Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/369173382

Analisis Manajemen Risiko PT. Garuda Indonesia Tbk dengan Pendekatan


Metode COSO ERM

Article · December 2022

CITATIONS READS

0 3,263

1 author:

Mercy Ivy Gabriella


Universitas Pembanguan Nasional "Veteran" Jakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mercy Ivy Gabriella on 12 March 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
PT GARUDA INDONESIA TBK
DENGAN PENDEKATAN METODE
COSO ERM

Mercy Ivy Gabriella


2110111263
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

ABSTRAK
Variabel penyebab risiko tersebut terdiri atas variabel risiko dari internal perusahaan dan eksternal
perusahaan. Dalam menanganinya, manajemen risiko berfokus pada pengidentifikasian
pengukuran risiko yang sekiranya akan dihadapi perusahaan dan langkah bagaimana yang
sepatutnya diambil untuk mengatasi risiko ini. Manajemen risiko termasuk dari elemen
fundamental pendukung pada kelancaran operasional bisnis perseroan. PT Garuda Indonesia Tbk
sendiri memiliki sistem pengendalian internalnya yang dianggap sebagai komponen penting dalam
mendukung pengendalian manajemen risikonya. Dalam upaya menganalisis data yang diperoleh
melalui identifikasi, penilaian, dan merespon serta menemukan cara pengenadilan risiko dalam
kegiatan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan metode analisis data COSO ERM yang
terdiri atas 8 komponen pendukungnya. Metode COSO ERM ini dirancang untuk memadai
keyakinan dalam mencapai keefektivitasan serta keefisiensian operasionalnya, pelaporan
keuangan yang cakap dan sesuai, beserta ketaatan perusahaan dengan asas peraturan dan
perundangan yang valid dan diterapkan. Pada kegiatan pengendalian internal perusahaan,
pengimplementasian proses ERM wajib berfungsi untuk mengasistensikan PT. Garuda Indonesia
Tbk dalam mengelola ketidakpastian, dengan meminimalisirkan ancaman dan
memaksimalisasikan niat bisnis PT. Garuda Indonesia Tbk.
Kata Kunci : Risiko, Manajemen Risiko, COSO ERM, PT. Garuda Indonesia Tbk

ABSTRACT
The variables causing the risk consist of risk variables from the company's internal and external
companies. In dealing with it, risk management focuses on identifying the risk measurements that
the company will face and what steps should be taken to overcome this risk. Risk management
includes the fundamental elements that support the smooth operation of the company's business.
PT Garuda Indonesia Tbk itself has its own internal control system which is considered an
important component in supporting its risk management control. In an effort to analyze the data
obtained through identification, assessment, and response as well as finding ways of risk justice
in the business activities of PT Garuda Indonesia Tbk using the COSO ERM data analysis method
which consists of 8 supporting components. The COSO ERM method is designed to provide
sufficient confidence in achieving operational effectiveness and efficiency, competent and
appropriate financial reporting, as well as the company's compliance with the principles of valid
and applied laws and regulations. In the company's internal control activities, the implementation
of the ERM process must function to assist PT. Garuda Indonesia Tbk in managing uncertainty,
by minimizing threats and maximizing the business intentions of PT. Garuda Indonesia Tbk.
Keywords : Risk, Risk Management, COSO ERM, PT. Garuda Indonesia Tbk

PENDAHULUAN
Berjalannya suatu kegiatan bisnis perusahaan dapat dipastikan juga eksistensi risiko yang
akan diperoleh karena melalui pengambilan risiko dan melalui penerapan manajemen risko yang
baik dapat menjadi batu loncatan perusahaan dalam memaksimalisasikan potensi bisnisnya agar
lebih maju dan terus berkembang. Variabel penyebab risiko tersebut terdiri atas variabel risiko dari
internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Dalam menanganinya, manajemen risiko berfokus
pada pengidentifikasian pengukuran risiko yang sekiranya akan dihadapi perusahaan dan langkah
bagaimana yang sepatutnya diambil untuk mengatasi risiko ini. Manajemen risiko termasuk dari
elemen fundamental pendukung pada kelancaran operasional bisnis perseroan. PT Garuda
Indoneaia Tbk ialah salah satu perusahaan terkemuka yang beroperasi dalam industri penerbangan.
Dalam pangsanya, industri penerbangan memiliki tingkat persaingan yang ketat sehigga secara
structural, industri penerbangan dapat dikatakan memiliki biaya overhead dan modal yang tinggi.
PT Garuda Indonesia Tbk selaku satu dari perusahaan industri penerbangan tentunya sudah
menyadari besarnya risiko bisnisnya, khususnya dalam hal risiko inefesiensi operasionalnya, yang
juga membuat maskapai lain memberhentikan kegiatan bisnis perusahaannya. Maka dari itu, PT
Garuda Indonesia Tbk menekankan pada keurgensian dan kepentingan pengimplementasian tata
Kelola perusahaan melalui strategi manajemen risiko yang efektif serta efisien sehikngga dapat
bermanfaat untu membantu perusahaan dalam menghindari dan meminimalisir potensi risiko yang
harus dan berkemungkinan untuk dihadapi serta meningkatkan kesadaran pegawainya dalam risiko
bisnis kegiatan analisis perusahaannya. Dalam upaya wujud nyata pengimplementasiannya, PT
Garuda Indonesia Tbk pun sudah menetapkan serta melegalisasikan pedoman regulasi tata
kepengurusan perusahaan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk memiliki kemampuan kompetitif yang solid baik di dalam negeri ataupun rancah
internasional, untuk menegakkan eksistensinya, tumbuh dan berkembang, dengan maksud meraih
implikasi dan target perusahaan, serta untuk memberikan tata kelola perusahaan yang ahli, praktis
dan ampuh meningkatkan fungsi dan indenpendensi badan hukum. Sejalan dengan
pengimplementasian prinsip kebijakan manajemen pengelolaan perusahaan yang bermanfaat
menjadi upaya manajemen risiko dari internal perusahaan kepada hubungan kerja eksternalnya,
PT Garuda Indonesia pada dasarnya telah menerapkan metode standar manajemen risiko COSO
ERM sebagai fondasi pemberlakuan kebijakan pengendalian internalnya, yang dimana dilakukan
sebagai suatu rancangan proses dalam pemberian jaminan yang layak bagi perusahaan untuk
mencapai tujuannya yang juga melibatkan seluruh anggota organisasinya. Metode COSO ERM ini
dirancang agar dapat memadai keyakinan dan kelayakan dalam mencapai keefektivitasan serta
keefisiensian operasionalnya, pelaporan keuangan yang cakap dan sesuai, beserta ketaatan
perusahaan dengan asas peraturan dan perundangan yang valid dan diterapkan. Atas minimnya
analisis lebih lanjut tentang perolehan data informasi manajemen risiko PT. Garuda Indonesia Tbk
yang memang menerapkan metode COSO ERM dalam operasional manajemen risikonya,
penulisan artikel ini berlandaskan tujuan untuk melaksanakan penelitian lebih jauh dan terperinci
tentang “Analisis Manajemen Risiko PT. Garuda Indonesia Tbk Dengan Pendekatan Metode
COSO ERM”.
KAJIAN LITERATUR

