Analisis Manajemen Risiko PT. Garuda Indonesia TBK Dengan Pendekatan Metode COSO ERM
Analisis Manajemen Risiko PT. Garuda Indonesia TBK Dengan Pendekatan Metode COSO ERM
net/publication/369173382
CITATIONS READS
0 3,263
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Mercy Ivy Gabriella on 12 March 2023.
ABSTRAK
Variabel penyebab risiko tersebut terdiri atas variabel risiko dari internal perusahaan dan eksternal
perusahaan. Dalam menanganinya, manajemen risiko berfokus pada pengidentifikasian
pengukuran risiko yang sekiranya akan dihadapi perusahaan dan langkah bagaimana yang
sepatutnya diambil untuk mengatasi risiko ini. Manajemen risiko termasuk dari elemen
fundamental pendukung pada kelancaran operasional bisnis perseroan. PT Garuda Indonesia Tbk
sendiri memiliki sistem pengendalian internalnya yang dianggap sebagai komponen penting dalam
mendukung pengendalian manajemen risikonya. Dalam upaya menganalisis data yang diperoleh
melalui identifikasi, penilaian, dan merespon serta menemukan cara pengenadilan risiko dalam
kegiatan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan metode analisis data COSO ERM yang
terdiri atas 8 komponen pendukungnya. Metode COSO ERM ini dirancang untuk memadai
keyakinan dalam mencapai keefektivitasan serta keefisiensian operasionalnya, pelaporan
keuangan yang cakap dan sesuai, beserta ketaatan perusahaan dengan asas peraturan dan
perundangan yang valid dan diterapkan. Pada kegiatan pengendalian internal perusahaan,
pengimplementasian proses ERM wajib berfungsi untuk mengasistensikan PT. Garuda Indonesia
Tbk dalam mengelola ketidakpastian, dengan meminimalisirkan ancaman dan
memaksimalisasikan niat bisnis PT. Garuda Indonesia Tbk.
Kata Kunci : Risiko, Manajemen Risiko, COSO ERM, PT. Garuda Indonesia Tbk
ABSTRACT
The variables causing the risk consist of risk variables from the company's internal and external
companies. In dealing with it, risk management focuses on identifying the risk measurements that
the company will face and what steps should be taken to overcome this risk. Risk management
includes the fundamental elements that support the smooth operation of the company's business.
PT Garuda Indonesia Tbk itself has its own internal control system which is considered an
important component in supporting its risk management control. In an effort to analyze the data
obtained through identification, assessment, and response as well as finding ways of risk justice
in the business activities of PT Garuda Indonesia Tbk using the COSO ERM data analysis method
which consists of 8 supporting components. The COSO ERM method is designed to provide
sufficient confidence in achieving operational effectiveness and efficiency, competent and
appropriate financial reporting, as well as the company's compliance with the principles of valid
and applied laws and regulations. In the company's internal control activities, the implementation
of the ERM process must function to assist PT. Garuda Indonesia Tbk in managing uncertainty,
by minimizing threats and maximizing the business intentions of PT. Garuda Indonesia Tbk.
Keywords : Risk, Risk Management, COSO ERM, PT. Garuda Indonesia Tbk
PENDAHULUAN
Berjalannya suatu kegiatan bisnis perusahaan dapat dipastikan juga eksistensi risiko yang
akan diperoleh karena melalui pengambilan risiko dan melalui penerapan manajemen risko yang
baik dapat menjadi batu loncatan perusahaan dalam memaksimalisasikan potensi bisnisnya agar
lebih maju dan terus berkembang. Variabel penyebab risiko tersebut terdiri atas variabel risiko dari
internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Dalam menanganinya, manajemen risiko berfokus
pada pengidentifikasian pengukuran risiko yang sekiranya akan dihadapi perusahaan dan langkah
bagaimana yang sepatutnya diambil untuk mengatasi risiko ini. Manajemen risiko termasuk dari
elemen fundamental pendukung pada kelancaran operasional bisnis perseroan. PT Garuda
Indoneaia Tbk ialah salah satu perusahaan terkemuka yang beroperasi dalam industri penerbangan.
