Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM


DAN SUBSTANSI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Sudirman, S.E, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


RAHMATUL ADANIA
JESIKA MARILYN VERONICA NAPITUPULU
THRESIA NAPITUPULU
RENO RIVANDI
FITRIA ARISKA PUTRI

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM DAN
SUBSTANSI”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Pendidikan Bapak Dr. Sudirman, S.E., M.Pd.

Makalah ini telah kami susun dengan adanya bantuan dari beberapa pihak
dan dengan adanya beberapa sumber, sehingga dapat memperlancar
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I………………………………………………………………………………4
PENDAHULUAN……………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….4
1.2 Tujuan……………..…………………………………………………….4
BAB II……………………………………………………………………………..5
PEMBAHASAN………………………………………………………………….5
2.1 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem…………………………………..5
2.2 Substansi Filsafat Pendidikan…………………………………………6
2.3 Contoh Penerapan Filsafat Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan
Nasional………………………………………………………………………….
(tujuh)
BAB III……………………………………………………………………………9
KESIMPULAN…………………………………………………………………..9
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………….10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan berusaha untuk


mengetahui segala sesuatu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang
terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianaalisis atau dikaji.
Ada 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan,
kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan.
Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Setidaknya ada 3 peran utama yang dimiliki yaitu sebagai
pendobrak, pembebas, dan pembimbing (Jan Hendrik rapar dalam Diktat
Filsafat Pendidik). Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-
potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa,
maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
dalam perjalanan hidupnya. Dasar Pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan. Organis, harmonis, dinamis. Guna mencapai
tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat Pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah Pendidikan.

1.2 Tujuan

1. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa pengertian dan


penjelasan tentang substansi filsafat Pendidikan.
2. Agar mahasiswa dapat memahami tentAng hubungan filsafat dan
Pendidikan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tindakan filsafat dalam dunia
Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Sistem filsafat Pendidikan adalah kata sistem berasal dari Bahasa


Yunani yaitu system yang berarti “cara, strategi”. Dalam Bahasa inggris
system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. Sistem juga diartikan
“suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Sedangkan Pendidikan
pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan
disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa
kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mencapai tujuan Pendidikan. Suatu usaha Pendidikan menyangkut 3
unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan
unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai
berikut : proses bendidikan sebagai suatu system.
Masukan usaha Pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri
yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan,
keadaan jasmani). Dalam proses Pendidikan terkait berbagai hal, seperti
pendidik, kurikulum, Gedung sekolah, buku, metode mengajar, dll.
Sedangkan hasil Pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proes
belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses
Pendidikan dapat berupa lulusan dari Lembaga Pendidikan (sekolah)
tertentu. Departemen Pendidikan dan kebudayaan (199) menjelaskan pula
bahwa, “Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai unsur-unsur
tujuan/sasaran Pendidikan, peerta didik, pengelola Pendidikan, struktur/
jenjang.
2.2 SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN

Substansi filsafat Pendidikan adalah pengkajian dan pelaksanaan


bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk membina dan
mengembangkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia agar
hidup berbudi luhur dan berakhlak mulia serta cerdas. Jadi ias
pelaksanaan Pendidikan betul-betul diarahkan dan dikuasai oleh nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945. Menurut Zanti Arbi (1988) filsafat Pendidikan
adalah sebagai berikut :
1) Menginspirasikan
2) Menganalisis
3) Mempreskriptifkan
4) Menginvestigasi
Maksud menginspirasikan adalah memberi inspirasi kepada para
pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam Pendidikan.
Menganalisis, yang dapat diartikan mampu memeriksa secara detail setiap
bagian dari Pendidikan hingga validitas dari pendidilkan itu sendiri dapat
diketahui secara jelas.
Mempreskriptifkan, yatu mengenai upaya memberi pengarahan dan
penjelasan kepada pendidik mengenai Pendidikan secara lebih luas dan
mendalam.
Menginvestigasi, yaitu meneliti dan memeriksa tingkat kebenaran dari
berbagai teori yang ada di dunia Pendidikan.
Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep Pendidikan
secara utuh tidak terjadi tumpeng tindih serta arah yang simpang siur.
Dengan demikian ide-ide yang komplek dijernihkan terlebih dahulu,
tujuan Pendidikan yang jelas, dan alat-alat nya juga dapat ditentukan
dengan tepat.
2.3 CONTOH PENERAPAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1


tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Usaha di sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan
tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah
insyaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana adalah menyusun
sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian dilaksanakan.
Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini
tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan
dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan
proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Dan penerapan
filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan
dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam
penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru
atau pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat
pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode,
tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur
pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau
dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut
untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga
disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan pada aspek
kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Metode pendidikan juga
harus mengandung nilai-nilai instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan
mata pelajaran dan secara fungsional dapat
direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya
terpaku pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak
yang terlibat dalam pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-
benar dimengerti oleh keduanya sehingga dapat menjalankan peranannya
masing-masing dengan baik.

BAB III
KESIMPULAN

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan


dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya
ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi
sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas
warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat.
Ilmu-ilmu Pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik.
Substansi filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu
pengetahuan adalah Sebagian dari fondasi-fondasi Pendidikan yang
berarti bahwa filsafat Pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-
konsep dasar Pendidikan.
Filsafat Pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara
mendalam sampai ke akar-akarnya mengenai Pendidikan. Filsafat
Pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak boleh
bertentngan dengan filsafat.
DAFTAR PUSTAKA

http://hasanxch.blogspot.com/2015/09/hubungan -filsafat-dengan-
filsafat.html
https://www.coursehero.com/file/p1ph8sc1/Substansi-filsafat-
pendidikan-adalah-pengkajian-dan-pelaksanaan-bagaimana-usaha/
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-filsafat-pendidikan/
Hamka,2019. Filsafat Pendidikan. Banjarmasin: Nizamia Learning Center.
Hal. (tujuh enam-tujuh delapan).

Anda mungkin juga menyukai