Definisi Risiko
Risiko memiliki hubungan keterkaitan yang erat dengan hal yang cenderung merugikan,
sehingga perlu diperhatikan untuk terus berhati-hati pada perhitungan keputusan atas adanya
potensial risiko yang diterima. Risiko dalam definisinya secara umum merujuk pada
ketidakpastian yang diterima dalam pengambilan suatu keputusan. Vaughan (1978) menjelaskan
bahwa terdapat beberapa definisi risiko yang terdiri atas :
1. Risiko adalah Kans Kerugian (Risk is The Chance of Loss)
Dalam hal ini, maksud dari change of loss adalah untuk menunjukkan suatu situasi saat
didapatnya suatu toleransi kehilangan atau kerugian dari kemunduran tersebut.
2. Risiko adalah Kemungkinan Kerugian (Risk is The Possibility of Loss)
Risiko sebagai peluang suatu kejadia yang terkisarkan pada perkiraan kurun nol dan satu
yang dimana definisi ini mendekati definisi risiko secara umumnya.
3. Risiko adalah Ketidakpastian (Risk is Uncertainty)
Risiko ini berurusan langsung dengan ketidakjelasan serta ketidakpastian yang dimana
risiko sendiri dihasilkan oleh ketidakpastian suatu hal.
4. Risiko Merupakan Penyebaran Hasil Aktual dari Hasil yang Diharapkan (Risk is The
Dispersion of Actual from Expected Results)
Risiko telah lama didefinisikan oleh ahli statistik sebagai tingkat penyimpangan nilai
sehubungan dengan lokasi pusat atau titik tingkat umumnya.
5. Risiko adalah Probabilitas Suatu Hasil Berbeda dari yang Diharapkan (Risk is The
Probability of Any Outcome Different from The One Expected)
Risiko yang merupakan suatu probabilitas objektif ialah suatu hasil sebenarnya dari suatu
peristiwa yang divergen dari hasil yang diharapkan. Prospek objektif ini ditujukkan
sebagai frekuensi relatif berdasarkan perumusan ilmiah. Nilai inti dari pengertian ini
adalah bahwa risiko bukanlah kemungkinan potensi dari suatu peristiwa tunggal, namun
besar kemungkinan dari sejumlah besar kejadian yang tidak sama dari yang dinantikan.

Risiko, di bawah berbagai definisi, dapat merujuk pada kemungkinan efek yang
merugikan, seperti terjadinya hambatan tantangan yang tidak diharapkan atau tsecara tiba tiba.
Kemungkinan ketidakpastian adalah konsep dasar risiko, dan ketidakpastian adalah kondisi yang
memungkinkan risiko ada.

Manajemen Risiko
Manajemen risiko ialah upaya untuk mengidentifikasi, meneliti, dan mengarahkan risiko
di seluruh aktivitas perusahaan dengan maksud untuk mencapai kepraktisan dan daya guna yang
maksimal. Dalam suatu individu, organisasi, perusahaan, maupun lembaga-lembaga lainnya wajib
siap dalam menghadapi potensi hasil risiko seperti kerugian ataupun dampak lainnya yang akan
membawa pengaruhnya tersindiri. Dalam menghadapi hal ini, diperlukan manajemen risiko untuk
akan dihadapkan pada berbagai situasi yang tidak terduga untuk bertahan dalam menghadapi
risiko.. Dalam operasional suatu perusahaan, manajemen risiko ialah satu dari elemen fundamental
pada pengoperasionalan bisnis perusahaannya, yang dimana atas pesatnya perkembangan dunia
dan peningkatan kompleksitas aktovitas perusahaan, diikuti juga dengan adanya peningkatan
tingkat risiko. Peran manajemen risiko dalam hal ini ialah untuk melindungi perusahaan dari
kemungkinan kerugian. Dalam analisis yang dilakukan sebagai upaya dari manajemen risiko,
Informasi yang diperoleh sangat berguna bagi para pemangku kepentingan perusahaan, seperti
penanam modal, distibutor, kreditor, pemegang andil dan stakeholders lain yang memiliki
keterkaitannya tersendiri.
Peran objektif kontribusi manajemen risiko terhadap pihak yang menerima dampaknya
dapat dilihat melalui manajemen risiko yang memiliki kemungkinan agar perusahaan tidak
bangkrut. Beberapa kerusakan tersebut misalnya rusaknya fasilitas produksi yang dapat berujung
pada penutupan perusahaan. Perusahaan dapat menghindari gangguan dengan menerapkan
manajemen risiko jika sebelumnya tidak mau menghadapinya. Selain itu, profit dapat lebih
dimaksimalisasikan lagi dengan adanya penekanan pengeluaran perusahaan melalui adanya
manajemen risiko yang dapat membantu penunjangan secara langsung untuk peningkatan laba
perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui manajemen risiko yang dpat mengurangi beban
pengeluaran melalui solusi memitigasi dan meminimalisir risiko kerugiannya.

