Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling


penting. Artinya berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat
tergantung pada bagaimana peserta didik mengalami proses belajar. Dalam
pelaksanaannya, proses pembelajaran tidak luput dari permasalahan-permasalahan
yang ditemui ketika melaksanakan proses tersebut. Permasalahan-permasalahan
tersebut ditemui khususnya ketika si pebelajar mengalami kesulitan dalam belajar
(Suma, dkk. 2014).

Masalah belajar adalah semua masalah yang terjadi dalam proses


pembelajaran itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan
yang dinamis, sehingga peserta didik senantiasa diamati perubahannya.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi
berbagai kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya
tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat menemukan solusi
tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.

Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui masalah-masalah yang di


hadapi peserta didik, terutama peserta didik di sekolah menengah yang rentan
dengan masalah belajar. Hal ini bertujuan agar kita memperoleh gambaran
secara rinci mengenai berbagai permasalahan belajar. Adapun beberapa
fenomena yang kami temui selama mengikuti kegiatan PPL yaitu rendahnya
tingkat keaktifan peserta didik . Hal ini dapat menyebabkan kelas pasif sehingga
kurangnya interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan keaktifan peserta didik di
dalam kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.
Selain itu, masih sering terjadi grammatical error pada peserta didik. Terbukti
dari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan peserta didik saat presentasi. Serta
kurangnya variasi kosa kata yang digunakan oleh peserta didik. Kondisi ini dapat
menyebabkan peserta didik kurang percaya diri dan kurang lancar dalam berbahasa
Inggris, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan peserta didik dalam
mata pelajaran Bahasa Inggris. Maka diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan
penguasaan grammar dan vocabulary untuk peserta didik.

B. ANALISIS PERMASALAHAN
Kasus 1 : Rendahnya Tingkat Keaktifan Peserta Didik.
Menurut kelompok kami, rendahnya tingkat keaktifan peserta didik dapat
dianalisis dengan menggunakan teori behavioristik. Pada teori behavioristik, keaktifan
seseorang ditentukan oleh stimulus dan respon yang diterima. Jika stimulus yang
diterima kurang menarik, maka kurang adanya respons yang diberikan oleh peserta
didik . jadi, untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, perlu diberikan stimulus yang
menarik seperti game, media atau aktivitas yang menyenangkan.

Dalam teori sosial kognitif, keaktifan peserta didik ditentukan oleh persepsi,
motivasi dan sikap. Jika peserta didik merasa kurang percaya diri, dan tidak memiliki
motivasi yang cukup untuk belajar, maka tingkat keaktifan di dalam kelas juga rendah.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, guru perlu membangun
motivasi belajar dengan menanamkan afirmasi positif dalam pembelajaran.

Menurut teori konstruktivisme, keaktifan peserta didik ditentukan oleh proses


belajar yang aktif dan mandiri. Jika peserta didik hanya menerima informasi secara
pasif, maka tingkat keaktifan peserta didik akan sangat rendah. Jadi dibutuhkan metode
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Dari ketiga teori tersebut, kami menyimpulkan ada beberapa langkah-langkah


yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat keaktifan peserta didik di dalam
kelas. Yang pertama dengan membuat rencana pembelajaran yang menarik dan
bervariatif, seperti menggunakan games, tanya jawab, atau diskusi kelompok yang
membuat peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Kedua, pastikan peserta didik memahami tujuan pembelajaran dan guru


sebagai fasilitator yang mampu mengaitkan tujuan pembelajaran tersebut dengan
materi di kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini penting agar tujuan pembelajaran
mudah tercapai.

Ketiga, guru sebaiknya membuat interaksi yang positif dengan peserta didik
dan memberikan dukungan untuk mengatasi masalah yang mungkin dihadapi peserta
didik. Sediakan bimbingan dan konseling untuk siswa yang kurang aktif, untuk
mengetahui apa yang menjadi penyebab rendahnya tingkat keaktifan peserta didik.

Selain itu, sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman,
lingkungan yang kondusif, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Hal ini
sangat penting agar peserta didik merasa aman sehingga meningkatkan motivasi dan
rasa percaya diri mereka.