Dalam pangsanya, industri penerbangan memiliki tingkat persaingan yang ketat sehigga secara
structural, industri penerbangan dapat dikatakan memiliki biaya overhead dan modal yang tinggi.
PT Garuda Indonesia Tbk selaku satu dari perusahaan industri penerbangan tentunya sudah
menyadari besarnya risiko bisnisnya, khususnya dalam hal risiko inefesiensi operasionalnya, yang
juga membuat maskapai lain memberhentikan kegiatan bisnis perusahaannya. Maka dari itu, PT
Garuda Indonesia Tbk menekankan pada keurgensian dan kepentingan pengimplementasian tata
Kelola perusahaan melalui strategi manajemen risiko yang efektif serta efisien sehikngga dapat
bermanfaat untu membantu perusahaan dalam menghindari dan meminimalisir potensi risiko yang
harus dan berkemungkinan untuk dihadapi serta meningkatkan kesadaran pegawainya dalam risiko
bisnis kegiatan analisis perusahaannya. Dalam upaya wujud nyata pengimplementasiannya, PT
Garuda Indonesia Tbk pun sudah menetapkan serta melegalisasikan pedoman regulasi tata
kepengurusan perusahaan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk memiliki kemampuan kompetitif yang solid baik di dalam negeri ataupun rancah
internasional, untuk menegakkan eksistensinya, tumbuh dan berkembang, dengan maksud meraih
implikasi dan target perusahaan, serta untuk memberikan tata kelola perusahaan yang ahli, praktis
dan ampuh meningkatkan fungsi dan indenpendensi badan hukum. Sejalan dengan
pengimplementasian prinsip kebijakan manajemen pengelolaan perusahaan yang bermanfaat
menjadi upaya manajemen risiko dari internal perusahaan kepada hubungan kerja eksternalnya,
PT Garuda Indonesia pada dasarnya telah menerapkan metode standar manajemen risiko COSO
ERM sebagai fondasi pemberlakuan kebijakan pengendalian internalnya, yang dimana dilakukan
sebagai suatu rancangan proses dalam pemberian jaminan yang layak bagi perusahaan untuk
mencapai tujuannya yang juga melibatkan seluruh anggota organisasinya. Metode COSO ERM ini
dirancang agar dapat memadai keyakinan dan kelayakan dalam mencapai keefektivitasan serta
keefisiensian operasionalnya, pelaporan keuangan yang cakap dan sesuai, beserta ketaatan
perusahaan dengan asas peraturan dan perundangan yang valid dan diterapkan. Atas minimnya
analisis lebih lanjut tentang perolehan data informasi manajemen risiko PT. Garuda Indonesia Tbk
yang memang menerapkan metode COSO ERM dalam operasional manajemen risikonya,
penulisan artikel ini berlandaskan tujuan untuk melaksanakan penelitian lebih jauh dan terperinci
tentang “Analisis Manajemen Risiko PT. Garuda Indonesia Tbk Dengan Pendekatan Metode
COSO ERM”.
KAJIAN LITERATUR
Definisi Risiko
Risiko memiliki hubungan keterkaitan yang erat dengan hal yang cenderung merugikan,
sehingga perlu diperhatikan untuk terus berhati-hati pada perhitungan keputusan atas adanya
potensial risiko yang diterima. Risiko dalam definisinya secara umum merujuk pada
ketidakpastian yang diterima dalam pengambilan suatu keputusan. Vaughan (1978) menjelaskan
bahwa terdapat beberapa definisi risiko yang terdiri atas :
1. Risiko adalah Kans Kerugian (Risk is The Chance of Loss)
Dalam hal ini, maksud dari change of loss adalah untuk menunjukkan suatu situasi saat
didapatnya suatu toleransi kehilangan atau kerugian dari kemunduran tersebut.