Profil Perusahaan
PT Garuda Indonesia Tbk adalah satu dari penyedia jasa penerbangan yang maju dan diakui
di Indonesia. Kongsi ini pada kisaran tahun 1940 mulai diperkenalkan pada masa kolonial Belanda.
Maskapai pada masa itu diberi nama 'Indonesia Airlines' karena 'Seulawah' (artinya 'Goldberg'),
pesawat pertama pada 26 Januari 1949. Garuda Indonesia pada mulanya ialah output kolaborasi
legislatif Indonesia bersama Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), sebuah maskapai
penerbangan Belanda bertempat sepenuhnya pada tahun 1953 di Indonesia.
Di tahun ini pun, perseroan ini telah mengakuisisi 27 pesawat yang didukung oleh barisan
staf ahlinya. Hingga saat ini, perseroan ini telah menyediakan layanan penerbangan dengan 90
destinasi secara global dan local. Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik sebagai
flagship negara, perseoran ni mengaktualisasikannya melalui rancangan akomodasi “Garuda
Indonesia Experience” di semua titik sentuh layanan penerbangan, dan menekankan nuansa
“keramahan” yang dimaan keramahan dan kekayaan menjadi salah satu ciri khas dan keunikan
adat negara kita. Perseroan ini secara total telah mendayagunakan 210 pesawat yang berusia rata-
rata kurang dari 5 tahun. Sementara itu brand andalan perseroan ini sudah mendayagunakan 142
pesawat serta anak perusahaannya yaitu Citilink yang mendayagunakan 68 pesawat.
Perusahaan yang memiliki pusat operasi di Cengkareng, Jakarta, Indonesia ini juga
memiliki cabang kantor prwakilan yang sudah terdistribusi hingga ke seluruh kota ternama di
Indonesia, maupun di negara-negara lain.
Perseroan yang bertempat pusat di Cengkareng ini juga memiliki persebaran kantor cabang
di berbagai kota ternama dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk mendukung kegiatannya, PT.
Garuda Indonesia memiliki 5 subsidiary company yang berfokus pada penghasilan produk/jasa
pendukung operasional perseroan induknya yang terdiri atas, PT Abacus Distribution Systems
Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems
Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Untuk menjalankan kegiatannya, perusahaan mengandalkan
7.861 pegawai, yang terdapat diantaranya 2.010 mahasiswa, yang terbagi antara kantor sentral
dan kantor wilayahnya. Terhitung per 5 Maret 2014, PT. Garuda Indonesia seara legal berasosiasi
bersama koalisi maskapai Sky Team dalam berpatisipasi pada program pengembangan koneksi
internasional. Bergabungnya PT.Garuda Indonesia pada Sky Team sangat memberikan
keuntungan yang signifikan baik bagi perusahaan, maupun bagi para pengguna jasa atau konsumen
dari perseroan ini yang dapat terkoneksi dengan jaringan 1.064 destinasi dari 178 negara yang
diakomodasikan bersama oleh para anggota Sky Team. Di samping itu, para pelanggan atau
konsumen dari PT. Garuda Indonesia juga berkesempatan untuk memiliki akses khusus dalam 564
lounges dari Sky Team yang tersebar secara global. Dalam rangka gabungnya Garuda Indonesia
dengan Sky Team ini mendorong pengenalan Indonesia dalam peta “Air Travel” dunia.

Profil Manajemen Risiko Perusahaan


Seturut terus berkembangnya koalisi penerbangan di negara kita, bmemberikan pegaruh
signifikan pada pangsa persaingan bisnis yang terus meningkat. Hal ini,juga tidak terlepas dari
variabel eksternal yang turut mempengaruhi kondisi positif dan negative perusahaan. Variabel
tersebut antara lain situasi ekonomi makro, instabilitas harga BBM, instabilitas mata uang asing,
dan hambatan dependensi infrastruktur. Hal in ikan memberikan risiko yang lebih tinggi sebagai
pengaruh dari ketidakpastian yang ada dimana stigma tersebut mengekspos kenyataan Perusahaan
perlu mengelola risiko secara terstruktur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
mengendalikan risiko. Penerapan manajemen risiko di seluruh komponen bisnis risiko membawa
harapan agar dapat dilakukannya pengelolaan dan pengontrolan secara ampuh dan praktis supaya
tidak menghambat pencapaian hasil dan tujuan operasional serta menjaga kelangsungan usaha.
Peran pengendalian dan tanggung jawab manajemen risiko diberikan kepada Komite
Pemantau Risiko dan Pengembangan Usaha, yang mengemban kewajiban dan tanggung jawabnya
adalah mendukung dan memperkuat Dewan Anggota untuk memastikan sepenuhnya bahwa
Direksi siap untuk menanamkan modalnya dan memajukan bisnis. strategi, tujuan, rencana dan
upaya untuk mencapainya konsisten dengan usaha dan kebijakan investasi dan pengembangan
bisnis dan Direksi yang sudah membimbing pnegimplemntasian manajemen risiko di perseroan
untuk memaksimalisasikan seluruh elemen skema manajemen risiko , regulasi, sistemasi dan
metodologi supaya operasi perusahaan dikembangkan dan dipelihara di bawah kendali pada
tingkat risiko, dan keuntungan yang dapat diterima bagi perusahaan. Tingkat risiko yang diberikan
pada penganalisisan setiap risiko akan dikumpulkan dala peta risiko sebagai upaya proses
pengevaluasian risiko yang menjadi fonasi perseroan dalam mengurutkan prioritas risiko. Respon
terhadap risiko akan dilakukan untuk memastikan pengendalian dan pengelolaan risiko dengan
harapan output yang konsisten pada toleransi dan apetite risiko perseroan. Mekanisme system
pemantauan risiko akan mendukung penyusunan pelaporan risiko terhadap manajemen senior
Komite Pengembangan Bisnis dan Pemantau Risiko, Direksi dan Dewan Anggota agar tidak
terjadinya pengulangan risiko dan insiden yang termasuk pada risiko material dan bisa diselesaikan
dengan tuntas. Berdasarkan hasil penelaahan Direksi, Komite Pengembangan Usaha dan Pemantau
Risiko, Direksi dan Dewan Pengawas menilai bahwa sistem manajemen risiko Perseroan telah
beroperasi penuh, terutama terkait dengan identifikasi risiko. bagi Perusahaan untuk menghadapi
risiko tersebut.
PT Garuda Indonesia Tbk sendiri memiliki sistem pengendalian internal yang dianggap
sebagai faktor penting untuk mendukung pengendalian manajemen risiko. Dalam mewujudkan
konsistensi perseroan pada penerapan system pengendalian internalnya, perseroan berpegang pada
prinsip tata kelola perusahaan yang teratur. Usaha pada pengendalian internal dikhususkan untuk
diterapkan pada elemen-elemen fundamental perseroan. Bersama dengan itu, system ini juga
bertujuan pada meminimalkan potensi risiko komersial dan pelanggaran etika kegiatan bisnis yang
berdampak negatif terhadap operasional Perusahaan. Pada proses realisasinya, bagian
pengendalian internal harus memberikan perhatian khusus pada kepentingan perseroan, pemegang
saham dan pihak terkait dalam kerangka yang telah ditetapkan pada profil visi, misi dan tujuan
yang telah disahkan. Fungsi pemantauan dan pengendalian yang dilakukan mengemban fungsi
umum unit bisnis, yang terdiri atas unit pengendalian internal agregat, unit audit internal, dan unit
manajemen risiko. Pelibatan semua komponen suatu organisasi merupakan pengimplementasian
dari pengendalian internal perseroan. Pengendalian internal ini disistemkan untuk menghadirkan
keyakinan memadai dalam usaha pencapaian target Perusahaan, termasuk:

