Askep GGK 2
Askep GGK 2
”Asuhan keperawatan palliative Ny. T dengan gagal ginjal kronik pada keluarga Tn. S”
Dosen pembimbing :
Erna Irawan.,M.Kep.,M.Kom
Disusun oleh :
Dita Mawaddah
88170005
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN ARS UNIVERSITY
BANDUNG
2020
Asuhan keperawatan palliative Ny. T dengan gagal ginjal kronik pada keluarga Tn. S
Kasus
Ny. T pada keluarga Tn. S menderita gagal ginjal. Ketika dilakukan pengkajian klien
mengeluh nyeri kepala, pandangan kabur, kaki kanan dan kiri bengkak , klien bisa BAB setiap
hari dan sedikit BAK kurang lebih 59ml/24 jam tidak bisa BAK dengan lancar. Perut semakin
membesar . Didapatkan tanda- tanda vital : TD : 160/90 mmHg, N : 52x/menit , S : 36,2°C, RR :
19x/menit.
Ny. T mengatakan tidak mengerti tentang penyakit gag ginjal kronik. Begitupun keluarga Ny.
T tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda gejala dan perawatan yang bisa dilakukan
dirumah untuk merawat Ny. T
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn. S
b. Alamat : Payaman RT 02 RW 10 kec. Serang kab. Magelang
c. Telepon : -
d. Pekerjaan : pegawai swasta
e. Pendidikan : SMA
f. Komposisi : ayah, ibu dan anak
2. Genogram
3. Tipe keluarga : keluarga menetap dalam satu rumah berjumlah 3 orang dengan ayah,
ibu dan anak sedangkan anak yang satu nya sedang bekerja di luar negeri
4. Suku bangsa : Jawa, berasal dari Payaman Magelang. Tidak ada adat istiadat yang
bertentangan dengan makanan. Keluarga Tn. S percaya pada tenaga kesehatan
5. Agama : Islam
6. Status sosial ekonomi : sumber penghasilan di dapatkan dari Tn. S dengan
pendapatan 2.000.000 perbulan sebagai pegawai swasta. Pengeluaran biasanya untuk
kebutuhan sehari-hari seperti : makan, membayar listrik, iuran kebersihan dan iuran
sosial
7. Aktivitas rekreasi : 1 bulan sekali mengunjungi suatu tempat rekreasi. Tempat
terakhir yang dikunjungi keluarga adalah candi Borobudur
8. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan saat ini
Keluarga mulai melepas anak sebagais dewasa. Hal ini di dukung dengan data
anak yang sudah mulai bekerja secara mandiri
b. Tugas perkembangan yang belum
terpenuhi Keluarga belum ada pada fase
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti DM, Hipertensi dll
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan belum ada keluarga yang sakit hingga harus di rawat di
Rumah Sakit
B. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga menempati rumah milik sendiri dengan ukuran 5x12 m , tipe rumah
permanen terdiri dari 2 lantai. Pada lantai 1 terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi sedangkan di lantai 2 terdapat 1
kamar tidur dan 1 kamar mandi. Keadaan rumah bersih dan rapih terdapat cukup
jendela untuk ventilasi , sumur, serta pembuangan tinja yang langsung disalurkan ke
kali Progo.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga sekitar cukup ramah, apabila ada yang terkena musibah warga selalu tolong
menolong. Keluarga sering mengikuti kegiatan di lingkungan seperti perkumpulan
RT, PKK, dan arisan ibu-ibu.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga ny. T penduduk Magelang yang tidak pernah berpindah-pindah
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasa berkumpul bersama pada sore hari dan makan malam serta menonton
tv bersama-sama. Interaksi dengan masyarakat baik.
5. Sistem pendukung keluarga
Sistem komunikasi keluarga adalah sistem komunikasi terbuka, bila ada masalah
dikomunikasikan dengan keluarga secara baik-baik. Pengambilan keputusan biasanya
dengan cara musyawarah.