2. Risiko adalah Kemungkinan Kerugian (Risk is The Possibility of Loss)
Risiko sebagai peluang suatu kejadia yang terkisarkan pada perkiraan kurun nol dan satu
yang dimana definisi ini mendekati definisi risiko secara umumnya.
3. Risiko adalah Ketidakpastian (Risk is Uncertainty)
Risiko ini berurusan langsung dengan ketidakjelasan serta ketidakpastian yang dimana
risiko sendiri dihasilkan oleh ketidakpastian suatu hal.
4. Risiko Merupakan Penyebaran Hasil Aktual dari Hasil yang Diharapkan (Risk is The
Dispersion of Actual from Expected Results)
Risiko telah lama didefinisikan oleh ahli statistik sebagai tingkat penyimpangan nilai
sehubungan dengan lokasi pusat atau titik tingkat umumnya.
5. Risiko adalah Probabilitas Suatu Hasil Berbeda dari yang Diharapkan (Risk is The
Probability of Any Outcome Different from The One Expected)
Risiko yang merupakan suatu probabilitas objektif ialah suatu hasil sebenarnya dari suatu
peristiwa yang divergen dari hasil yang diharapkan. Prospek objektif ini ditujukkan
sebagai frekuensi relatif berdasarkan perumusan ilmiah. Nilai inti dari pengertian ini
adalah bahwa risiko bukanlah kemungkinan potensi dari suatu peristiwa tunggal, namun
besar kemungkinan dari sejumlah besar kejadian yang tidak sama dari yang dinantikan.
Risiko, di bawah berbagai definisi, dapat merujuk pada kemungkinan efek yang
merugikan, seperti terjadinya hambatan tantangan yang tidak diharapkan atau tsecara tiba tiba.
Kemungkinan ketidakpastian adalah konsep dasar risiko, dan ketidakpastian adalah kondisi yang
memungkinkan risiko ada.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko ialah upaya untuk mengidentifikasi, meneliti, dan mengarahkan risiko
di seluruh aktivitas perusahaan dengan maksud untuk mencapai kepraktisan dan daya guna yang
maksimal. Dalam suatu individu, organisasi, perusahaan, maupun lembaga-lembaga lainnya wajib
siap dalam menghadapi potensi hasil risiko seperti kerugian ataupun dampak lainnya yang akan
membawa pengaruhnya tersindiri. Dalam menghadapi hal ini, diperlukan manajemen risiko untuk
akan dihadapkan pada berbagai situasi yang tidak terduga untuk bertahan dalam menghadapi
risiko.. Dalam operasional suatu perusahaan, manajemen risiko ialah satu dari elemen fundamental
pada pengoperasionalan bisnis perusahaannya, yang dimana atas pesatnya perkembangan dunia
dan peningkatan kompleksitas aktovitas perusahaan, diikuti juga dengan adanya peningkatan
tingkat risiko. Peran manajemen risiko dalam hal ini ialah untuk melindungi perusahaan dari
kemungkinan kerugian. Dalam analisis yang dilakukan sebagai upaya dari manajemen risiko,
Informasi yang diperoleh sangat berguna bagi para pemangku kepentingan perusahaan, seperti
penanam modal, distibutor, kreditor, pemegang andil dan stakeholders lain yang memiliki
keterkaitannya tersendiri.
Peran objektif kontribusi manajemen risiko terhadap pihak yang menerima dampaknya
dapat dilihat melalui manajemen risiko yang memiliki kemungkinan agar perusahaan tidak
bangkrut. Beberapa kerusakan tersebut misalnya rusaknya fasilitas produksi yang dapat berujung
pada penutupan perusahaan. Perusahaan dapat menghindari gangguan dengan menerapkan
manajemen risiko jika sebelumnya tidak mau menghadapinya. Selain itu, profit dapat lebih
dimaksimalisasikan lagi dengan adanya penekanan pengeluaran perusahaan melalui adanya
manajemen risiko yang dapat membantu penunjangan secara langsung untuk peningkatan laba
perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui manajemen risiko yang dpat mengurangi beban
pengeluaran melalui solusi memitigasi dan meminimalisir risiko kerugiannya.
