Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN


DUNIA MELALUI ORGANISASI INTERNASIONAL

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Hapri
2. M. Rizky Dwi C
3. Sanis Lestari
4. Shella Ayuniar S
5. Asriani
6. Nur Aprilia A
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu,Januari 2024

I
Daftar Isi
Kata pengantar….……………………………….I
Daftar isi………………………………………….II
Pendahuluan……………………………………..1
1.Peran Indonesa dalam Organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)…………….2
2.Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok……6
3.Peran Indonesia Dalam Asean…………………..8
4.Peran Indonesia dalam KAA…………………….12
Penutup………………………………………………X
Dapus…………………………………………………X

II
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perdamaian Merupakan Sesuatu Yang Sangat Didambakan oleh seluruh orang didunia ini, namun
hal tersebut belum bisa didapatkan oleh semua orang didunia ini, hingga saat ini masih ada
terjadi Konflik antar negara maupun dalam Negra itu sendiri yang merenggut segenap kedamaian
saudara- saudari kita yang berada dibelahan negara lain.
Atas dasar Perdamaian dan kemanusiaan tersebut Maka setiap negara dari seluruh penjuru dunia
ini harus lah menjalin hubungan Kerjasama yang baik, demi menciptakan suatu lingkungan dan
Negara yang dapat memberikan kedamaian untuk setiap penduduknya.

Indonesia Merupakan Negara yang berdiri dan Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945,maka
sebagai mana seperti yang tertulis pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang mana “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” maka dari itu Kita Wajib ikut serta dalam Upaya
menjaga kedamaian dunia,salah satu caranya yaitu dengan ikut berperan dalam organisasi-
organisasi Internasional.

2. Rumusan Masalah

a) Apa peran Indonesia Dalam PBB, ASEAN, GNB dan KAA.

b) Apa yang dilakukan Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia

c) Apa itu Kontingen Garuda (KONGA)

3.Tujuan

a) Mengetahui peran Indonesia untuk PBB, ASEAN, GNB dan KAA.

b) Mengetahui peran aktif Indonesia untuk perdamaian Dunia

d) Mengerjakan tugas PPKn

1
4. Metodologi

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan data atau
informasi melalui : Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan
melalui studi literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya
(berkaitan) dengan masalah yang dibahas.

1.Peran Indonesa dalam Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Oranisasi Perserikatan Bangsa-bangsa atau biasa disebut PBB merupkan suatu organisasi
Berskala Internasional yang berdiri pada tanggal 24 Oktober Tahun 1945.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional yang anggota nya
hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini di bentuk untuk memfasilitasi dalam hukum
internasional, kemananan internasional pengembangan ekonomi, perdlindungan sosial, hak asasi,
dan pencapaian perdamaian dunia.
PBB bermarkas tetap di New York. Tujuan utama didirikannya PBB, seperti yang disinggung
dalam piagam PBB, adalah untuk menjaga perdamaian di dunia, mengembangkan hubungan
persahabatan antar bangsa, memupuk kerjasama internasional untuk menyelesaikan berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya, serta mengembangkan penghormatan atas Hak Asasi
Manusia dan kebebasan.
Tak dapat disangkal bahwa PBB telah melakukan banyak hal yang patut dipuji. Namun, adanya
hak veto untuk lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis
danChina, telah membuat kebijakan Dewan Keamanan sebagai salah satu badan utama PBB,
selalu mengikuti langkah kelima negara tersebut, khususnya AS. Sebaliknya, Majlis Umum yang
menjadi forum seluruh anggota PBB justeru tidak memiliki kekuatan yang berarti dibanding
denganDewan Keamanan. Ketidakadilan inilah yang telah menghambat keberhasilan PBB dalam
mengemban misinya, dan bahkan telah melahirkan protes dari banyak negara anggotanya.
Piagam PBB adalah konstitusi PBB.Ia ditanda tangani di San Francisco pada tanggal 26 Juni
1945 oleh kelima puluh anggota asli PBB. Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945
setelah ditandatangani oleh lima anggota pendirinya-Republik China (Taiwan), Perancis, Uni
Soviet, Britania Raya, Amerika Serikat -dan mayoritas penanda tangan lainnya. Sebagai sebuah
Piagam ia adalah sebuah perjanjian konstituen, dan seluruh penanda tangan terikat dengan isinya.
Selain itu, Piagam tersebut juga secara eksplisit menyatakan bahwa Piagam PBB mempunyai
kuasa melebihi seluruh perjanjian lainnya. Ia diratifikasi oleh AS pada 8 Agustus 1945, yang
membuatnya menjadi negara pertama yang bergabung dengan PBB.

