan terlihat sebagian siswa asik mengobrol, ada
pula siswa yang mengalami rasa takut saat guru meminta maju menuliskan kalimat di papan
tulis. Sejumlah siswa belum mampu melontarkan pertanyaan dan juga menjawab pertanyaan dari
guru, hanya beberapa siswa sudah terlihat berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru
walaupun masih ada beberapa pertanyaan yang keluar dari konteks materi. Akibat dari rendahnya
keterampilan menulis pada kondisi prasiklus ini ternyata berpengaruh pada hasil belajar akhir.
Berdasarkan hasil observasi dan tes kondisi prasiklus, guru mencoba untuk menyusun
rancangan penelitian tindakan untuk siklus I. Kemudian dari hasil observasi guru terlihat
adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi prasiklus. Siswa terlihat mulai antusias
dalam proses pembelajaran. pada pertemuan siklus I ini guru sudah menggunakan media
gambar yang bervariasi terdiri dari gambar dan teks keluarga udin serta kartu huruf abjad.
Beberapa siswa sudah menunjukkan keaktifan dengan bersedia maju ke depan untuk menulis
dipapan tulis tetapi masih harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Pada siklus I ini terdapat

27
sedikit peningkatan pada hasil tes siswa yang menunjukkan peningkatan nilai pada beberapa
siswa yang keterampilan menulisnya masih rendah. Hasil belajar pada siklus I menunjukkan
adanya peningkatan dari kondisi prasiklus. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 73,1
presentasenya 73%. Terjadinya peningkatan hasil belajar pada siklus I ini tidak terlepas dari
meningkatnya aktivitas pada siklus I. Penggunaan media gambar yang bervariasi ini ternyata
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Pemberian motivasi juga sangat penting dalam
setiap proses pembelajaran agar siswa lebih bersemangat belajar.
Hasil belajar siklus II kembali mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai
83,6. Untuk presentase ketuntasan hasil belajar mencapai 86%. Siswa yang pada siklus I belum
dapat menuliskan kata yang diminta dengan tepat, namun setelah penggunaan media gambar
yang bervariasi ini sudah menunjukkan peningkatan. Pada siklus II ini proses pembelajaran
berjalan lebih cepat karena pada siklus II ini hanya bersifat mengulang dan memperbaiki proses
pembelajaran pada siklus I. Perbaikan dilakukan dengan melihat hasil refleksi pada siklus I.
Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian dicukupkan dan guru melakukan persiapan
untuk penyusunan laporan hasil penelitian. Semakin meningkatnya hasil belajar siswa ini
berhubungan erat dengan peningkatan aktivitas belajar siswa. Perencaan dan persiapan yang
baik untuk memulai pembelajaran akan memberikan dampak positif bagi siswa dan
keberhasilan dalam pembelajaran. Perbandingan aktivitas belajar dan hasil belajar dari kondisi
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Kecapaian
No Uraian
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata 73,1 83,6

2 Siswa yang melampaui standar 16 19


ketuntasan belajar
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Belajar, Kondisi Belajar
Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian, keterampilan menulis siswa dapat di tingkatkan dengan


menggunakan medai gambar yang bervariasi, hal ini dibuktikan dengan peningkatan
keterampilan menulis siswa kelas I SD berdasarkan video GPO. Peningkatan tersebut dapat
terlihat dari nilai dan presentase nilai siswa pada tabel di atas. Dari tabel tersebut jelas sekali
terlihat perbedaannya dari kondisi siklus I dan siklus II.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka penulis
menyimpulkan bahwa:
1. Dengan menggunakan media gambar yang bervariasi, dapat meningkatkan keterampilan
menulis pada siswa kelas I pada video GPO.UT.AC.ID. ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan keterampilan menulis dari Siklus I dan Siklus II, yang dituangkan dalam hasil
presentase pada tabel yang telah disebutkan. Siswa juga menjadi aktif dan termotivasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2. Adanya peningkatan nilai rata-rata hasil tes keterampilan menulis siswa dengan
menggunakan media gambar yang bervariasi, nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 73,1
dengan ketuntasan belajar mencapai 73%, dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 83,6
dengan ketuntasan belajar mencapai 86%.
5.2 Saran
Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis menyarankan:
1. Sebaiknya guru menggunakan media gambar yang bervariasi, menarik dan menyenangkan
dalam proses pembelajaran karena dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
namun, tetap disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Guru harus menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.
3. Saat ingin melakukan pembelajaran guru harus profesional dalam menyiapkan perencaan
pembelajaran yang tepat, menguasai materi dan pemilihan metode dan media yang sesuai,
agar kualitas pembelajaran meningkat.
4. Membangun kesadaran siswa akan pentingnya keterampilan menulis, hal ini karna menulis
merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran
yang lainnya dengan baik.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman & Waluyo. 2000. Pendidikan Anak Bermasalah: Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ahmad Rofi,uddin dan Zuhdi Darmiyati. 1998. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Dikelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Haryanto. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan
dengan Media Gambar pada Siswa Kelas I SDN 3 Wuryorejo Wonogiri. Skripsi: UNS
Kusuma Wijaya dan Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Indeks Permata Puri
Sabarti Akhadiah M.K., dkk. 2010. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen.
Suparno dkk. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: UT
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Taufina. 2016. Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Angkasa.
Zuchdi, Darmiyanti, dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah (cetakan I). Yogyakarta: PAS.

https://www.dosenpendidikan.co.id/media-gambar/
https://www.google.com/search?
q=manfata+menulis+menurut+para+ahli&oq=manfata+menulis+menurut+para+ahli&aqs=chro
me..69i57j69i61l2.11529j0j7& sourceid=chrome&ie=UTF-8

30

Anda mungkin juga menyukai