Makalah Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional
Makalah Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bengkulu,Januari 2024
I
Daftar Isi
Kata pengantar….……………………………….I
Daftar isi………………………………………….II
Pendahuluan……………………………………..1
1.Peran Indonesa dalam Organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)…………….2
2.Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok……6
3.Peran Indonesia Dalam Asean…………………..8
4.Peran Indonesia dalam KAA…………………….12
Penutup………………………………………………X
Dapus…………………………………………………X
II
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perdamaian Merupakan Sesuatu Yang Sangat Didambakan oleh seluruh orang didunia ini, namun
hal tersebut belum bisa didapatkan oleh semua orang didunia ini, hingga saat ini masih ada
terjadi Konflik antar negara maupun dalam Negra itu sendiri yang merenggut segenap kedamaian
saudara- saudari kita yang berada dibelahan negara lain.
Atas dasar Perdamaian dan kemanusiaan tersebut Maka setiap negara dari seluruh penjuru dunia
ini harus lah menjalin hubungan Kerjasama yang baik, demi menciptakan suatu lingkungan dan
Negara yang dapat memberikan kedamaian untuk setiap penduduknya.
Indonesia Merupakan Negara yang berdiri dan Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945,maka
sebagai mana seperti yang tertulis pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang mana “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” maka dari itu Kita Wajib ikut serta dalam Upaya
menjaga kedamaian dunia,salah satu caranya yaitu dengan ikut berperan dalam organisasi-
organisasi Internasional.
2. Rumusan Masalah
3.Tujuan
1
4. Metodologi
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan data atau
informasi melalui : Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan
melalui studi literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya
(berkaitan) dengan masalah yang dibahas.
2
A. Apa Tujuan PBB?
3
kemakmuran dan peluang ekonomi, kesejahteraan sosial yang lebih besar, dan perlindungan
lingkungan, menawarkan jalan terbaik ke depan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
5. Menegakkan Hukum Internasional
Piagam PBB, dalam Pembukaannya, menetapkan tujuan: "untuk menetapkan kondisi di mana
keadilan dan penghormatan terhadap kewajiban yang timbul dari perjanjian dan sumber hukum
internasional lainnya dapat dipertahankan". Sejak saat itu, perkembangan, dan penghormatan
terhadap hukum internasional telah menjadi bagian penting dari pekerjaan PBB.
Pekerjaan ini dilakukan dengan banyak cara, seperti melalui pengadilan, tribunal, dan perjanjian
multilateral, dan oleh Dewan Keamanan, yang dapat menyetujui misi penjaga perdamaian,
menjatuhkan sanksi, atau mengizinkan penggunaan kekuatan ketika ada ancaman terhadap
perdamaian dan keamanan internasional.
Kekuasaan ini diberikan kepadanya oleh Piagam PBB, yang dianggap sebagai perjanjian
internasional. Dengan demikian, ini adalah instrumen hukum internasional, dan Negara Anggota
PBB terikat olehnya. Piagam PBB mengkodifikasi prinsip-prinsip utama hubungan internasional,
dari persamaan kedaulatan Negara hingga larangan penggunaan kekuatan dalam hubungan
internasional.
2. Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun
1973-1974.
6. Pengiriman PKD
Dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang cinta damai. Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai.
8. Terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada pemilihan yang
dilakukan Majelis Hukum PBB.
Peran Indonesia dalam PBB berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara
anggota yang memiliki hak pilih.
Gerakan Non Blok (GNB) merupakan organisasi internasional yang tidak beraliansi dengan
kekuatan besar manapun di dunia. Gerakan Non Blok didirikan pada Perang Dingin untuk
menghindari polarisasi Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia adalah salah satu negara yang
menginisiasi berdirinya GNB.
Pasca Perang Dunia 2. negara – negara terpolarisasi menjadi dua blok yaitu Blok Barat dengan
ideologi liberalisme dibawah Amerika Serikat dan Blok Timur dengan ideologi komunisme
dibawah Uni Soviet. Dalam usaha memperluas pengaruh hegemoni keduanya, baik Blok Barat
maupun Blok Timur membentuk aliansi militer seperti NATO, SEATO, CENTO, METO, dan
ANZUS dari Blok Barat serta Pakta Warsawa dari Blok Timur.
6
Negara ketiga atau negara yang baru merdeka menjadi sasaran pengaruh paham diantara
keduanya. Atas dasar tidak ingin terseret dalam polarisasi Blok Barat dan Blok Timur, akhirnya
negara yang baru merdeka dan negara – negara berkembang memutuskan untuk mendirikan
GNB. GNB memiliki sikap politik netral dan tidak memihak kepada kedua blok. Gerakan Non
Blok diresmikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6
September 1961.
Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri, tujuan utama GNB awalnya sebagai upaya
dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas
nasional negara-negara anggota.
7
Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional
Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak
1. Salah satu negara inisiator Konferensi Asia Afrika (KAA) yang merupakan cikal bakal
digagasnya Gerakan Non-Blok.