C. Struktur keluarga
1. Komunikasi keluarga
Menggunakan komunikasi dua arah dimana bila terjadi masalah akan dilakukan
komunikasi antar anggota keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
Untuk masalah kesehatan keluarga biasanya memeriksa anggota keluarganya ke
pelayanan kesehatan
3. Struktur peran
Keluarga mempunyai peran masing-masing seperti Tn. S sebagai kepala keluarga ,
Ny. T sebagai ibu rumah tangga dan kedua anak nya sebagai anak. Adapun peran
keluarga di lingkungan masyarakat adalah sebagai IRT , mahasiswa
4. Norma keluarga
Keluarga selalu membiasakan untuk berbuat baik, sopan pada sesama dan orangtua.
Tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Hubungan antar anggota keluarga baik, mempunyai rasa saling mendukung,
menghargai dan menghormati satu sama lain
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan dengan masyarakat baik, keluarga cukup aktif dalam kegiatan di
masyarakat
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sangat sadar bahwa kesehatan sangat penting dan perlu dijaga. Setiap ada
anggota keluarga yang sakit keluarga akan langsung memeriksakan nya ke dokter/
membeli obat ke apotek. Keluarga selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan
cuci darah rutin. Keluarga saling membantu & merawat anggota keluarga bersama-
sama semampunya.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki Tn. S dan Ny. T adalah 2 orang dengan 1 anak laki-laki
dan 1 anak perempuan. Ny. T masih mengalami haid dan tidak merasakan nyeri
ketika haid.
5. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan selalu berusaha untuk mencukupi kebutuh sehari-hari dan
menyisihkan uangnya untuk dana darurat dan Tn. S dan keluarga yakin bahwa rezeki
sudah ditentukan atau diatur oleh Allah SWT
E. Tugas perawatan keluarga
1. Mengenal masalah keluarga
Keluarga dan klien mengatakan belum mengetahui tentang penyakit gagal ginjal
kronik mengenai pengertian, tanda gejala, penyebab dan cara pengobatan. Keluarga
sering bertanya apakah gagal ginjal bisa di sembuhkan.
2. Mengambil keputusan
Setiap ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke dokter. Keluarga juga rutin
mengantarkan klien cuci darah 2x dalam seminggu serta mengingatkan minum obat
3. Merawat anggota keluarga
Keluarga cemas dengan kondisi Ny. T keluarga juga bingung bagaimana cara
merawat Ny. T dirumah
4. Memodifikasi lingkungan
Klien dan keluarga paham dengan makanan yang harus dihindari pasien dengan gagal
ginjal yaitu makanan yang mengandung protein tinggi seperti kuning telur, tahu,
tempe, susu dan ikan. Intake cairan yang boleh masuk 2 gelas perhari.
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter, keluarga
mempunyai BPJS. Keluarga berharap perawat dapat membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang dihadapi keluarganya.
F. Stress dan koping keluarga
1. Stress jangka pendek & panjang
Stress jangamka pendek yang dihadapi keluarga adalah khawatir ketika salah satu
anggota keluarga yang mengeluh akan kesehatannya. Jangka panjang adalah
bagaimana keluarga memperoleh kesehatan yang maksimal.
2. Kemampuan koping keluarga
Keluarga selalu membawa Ny. T ke dokter dan mengantarkan untuk cuci darah dan
selalu mengingatkan minum obat teratur
3. Strategi koping
Keluarga dapat mengatasi stressor dengan memecahkan masalah dengan cara
bermusyawarah
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kasar atau bersikap
mengancam pada anak dan istrinya dalam menyelesaikan masalah.
G. Pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan Tn. S Ny. T Nn. A
1 Keadaan umum Baik, Baik, Baik, composmentis
composmentis composmentis
2 Tanda-Tanda vital TD : 120/80 TD : 160/90 TD : 130/80
mmHg mmHg N:
N: N: 92x/menit S :
80x/menit S : 52x/menit S : 36,8°C
36°C 36,2°C RR : 19x/menit
RR : 15x/menit RR : 19x/menit
3 BB / TB BB : 65 kg BB : 56 kg BB : 93 kg
TB : 167 cm TB : 155 cm TB : 155 cm
4 Kepala Mesocepal , Mesocepal, rambut Mesocepal, rambut
rambut pendek pendek pendek
bergelombang, bergelombang, bergelombang, kulit
kulit kepala bersih kulit kepala bersih kepala bersih
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisiensi pengetahuan keluarga Tn.S tentang gagal ginjal berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Anxietas keluarga tn. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
3. Resiko komplikasi pada Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
ANALISA DATA
INTERVENSI