1) Efisiensi dan efektivitas operasi


2) Keandalan laporan keuangan
3) Mematuhi regulasi, kebijakan yang berlaku

COSO-ERM
COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) pada tahun
2004 mencetuskan Kerangka Kerja Terpadu untuk Manajemen Risiko Perusahaan dengan
menjelaskan komponen, asas dasar, dan pemahaman penting manajemen risiko perseroan bagi
semua pihak yang terlibat. Interpretasi COSO manajemen risiko perusahaan ialah sebagai prosedur
yang diberikan pengaruh signifikan oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan terlibat lainnya
yang diimplementasikan pada definisi strategis dan termasuk perusahaan di dalamnya, yang
disusun agar dapat mengevaluasi kejadian potensial yang sekiranya membawa pengaruh pada
bisnis dan pengelolaan risiko dalam batas-batasnya untuk meyakinkan pencapaian target bisnis.
Untuk keperluan analisis data yang diperoleh melalui identifikasi, penilaian dan respon
serta mengetahui cara penanganan risiko dalam kegiatan usaha PT Garuda Indonesia Tbk
menggunakan metode analisis data COSO ERM terdiri dari 8 komponen pendukung. COSO
menyatakan bahwa manajemen risiko perusahaan terdiri dari enam komponen berikut:

1. Aligning risk appetite and strategy : Manajemen melakukan peninjauan lebih lanjut
terkait risiko entitas pada pengevaluasian metode alternatif dalam penetapan relevansi
target serta pemaksimalisasian mekanisme peinspeksian risiko tersebut.
2. Enchancing risk response decisions : ERM memberdayakan orang agar dapat
megevaluasi dan meninjau pilihan di respons terhadap berbagai risiko – menghindari,
meminimalisir, berbagi, dan menampung risiko.
3. Reducing operational surprises and losses : Keuntungan yang didapat membantu
peningkatan abilitas pengidentifikasian potensi kejadian serta menetapkan respon, dan
mengurangi beban kerugian terkait.
4. Identifiying and managing multiple and cross-enterprise risks : Semua bisnis
menemui beban risiko yang akan membawa pengaruh signifikan pada elemen
komponen organisasi, dan manajemen risiko perusahaan berperan memfasilitasi
respons yang ampuh terhadap pengruh yang saling terkait dan membawa respons
dengan banyak risiko.
5. Seizing opportunities : Melalui peninjauan potensial kejadian, manajemen berperan
secara proaktif mengevaluasi dan menyadari peluag potensinya.
6. Improving deployment of capital : Memiliki data risiko andal dan mendorong
manajemen untuk berperan efektif pada pengevaluasian keperluan kapital yang
menyeluruh serta memaksimalisasikan pemindahan modal.

Berlandaskan keenam komponen yang sudah dijelaskan, terlihat bahwa enterprise risk
management (ERM) menghandle risiko dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi biaya
yang dikemukakan oleh risiko, dan juga melihat potensi terjadinya, peristiwa potensial yang bisa
mengakibatkan kerugian. COSO (2004) menjabarkan bahwa keefektivitasan penerapan ERM
organisasi diperkirakan berdasarkan 4 target ERM berikut:
(1) Strategi, merupakan target level tinggi yang sepaham dan memanggul misi organisasi;
(2) Operasi, yaitu berpengaruh pada pemakaian sumber daya perseroan yang efektif dan
efisien;
(3) Pelaporan, yang berfokus pada keandalan pencatatan keuangan yang memadai
(4) Kepatuhan, terdiri atas kepatuhan perseroan pada hukum dan regulasi kebijakan yang
berlaku.

METODE PENELITIAN

Pendekatan
Penelitian ini dilaksanakan dengan penerapan metode deskriptif kualitatif, yang akan
difokuskan untuk menganalisis secara mendalam hubungan antara metode COSO ERM dalam
strategi manajemen risiko yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. Sumber data dan
informasi yang dimanfaatkan untuk pereferensian penelitian ini ditemukan berdasarkan data yang
diperoleh dari referensi buku, jurnal dan internet dengan informasi terkait. Teknik pengumpulan
data yang diimplementasikan pada penelitian ini didasarkan pada teknik observasional dan
dokumentasi.

Metode Analisis Data


Dalam upaya menganalisis data yang diperoleh melalui identifikasi, penilaian, dan
merespon serta menemukan cara pengenadilan risiko dalam kegiatan bisnis PT Garuda Indonesia
Tbk menggunakan metode analisis data COSO ERM yang terdiri atas 8 komponen pendukungnya
yaitu :

1) Lingkungan internal (internal environment), mendefinisikan budaya kerja


organisasi dan memberikan layanan kepada semua orang dalam perspektif risiko
organisasi.
2) Penentuan tujuan (objectivity setting), manajemen wajib menentukan target
perseroan untuk risikonya yang harus dievaluasi, didekati, dan ditinjau lebih lanjut
3) Identifikasi kejadian (event identification), komponen ini mengevaluasi potensial
peristiwa di lingkungan internal dan eksternal organisasi yang membawa pengaruh
pada strategi pencapaian target perseroan.
4) Penilaian risiko (risk assessment), di mana variabel ini sebesar apa peristiwa dapat
menghambat pencapaian tujuan.
5) Respon resiko (risk respon), suatu perseroan diharuskan untuk mampu mengambil
respons dalam merespon hasil pengevaluasian risiko.
6) Kegiatan pengendalian (control acivities), regulasi dan prosedur dilegalkan dan
diterapkan agar dapat mendukung pemastian respons risiko yang efektif
7) Informasi dan komunikasi (information and communication), Relevansi data dan
informasi dikumpulkan dan didiskusikan, serta dikemas untuk jangkauan waktu yang
mendukung pemikulan tanggung jawab setiap pegawai
8) Pengawasan (monitoring), Seluruh proses ERM dipantau dan perubahan
direalisasikan jika diperlukan.
PEMBAHASAN