2
A. Apa Tujuan PBB?

1. Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional


Perserikatan Bangsa-Bangsa dibentuk pada tahun 1945, setelah kehancuran Perang Dunia Kedua,
dengan satu misi utama yaitu pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
PBB melakukan ini dengan bekerja untuk mencegah konflik, membantu pihak yang berkonflik
untuk berdamai, menjaga perdamaian, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan
perdamaian bertahan dan berkembang. Kegiatan ini sering kali tumpang tindih dan harus saling
memperkuat agar efektif. Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab utama untuk
perdamaian dan keamanan internasional.

2. Melindungi Hak Asasi Manusia


Istilah hak asasi manusia disebutkan tujuh kali dalam Piagam Pendirian PBB, sehingga
menjadikan promosi dan perlindungan hak asasi manusia sebagai tujuan utama dan prinsip
panduan dari organisasi.
Pada tahun 1948, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia membawa hak asasi manusia ke dalam
ranah hukum internasional. Sejak itu, Organisasi ini dengan rajin melindungi hak asasi manusia
melalui instrumen hukum dan aktivitas di lapangan.

3. Memberikan Bantuan Kemanusiaan


Salah satu tujuan PBB, sebagaimana dinyatakan dalam Piagamnya, adalah "untuk mencapai
kerja sama internasional dalam memecahkan masalah internasional yang bersifat ekonomi,
sosial, budaya, atau kemanusiaan."
PBB pertama kali melakukan ini setelah Perang Dunia Kedua di benua Eropa yang hancur, yang
dibantu untuk dibangun kembali. Organisasi ini menjadi andalan bagi komunitas internasional
untuk mengkoordinasikan operasi bantuan kemanusiaan akibat bencana alam dan ulah manusia
di wilayah-wilayah di luar kapasitas bantuan pemerintah nasional saja.
4. Menawarkan Pembangunan Berkelanjutan
Sejak awal tahun 1945, salah satu prioritas utama PBB adalah “mencapai kerja sama
internasional dalam memecahkan masalah internasional yang bersifat ekonomi, sosial, budaya,
atau kemanusiaan dan dalam mempromosikan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi
manusia dan hak fundamental. kebebasan untuk semua tanpa membedakan ras, jenis kelamin,
bahasa, atau agama. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus menjadi salah satu fokus
utama PBB. Pemahaman global tentang pembangunan telah berubah selama bertahun-tahun, dan
negara-negara sekarang telah sepakat bahwa pembangunan berkelanjutan, pembangunan yang
mempromosikan

3
kemakmuran dan peluang ekonomi, kesejahteraan sosial yang lebih besar, dan perlindungan
lingkungan, menawarkan jalan terbaik ke depan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
5. Menegakkan Hukum Internasional
Piagam PBB, dalam Pembukaannya, menetapkan tujuan: "untuk menetapkan kondisi di mana
keadilan dan penghormatan terhadap kewajiban yang timbul dari perjanjian dan sumber hukum
internasional lainnya dapat dipertahankan". Sejak saat itu, perkembangan, dan penghormatan
terhadap hukum internasional telah menjadi bagian penting dari pekerjaan PBB.
Pekerjaan ini dilakukan dengan banyak cara, seperti melalui pengadilan, tribunal, dan perjanjian
multilateral, dan oleh Dewan Keamanan, yang dapat menyetujui misi penjaga perdamaian,
menjatuhkan sanksi, atau mengizinkan penggunaan kekuatan ketika ada ancaman terhadap
perdamaian dan keamanan internasional.
Kekuasaan ini diberikan kepadanya oleh Piagam PBB, yang dianggap sebagai perjanjian
internasional. Dengan demikian, ini adalah instrumen hukum internasional, dan Negara Anggota
PBB terikat olehnya. Piagam PBB mengkodifikasi prinsip-prinsip utama hubungan internasional,
dari persamaan kedaulatan Negara hingga larangan penggunaan kekuatan dalam hubungan
internasional.