2. Salah satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok
yang pertama.
3. Menjadi ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X
yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
4. Membuka dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara
berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara).
B.Sejarah ASEAN
ASEAN didirikan oleh 5 negara, termasuk Indonesia, pada 8 Agustus 1967. ASEAN berdiri
karena kesamaan negara-negara pendirinya yang saat itu sama-sama baru lepas dari jajahan
kolonial, kecuali Thailand. Proses berdirinya ASEAN terjadi di aula utama gedung Departemen
Luar Negeri di Bangkok, Thailand.
Pendirian organisasi ini ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi ASEAN yang diwakili oleh
lima menteri luar negeri. Deklarasi ASEAN adalah sebuah dokumen pendek dengan kata-kata
sederhana yang hanya berisi lima halaman. Secara garis besar, dokumen tersebut berisi maksud
dan tujuan didirikannya ASEAN.
Mulanya, gagasan berdirinya ASEAN muncul saat Thailand menjadi penengah rekonsiliasi
antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia atas perselisihan tertentu. Keempat negara tersebut
lantas menyadari bahwa kerjasama regional sangat penting untuk menghindarkan dari masa
depan kawasan yang tidak pasti. Dengan niatan memperbaiki hubungan dan memperkuat
kawasan, keempat negara ini juga mengajak Singapura untuk bergabung.
C.Tujuan ASEAN
ASEAN dibentuk untuk beberapa maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan
di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk
memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera
dan damai
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara
di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa
9
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang
menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk saran-saran pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi
5. Bekerja sama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri
mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi
internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta
meningkatkan taraf hidup rakyat mereka
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional
dan regional yang mempunyai tujuan yang serupa, dan untuk menjajaki segala
kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri.
D. Prinsip ASEAN
Dalam hubungan satu sama lain, negara anggota ASEAN telah mengadopsi prinsip-prinsip dasar
tertuang dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) 1976:
1. Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, keutuhan wilayah, dan
identitas nasional semua bangsa
2. Hak setiap negara untuk memimpin eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan
eksternal, subversi atau paksaan
3. Non-campur tangan dalam urusan internal satu sama lain
4. Penyelesaian perbedaan atau perselisihan dengan cara damai
5. Penolakan ancaman atau penggunaan kekerasan
6. Kerja sama yang efektif di antara anggota Negara ASEAN.
10
Para menteri luar negeri yang turut serta dalam pertemuan tersebut adalah Adam Malik dari
Indonesia, Narciso R Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S Rajaratnam dari
Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand. Keberadaan mereka di forum tersebut
memberikan fondasi kuat bagi pembentukan ASEAN.
Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 menjadi tonggak sejarah resmi bagi berdirinya
ASEAN. Melalui deklarasi ini, ASEAN lahir sebagai suatu entitas regional yang bertujuan untuk
memajukan kerja sama antarnegara-negara anggotanya, serta menjaga stabilitas dan perdamaian
di kawasan Asia Tenggara.
Dengan dukungan aktif dari Indonesia, khususnya Adam Malik, ASEAN terus berkembang dan
menjadi salah satu organisasi regional yang paling signifikan di dunia.
11
Menciptakan perdamaian di Asia Tenggara
Peran krusial Indonesia dalam ASEAN tidak hanya terbatas pada kerjasama ekonomi dan politik,
tetapi juga mencakup keterlibatan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian di Asia Tenggara.
Salah satu langkah konkrit yang menandai keterlibatan Indonesia adalah keikutsertaannya
sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB pada fase akhir Perang Vietnam, yang berlangsung
dari 1973 hingga 1974.
Melalui peran ini, Indonesia berupaya untuk membantu memulihkan stabilitas di kawasan
tersebut dan mengarahkan arus peristiwa menuju perdamaian.
Tidak hanya itu, Indonesia juga menjadi mediator yang sangat dihormati dalam proses
perdamaian di Filipina antara pemerintah setempat dan gerakan pembebasan Moro.
Keberhasilan Indonesia dalam memfasilitasi dialog ini mencerminkan peran negara sebagai
penengah yang dapat diandalkan dalam penyelesaian konflik. Keterlibatan ini menciptakan
kesempatan bagi rekonsiliasi dan pembangunan di Filipina, mendukung visi ASEAN sebagai
kawasan yang damai dan stabil.
Pada 1988, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dengan aktif
berperan dalam upaya mendamaikan Perang Kamboja.
Melalui diplomasi yang cermat dan keterlibatan nyata, Indonesia memberikan kontribusi yang
berarti dalam menangani konflik kompleks di Kamboja dan menciptakan fondasi untuk
rekonsiliasi di antara para pihak yang terlibat.
Sebagai bagian dari upaya-upaya ini, Indonesia bukan hanya sekadar anggota ASEAN, tetapi
juga pemimpin yang berperan aktif dalam membentuk citra ASEAN sebagai kawasan yang
memegang teguh nilai perdamaian, kerja sama, dan stabilitas regional.