Lingkungan Pengendalian internal


Direksi bertanggung jawab untuk menjalankan fungsional pengawasan terhadap
pendayagunaan strategi dan pentatanan Perusahaan yang dilakukan Direksi dan juga memberikan
rekomendasi pada Direksi untuk menjamin kelangsungan kegiatan usaha. Selain itu, Direksi juga
harus dapat mengontrol pendayagunaan dan efektivitas realisasi GCG dalam pemberian saran-
saran yang membangun pemaksimalisasian realisasi GCG Perusahaan. Perusahaan mempunyai
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (KTKP) yang pada umumnya berisi system regulasi yang
paling penting dan utama yang diwajibkan di dalam perusahaan dan merupakan dokumen regulasi
perseroan yang ditinjau berkala untuk menyesuaikan dengan mendorong peningkatan perseroan
dalam solusi urusan keadaan internal dan eksternal perusahaan.
Dalam pengendalian internal perusahaan, penerapan proses ERM sudah seharusnya
membantu Garuda Indonesia menghadapi ketidakpastian. Maka dari itu, Garuda Indonesia lebih
ampuh dalam menurunkan eksistensi ancaman dan memaksimalisasikan target bisnis Garuda
Indonesia. Sebelum merealisasikan prosedur ERM, komponen ERM Garuda Indonesia bersama
komponen lainnya harus merancang Risk Evaluation Criteria Matrix (RACM) yang akan
didayagunakan dalam prosedur pengevaluasian risiko. Prosedur pengembangan RACM harus
terpisah dari prosedur ERM karena prosedur ERM harus dilakukan setiap tahun sedangkan RACM
diperbarui hanya jika dianggap perlu.

Prosedur ERM di Garuda Indonesia terdiri atas pengimplementasian keempat langkah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi segala risiko yang didapati pada Garuda Indonesia;
2. Mengevaluasi dan membuat prioritas risiko material yang dapat membatasi pencapaian
target strategik Garuda Indonesia;
3. Meninjau risiko material secara efektif dan efisien;
4. Pemantauan risiko serta aktivitas manajemen risiko terkait dengan berkesinambungan.

Keempat tahapan prosedur ERM di Garuda Indonesia diilustrasikan sebagai daur berkepanjangan
sebagai berikut:
Gambar 1 (4 Langkah Proses ERM Garuda Indonesia)

Penentuan Tujuan
Penetapan tujuan/objective setting di PT. Garuda Indonesia Tbk merujuk pada 4 (empat) sistem
penentuan tujuan sebagai berikut:

a) Strategic Objective : yaitu dalam upaya PT. Garuda Indonesia Tbk dalam meningkatkan
keefektivitasan pengelolaan perusahaannya dalam meminimalisasikan ancaman dan
memaksimalisasikan tujuan bisnisnya.
b) Operating Objective : yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk yang mengarahkan focus tujuannya
berdasarkan kondisi pasar atas transportasi udara di tahun-tahun yang mendatang dan
kondisi keuangan yang ada melalui mengalihkan fokus utamanya pada beberapa rute
internasional yang memberikan hasil yang positif, pengoptimalisasian armada melalui
penyesuaian atas armada dan rencana armada yang ada, mengubah pembayaran sewa
pesawat dan mesin dari Fixed Monthly Rate menjadi Power by the Hour (PBH) untuk
meminimalkan biaya sewa, sinergi perencanaan penerbangan dengan Citilink, optimalisasi
cargo operation, Optimalisasi struktur organisasi Perseroan untuk menyesuaikan dengan
fokus utama dan rencana optimalisasi dan penerapan hal-hal di atas, dan efisiensi dan atau
optimalisasi terhadap seluruh komponen biaya yang ada.
c) Reporting System : yaitu mendesentralisasikan atau melaporkan semua kegiatan
operasional di tingkat pusat/cabang utama, seperti laporan keuangan, headcount, gaji
karyawan, barang masuk/keluar, total dan laporan Melaporkan semua insiden risiko
operasional yang dihadapi perusahaan.
d) Compliance Objective : yaitu perusahaan menaati kebijakan dan regulasi pemerintah
serta seluruh sistem operasi perusahaan induk (pusat).

Identifikasi Kejadian Risiko


Dalam mempersiapkan perencanaan manajemen risiko, langkah utama yang harus
dilakukan adalah mengamati identifikasi risiko dengan mendalami area risiko yang dapat
membantu mengembangkan strategi yang realistis, efektif dan efektif. Identifikasi risiko itu sendiri
merupakan proses mengidentifikasi, mempelajari, mengakui dan mencatat risiko tersebut dalam
daftar risiko.
Gambar 2 (Proses Identifikasi Risiko)
Manfaat dari hal ini adalah untuk mencatat risiko yang ada serta informasi yang diberikan
untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian. Tujuan lain dari identifikasi risiko adalah untuk
mengidentifikasi berbagai kejadian, peristiwa, dan situasi yang dapat terjadi dan yang dapat
berdampak signifikan terhadap pencapaian tujuan organisasi, termasuk sumber identifikasi risiko
dan deskripsi peristiwa untuk mengidentifikasi. Proses identifikasi risiko dimulai dengan
memahami sumber informasi risiko (risk inputs), kemudian menganalisis identifikasi risiko, dan
terakhir menghasilkan daftar hasil risiko (risk outputs).