Profil Perusahaan
PT Garuda Indonesia Tbk adalah satu dari penyedia jasa penerbangan yang maju dan diakui
di Indonesia. Kongsi ini pada kisaran tahun 1940 mulai diperkenalkan pada masa kolonial Belanda.
Maskapai pada masa itu diberi nama 'Indonesia Airlines' karena 'Seulawah' (artinya 'Goldberg'),
pesawat pertama pada 26 Januari 1949. Garuda Indonesia pada mulanya ialah output kolaborasi
legislatif Indonesia bersama Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), sebuah maskapai
penerbangan Belanda bertempat sepenuhnya pada tahun 1953 di Indonesia.
Di tahun ini pun, perseroan ini telah mengakuisisi 27 pesawat yang didukung oleh barisan
staf ahlinya. Hingga saat ini, perseroan ini telah menyediakan layanan penerbangan dengan 90
destinasi secara global dan local. Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sebagai
flagship negara, perseoran ni mengaktualisasikannya melalui rancangan akomodasi “Garuda
Indonesia Experience” di semua titik sentuh layanan penerbangan, dan menekankan nuansa
“keramahan” yang dimaan keramahan dan kekayaan menjadi salah satu ciri khas dan keunikan
adat negara kita. Perseroan ini secara total telah mendayagunakan 210 pesawat yang berusia rata-
rata kurang dari 5 tahun. Sementara itu brand andalan perseroan ini sudah mendayagunakan 142
pesawat serta anak perusahaannya yaitu Citilink yang mendayagunakan 68 pesawat.
Perusahaan yang memiliki pusat operasi di Cengkareng, Jakarta, Indonesia ini juga
memiliki cabang kantor prwakilan yang sudah terdistribusi hingga ke seluruh kota ternama di
Indonesia, maupun di negara-negara lain.
Perseroan yang bertempat pusat di Cengkareng ini juga memiliki persebaran kantor cabang
di berbagai kota ternama dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk mendukung kegiatannya, PT.
Garuda Indonesia memiliki 5 subsidiary company yang berfokus pada penghasilan produk/jasa
pendukung operasional perseroan induknya yang terdiri atas, PT Abacus Distribution Systems
Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems
Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Untuk menjalankan kegiatannya, perusahaan mengandalkan
7.861 pegawai, yang terdapat diantaranya 2.010 mahasiswa, yang terbagi antara kantor sentral
dan kantor wilayahnya. Terhitung per 5 Maret 2014, PT. Garuda Indonesia seara legal berasosiasi
bersama koalisi maskapai Sky Team dalam berpatisipasi pada program pengembangan koneksi
internasional. Bergabungnya PT.Garuda Indonesia pada Sky Team sangat memberikan
keuntungan yang signifikan baik bagi perusahaan, maupun bagi para pengguna jasa atau konsumen
dari perseroan ini yang dapat terkoneksi dengan jaringan 1.064 destinasi dari 178 negara yang
diakomodasikan bersama oleh para anggota Sky Team. Di samping itu, para pelanggan atau
konsumen dari PT. Garuda Indonesia juga berkesempatan untuk memiliki akses khusus dalam 564
lounges dari Sky Team yang tersebar secara global. Dalam rangka gabungnya Garuda Indonesia
dengan Sky Team ini mendorong pengenalan Indonesia dalam peta “Air Travel” dunia.
COSO-ERM
COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) pada tahun
2004 mencetuskan Kerangka Kerja Terpadu untuk Manajemen Risiko Perusahaan dengan
menjelaskan komponen, asas dasar, dan pemahaman penting manajemen risiko perseroan bagi
semua pihak yang terlibat. Interpretasi COSO manajemen risiko perusahaan ialah sebagai prosedur
yang diberikan pengaruh signifikan oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan terlibat lainnya
yang diimplementasikan pada definisi strategis dan termasuk perusahaan di dalamnya, yang
disusun agar dapat mengevaluasi kejadian potensial yang sekiranya membawa pengaruh pada
bisnis dan pengelolaan risiko dalam batas-batasnya untuk meyakinkan pencapaian target bisnis.