B. Asas Dalam PBB


Selain memiliki tujuan, PBB juga dibentuk berdasarkan dengan dasar dan asas tertentu. Asas-
asas PBB ini harus dipatuhi oleh tiap negara anggotanya. Berikut merupakan asas-asas PBB:
1. PBB didirikan atas dasar persamaan kedudukan dari semua anggota.
2. Masing-masing anggota mempunyai kedaulatan yang sama. Semua anggota harus
memenuhi kewajiban-kewajiban mereka sesuai yang tercantum dalam piagam PBB.
3. Semua anggota harus menyelesaikan perselisihan internasional mereka secara damai
sehingga tidak membahayakan perdamaian, keamanan, dan keadilan.
4. Dalam melaksanakan hubungan internasional, tiap anggota harus menghindari
penggunaan ancaman dan kekerasan terhadap negara-negara lain yang dapat mengancam
kemerdekaan politik suatu negara.
5. Semua anggota harus membantu PBB dalam tindakan-tindakan yang diambilnya
berdasarkan ketentuan piagam PBB dengan memberi bantuan apa saja yang diperlukan
dan dijalankan oleh PBB.
6. PBB akan menjaga agar negara-negara yang bukan anggota bertindak sesuai dengan asas-
asas yang ditetapkan oleh PBB untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan
internasional. PBB tidak akan campur tangan masalah dalam negeri masing-masing
negara anggota.
4
C. Peran Indonesia Dalam PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa)
Peran Indonesia dalam PBB Kehadiran Indonesia dalam lingkup organisasi besar seperti PBB ini
juga berperan aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberlangsungan PBB,
fungsi dan peranan Indonesia tersebut diantara nya sebagai berikut;

1. Memberikan bantuan pangan ke Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan.


Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke
Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bantuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.

2. Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun
1973-1974.

3. Menambah Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon


Selatan.
Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008,
penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon
Selatan.

4. Mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi, dan keadilan sosial.
Peran Indonesia dalam PBB mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

5. Menyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan


jumlah personil sebanyak 1.618.
Peran Indonesia dalam PBB penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing
Country) dengan jumlah personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6
UNPKO yang tersebar di 5 Negara.

6. Pengiriman PKD
Dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang cinta damai. Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai.

7. Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Liga Arab pada tahun 1946.


Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir segera
mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Ararb pada 18 November
5
1946. mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI sebagai negara merdeka
dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan De Jure menurut hukum
internasional.

8. Terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada pemilihan yang
dilakukan Majelis Hukum PBB.
Peran Indonesia dalam PBB berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara
anggota yang memiliki hak pilih.

9. Partisipasi Pasukan Garuda


Indonesia telah lama mengirimkan kontingen Garuda untuk misi perdamaian PBB di
berbagai negara yang mengalami konflik. Pasukan Garuda menjadi salah satu kontributor
aktif dalam menjaga perdamaian dunia.

10. Penyelesaian Konflik di Kamboja


Indonesia turut berperan dalam menyelesaikan konflik di Kamboja dengan mensponsori
Jakarta Informal Meeting (JIM I) pada bulan Juli 1988. Kegiatan ini berhasil mencapai
kesepakatan penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja, serta berupaya mencegah rezim
Pol Pot yang merugikan rakyat Kamboja

11. Peran dalam Konflik Israel-Palestina


Indonesia menjadi co-sponsor, fasilitator, mediator, partisipator, inisiator, motivator, dan
justifikator dalam membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Upaya ini
mencerminkan peran Indonesia dalam mendukung perdamaian di Timur Tengah.

2. Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok (GNB)

Gerakan Non Blok (GNB) merupakan organisasi internasional yang tidak beraliansi dengan
kekuatan besar manapun di dunia. Gerakan Non Blok didirikan pada Perang Dingin untuk
menghindari polarisasi Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia adalah salah satu negara yang
menginisiasi berdirinya GNB.
Pasca Perang Dunia 2. negara – negara terpolarisasi menjadi dua blok yaitu Blok Barat dengan
ideologi liberalisme dibawah Amerika Serikat dan Blok Timur dengan ideologi komunisme
dibawah Uni Soviet. Dalam usaha memperluas pengaruh hegemoni keduanya, baik Blok Barat
maupun Blok Timur membentuk aliansi militer seperti NATO, SEATO, CENTO, METO, dan
ANZUS dari Blok Barat serta Pakta Warsawa dari Blok Timur.