Identifikasi risiko di PT. Garuda Indonesia Tbk dapat dilakukan melalui:

1. Identifikasi Risiko Strategis Bisnis: Identifikasi risiko diimplementasikan selama


peningkatan program stratgeik dalam pengidentifikasian potensial risiko strategis yang
mungkin ada dan mengekans program strategis Garuda Indonesia. Analisis risiko bisnis
stratejik dalam program stratejik dapat memberikan gambaran risiko untuk mendukung
manajemen perseroan dalam mengizinkas program stratejik.
2. Identifikasi risiko secara berkala: Identifikasi risiko dilakukan selama daur perencanaan 5
tahun dalam rancangan jangka panjang perusahaan (RJPP) dan/atau selama siklus
perencanaan operasional tahunan pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Dalam pengamatan identifikasi risiko pada PT Garuda Indonesia Tbk terdapat pengidentifikasian
risiko yang berdasarkan jenis risiko, penjabarannya, dan keterkaitannya antara risiko lainnya
seperti yang dijabarkan pada Tabel 1 dibawah ini.

Jenis Risiko Kejadian Risiko


Political & Penutupan rute penerbangan ke Arab Saudi berakibatkan
Social Risk penundaan berangkat jamaah haji dan umroh di Indonesia
Pandemi COVID-19 secara langsung berkontribusi pada
terhentinya pergerakan populasi global dengan menutup
perbatasan antar negara.
Perubahan stabilitas politik dan gejolakan sosial untuk
masalah tertentu yang dapat berdampak pada bisnis
Operational / Ancaman penyebaran COVID-19 di dunia penerbangan
Infrastructure yang berpengaruh negatif pada bisnis, operasional, dan
Risk kondisi keuangan Perseroan
Macro Wabah COVID-19 yang mempengaruhi kinerja Perseroan
Economy Risk akibat ketidakpastian Ekonomi Indonesia atas resesi
ekonomi tahun 2020
Finance Risk Fluktuasi harga minyak yang mempengaruhi beban
keuangan perseroan
Hazard Risk Peningkatan Kasus Corona Serta Masuknya Varian Delta
dan Omicron Yang Mempengaruhi Turunnya Mobilitas
Pengguna Transportasi Udara Domestik Maupun
Internasional
Kecelakaan Pesawat Sriwijaya dan Bencana Alam yang
Berdampak terhadap Okupansi Pesawat
Indonesia negara dengan potensi bencana alam yang
berpengaruh pada bisnis dan hasil usaha Perseroan
Strategy and Keperluan Perseroan untuk mendorong investor dalam
Planning Risk berinvestasi di masa pandemi ini

Tabel 1 (Identifikasi Risiko PT. Garuda Indonesia Tbk)

Penilaian Risiko
Setelah proses pengumpulan informasi dan data dalam pengidentifikasian risiko pada perusahaan
PT. Garuda Indonesia Tbk, langkah selanjutnya adalah untuk melakukan penilaian risiko yang
dilaksanakan berdasarkan probablitas dan pengaruh yang dihasilkan. Selama penilaian risiko ini
dilakukan penilaian terhadap risiko-risiko yang ada dalam bisnis yang juga meliputi penilaian pada
kemungkinan kejadiaannya (likelihood) dari suatu risiko yang dihadapi perusahaan. Bersama itu
juga dilangsungkan analisa deskirptif (frekuensi) untuk menilai risiko, baik dampak maupun
kemungkinan nilai yang akan diperoleh dari dampak dan probabilitas risiko. Pertimbangan yang
digunakan berasal dari distribusi frekuensi atau klasifikasi penilaian dampak.

5 B1,E1,A2
4 C1 A1,D1
LIKELIHOOD

3 A3,F1 E3
2 E2
1
1 2 3 4 5

IMPACT

Tabel 2 (Tabel Likelihood-Impact Matrix)

Jenis Risiko No Kejadian Risiko Probabilitas Dampak Nilai Risiko


Political & A1 Penutupan rute penerbangan ke Arab 4 4 HIGH
Social Risk Saudi berakibatkan penundaan
berangkat jamaah haji dan umroh di
Indonesia
A2 Pandemi COVID-19 secara langsung 5 4 EXTREME
berkontribusi pada terhentinya HIGH
pergerakan populasi global dengan
menutup perbatasan antar negara.
A3 Perubahan stabilitas politik dan 3 3 HIGH
gejolakan sosial untuk masalah
tertentu yang dapat berdampak pada
bisnis
Operational / B1 Ancaman penyebaran COVID-19 di 5 4 EXTREME
Infrastructure dunia penerbangan yang berpengaruh HIGH
Risk negatif pada bisnis, operasional, dan
kondisi keuangan Perseroan
Macro C1 Wabah COVID-19 yang 4 3 HIGH
Economy mempengaruhi kinerja Perseroan
Risk akibat ketidakpastian Ekonomi
Indonesia atas resesi ekonomi tahun
2020
Finance Risk D1 Fluktuasi harga minyak yang 4 4 EXTREME
mempengaruhi beban keuangan HIGH
perseroan
Hazard Risk E1 Peningkatan Kasus Corona Serta 5 4 EXTREME
Masuknya Varian Delta dan Omicron HIGH
Yang Mempengaruhi Turunnya
Mobilitas Pengguna Transportasi
Udara Domestik Maupun
Internasional
E2 Kecelakaan Pesawat Sriwijaya dan 2 4 HIGH
Bencana Alam yang Berdampak
terhadap Okupansi Pesawat
E3 Indonesia negara dengan potensi 3 5 EXTREME
bencana alam yang berpengaruh pada HIGH
bisnis dan hasil usaha Perseroan
Strategy and F1 Keperluan Perseroan untuk 3 3 HIGH
Planning mendorong investor dalam
Risk berinvestasi di masa pandemi ini

Tabel 3 (Penilaian Risiko PT. Garuda Indonesia Tbk)

Berdasarkan Tabel 2 likelihood-impact matrix dan Tabel 3 Penilaian Risiko yang sudah
dijelaskan, terdapat analisis lebih lanjut yang berdasarkan indikator warna yang sebagai berikut:.