Untuk keperluan analisis data yang diperoleh melalui identifikasi, penilaian dan respon
serta mengetahui cara penanganan risiko dalam kegiatan usaha PT Garuda Indonesia Tbk
menggunakan metode analisis data COSO ERM terdiri dari 8 komponen pendukung. COSO
menyatakan bahwa manajemen risiko perusahaan terdiri dari enam komponen berikut:
1. Aligning risk appetite and strategy : Manajemen melakukan peninjauan lebih lanjut
terkait risiko entitas pada pengevaluasian metode alternatif dalam penetapan relevansi
target serta pemaksimalisasian mekanisme peinspeksian risiko tersebut.
2. Enchancing risk response decisions : ERM memberdayakan orang agar dapat
megevaluasi dan meninjau pilihan di respons terhadap berbagai risiko – menghindari,
meminimalisir, berbagi, dan menampung risiko.
3. Reducing operational surprises and losses : Keuntungan yang didapat membantu
peningkatan abilitas pengidentifikasian potensi kejadian serta menetapkan respon, dan
mengurangi beban kerugian terkait.
4. Identifiying and managing multiple and cross-enterprise risks : Semua bisnis
menemui beban risiko yang akan membawa pengaruh signifikan pada elemen
komponen organisasi, dan manajemen risiko perusahaan berperan memfasilitasi
respons yang ampuh terhadap pengruh yang saling terkait dan membawa respons
dengan banyak risiko.
5. Seizing opportunities : Melalui peninjauan potensial kejadian, manajemen berperan
secara proaktif mengevaluasi dan menyadari peluag potensinya.
6. Improving deployment of capital : Memiliki data risiko andal dan mendorong
manajemen untuk berperan efektif pada pengevaluasian keperluan kapital yang
menyeluruh serta memaksimalisasikan pemindahan modal.
Berlandaskan keenam komponen yang sudah dijelaskan, terlihat bahwa enterprise risk
management (ERM) menghandle risiko dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi biaya
yang dikemukakan oleh risiko, dan juga melihat potensi terjadinya, peristiwa potensial yang bisa
mengakibatkan kerugian. COSO (2004) menjabarkan bahwa keefektivitasan penerapan ERM
organisasi diperkirakan berdasarkan 4 target ERM berikut:
(1) Strategi, merupakan target level tinggi yang sepaham dan memanggul misi organisasi;
(2) Operasi, yaitu berpengaruh pada pemakaian sumber daya perseroan yang efektif dan
efisien;
(3) Pelaporan, yang berfokus pada keandalan pencatatan keuangan yang memadai
(4) Kepatuhan, terdiri atas kepatuhan perseroan pada hukum dan regulasi kebijakan yang
berlaku.
METODE PENELITIAN
Pendekatan
Penelitian ini dilaksanakan dengan penerapan metode deskriptif kualitatif, yang akan
difokuskan untuk menganalisis secara mendalam hubungan antara metode COSO ERM dalam
strategi manajemen risiko yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. Sumber data dan
informasi yang dimanfaatkan untuk pereferensian penelitian ini ditemukan berdasarkan data yang
diperoleh dari referensi buku, jurnal dan internet dengan informasi terkait. Teknik pengumpulan
data yang diimplementasikan pada penelitian ini didasarkan pada teknik observasional dan
dokumentasi.
Prosedur ERM di Garuda Indonesia terdiri atas pengimplementasian keempat langkah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi segala risiko yang didapati pada Garuda Indonesia;
2. Mengevaluasi dan membuat prioritas risiko material yang dapat membatasi pencapaian
target strategik Garuda Indonesia;
3. Meninjau risiko material secara efektif dan efisien;
4. Pemantauan risiko serta aktivitas manajemen risiko terkait dengan berkesinambungan.
Keempat tahapan prosedur ERM di Garuda Indonesia diilustrasikan sebagai daur berkepanjangan
sebagai berikut:
Gambar 1 (4 Langkah Proses ERM Garuda Indonesia)
Penentuan Tujuan
Penetapan tujuan/objective setting di PT. Garuda Indonesia Tbk merujuk pada 4 (empat) sistem
penentuan tujuan sebagai berikut:
a) Strategic Objective : yaitu dalam upaya PT. Garuda Indonesia Tbk dalam meningkatkan
keefektivitasan pengelolaan perusahaannya dalam meminimalisasikan ancaman dan
memaksimalisasikan tujuan bisnisnya.
b) Operating Objective : yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk yang mengarahkan focus tujuannya
berdasarkan kondisi pasar atas transportasi udara di tahun-tahun yang mendatang dan
kondisi keuangan yang ada melalui mengalihkan fokus utamanya pada beberapa rute
internasional yang memberikan hasil yang positif, pengoptimalisasian armada melalui
penyesuaian atas armada dan rencana armada yang ada, mengubah pembayaran sewa
pesawat dan mesin dari Fixed Monthly Rate menjadi Power by the Hour (PBH) untuk
meminimalkan biaya sewa, sinergi perencanaan penerbangan dengan Citilink, optimalisasi
cargo operation, Optimalisasi struktur organisasi Perseroan untuk menyesuaikan dengan
fokus utama dan rencana optimalisasi dan penerapan hal-hal di atas, dan efisiensi dan atau
optimalisasi terhadap seluruh komponen biaya yang ada.
c) Reporting System : yaitu mendesentralisasikan atau melaporkan semua kegiatan
operasional di tingkat pusat/cabang utama, seperti laporan keuangan, headcount, gaji
karyawan, barang masuk/keluar, total dan laporan Melaporkan semua insiden risiko
operasional yang dihadapi perusahaan.
d) Compliance Objective : yaitu perusahaan menaati kebijakan dan regulasi pemerintah
serta seluruh sistem operasi perusahaan induk (pusat).
Dalam pengamatan identifikasi risiko pada PT Garuda Indonesia Tbk terdapat pengidentifikasian
risiko yang berdasarkan jenis risiko, penjabarannya, dan keterkaitannya antara risiko lainnya
seperti yang dijabarkan pada Tabel 1 dibawah ini.
Penilaian Risiko
Setelah proses pengumpulan informasi dan data dalam pengidentifikasian risiko pada perusahaan
PT. Garuda Indonesia Tbk, langkah selanjutnya adalah untuk melakukan penilaian risiko yang
dilaksanakan berdasarkan probablitas dan pengaruh yang dihasilkan. Selama penilaian risiko ini
dilakukan penilaian terhadap risiko-risiko yang ada dalam bisnis yang juga meliputi penilaian pada
kemungkinan kejadiaannya (likelihood) dari suatu risiko yang dihadapi perusahaan. Bersama itu
juga dilangsungkan analisa deskirptif (frekuensi) untuk menilai risiko, baik dampak maupun
kemungkinan nilai yang akan diperoleh dari dampak dan probabilitas risiko. Pertimbangan yang
digunakan berasal dari distribusi frekuensi atau klasifikasi penilaian dampak.
5 B1,E1,A2
4 C1 A1,D1
LIKELIHOOD
3 A3,F1 E3
2 E2
1
1 2 3 4 5
IMPACT
Berdasarkan Tabel 2 likelihood-impact matrix dan Tabel 3 Penilaian Risiko yang sudah
dijelaskan, terdapat analisis lebih lanjut yang berdasarkan indikator warna yang sebagai berikut:.
• Low Risk (Hijau) : Dalam pemetaan risiko PT. Garuda Indonesia Tbk tidak terdapat risiko
dengan indicator low risk. Pendekatan pengelolaan risiko terhadap kelompok ini pada
manajemen risiko adalah penerimaan risiko atas dampak pada hasil yang sangat rendah.
• Medium Risk (Kuning) : Dalam pemetaan risiko PT. Garuda Indonesia Tbk tidak terdapat
risiko dengan indicator medium risk.
• High Risk (Jingga) : Risiko kelompok ini terdiri atas wabah COVID-19 yang
mempengaruhi kinerja Perseroan akibat ketidakpastian Ekonomi Indonesia atas resesi
ekonomi tahun 2020 (C1), perubahan stabilitas politik dan gejolakan sosial untuk masalah
tertentu yang dapat berdampak pada bisnis (A3), dan keperluan Perseroan untuk
mendorong investor dalam berinvestasi di masa pandemi ini (F1).
• Extreme High Risk (Merah) : Risiko kelompok ini terdiri atas ancaman penyebaran
COVID-19 di dunia penerbangan yang berpengaruh negatif pada bisnis, operasional, dan
kondisi keuangan perseroan (B1), peningkatan Kasus Corona Serta Masuknya Varian
Delta dan Omicron Yang Mempengaruhi Turunnya Mobilitas Pengguna Transportasi
Udara Domestik Maupun Internasional (E1), pandemi COVID-19 secara langsung
berkontribusi pada terhentinya pergerakan populasi global dengan menutup perbatasan
antar negara (A2), penutupan rute penerbangan ke Arab Saudi berakibatkan penundaan
berangkat jamaah haji dan umroh di Indonesia (A1), fluktuasi harga minyak yang
mempengaruhi beban keuangan perseroan (D1), dan Indonesia negara dengan potensi
bencana alam yang berpengaruh pada bisnis dan hasil usaha Perseroan (E3).
Merespon Risiko
Merespon risiko dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap data informasi yang sudah
dikumpulkan sehingga bisa diambil tindakan lebih lanjut bagi perusahaan dalam menyikapi dan
merespon risiko yang sudah teridentifikasi dan sudah dikelompokkan.
Tabel 4 (Respon Risiko yang perlu dilakukan PT. Garuda Indonesia Tbk)
Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian risiko penting dilakukan setelah merespon risiko untuk menjaga
pengimplementasian penanganan risiko perusahaan dan menganalisis bagaimana pengaruh
penanganan risiko dan apakah cara penangan yang digunakan sudah efektif untuk mengurangi
tingkat risiko yang ada atau belum sehingga perlu ditinjau lebih lanjut kembali.
Monitoring/Pengawasan
Dalam kegiatan pengawasan dan monitoring terhadap risiko operasional bisnis perusahaan, PT.
Garuda Indonesia Tbk membentuk Komite Pengembangan Bisnis dan Pemantau Risiko yang
memiliki fungsi utama dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Anggota atas kinerja pengembangan bisnis dan fungsi pemantauan risiko risiko yang
diperlukan untuk menjalankan fungsi Direksi sehubungan dengan pengelolaan Perusahaan dan
penerapan GCG. Beberapa fokus tanggung jawab dalam pengawasan dan pemantauan risiko terdiri
dari :
1. Mendapatkan pemahaman tentang manajemen risiko perusahaan termasuk berbagai risiko
yang dihadapi bisnis, strategi manajemen risiko, sistem dan kebijakan, dan pengendalian
internal termasuk buku kebijakan, metodologi dan infrastruktur;
2. Mengevaluasi model pengukuran risiko yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan dan
membuat rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut;
3. Memantau kecukupan berbagai kebijakan dan praktik manajemen risiko Perusahaan serta
memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi Perusahaan;
4. Evaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko Perusahaan;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pemantauan keberadaan dan efektivitas masing-
masing departemen dan Enterprise Risk Management (ERM) di perusahaan;
6. Dilakukan pengukuran efektivitas masing-masing komponen ERM;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Anggota berdasarkan ketentuan
undang-undang.
PENUTUP