Kasus 2 : Masih banyak terjadi Grammatical error pada siswa


Adanya grammatical error menjadi tanda bahwa penguasaan grammar siswa
belum begitu bagus. Menurut prinsip Teaching at the Right Level (TaRL) rendahnya
tingkat penguasaan grammar dan vocabulary peserta didik dikarenakan kurangnya
kesesuaian antara tingkat pengajaran dan kemampuan mereka. TaRL merupakan
sebuah pendekatan yang dipelopori oleh LSM India Pratham. Pendekatan ini bekerja
dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok berdasarkan kebutuhan
belajar daripada usia atau kelas; mendedikasikan waktu untuk keterampilan dasar
daripada hanya berfokus pada kurikulum; dan secara teratur menilai kinerja siswa,
daripada hanya mengandalkan ujian akhir tahun. Selain itu, TaRL juga mampu
mewujudkan pembelajaran yang berfokus pada siswa, sebagaimana implementasi dari
filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Dalam melaksanakan konsep teaching at the right level (TaRL), pertama guru
perlu lebih dulu melakukan asesmen diagnostik. Asesmen ini berfungsi untuk
mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan siswa. Sehingga guru tahu sampai
mana tahap perkembangan dan capaian belajar siswa.

Kedua, tahap perencanaan. Setelah mengantongi hasil dari asesmen tersebut,


guru kemudian dapat menyusun perencanaan proses pembelajaran yang sesuai.
Seperti perangkat ajar apa yang digunakan, metode, hingga pengelompokan siswa
sesuai tingkat kemampuan.

Ketiga, tahap pembelajaran. Pada tahap pembelajaran, guru juga perlu


melakukan asesmen berkala dalam rangka mengetahui proses perkembangan yang
terjadi pada siswa. Selain itu, evaluasi pembelajaran di akhir juga merupakan hal yang
penting. Hal ini berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan
membantu merancang pembelajaran berikutnya.
Disamping itu, guru juga perlu menguatkan basic grammar siswa, sehingga
ketika siswa sudah benar-benar paham basic grammar maka tidak akan susah bagi
siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran. Katakanlah sebuah teks news item yang
memiliki language features seperti aktive dan passive voice, direct-indirect speech
yang mana membutuhkan pemahaman terkait part of speech terutama subject, verb dan
object. Selain itu peserta didik juga harus benar benar memahami tenses sehingga
mudah dalam memahami perubahan aktif ke passive dan sebaliknya.

Tidak hanya itu, guru juga perlu menerapkan metode pengajaran grammar
yang langsung diterangkan dengan praktek yang bertujuan peserta didik bisa langsung
mengerti untuk menyampaikan suatu maksud. Dan yang paling penting adalah cara
penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga mereka dapat mengerti bagaimana
cara menggunakan materi yang sudah dipelajari dan mempraktekkannya dimana lawan
bicara pun mengerti maksud si pembicara. Mengacu kepada fenomena yang dijumpai
ataupun hasil analisis yang telah dilakukan, penjabaran mengenai hal apa saja atau konten
yang akan dimasukkan ke dalam produk tersebut yaitu penekanan perancangan
pembelajaran dan asesmen yang efektif dengan berbantuan teknologi agar bisa mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

C. RANCANGAN PRODUK

1. Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Prastowo (2014), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah


suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dan mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penyajian LKPD bisa dibantu dengan teknologi yang ada supaya lebih
interaktif. Ada banyak sekali media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
interaktif seperti video, gambar, power point, games, kuis dan lainnya. Media
tersebut dapat dijadikan sebagai alat memicu atau rangsangan agar rasa ingin tahu
siswa keluar. Salah satu media yang akan digunakan untuk merangsang peserta
didik supaya aktif dan interaktif yaitu Live Worksheet. Liveworksheet merupakan
salah satu dari sekian banyak aplikasi berbasis web (tanpa perlu install di laptop, cukup
dengan membuat akun) yang digunakan untuk membuat lembar kerja peserta didik
(LKPD), atau yang kita kenal dalam istilah lain lembar kerja/kegiatan siswa (LKS).
penyajian LKPD dalam Live worksheet bertujuan untuk menciptakan pembelajaran
yang aktif dengan mengajak siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebagai seorang guru, kita dituntut juga untuk mampu menguasai
penggunaan teknologi, hal ini dikarenakan karakteristis siswa saat ini yang lebih
senang berinteraksi menggunakan perangkat teknologi berupa smartphone bahkan
ada juga ditemui ada siswa yang sudah mahir dalam penggunaan perangkat laptop
atau komputer. Berdasarkan fakta inilah, maka seorang guru juga harus mampu
menerapkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran
yang dilaksanakan menjadi lebih interaktif dan lebih menarik minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran.

2. Quiziz
Game Quizizz adalah aplikasi pendidikan berbasis game, yang membawa
aktivitas multi pemian ke ruang kelas dan membuatnya di kelas latihan interaktif dan
menyenangkan (Purba. 2019: 5). Implementasi menggunakan Game Quizizz, peserta
didik dapat melakukan latihan di dalam kelas pada perangkat elektronik mereka.
Tidak seperti aplikasi pendidikan lainnya, Game Quizizz memiliki karakteristik
permainan seperti avatar, tema, meme, dan musik menghibur dalam proses
pembelajaran. Quizizz juga memungkinkan peserta didik untuk saling bersaing dan
memotivasi mereka belajar sehingga hasil belajar bisa meningkat. Peserta didik
mengambil kuis pada saat yang sama di kelas dan melihat peringkat langsung mereka
di papan peringkat. Instruktur atau guru dapat memantau prosesnya dan mengunduh
hasilnya ketika kuis selesai untuk mengevaluasi kinerja siswa.

Quizizz dapat memberikan data dan statistik tentang hasil kinerja peserta
didik secara langsung. Quizizz tidak hanya dapat dikerjakan saat pembelajaran di
kelas saja, tetapi juga dapat dibuat soal untuk pekerjaan rumah (PR), sehingga dapat
dimainkan kapan saja dan dimana saja oleh peserta didik asalkan tidak melebihi batas
waktu yang sudah ditentukan. Sehingga dapat memudahkan guru untuk memberikan
tugas seperti latihan ataupun ulangan kepada peserta didik dengan tetap melakukan
pengawasan secara daring dan menghindari terjadinya didik yang menyontek. Game
Quizizz dapat membantu motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan hasil
belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Dewi, C. K. (2018: 43) yang mengatakan
bahwa pembelajaran berbasis permainan mempunyai potensi yang baik untuk
dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif karena dapat merangsang
komponen visual dan verbal

3. Padlet

Padlet adalah aplikasi web yang digunakan untuk menciptakan dan berbagi
halaman "wall" yang dapat diisi dengan teks, gambar, video, dan file lainnya.
Halaman ini dapat dibagikan dengan orang lain dan dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, seperti pembelajaran daring, kolaborasi proyek, atau hanya sebagai alat untuk
mengumpulkan ide. Aplikasi ini dapat diakses melalui browser web dan tersedia
dalam versi gratis dan berbayar.

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu membangun pengetahuan


melalui interaksi dengan lingkungan dan orang lain. Aplikasi seperti Padlet
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran dan dengan
sesama siswa, sehingga membantu dalam proses konstruksi pengetahuan.

Sedangan menurut teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa individu


belajar melalui interaksi dengan orang lain. Padlet memungkinkan siswa untuk
berkoordinasi dan berinteraksi dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas atau
proyek, sehingga membantu dalam proses pembelajaran sosial.

Teori pembelajaran kolaboratif menyatakan bahwa individu belajar melalui


kerja sama dengan orang lain. Padlet memungkinkan siswa untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas atau proyek, sehingga membantu dalam proses
pembelajaran kolaboratif.

Selain itu, Padlet juga dapat membantu dalam penerapan metode


pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah,
dan pembelajaran inkuiri.

Anda mungkin juga menyukai