• Low Risk (Hijau) : Dalam pemetaan risiko PT. Garuda Indonesia Tbk tidak terdapat risiko
dengan indicator low risk. Pendekatan pengelolaan risiko terhadap kelompok ini pada
manajemen risiko adalah penerimaan risiko atas dampak pada hasil yang sangat rendah.
• Medium Risk (Kuning) : Dalam pemetaan risiko PT. Garuda Indonesia Tbk tidak terdapat
risiko dengan indicator medium risk.
• High Risk (Jingga) : Risiko kelompok ini terdiri atas wabah COVID-19 yang
mempengaruhi kinerja Perseroan akibat ketidakpastian Ekonomi Indonesia atas resesi
ekonomi tahun 2020 (C1), perubahan stabilitas politik dan gejolakan sosial untuk masalah
tertentu yang dapat berdampak pada bisnis (A3), dan keperluan Perseroan untuk
mendorong investor dalam berinvestasi di masa pandemi ini (F1).
• Extreme High Risk (Merah) : Risiko kelompok ini terdiri atas ancaman penyebaran
COVID-19 di dunia penerbangan yang berpengaruh negatif pada bisnis, operasional, dan
kondisi keuangan perseroan (B1), peningkatan Kasus Corona Serta Masuknya Varian
Delta dan Omicron Yang Mempengaruhi Turunnya Mobilitas Pengguna Transportasi
Udara Domestik Maupun Internasional (E1), pandemi COVID-19 secara langsung
berkontribusi pada terhentinya pergerakan populasi global dengan menutup perbatasan
antar negara (A2), penutupan rute penerbangan ke Arab Saudi berakibatkan penundaan
berangkat jamaah haji dan umroh di Indonesia (A1), fluktuasi harga minyak yang
mempengaruhi beban keuangan perseroan (D1), dan Indonesia negara dengan potensi
bencana alam yang berpengaruh pada bisnis dan hasil usaha Perseroan (E3).

Merespon Risiko
Merespon risiko dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap data informasi yang sudah
dikumpulkan sehingga bisa diambil tindakan lebih lanjut bagi perusahaan dalam menyikapi dan
merespon risiko yang sudah teridentifikasi dan sudah dikelompokkan.

No Strategi Respon Risiko


A1 Mitigate - Pemberlakuan kebijakan reschedule terhadap penerbangan
yang sudah dipesan dengan mengkonsiderasikan keadaan
situasi dan kondisi dalam pandemi ini
- Menjaga layanan pelanggan yang baik dan
mengkomunikasikan dengan baik menegani
pembatalan/reschedule/kebijakan pengembalian uang
terkait penundaan penerbangan ini
A2 Mitigate - Melakukan grounded pesawat wide body
- Penyesuaian jadwal penerbangan pesawat terhadap rute
psawat yang masih dibuka dan memaksimalisasikan
operasional penerbangan dalam rute yang masih dibuka
A3 Mitigate - Melakukan penyesuaian yang terkait dengan kontak kerja
pegawai yang sesuai dengan pemberlakuan kebijakan
dalam undang undang tersebut
- Memantau perkembangan ekonomi dan
memaksimalisasikan keefektivitasan segala sumber daya
perusahaan dalam upayanya untuk menstabilkan kondisi
perusahaan
B1 Mitigate - Memastikan pengimplementasian protokol kesehatan
sebagaimana yang sudah diterapkan dan dianjurkan oleh
pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19
selama aktivitas penerbangan
- Penyesuaian fasilitas tertentu agar mengurangi adanya
kontak langsung antara sesama, baik dengan sesama
penumpang, maupun juga pegawai penerbangan
C1 Mitigate - Penguatan tugas pokok dan fungsi tim manajemen data
dengan peningkatan insentif
- Peningkatan koordinasi dan konsolidasi antar unit kerja
agar dapat memaksimalisasikan segala sumber daya yang
ada yang dapat tetap membantu eksistensi keberlanjutan
operasional perusahaan
D1 Mitigate - Penghematan penggunaan bahan bakar melalui
pengurangan pesawat yang aktif digunakan dalam
operasionalnya
- Memaksimalisasikan kegiatan fuel hedging
E1 Mitigate - Penerapan protokol kesehatan yang didukung dengan tes-
tes kesehatan yang dapat memastikan bahwa penumpang
layak untuk ikut dalam penerbangan
- Mengurangi produk secara signifikan untuk mengurangi
produksi yang menekan biaya operasi dan
memberhentikan operasional sebagian besar armadanya
E2 Mitigate - Menyediakan layanan pelanggan yang dapat membantu
keperluan dan kekhawatiran pelanggan
- Perseroan yang menetapkan Contigency Plan dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan
penerbangan dan bencana alam seperti melakukan
perawatan dan pemeriksaan armada secara berkala
E3 Mitigate - Kesiapan rencana mitigasi perusahaan dengan adanya
contigency plan yang mencakup perencanaan perusahaan
dalam menghadapi bencana alam yang menganggu
operasional penerbangan
- Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pegawai
penerbangan terkait bagaimana cara penanganan
operasional penerbangan yang terganggu bencana alam
F1 Mitigate - Menjaga kualitas layanan dan output perusahaan untuk
menarik perhatian investor agar dapat meningkatkan
tambahan dna operasional perusahaan
- Mengimplementasikan inovasi-inovasi baru yang dapat
memajukan perusahaan agar dapat menyejahterakan para
investor yang telah berinvestasi di perusahaan

Tabel 4 (Respon Risiko yang perlu dilakukan PT. Garuda Indonesia Tbk)

Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian risiko penting dilakukan setelah merespon risiko untuk menjaga
pengimplementasian penanganan risiko perusahaan dan menganalisis bagaimana pengaruh
penanganan risiko dan apakah cara penangan yang digunakan sudah efektif untuk mengurangi
tingkat risiko yang ada atau belum sehingga perlu ditinjau lebih lanjut kembali.

No Probabilitas Dampak Tingkat


Risiko Risiko Risiko
A1 2 3 MEDIUM
A2 2 3 MEDIUM
A3 2 2 MEDIUM
B1 2 3 MEDIUM
C1 3 2 MEDIUM
D1 3 3 HIGH
E1 3 2 MEDIUM
E2 1 2 LOW
E3 3 4 HIGH
F1 2 2 MEDIUM

Tabel 5 (Analisis data keefektivitasan respon risiko melalui pengendalian risiko)