12
Selain itu, kekhawatiran meningkat terkait pembuatan senjata nuklir yang dapat mengancam
keamanan global. Di dalam negeri, beberapa negara Asia Afrika juga mengalami konflik antar
kelompok masyarakat yang dipicu oleh masa penjajahan dan gejolak politik akibat perang dingin
antara Blok Barat dan Blok Timur.
Meskipun Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah ada sebagai badan internasional yang
ditujukan untuk menangani masalah-masalah dunia, kenyataannya, PBB belum sepenuhnya
berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan kompleks di Asia Afrika. Situasi ini membuat
bangsa-bangsa di kawasan tersebut merasa perlunya langkah konkret dan kolaboratif untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi.
Hal inilah yang menjadi latar belakang munculnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia
Afrika. Kesadaran akan persamaan nasib, sejarah, dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa-
bangsa di Asia Afrika menjadi pemicu untuk bersatu dan mencari solusi bersama
Sebelum terwujudnya Konferensi Asia Afrika, terlebih dahulu diadakan Konferensi Colombo
pada bulan April-Mei 1954 dan Konferensi Bogor pada bulan Desember 1954. Konferensi
Colombo dihadiri oleh wakil lima negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan, Birma, dan Sri Lanka.
Konferensi Bogor merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada tanggal 18-25 April 1955 di Gedung Merdeka,
Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara, termasuk 5 negara sponsor yaitu Indonesia,
Filipina, Thailand, India, dan Pakistan.
Negara-negara peserta lainnya antara lain Saudi Arabia, Turki, Birma, Republik Rakyat Cina,
Vietnam Utara, Mesir, Vietnam Selatan, Sri Lanka, Ethiopia, Yaman, Afganistan, Ghana,
Kamboja, Iran, Laos, Irak, Libanon, Jepang, Liberia, Yordania, Libya, Sudan, Nepal, dan Syiria.
A.Tujuan Konferensi Asia Afrika
1. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia dan
Afrika.
4. Meninjau kedudukan Asia dan Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan
untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
13
B.Peran Indonesia dalam KAA
Indonesia menjadi tuan rumah konferensi Asia Afrika dan berhasil memfasilitasi acara ini
dengan sukses.
Presiden Indonesia saat itu, Sukarno, berhasil menunjukkan kepemimpinan dan diplomatinya
dalam memfasilitasi pertemuan ini.
Selama konferensi, Indonesia juga memperlihatkan budaya dan keindahan alamnya kepada para
tamu dari seluruh dunia.
Konferensi Asia Afrika bertujuan untuk mempromosikan persatuan dan solidaritas antar negara-
negara Asia dan Afrika.Indonesia, bersama dengan negara-negara lainnya, berhasil membangun
hubungan yang kuat antara kedua benua ini.
Selama konferensi, negara-negara Asia dan Afrika menyepakati Deklarasi Konferensi Asia
Afrika.Dokumen ini berisi prinsip-prinsip dasar dari kerjasama antar negara-negara Asia dan
Afrika.Beberapa prinsip dalam deklarasi ini antara lain pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia, penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme, dan dukungan terhadap perdamaian
dunia.
Konferensi Asia Afrika juga berhasil membentuk Gerakan Non-Blok. Gerakan ini dibentuk oleh
negara-negara yang tidak ingin bergabung dengan blok kekuatan besar seperti Amerika Serikat
atau Uni Soviet.Indonesia menjadi salah satu negara yang memimpin gerakan ini. Gerakan Non-
Blok menjadi penting dalam mempromosikan perdamaian dunia dan mengurangi ketegangan
antara negara-negara besar.
14
Penutup
Dari yang telah tertulis diatas dapat disimpulkan bahwa Negara kita, Indonesia Memiliki peranan
yang Penting dalam Upaya Perdamaian Dunia. Indonesia telah berhassil menjadi Bagian dari
Gerakan- Gerakan dunia untuk memwujudkan perdamaian.
Dengan Demikian makalah yang telah kami susun telah berakhir, semua Informasi yang tertera
pada makalah ini kami kutip dari sumber terpercaya yang kebenaran nya dapat dijamin.
Apabila ada salah kata atau penulisan yang telah kami lakukan kami selaku penulis memohon
maaf atas kesalahan nya.
Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah menyempatkan waktu untuk membaca makalah yangt
telah kami susun ini.
Sekian dari kami, terima kasih.
Daftar Pustaka
Medina,Anisa. “peran Indonesia dalam Peserikatan Bangsa bangsa .
https://fahum.umsu.ac.id/peran-indonesia-dalam-pbb-perserikatan-bangsa-bangsa/
Rosa,Nikita. “Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Tujuan, Anggota & Peran Indonesia.”
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6615990/gerakan-non-blok-latar-belakang-tujuan-
anggota-peran-indonesia.
Medina,Anisa.” Konferensi Asia Afrika (KAA): Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya”
https://fahum.umsu.ac.id/konferensi-asia-afrika-kaa-latar-belakang-tujuan-dan-hasilnya/