6
Negara ketiga atau negara yang baru merdeka menjadi sasaran pengaruh paham diantara
keduanya. Atas dasar tidak ingin terseret dalam polarisasi Blok Barat dan Blok Timur, akhirnya
negara yang baru merdeka dan negara – negara berkembang memutuskan untuk mendirikan
GNB. GNB memiliki sikap politik netral dan tidak memihak kepada kedua blok. Gerakan Non
Blok diresmikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6
September 1961.

A. Pendiri Gerakan Non Blok


Berikut adalah pendiri GNB :

1. Presiden Sukarno (Indonesia)


2. Presiden Gamal Abdul Nasser (Republik Persatuan Arab-Mesir)
3. PM Pandit Jawaharlal Nehru (India)
4. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
5. Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

B. Negara – negara diatas menerapkan prinsip fundamental dari GNB, yaitu :


 Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan
 Perjanjian non-agresi
 Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
 Kesetaraan dan keuntungan bersama
 Menjaga perdamaian

C. Tujuan Gerakan Non-Blok

Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri, tujuan utama GNB awalnya sebagai upaya
dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas
nasional negara-negara anggota.

Selain itu terdapat juga tujuan GNB yang lain, yaitu:

Penentangan terhadap apartheid


Tidak memihak pada pakta militer multilateral
Perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme
Perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi
asing
Perlucutan senjata
Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai
Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional

7
Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional
Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak

D. Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


Dalam Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas XII oleh Irma Samrotul Fuadah,
Indonesia memiliki peran yang besar dalam Gerakan Non-Blok, yakni:

1. Salah satu negara inisiator Konferensi Asia Afrika (KAA) yang merupakan cikal bakal
digagasnya Gerakan Non-Blok.
2. Salah satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok
yang pertama.
3. Menjadi ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X
yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
4. Membuka dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara
berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara).

3. Peran Indonesia dalam Asean


ASEAN, yang merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dalam Bahasa Indonesia, menjadi panggung kritis di
mana Indonesia menampilkan peran sentral.
Sebagai pendiri ASEAN, Indonesia memainkan peran yang sangat vital dalam membimbing arah
dan visi organisasi ini. Melalui identifikasi langkah-langkah strategis dan tujuan bersama,
Indonesia menjadi unsur kunci dalam membangun dasar kerjasama regional yang
berkesinambungan.
Secara lebih lanjut, ASEAN adalah organisasi geopolitik dan ekonomi yang anggotanya adalah
negara dari kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini dibentuk karena adanya keinginan kuat dari
para pendiri ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan
sejahtera.

A.Negara Anggota ASEAN


Saat awal dibentuk, ASEAN hanya terdiri dari 5 negara yang disebut sebagai negara pendiri
ASEAN. Negara pendiri ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Kini, sudah ada 10 negara dalam keanggotaan ASEAN. Berikut negara anggota ASEAN:
1. Indonesia (negara pendiri)
2. Malaysia (negara pendiri)
8
3. Singapura (negara pendiri)
4. Filipina (negara pendiri)
5. Thailand (negara pendiri)
6. Brunei Darussalam (bergabung 7 Januari 1984)
7. Vietnam (bergabung 28 Juli 1995)
8. Laos (bergabung 23 Juli 1997)
9. Myanmar (bergabung 23 Juli 1997)
10. Kamboja (bergabung 30 April 1999)

B.Sejarah ASEAN
ASEAN didirikan oleh 5 negara, termasuk Indonesia, pada 8 Agustus 1967. ASEAN berdiri
karena kesamaan negara-negara pendirinya yang saat itu sama-sama baru lepas dari jajahan
kolonial, kecuali Thailand. Proses berdirinya ASEAN terjadi di aula utama gedung Departemen
Luar Negeri di Bangkok, Thailand.
Pendirian organisasi ini ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi ASEAN yang diwakili oleh
lima menteri luar negeri. Deklarasi ASEAN adalah sebuah dokumen pendek dengan kata-kata
sederhana yang hanya berisi lima halaman. Secara garis besar, dokumen tersebut berisi maksud
dan tujuan didirikannya ASEAN.
Mulanya, gagasan berdirinya ASEAN muncul saat Thailand menjadi penengah rekonsiliasi
antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia atas perselisihan tertentu. Keempat negara tersebut
lantas menyadari bahwa kerjasama regional sangat penting untuk menghindarkan dari masa
depan kawasan yang tidak pasti. Dengan niatan memperbaiki hubungan dan memperkuat
kawasan, keempat negara ini juga mengajak Singapura untuk bergabung.

C.Tujuan ASEAN
ASEAN dibentuk untuk beberapa maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan
di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk
memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera
dan damai
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara
di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa

9
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang
menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk saran-saran pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi
5. Bekerja sama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri
mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi
internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta
meningkatkan taraf hidup rakyat mereka
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional
dan regional yang mempunyai tujuan yang serupa, dan untuk menjajaki segala
kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri.

D. Prinsip ASEAN
Dalam hubungan satu sama lain, negara anggota ASEAN telah mengadopsi prinsip-prinsip dasar
tertuang dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) 1976:
1. Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, keutuhan wilayah, dan
identitas nasional semua bangsa
2. Hak setiap negara untuk memimpin eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan
eksternal, subversi atau paksaan
3. Non-campur tangan dalam urusan internal satu sama lain
4. Penyelesaian perbedaan atau perselisihan dengan cara damai
5. Penolakan ancaman atau penggunaan kekerasan
6. Kerja sama yang efektif di antara anggota Negara ASEAN.

E.peran Indonesia sebagai anggota ASEAN


Pendiri ASEAN
Peran penting Indonesia dalam pendirian ASEAN mencerminkan kontribusi luar biasa mereka
dalam pembentukan organisasi ini. Saat ASEAN mulai dibentuk, Indonesia diwakili oleh tokoh
yang sangat berpengaruh, yaitu Adam Malik
Proses awal pendirian ASEAN dimulai melalui pertemuan yang signifikan antara lima menteri
luar negeri dari negara-negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand, yang berlangsung di Bangkok pada 5-8 Agustus 1967.

10
Para menteri luar negeri yang turut serta dalam pertemuan tersebut adalah Adam Malik dari
Indonesia, Narciso R Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S Rajaratnam dari
Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand. Keberadaan mereka di forum tersebut
memberikan fondasi kuat bagi pembentukan ASEAN.

Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 menjadi tonggak sejarah resmi bagi berdirinya
ASEAN. Melalui deklarasi ini, ASEAN lahir sebagai suatu entitas regional yang bertujuan untuk
memajukan kerja sama antarnegara-negara anggotanya, serta menjaga stabilitas dan perdamaian
di kawasan Asia Tenggara.

Dengan dukungan aktif dari Indonesia, khususnya Adam Malik, ASEAN terus berkembang dan
menjadi salah satu organisasi regional yang paling signifikan di dunia.

Penggagas komunitas keamanan ASEAN


Peran yang dianggap sangat penting bagi Indonesia dalam kerangka kerja ASEAN adalah upayanya untuk
merintis dan mendorong konsep keamanan melalui pendirian Komunitas Politik Keamanan ASEAN, yang
lebih dikenal dengan istilah Asean Security Community (ASC).
Pada dasarnya, inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat dan mengintensifkan kerja sama politik
keamanan di antara negara-negara anggota ASEAN, dengan harapan bahwa hal ini dapat menjadi
landasan kuat dalam mencapai dan memelihara perdamaian di seluruh kawasan.
Konsep ASC yang diusung oleh Indonesia menonjolkan sifat inklusifnya, mengadopsi pendekatan
keamanan komprehensif yang melibatkan berbagai aspek keamanan, mulai dari politik, ekonomi, hingga
sosial-budaya.
Penting untuk dicatat bahwa ASC tidak bertujuan membentuk pakta pertahanan atau aliansi militer,
melainkan berfokus pada upaya bersama dalam membangun keamanan yang berkelanjutan di kawasan
ASEAN.
Sejarah ASC mencatat penandatanganan perjanjian ini di Senggigi, Lombok, pada 12 September 2003,
dan konsep ini kemudian diwujudkan dalam dokumen kesepakatan Bali Concord II pada tahun yang
sama.
Dengan demikian, Indonesia secara aktif memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk kerangka
kerja kerja sama politik keamanan di tingkat regional, menegaskan komitmen yang kuat terhadap tujuan
perdamaian, stabilitas, dan keamanan yang berkelanjutan di kawasan ASEAN.
.

11
Menciptakan perdamaian di Asia Tenggara
Peran krusial Indonesia dalam ASEAN tidak hanya terbatas pada kerjasama ekonomi dan politik,
tetapi juga mencakup keterlibatan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian di Asia Tenggara.
Salah satu langkah konkrit yang menandai keterlibatan Indonesia adalah keikutsertaannya
sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB pada fase akhir Perang Vietnam, yang berlangsung
dari 1973 hingga 1974.
Melalui peran ini, Indonesia berupaya untuk membantu memulihkan stabilitas di kawasan
tersebut dan mengarahkan arus peristiwa menuju perdamaian.
Tidak hanya itu, Indonesia juga menjadi mediator yang sangat dihormati dalam proses
perdamaian di Filipina antara pemerintah setempat dan gerakan pembebasan Moro.
Keberhasilan Indonesia dalam memfasilitasi dialog ini mencerminkan peran negara sebagai
penengah yang dapat diandalkan dalam penyelesaian konflik. Keterlibatan ini menciptakan
kesempatan bagi rekonsiliasi dan pembangunan di Filipina, mendukung visi ASEAN sebagai
kawasan yang damai dan stabil.
Pada 1988, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dengan aktif
berperan dalam upaya mendamaikan Perang Kamboja.
Melalui diplomasi yang cermat dan keterlibatan nyata, Indonesia memberikan kontribusi yang
berarti dalam menangani konflik kompleks di Kamboja dan menciptakan fondasi untuk
rekonsiliasi di antara para pihak yang terlibat.
Sebagai bagian dari upaya-upaya ini, Indonesia bukan hanya sekadar anggota ASEAN, tetapi
juga pemimpin yang berperan aktif dalam membentuk citra ASEAN sebagai kawasan yang
memegang teguh nilai perdamaian, kerja sama, dan stabilitas regional.

4. Peran Indonesia Dalam konferensi Asia-Afrika


Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945 seharusnya membawa perdamaian dunia,
namun kenyataannya, di Asia Afrika, masih terdapat konflik dan masalah baru. Wilayah ini
menjadi panggung bagi permusuhan terbuka, terutama di Korea, Indo Cina, Palestina, dan Afrika
Selatan. Situasi ini dipicu oleh munculnya dua blok kekuatan yang bertentangan, yaitu Blok
Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet.
Masalah-masalah lain yang melibatkan penjajahan dan ketegangan politik global juga turut
meramaikan panggung internasional. Meskipun banyak negara di Asia Afrika telah merdeka,
beberapa masih menghadapi sisa-sisa penjajahan, seperti Indonesia dengan Irian Barat, India dan
Pakistan dengan Kashmir, serta konflik di Timur Tengah terkait Palestina.

12
Selain itu, kekhawatiran meningkat terkait pembuatan senjata nuklir yang dapat mengancam
keamanan global. Di dalam negeri, beberapa negara Asia Afrika juga mengalami konflik antar
kelompok masyarakat yang dipicu oleh masa penjajahan dan gejolak politik akibat perang dingin
antara Blok Barat dan Blok Timur.
Meskipun Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah ada sebagai badan internasional yang
ditujukan untuk menangani masalah-masalah dunia, kenyataannya, PBB belum sepenuhnya
berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan kompleks di Asia Afrika. Situasi ini membuat
bangsa-bangsa di kawasan tersebut merasa perlunya langkah konkret dan kolaboratif untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi.
Hal inilah yang menjadi latar belakang munculnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia
Afrika. Kesadaran akan persamaan nasib, sejarah, dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa-
bangsa di Asia Afrika menjadi pemicu untuk bersatu dan mencari solusi bersama
Sebelum terwujudnya Konferensi Asia Afrika, terlebih dahulu diadakan Konferensi Colombo
pada bulan April-Mei 1954 dan Konferensi Bogor pada bulan Desember 1954. Konferensi
Colombo dihadiri oleh wakil lima negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan, Birma, dan Sri Lanka.
Konferensi Bogor merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada tanggal 18-25 April 1955 di Gedung Merdeka,
Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara, termasuk 5 negara sponsor yaitu Indonesia,
Filipina, Thailand, India, dan Pakistan.
Negara-negara peserta lainnya antara lain Saudi Arabia, Turki, Birma, Republik Rakyat Cina,
Vietnam Utara, Mesir, Vietnam Selatan, Sri Lanka, Ethiopia, Yaman, Afganistan, Ghana,
Kamboja, Iran, Laos, Irak, Libanon, Jepang, Liberia, Yordania, Libya, Sudan, Nepal, dan Syiria.
A.Tujuan Konferensi Asia Afrika
1. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia dan
Afrika.
4. Meninjau kedudukan Asia dan Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan
untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.

13
B.Peran Indonesia dalam KAA

1. Menjadi tuan rumah konferensi

Indonesia menjadi tuan rumah konferensi Asia Afrika dan berhasil memfasilitasi acara ini
dengan sukses.

Presiden Indonesia saat itu, Sukarno, berhasil menunjukkan kepemimpinan dan diplomatinya
dalam memfasilitasi pertemuan ini.

Selama konferensi, Indonesia juga memperlihatkan budaya dan keindahan alamnya kepada para
tamu dari seluruh dunia.

2. Mempromosikan persatuan dan solidaritas antar negara-negara Asia dan Afrika

Konferensi Asia Afrika bertujuan untuk mempromosikan persatuan dan solidaritas antar negara-
negara Asia dan Afrika.Indonesia, bersama dengan negara-negara lainnya, berhasil membangun
hubungan yang kuat antara kedua benua ini.

3. Membuat Deklarasi Konferensi Asia Afrika

Selama konferensi, negara-negara Asia dan Afrika menyepakati Deklarasi Konferensi Asia
Afrika.Dokumen ini berisi prinsip-prinsip dasar dari kerjasama antar negara-negara Asia dan
Afrika.Beberapa prinsip dalam deklarasi ini antara lain pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia, penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme, dan dukungan terhadap perdamaian
dunia.

4. Mendirikan Gerakan Non-Blok

Konferensi Asia Afrika juga berhasil membentuk Gerakan Non-Blok. Gerakan ini dibentuk oleh
negara-negara yang tidak ingin bergabung dengan blok kekuatan besar seperti Amerika Serikat
atau Uni Soviet.Indonesia menjadi salah satu negara yang memimpin gerakan ini. Gerakan Non-
Blok menjadi penting dalam mempromosikan perdamaian dunia dan mengurangi ketegangan
antara negara-negara besar.

14
Penutup

Dari yang telah tertulis diatas dapat disimpulkan bahwa Negara kita, Indonesia Memiliki peranan
yang Penting dalam Upaya Perdamaian Dunia. Indonesia telah berhassil menjadi Bagian dari
Gerakan- Gerakan dunia untuk memwujudkan perdamaian.
Dengan Demikian makalah yang telah kami susun telah berakhir, semua Informasi yang tertera
pada makalah ini kami kutip dari sumber terpercaya yang kebenaran nya dapat dijamin.
Apabila ada salah kata atau penulisan yang telah kami lakukan kami selaku penulis memohon
maaf atas kesalahan nya.
Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah menyempatkan waktu untuk membaca makalah yangt
telah kami susun ini.
Sekian dari kami, terima kasih.

Daftar Pustaka
Medina,Anisa. “peran Indonesia dalam Peserikatan Bangsa bangsa .
https://fahum.umsu.ac.id/peran-indonesia-dalam-pbb-perserikatan-bangsa-bangsa/

Rosa,Nikita. “Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Tujuan, Anggota & Peran Indonesia.”
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6615990/gerakan-non-blok-latar-belakang-tujuan-
anggota-peran-indonesia.

Eka Purnama,Basuki.”Peran Indonesia dalam Lingkup ASEAN” .


https://mediaindonesia.com/internasional/630666/ini-peranindonesia-dalam-lingkup-
asean#google_vignette

Hari,Pamungkas.” ASEAN: Pengertian, Negara Anggota, Sejarah dan Tujuan”.


https://www.cnbcindonesia.com/news/20220719171803-4-356822/asean-pengertian-negara-
anggota-sejarah-dan-tujuan

Medina,Anisa.” Konferensi Asia Afrika (KAA): Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya”
https://fahum.umsu.ac.id/konferensi-asia-afrika-kaa-latar-belakang-tujuan-dan-hasilnya/

Anda mungkin juga menyukai