Monitoring/Pengawasan
Dalam kegiatan pengawasan dan monitoring terhadap risiko operasional bisnis perusahaan, PT.
Garuda Indonesia Tbk membentuk Komite Pengembangan Bisnis dan Pemantau Risiko yang
memiliki fungsi utama dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Anggota atas kinerja pengembangan bisnis dan fungsi pemantauan risiko risiko yang
diperlukan untuk menjalankan fungsi Direksi sehubungan dengan pengelolaan Perusahaan dan
penerapan GCG. Beberapa fokus tanggung jawab dalam pengawasan dan pemantauan risiko terdiri
dari :
1. Mendapatkan pemahaman tentang manajemen risiko perusahaan termasuk berbagai risiko
yang dihadapi bisnis, strategi manajemen risiko, sistem dan kebijakan, dan pengendalian
internal termasuk buku kebijakan, metodologi dan infrastruktur;
2. Mengevaluasi model pengukuran risiko yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan dan
membuat rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut;
3. Memantau kecukupan berbagai kebijakan dan praktik manajemen risiko Perusahaan serta
memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi Perusahaan;
4. Evaluasi berbagai kebijakan manajemen risiko Perusahaan;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pemantauan keberadaan dan efektivitas masing-
masing departemen dan Enterprise Risk Management (ERM) di perusahaan;
6. Dilakukan pengukuran efektivitas masing-masing komponen ERM;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Anggota berdasarkan ketentuan
undang-undang.

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran


Bersandarkan pada observasi penelitian yang diamati pada manajemen risiko PT. Garuda
Indonesia Tbk, terdapat 6 jenis risiko, dengan 10 kejadian risiko yang berpotensi untuk dihadapi
oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. Risiko ini mencakup risiko aspek politik dan social, operasional
dan infrasturuktur, makro-ekonomi, keuangan, bencana, dan strategu perencanaan perusahaan.
Dalam tahapan ERM pada COSO, setelah mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan
penilaian risiko yang dimana dilakukannya pemetaan tingkat risiko serta dampak dan
probabilitasnya. Hal ini dapat membantu untuk mengelompokkan dan mengukur tingkat risiko
berdasarkan indicator low risk,medium risk,high risk, serta extreme high risk dari risiko-risikonya
agar dapat menunjukkan bagaimana prioritas dan urgensi penanganan risiko yang ada.
Selanjutnya adalah merespon terhadap risiko yang ada dan menemukan solusi dalam
penanganan risiko perusahaan dengan penjabaran cara dan strategi yang perlu dilakukan
perusahaan. Hal ini lalu diikuti dengan kegiatan pengendalian risiko dan pengawasan atau
monitoring risiko yang dimana kegiatan pengendalian dilakukan dengan mengamati bagaimana
pengaruh penanganan risiko dan apakah cara penangan yang digunakan sudah efektif untuk
mengurangi tingkat risiko yang ada atau belum sehingga perlu ditinjau lebih lanjut kembali.
Pengawasan atau Monitoring dilakukan untuk memantau perkembangan penanganan dan
pengendalian risiko perusahaan yang diimplementasikan secara rutin dan berkala.
Dalam pengimplementasian COSO ERM pada manajemen risiko PT. Garuda Indonesia
Tbk, disarankan untuk terus ditingkatkan dan dimaksimalisasikan mengingat begitu pentingnya
manajemen risiko, khususnya dalam perusahaan industri penerbangan. Selain itu juga perlunya
pengembangan penerapan COSO ERM yang lebih terperinci lagi dalam laporan tahunan
perusahaan agar dapat terlihat transparansi dari proses penanganan risiko perusahaan dalam upaya
pengendalian risiko PT. Garuda Indonesia Tbk.
REFERENSI
ARTA, I. P. S., SATRIAWAN, D. G., BAGIANA, I. K., LOPPIES, Y., SHAVAB, F. A., MALA,
C. M. F., ... & UTAMI, F. (2021). Manajemen Risiko.
Dachi, A. E. (2020). Peranan internal control untuk meningkatkan efektivitas pada siklus
pembelian, siklus pendapatan, siklus penggajian: studi kasus PT. Dwi Angkasa.
Darmawi, H. (2022). Manajemen risiko. Bumi Aksara.
Eka Putri, E. (2013). Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi
Auditor dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk
Management (Dimensi COSO Erm Framework)(Studi Empiris pada Perusahaan
Nonfinancial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2011).
Haryani, D. S., & Risnawati, R. (2018). Analisis Risiko Operasional Berdasarkan Pendekatan
Enterprise Risk Management (Erm) Pada Pt. Swakarya Indah Busana
Tanjungpinang. Jurnal Dimensi, 7(2), 357-367.
Majid, R., Wijayanti, A., & Nugraheni, R. (2021, August). Manajemen Risiko dan Media Exposure
Sebagai Pemoderasi Pengaruh Corporate Social Resposibility Terhadap Nilai Perusahaan
High Profile di Indonesia. In Prosiding BIEMA (Business Management, Economic, and
Accounting National Seminar) (Vol. 2, pp. 614-626).
Mulyawan, S. (2015). Manajemen risiko.
Mungawanah, U. R. (2018). PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi Terdaftar Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)(Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).
Nuran, Q. A. Pengaruh CEO Overconfidence, Real Earning Management (REM), dan Enterprise
Risk Management (ERM) terhadap Pengungkapan CSR, serta Efek Moderasi REM dan
ERM antara CEO Overconfidence dan Pengungkapan CSR(Bachelor's thesis, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis uin jakarta).
Pamungkas, A. (2019). Pengaruh Penerapan Enterprise Risk Management (COSO) Terhadap Nilai
Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Akuntansi, 11(1), 12-21.
Sari, I. O. (2020). Pengungkapan Enterprise Risk Management sebagai Penentu Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Moderasi (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Malang).
Setiany, E. Enterprise Risk Management, Managerial Ownership and Institutional Ownership on
Firm Value.
Sia, V. N. (2019). Penerapan Model COSO Untuk Peningkatan Fungsi Pengendalian Internal:
Studi Pada Agency Administracao De Aeroporto E Navegacao Aerea De Timor-Leste.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga, 29(2), 142-169.
Sianipar, E. (2017). RANCANGAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT TREASURY
MANAGEMENT PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY AEROASIA (Doctoral
dissertation, PPM Manajemen).
Tambunan, D., & Widyastuti, T. (2022). MENILAI KINERJA KEUANGAN MASKAPAI
PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI SAAT PANDEMI COVID-19: STUDI
KASUS. JEMBA: JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI, 1(1).
Wiryono, S. K., & Suharto, S. (2008). Analisis Risiko Operasional Di PT TELKOM Dengan
Pendekatan Metode ERM. Journal of Technology Management, 7(1), 116887.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai